You are on page 1of 17

ANALISIS TRANSPORTASI

ANALISA PRASARANA TRANSPORTASI

Kelurahan Matani dua:


Ruang Milik Jalan (m) Garis Sempadan (m)

Diukur
dari AS Jalan
No Fungsi jalan Rumaja rumija ruwasja Pagar Bagunan(dari pagar Diukur
(dari as keteritis) Dari AS
Jalan/m) Jalan

Ruwasja
1. Arteri primer - - -
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
2. Kolektor primer 6m 7m 1 – 3m 6.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
3. Lokal primer 4m 5m 1 – 3m 5.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
Kelurahan Matani 3:

Ruang Milik Jalan (m) Garis Sempadan (m)

Diukur
dari AS Jalan
No Fungsi jalan rumaja rumija ruwasja Pagar Bagunan Diukur
(dari as (dari Dari AS
Jalan/m) pagar Jalan
ke
teritis) Ruwasja
1. Arteri primer 10m 12m 1 – 5m 11m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
2. Kolektor primer 6m 7m 1 – 3m 6.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
3. Lokal primer 4m 5m 1 – 3m 5.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
Kelurahan Talete 1:

Ruang Milik Jalan (m) Garis Sempadan (m)

Diukur
dari AS Jalan
No Fungsi jalan rumaja rumija ruwasja Pagar Bagunan Diukur
(dari as (dari Dari AS
Jalan/m) pagar Jalan
ke
teritis) Ruwasja
1. Arteri primer 10m 12m 1 – 5m 11m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
2. Kolektor primer 6m 7m 1 – 3m 6.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
3. Lokal primer 4m 5m 1 – 3m 5.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
Kelurahan Kamasi:

Ruang Milik Jalan (m) Garis Sempadan (m)

Diukur
dari AS Jalan
No Fungsi jalan rumaja rumija ruwasja Pagar Bagunan Diukur
(dari as (dari Dari AS
Jalan/m) pagar Jalan
ke
teritis) Ruwasja
1. Arteri primer 10m 12m 1 – 5m 11m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
2. Kolektor primer 6m 7m 1 – 3m 6.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
3. Lokal primer 4m 5m 1 – 3m 5.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
Kelurahan Matani 1:

Ruang Milik Jalan (m) Garis Sempadan (m)

Diukur
dari AS Jalan
No Fungsi jalan Rumaja rumija ruwasja Pagar Bagunan Diukur
(dari as (dari Dari AS
Jalan/m) pagar Jalan
ke
teritis) Ruwasja
1. Arteri primer - - -
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
2. Kolektor primer 6m 7m 1 – 3m 6.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
3. Lokal primer 4m 5m 1 – 3m 5.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
Kelurahan Kolongan:

Ruang Milik Jalan (m) Garis Sempadan (m)

Diukur
dari AS Jalan
No Fungsi jalan Rumaja rumija ruwasja Pagar Bagunan Diukur
(dari as (dari Dari AS
Jalan/m) pagar Jalan
ke
teritis) Ruwasja
1. Arteri primer 10m 12m 1 – 5m 11m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
2. Kolektor primer 6m 7m 1 – 3m 6.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
3. Lokal primer 4m 5m 1 – 3m 5.5
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
Kelurahan Kolongan 1:

Ruang Milik Jalan (m) Garis Sempadan (m)

Diukur
dari AS Jalan
No Fungsi jalan Rumaja rumija ruwasja Pagar Bagunan Diukur
(dari as (dari Dari AS
Jalan/m) pagar Jalan
ke
teritis) Ruwasja
1. Arteri primer - - -
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
2. Kolektor primer 6m 7m 1 – 3m 6.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
3. Lokal primer 4m 5m 1 – 3m 5.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
Kelurahan Kamasi 1:

Ruang Milik Jalan (m) Garis Sempadan (m)

Diukur
dari AS Jalan
No Fungsi jalan Rumaja rumija ruwasja Pagar Bagunan Diukur
(dari as (dari Dari AS
Jalan/m) pagar Jalan
ke
teritis) Ruwasja
1. Arteri primer - - -
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
2. Kolektor primer 6m 7m 1 – 3m 6.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
3. Lokal primer 4m 5m 1 – 3m 5.5m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
Kelurahan Talete 2:

Ruang Milik Jalan (m) Garis Sempadan (m)

Diukur
dari AS Jalan
No Fungsi jalan Rumaja rumija ruwasja Pagar Bagunan Diukur
(dari as (dari Dari AS
Jalan/m) pagar Jalan
ke
teritis) Ruwasja
1. Arteri primer 10m 12m 1 – 5m 11m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
2. Kolektor primer 6m 7m 1 – 3m 6.5
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
3. Lokal primer 4m 6m 1 – 3m 6m
Pemukiman
Pendidikan
Perdagangan
Industry
 Pola Jaringan Jalan

Merupakan dasar dalam menganalisa pengembangan jaringan jalan di wilayah perencanaan. Sebelum
menentukan kebutuhan pengembangan jaringan jalan harus ditetapkan pola jaringan jalan apa yang akan
diterapkan di wilayah perencanaan sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang terkait dengan
pengembangan jaringan jalan tersebut, misalnya: jaringan jalan eksisting, kondisi topografi wilayah.

 Analisis Pola Jaringan Jalan eksisting :


Kondisi pada saat ini akan memberikan gambaran, bahwa pola jaringan mempengaruhi
perkembangan kawasan
 Pola jaringan jalan permukiman Kecamatan Tomohon Tengah:
 Pola jaringan jalan perdagangan dan jasa Kecamatan Tomohon Tengah:

ANALISA SARANA TRANSPORTASI

 Penandaan (Signage) Penandaan adalah segala sesuatu yang secara fisik menginformasikan suatu
pesan tertentu kepada masyarakat kota. Secara umum tanda digunakan sebagai alat komunikasi antara
subyek dengan obyek sehingga pengamat (subyek) akan mengenal secara keseluruhan makna dan
informasi dari tanda tersebut. Jenis penandaan pada Kecamatan Tomohon Tengah sudah diterapkan
pada sebagian besar wilayah perencanaan, seperti:
 Reklame Di wilayah Kecamatan Tomohon Tengah daerah yang memiliki nilai jual tinggi
adalah yang berada pada sekitar koridor jalan arteri primer dan pusat kota karena
berfungsi sebagai pusat perdagangan, pendidikan dan perumahan.. Namun pemasangan
reklame antara segmen jalan satu dengan lainnya berbeda, di mana pemasangan
reklame/iklan ini dilakukan dengan memanfaatkan pohon ataupun tiang-tiang
listrik/telepon yang ada di kanan-kiri jalan. Untuk pengembangan ke depan perlu
diarahkan untuk meletakkan reklame terutama reklame spanduk dengan menyediakan
titik khusus (focal point) yang dapat menampung beberapa spanduk sehingga
pemasangan spanduk-spanduk ini tidak semrawut dan mengurangi keindahan kawasan.
Penempatan titik dapat diletakkan di Jalan arteri primer. Adapun arahan penempatan
reklame untuk masa mendatang disesuaikan dengan arahan penataan reklame yaitu:
A. Ditinjau dari segi keindahan kota
1. Pemasangan dan penempatan reklame agar lebih di titik beratkan pada unsur estetika
dibanding unsur komersialnya, dan lebih banyak menggunakan reklame lampu untuk
menghidupkan suasana di malam hari.
2. Pada daerah komersial, papan reklame dan spanduk ditempatkan hanya pada batas
persil masing-masing bangunan. Ukuran reklame perlu dibatasi sedemikian rupa agar
tidak menutupi sebagian besar tampilan bangunan atau mendominasi fasade lingkungan
sekitarnya.
3. Reklame tempel dan reklame dinding agar dipasang pada bidang dinding. Jangan
dipasang menutupi jendela, pintu atau atap bangunan.
4. Penempatan lokasi pada koridor-koridor jalan dirancang agar tidak saling berimpitan
atau saling menutupi satu dengan yang lainnya. Sehingga informasi satu dengan yang lain
bisa terbaca oleh pengamat.
5. Penandaan non-komersial hendaknya dibuat dengan desain untuk lebih informatif dan
menarik.

2. Penunjuk Arah Tanda ini digunakan untuk mengatur pergerakan sirkulasi kendaraan serta
mengarahkan pemakai jalan sehingga kemacetan dan ketidakteraturan di jalan bisa dikurangi. Tanda
penunjuk arah, tanda nama jalan dan sebagainya seharusnya diletakkan di seluruh koridor jalan dan
jumlahnya tersebar merata. Untuk tanda nama jalan, hampir semua jalan mempunyai petunjuk nama
jalan. Untuk arahan pengembangan diperlukan peningkatan pemeliharaan penandaan, terutama tanda
pengatur dan petunjuk sirkulasi. Arahan penempatan pada umumnya terpasang pada lokasi yang strategis
menunjukkan arah tujuan yang dapat ditemukan pada jalan utama di Kecamatan Tomohon Tengah serta
adanya pendisiplinan untuk menerapkan petunjuk arah tersebut.

3. Papan Nama Bangunan Tanda berupa papan nama bangunan digunakan untuk memberikan
identifikasi primer dari fungsi bangunan atau gedung. Kawasan yang banyak menggunakan
identifikasi primer adalah pada arteri primer serta pada pusat perdagangan yang dominasi
bangunannya adalah fasilitas umum, seperti: perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan dan
lainnya. Untuk perencanaan penanda ini ukuran harus diperhatikan dengan baik, ukuran penanda
harus proporsional dengan bangunannya, jangan sampai terlalu besar atau terlalu kecil sehingga
mengurangi estetika bangunan dan fungsi dari penanda tersebut. Luas dari penanda ini tidak
boleh melebihi 20% dari luas muka bangunan. Penerapan papan nama bangunan terdapat pada
beberapa ruas jalan, seperti pada jalan utama kota.

4. Rambu-rambu Jalan Keberadaan rambu-rambu lalu lintas sangat membantu para


pengguna jalan agar tidak tersesat atau melakukan pelanggaran. Jenis penandaan rambu
berupa lampu lalu lintas, rambu dilarang berhenti, dilarang parkir, dilarang berbelok ke kanan
atau ke kiri, dilarang melewati suatu jalan, rambu-rambu yang berisi petunjuk tentang adanya
perempatan atau pertigaan,lampu merah. Penempatan rambu lainnya berupa larangan
parkir, larangan berhenti, larangan melewati jalan tersebut, larangan berbelok atau boleh
berbelok biasanya diletakkan di sisi kiri kanan jalan yang menggunakan trotoar sebagai media
yang banyak terdapat di sepanjang Jalan di Kecamatan Tomohon Tengah dan lampu merah di
Kecamatan Tomohon Tengah tidak beroprasi dengan baik atau dapat dikatakan mati,sehingga
banyak terjadi kecelakaan dan kemacetan yang terjadi. Pelanggaran sering dilakukan oleh
masyarakat pada rambu dilarang parkir atau dilarang berhenti, hal tersebut dilakukan karena
ada keperluan sebentar sehingga tidak perlu parkir di tempat lain.
 Perabot Jalan merupakan elemen-elemen yang terdapat di daerah milik jalan terkait dengan adanya
aktivitas di jalan tersebut. Penataan terhadap perabot jalan akan memberikan karakteristik dari suatu
kota/kawasan terutama terhadap aspek estetika dengan adanya kelengkapan dan keteraturan perabot
jalan tersebut. Adapun perabot jalan yang dimaksud adalah:
 Tiang Listrik dan Lampu Penerangan Penempatan tiang listrik di Kecamatan Tomohon
Tengah masih belum teratur terutama pada kawasan perumahan kampung, karena
perencanaan jaringan dilakukan sesuai dengan permintaan pemasangan konsumen.
Untuk lampu penerangan di sepanjang jalan diarahkan pada keseragaman tinggi, model
maupun penempatannya yaitu pada pinggir jalan, tidak seperti pada kondisi sekarang
yang penempatannya masih kurang teratur dan ada daerah yang masih tidak mendapat
pencahayaan pada malam hari. Lampu penerangan di sepanjang pedestrian way
sebaiknya diletakkan pada ketinggian di atas tinggi rata-rata manusia agar tidak
mengganggu pandangan mata. Sejauh mungkin, di persimpangan jalan utama perlu
dipasang jenis lampu spesifik sebagai pembentuk identitas lingkungan sekitarnya.
Penerapan lampu penerangan jalan untuk kawasan permukiman diadakan secara merata
untuk seluruh kawasan perencaan.
 Pos Polisi Pos polisi tidak terdapat di wilayah perencanaan. Keberadaan pos polisi cukup
penting terutama pada kawasan yang rawan kemacetan, intensitas lalu lintasnya tinggi,
dan ruang publik. Wujudnya berupa bangunan permanen beratap genting dan berdinding
tembok dengan ukuran 4 x 9 m dengan satu fasilitas, toilet. Letak pos polisi biasanya
terdapat pada persimpangan jalan utama karena untuk mengawasi sirkulasi kendaraan
yang sering macet sesaat terutama pada jam-jam sibuk. Penambahan pos polisi di
Kecamatan Tomohon Tengah masih diperlukan pada jalan yang memiliki arus lalu lintas
padat.
 Elemen Penyeberangan yang ada di wilayah studi berupa zebra cross yang tersebar di
beberapa ruas jalan utama tetapi tidak semua dalam kondisi baik, banyak zebra cross
terlihat pudar dan harus dicat kembali. Penempatan zebra cross biasanya terletak pada
jalan-jalan yang terdapat lampu lalu lintasnya, atau di tempat di mana terdapat sarana
yang memberikan tarikan kuat terhadap masyarakat, misalnya sarana pendidikan dan
kawasan perkantoran. Keberadaan zebra cross masih belum dimaksimalkan dengan baik
oleh pengguna jalan padahal salah satu fasilitas bagi pedestrian ini keberadaannya sangat
penting sehingga perlu adanya pengoptimalan fungsi zebra cross. Diperlukan adanya
penambahan elemen penyebarangan di sekitar jalan arteri primer, khususnya di simpul
kegiatan.
 Keberadaan pot tanaman dan pohon di wilayah Tomohon Tengah dapat dikatakan kurang
memadai dan kondisinya sebagian besar telah rusak. Penempatan pot tanaman dan
pohon biasanya diletakkan pada sisi kiri dan kanan jalan dekat trotoar serta pada median
jalan yang memiliki fungsi memberikan kerindangan bagi para pejalan kaki atau pengguna
jalan serta menambah penampilan estetika bentuk kota. Pot tanaman biasanya
berbentuk lingkaran atau persegi panjang yang biasanya terdapat pada median jalan,
sedangkan pohon yang ditanam pada sisi kanan dan kiri jalan memiliki jarak yang
bermacam-macam yaitu antara 3-5 m dengan kondisi pohon yang cukup rindang dan
besar biasanya terdapat pada jalan utama. Persyaratan utama yang perlu diperhatikan
dalam memilih jenis tanaman lansekap jalan antara lain:
a. Perakaran tidak merusak konstruksi jalan,
b. Tidak mudah kering, sistem pengairan satu kali sehari,
c. Mudah dalam perawatan,
d. Batang/percabangan tidak mudah patah,
e. Daun tidak mudah rontok atau gugur.
 Tempat sampah 3R yang terdapat pada wilayah perencanaan kurang tersedia. Maka
untuk masa yang akan datang diarahkan pada pengadaan Tempat sampah 3R terutama
pada kawasan pusat kegiatan. Bentuk tempat sampah yang digunakan pada trotoar ruas
jalan yang sering dilewati pejalan kaki sebaiknya berbentuk kotak (box) yang tergantung
pada tiang besi berkaki dua dengan pemisahan antara sampah basah dan sampah kering.
Selain itu tempat sampah berbentuk box memiliki nilai estetika dan terkesan lebih rapi
bila digunakan pada ruas-ruas jalan di kawasan pusat kegiatan. Untuk kawasan
permukiman menggunakan tempat sampah dari bahan ban karena tahan air, kuat, dan
tidak mudah bocor, serta mudah untuk diangkut menuju gerobak atau truk pengangkut
sampah. Desain dapat disesuaikan untuk tiap lingkungan, atau kelurahan dengan warna
dan motif yang sama.
 Street Furniture Untuk perencanaan ke depan penempatan perabot jalan dilakukan sinergi,
terutama telepon umum dapat di gabungkan dengan tempat sampah dan keberadaan halte-
halte. Sedangkan arahan pengembangan perabot jalan lainnya disesuaikan dengan kaidah atau
syarat penempatan street furniture, yaitu:
 Halte/Shelter Angkutan Kota
a. Jarak penempatan halte adalah 500 meter, tetapi diutamakan pada pusat-pusat
kegiatan, seperti pusat perdagangan dan pusat pendidikan.
b. Peletakan halte sebaiknya memperhatikan letak pergantian antar moda angkutan atau
(intermoda) yang ada di wilayah perencanaan.
c. Membangun halte beratap untuk berlindung dari sinar matahari langsung dan hujan.
d. Pada ketiga sisinya diberi dinding transparan, untuk memberi kenyamanan dan
sekaligus memudahkan pengawasan dan mencegah penggunaan yang tidak sesuai
fungsinya, terutama di malam hari.
e. Dilengkapi tempat sampah yang baik dan tertutup untuk mencegah bau, mudah
digunakan, serta awet dan tidak mengundang vandalisme. Disarankan juga diberi papan
petunjuk angkutan dan rutenya.
f. Menyediakan rambu atau halte tidak beratap di jalan yang tidak mempunyai lahan
cukup bagi pembangunan halte beratap.
 Lampu Penerangan Jalan Berkaitan dengan kawasan perencanaan, diusulkan arahan
penataan Tomohon Tengah sebagai berikut:
a. Untuk membantu wajah lingkungan, jaringan listrik sebaiknya tertanam di bawah
permukaan tanah.
b. Rancang bangun lampu dan tiangnya juga harus melalui upaya desain, dan tidak
sekedar penerangan seperti keadaan sekarang.
c. Lampu penerangan untuk sepanjang jalan diletakkan pada pinggir jalan. Lampu
penerangan jalan di sepanjang koridor agar diseragamkan tinggi, model maupun
penempatannya.
d. Lampu penerangan di sepanjang pedestrian
e. Lampu taman, untuk memperkuat karakter kawasan pada malam hari, dan lampu sorot
untuk memperkuat elemen-elemen yang ditonjolkan pada malam hari.
f. Pada deretan lampu yang ditempatkan berselang-seling dengan pepohonan, perlu
menghindari pemilihan pohon yang bermahkota lebar, agar kerimbunannya tidak
menghalangi sinar lampu.
g. Sejauh mungkin, di persimpangan jalan utama perlu dipasang jenis lampu spesifik
sebagai pembentuk identitas lingkungan sekitarnya.
h. Lampu penerangan umum agar tidak digunakan untuk menempatkan reklame tempel,
spanduk, selebaran atau lainnya yang bersifat merusak keindahan lampu.
i. Pada gerbang-gerbang masuk (pertemuan antara jalan perantara dengan jalan lokal),
lampu dan tiangnya dirancang sebagai tanda wilayah.

You might also like