Professional Documents
Culture Documents
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 dengan subjek guru-
guru seni budaya tingkat SMP Negeri se-Kota Malang. Hasil penelitian ini menjawab
tentang seperti apakah penerapan penilaian otentik pada mata pelajaran seni budaya
kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang dengan analisa data sesuai dengan deskripsi
variabel yang dipaparkan melalui indikator, adapun analisa datanya adalah sebagi
berikut:
Tabel 4.1 Tabulasi pemahaman konsep penilaian otentik komponen deskripsi penilaian
otentik
100%
100%
8%
92%
63
dalam ranah penilaian sikap spiritual dan sikap sosial, menunjukkan bahwa sebagian
besar dan hampir seluruh responden (92%) menyatakan paham, sebagian kecil dan
hampir tidak ada dari responden (8%) menyatakan kurang paham, (2) pemahaman
guru dalam ranah penilaian pengetahuan, menunjukkan bahwa sebagian besar dan
hampir seluruh responden (100%) menyatakan paham, (3) pemahaman guru dalam
Dapat diketahui berdasarkan hasil diatas bahwa sebagian besar dan hampir
seluruh guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang (97%)
pada angket atau kuesioner, sebagian kecil dari guru- guru seni budaya kelas VIII
Tabel 4.2 Paparan hasil temuan ketidak pahaman guru terhadap pemahaman konsep
penilaian otentik sub. indikator deskripsi penilaian otentik
100%
100%
17%
83%
3 komponen pertanyaan, yaitu: (1) pemahaman guru dalam teknik penilaian ranah
sikap spiritual dan sikap sosial, menunjukkan bahwa lebih besar dari setengah jumlah
responden (83%) menyatakan paham, sebagian kecil dan hampir tidak ada responden
(17%) menyatakan kurang paham, (2) pemahaman guru dalam teknik penilaian ranah
responden (100%) menyatakan paham, (3) pemahaman guru dalam teknik penilaian
Berdasarkan hasil diatas bahwa dapat diketahui bahwa sebagian besar dan
hampir seluruh guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang (94%)
penilaian otentik, akan tetapi terdapat persentase sebesar (6%) cenderung tidak
paham.
65
pada angket atau kuesioner, sebagian kecil dari guru- guru seni budaya kelas VII
Tabel 4.4 Paparan hasil temuan ketidak pahaman guru terhadap pemahaman konsep
penilaian otentik sub. indikator deskripsi teknik penilaian otentik
100%
100%
8%
92%
instrument, penilaian pada ranah sikap spiritual dan sosial, menunjukkan bahwa
sebagian besar dan hampir seluruh responden (92%) menyatakan paham, sebagian
kecil dan hampir tidak ada responden (8%) menyatakan kurang paham, (3)
66
bahwa sebagian besar dan hampir seluruh responden (100%) menyatakan paham.
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar dan hampir
seluruh guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang (97%) menyatakan
otentik, akan tetapi sebagian kecil dan hampir tidak ada responden (3%) menyatakan
kurang paham.
pada angket atau kuesioner, sebagian kecil dari guru- guru seni budaya kelas VII
Tabel 4.6 Paparan hasil temuan ketidak pahaman guru terhadap pemahaman konsep
penilaian otentik sub. indikator deskripsi instrumen penilaian otentik
8%
92%
8%
92%
17%
83%
hasil penilaian sikap spiritual dan sosial, menunjukkan bahwa lebih besar dari
setengah jumlah responden (83%) menyatakan paham, sebagian kecil dan hampir
tidak ada responden (17%) menyatakan kurang paham, (2) pemahaman guru dalam
hampir seluruh responden menyatakan (92%) paham, sebagian kecil dan hampir
tidak ada dari responden (8%) menyatakan kurang paham, (3) pemahaman guru
dalam pelaporan hasil keterampilan, menunjukkan bahwa sebagian besar dan hampir
seluruh responden menyatakan (92%) paham, sebagian kecil dan hampir tidak ada
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahuai bahwa sebagian besar dan hampir
seluruh guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang (89%) menyatakan
penilaian otentik, akan tetapi sebagian kecil dan hampir tidak ada responden (11%)
pada angket atau kuesioner, sebagian kecil dari guru- guru seni budaya kelas VII
Tabel 4.8 Paparan hasil temuan ketidak pahaman guru terhadap pemahaman konsep
penilaian otentik sub. indikator deskripsi pelaporan hasil penilaian otentik
100%
100%
8%
92%
penyusunan contoh instrumen pada ranah sikap spiritual dan sosial, menunjukkan
bahwa sebagian besar dan hampir seluruh responden (92%) menyatakan paham,
sebagian kecil dan hampir tidak ada dari responden (8%) menyatakan kurang paham,
(2) pemahaman guru dalam penyusunan contoh instrumen pada ranah sikap
instrumen pada ranah sikap keterampilan, menunjukkan bahwa sebagian besar dan
hampir seluruh guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang (97%)
70
komponen instrumen penilaian otentik, akan tetapi sebagian kecil dan hampir
pada angket atau kuesioner, sebagian kecil dari guru- guru seni budaya kelas VII
Tabel 4.10 Paparan hasil temuan ketidak pahaman guru terhadap pemahaman penerapan
konsep penilaian otentik sub. indikator instrumen penilaian otentik
8%
92%
8%
92%
8%
92%
spiritual dan sosial, menunjukkan bahwa sebagian besar dan hampir seluruh
responden (92%) menyatakan paham, dan sebagian kecil dan hampir tidak ada
responden (2%) menyatakan kurang paham, (2) pemahaman guru dalam penerapan
besar dan hampir seluruh responden (92%) menyatakan paham, dan sebagian kecil
dan hampir tidak ada responden (2%) menyatakan kurang paham, (3) pemahaman
menyatakan paham, dan sebagian kecil dan hampir tidak ada responden (92%)
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahuai bahwa sebagian besar dan hampir
seluruh guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang (92%) menyatakan
prinsip-prinsip pelaporan hasil penilaian otentik, akan tetapi sebagian kecil dan
pada angket atau kuesioner, sebagian kecil dari guru- guru seni budaya kelas VII
Tabel 4.12 Paparan hasil temuan ketidak pahaman guru terhadap pemahaman penerapan
konsep penilaian otentik sub. indikator instrumen penilaian otentik
100%
100%
100%
komponen pertanyaan, yaitu: (1) mencantumkan teknik penilaian sikap spiritual, dan
sosial sesuai dengan indikator, menunjukkan bawa sebagian besar dan hampir
pengetahuan sesuai dengan indikator, menunjukkan bawa sebagian besar dan hampir
Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar dan hampir seluruh guru seni
budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang (100%) menyatakan selalu
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan indikator, hal ini dapat dilihat pada
17%
17%
67%
8%
92%
8%
92%
komponen pertanyaan, yaitu: (1) mencantumkan bentuk penilaian sikap spiritual, dan
sosial sesuai dengan indikator, menunjukkan bahwa lebih besar dari setengah
responden (67%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir tidak melaksanakan
hampir seluruh responden (92%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir tidak
dan hampir seluruh responden (92%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir
Berdasarkan paparan diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar dan hampir
seluruh guru-guru seni budaya SMP Negeri se-Kota Malang menyatakan (95%)
selalu mencantumkan bentuk penilaian otentik, akan tetapi sebagian kecil dan
hampir tidak dari guru-guru seni budaya SMP se-Kota Malang menyatakan (6%)
pada angket atau kuesioner, sebagian kecil dari guru- guru seni budaya kelas VII
Tabel 4.15 Paparan hasil temuan ketidak melaksanakannya guru terhadap perencanaan
penilaian otentik (bentuk penilaian otentik)
8%
92%
8%
92%
25%
8%
67%
76
dan sosial sesuai dengan indikator, menunjukkan bahwa lebih besar dari setengah
responden (67%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir tidak melaksanakan
responden (8%) menyatakan sering, sebagian kecil dan hampir tidak melaksanakan
hampir seluruh responden (92%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir tidak
dan hampir seluruh responden (92%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir
Berdasarkan paparan diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar dan hampir
seluruh guru-guru seni budaya SMP Negeri se-Kota Malang menyatakan (92%)
selalu mencantumkan bentuk penilaian otentik, akan tetapi sebagian kecil dan
hampir tidak dari guru-guru seni budaya SMP se-Kota Malang menyatakan (8%)
pada angket atau kuesioner, sebagian kecil dari guru- guru seni budaya kelas VII
Tabel 4.17 Paparan hasil temuan ketidak melaksanakannya guru terhadap perencanaan
penilaian otentik (instrumen penilaian otentik)
Tabel 4.18 Tabulasi perencanaan penilaian otentik (pedoman pensekoran penilaian otentik)
100%
100%
25%
75%
penilaian sikap spiritual dan sosial (termasuk rubrik) sesuai dengan instrumen,
menunjukkan bahwa lebih besar dari setengah jumlah responden (75%) menyatakan
sering, dan sebagian kecil hampir tidak ada responden (25%) menyatakan jarang
sekali hal ini dapat dilihat dari jumlah responden sebanyak 3 orang yang menyatakan
(termasuk rubrik) sesuai dengan instrumen, menunjukkan bahwa sebagian besar dan
hampir seluruh responden (100%) menyatakan selalu, hal ini dapat dilihat dari
78
jumlah responden sebanyak (100%) orang yang memberikan jawaban selalu, (3)
Berdasarkan paparan diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar dan hampir
seluruh guru-guru seni budaya SMP Negeri se-Kota Malang menyatakan (92%)
kecil dan hampir tidak dari guru-guru seni budaya SMP se-Kota Malang menyatakan
pada angket atau kuesioner, sebagian kecil dari guru- guru seni budaya kelas VII
Tabel 4.19 Paparan hasil temuan ketidak melaksanakannya guru terhadap perencanaan
penilaian otentik (pedoman pensekoran penilaian otentik)
25%
25%
50%
25%
8%
67%
25%
25%
50%
33%
17%
50%
spiritual dan sikap sosial oleh guru (lembar observasi sikap), menunjukkan
banyak variasi jawaban, yakni bahwa hampir dari setengah responden (50%)
menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir tidak ada (17%) menyatakan sering,
sebagian kecil dan hampir tidak ada (33%) menyatakan jarang sekali, (2) Guru
dengan teknik observasi dan jurnal, hasil menunjukkan bahwa hampir dari
setengah responden (50%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir tidak
ada responden (25%) menyatakan sering, sebagian kecil dan hampir tidak ada
80
penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial, menunjukkan bahwa lebih besar
dari setengah jumlah responden (67%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan
hampir tidak ada responden (8%) menyatakan sering, sebagian kecil dan hampir
tidak ada responden (25%) menyatakan jarang sekali, (4) Menindak lanjuti hasil
penilaian sikap spiritual dan sosial oleh guru (laporan dan tindak lanjut lainnya,
setengah responden (50%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir tidak
ada responden (25%) menyatakan sering, sebagian kecil dan hampir tidak ada
Berdasarkan paparan diatas dapat dilihat bahwa lebih besar dari setengah
jumlah guru-guru seni budaya SMP Negeri se-Kota Malang menyatakan (73%)
selalu melaksanakan penilaian otentik kompetensi sikap, akan tetapi hampir dari
setengah jumlah guru-guru seni budaya SMP se-Kota Malang menyatakan (27%)
pada angket atau kuesioner, sebagian kecil dari guru- guru seni budaya kelas VII
Tabel 4.21 Paparan hasil temuan ketidak melaksanakannya guru terhadap pelaksanaan
penilaian otentik kompetensi sikap (oleh guru)
2. Kompetensi Pengetahuan
Tabel 4.22 Tabulasi pelaksanaan penilaian otentik komponen pengetahuan
8%
17%
75%
17%
83%
33%
67%
25%
75%
82
besar dari setengah jumlah responden (75%) menyatakan selalu, sebagian kecil
dan hampir tidak ada responden (25%) menyatakan sering, (2) Guru
jumlah responden (67%) menyatakan sering, dan hampir dari setengah jumlah
jumlah responden (40%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir tidak ada
pengetahuan oleh guru (laporan dan tindak lanjut lainnya, misalnya remedial atau
(75%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir tidak ada responden (17%)
menyatakan sering, dan sebagian kecil, hampir tidak ada responden (17%)
Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar dan hampir
guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang (98%)
(hampir tidak ada) guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang
pada angket atau kuesioner, sebagian kecil dari guru- guru seni budaya kelas VII
Tabel 4.23 Paparan hasil temuan ketidak melaksanakannya guru terhadap pelaksanaan
penilaian otentik kompetensi pengetahuan (oleh guru)
3. Kompetensi Keterampilan
8%
92%
100%
100%
17%
83%
menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir tidak ada responden (17%)
selama proses pembelajaran atau situasi tes kinerja, menunjukkan bahwa lebih
besar dari setengah jumlah responden (100%) menyatakan selalu, (3) Guru
Menindaklanjuti hasil penilaian keterampilan oleh guru (laporan dan tindak lanjut
lainnya, misalnya remedial atau pengayaan) menunjukkan bahwa, lebih besar dari
setengah jumlah responden (92%) menyatakan selalu, dan sebagian kecil, hampir
Dilihat dari paparan diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar dan
hampir guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang (98%)
(hampir tidak ada) guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang
pada angket atau kuesioner, sebagian kecil dari guru- guru seni budaya kelas VII
Tabel 4.25 Paparan hasil temuan ketidak melaksanakannya guru terhadap pelaksanaan
penilaian otentik kompetensi pengetahuan (oleh guru)
25%
25%
50%
17%
17%
67%
25%
25%
50%
25%
25%
50%
yaitu: (1) Guru menggunakan instrumen penilaian diri dan penilaian teman
sebagai bagian dari penilaian sikap, menunjukkan bahwa hampir dari setengah
jumlah responden (50%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir tidak ada
responden (25%) menyatakan sering, sebagian kecil dan hampir tidak ada
penilaian diri dan penilaian teman selama proses pembelajaran atau pada
86
responden (50%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir tidak ada
responden (25%) menyatakan sering, sebagian kecil dan hampir tidak ada
penilaian diri dan penilaian teman, menunjukkan bahwa lebih besar dari setengah
responden (67%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir tidak ada
responden (25%) menyatakan sering, sebagian kecil dan hampir tidak ada
sikap oleh guru (laporan dan tindak lanjut lainnya, misalnya penguatan atau
(50%) menyatakan selalu, sebagian kecil dan hampir tidak ada responden (25%)
menyatakan sering, sebagian kecil dan hampir tidak ada responden (25%)
Diketahui dari paparan diatas maka dapat dikatakan bahwa lebih besar dari
setengah jumlah guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang
siswa, dan hampir dari setengah jumlah guru-guru seni budaya kelas VII SMP
menfasilitasi penilaian oleh siswa, hal ini dapat dilihat dari persentase sebanyak
(27%).
pada angket atau kuesioner, sebagian kecil dari guru- guru seni budaya kelas VII
Tabel 4.27 Paparan hasil temuan ketidak melaksanakannya guru terhadap pemfasilitasan
penilaian otentik (oleh siswa)
dibagi menjadi dua bagian yakni untuk indikator pemahaman, menjadi: cenderung
terbagi menjadi dua bagian, yakni: cenderung selalu dan cenderung tidak pernah,
adapun cara pembacaan perolehan skor kecenderungan pada tabel berikut ini
11 %
89 %
3%
97 %
6%
94 %
3%
97 %
6%
94 %
Berdasarkan tabel 4.15. mengenai data yang diperoleh dari hasil penelitian
angket yang sudah disebarkan pada guru-guru seni budaya yang mengajar kelas VII
SMP Negeri se-Kota Malang dapat disimpulkan bahwa untuk komponen pemahaman
89
deskripsi penilaian otentik pada ranah sikap spiritual dan sikap sosial, sebagian besar
guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota Malang cenderung memahaminya, hal ini
dapat dilihat dari jumlah persentase (92%) yang menyatakan paham, dan terdapat
otentik pada ranah sikap spiritual, dan sikap sosial. Untuk komponen pemahaman
guru tentang deskripsi penilaian otentik pada ranah pengetahuan menyatakan bahwa
sebagian besar dan hampir guru-guru seni budaya se-Kota Malang (100%)
otentik pada ranah keterampilan, menunjukkan sebagian besar dan hampir guru-guru
dari pemahaman deskripsi penilaian sikap spiritual, sikap sosial, deskripsi penilaian
budaya kelas VII se-Kota Malang menyatakan (97%) cenderung paham, dan
pemahaman guru pada teknik penilaian ranah sikap spiritual dan sikap sosial,
sebagian guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota Malang cenderung memahaminya,
hal ini dapat dilihat dari jumlah persentase (83%) yang menyatakan paham, dan
sebagian kecil guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota Malang (17%) menyatakan
tidak memahami teknik penilaian sikap spiritual dan sikap sosial. Untuk komponen
bahwa sebagian besar dan hampir guru-guru seni budaya se-Kota Malang (100%)
menyatakan paham, begitu juga dengan pemahaman tentang teknik penilaian otentik
90
mulai dari pemahaman teknik penilaian sikap spiritual, sikap sosial, teknik penilaian
budaya kelas VII se-Kota Malang menyatakan (94%) cenderung paham, dan
pemahaman guru pada teknik penilaian ranah sikap spiritual dan sikap sosial,
sebagian guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota Malang cenderung memahaminya,
hal ini dapat dilihat dari jumlah persentase (92%) yang menyatakan paham, dan
sebagian kecil guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota Malang (8%) menyatakan
tidak memahami deskripsi instrumen penilaian sikap spiritual dan sikap sosial. Untuk
pengetahuan menyatakan bahwa sebagian besar dan hampir guru-guru seni budaya
se-Kota Malang (100%) menyatakan paham, begitu juga dengan pemahaman tentang
sebagian besar dan hampir guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota Malang (100%)
menyatakan paham.
otentik, mulai dari pemahaman deskripsi instrumen penilaian sikap spiritual, sikap
keterampilan, menunjukkan bahwa guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota Malang
91
pelaporan hasil penilaian otentik, sebagian guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota
Malang cenderung memahaminya, hal ini dapat dilihat dari jumlah persentase (83%)
yang menyatakan paham, dan sebagian kecil guru-guru seni budaya kelas VII se-
Kota Malang (17%) menyatakan tidak memahami deskripsi pelaporan hasil penilaian
sikap spiritual dan sikap sosial. Untuk komponen pemahaman guru terhadap
sebagian besar dan hampir guru-guru seni budaya se-Kota Malang (92%)
menyatakan paham, dan sebagian kecil guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota
dan hampir guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota Malang (92%) menyatakan
paham, dan sebagian kecil guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota Malang (8%)
keterampilan.
otentik, mulai dari pemahaman pelaporan hasil penilaian sikap spiritual, sikap sosial,
keterampilan, menunjukkan bahwa guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota Malang
penilaian otentik oleg guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang,
penilaian otentik, akan tetapi terdapat sebagian kecil dari guru-guru seni budaya
kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang yang menyatakan cenderung tidak
memahami, hal ini dapat diketahui dari jumlah persentase sebesar (6%) yang
Tabel 4.29 Paparan hasil penelitian pemahaman penerapan konsep penilaian otentik
8%
92 %
3%
97 %
Tabel 4.30 Rata-rata persentase untuk pemahaman penerapan penilaian otentik secara
keseluruhan
6%
94 %
instrumen penilaian otentik, sebagian guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota
Malang cenderung memahaminya, hal ini dapat dilihat dari jumlah persentase (92%)
93
yang menyatakan paham, dan sebagian kecil guru-guru seni budaya kelas VII se-
sikap spiritual dan sikap sosial. Untuk komponen pemahaman guru terhadap
sebagian besar dan hampir guru-guru seni budaya se-Kota Malang (100%)
hampir guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota Malang (100%) menyatakan paham.
VII se-Kota Malang menyatakan (97%) cenderung paham, dan sebagian kecil (3%)
penyusunan contoh instrumen penilaian otentik untuk ranah sikap spiritual dan sikap
sosial, sebagian guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota Malang cenderung
memahaminya, hal ini dapat dilihat dari jumlah persentase (92%) yang menyatakan
paham, dan sebagian kecil guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota Malang (8%)
spiritual dan sosial, untuk komponen pemahaman guru terhadap penyusunan contoh
instrumen pada ranah pengetahuan menyatakan bahwa sebagian besar dan hampir
guru-guru seni budaya se-Kota Malang (100%) menyatakan paham, begitu juga
ranah keterampilan, menunjukkan sebagian besar dan hampir guru-guru seni budaya
seni budaya kelas VII se-Kota Malang menyatakan (97%) cenderung paham, dan
sebagian kecil guru-guru seni budaya kelas VII se-Kota Malang (3%) menyatakan
prinsip penilaian otentik oleh guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota
Malang cenderung paham, hal ini dapat dilihat dari hasil data penelitian yang
yakni: komponen (1) pemahaman guru seni budaya terhadap penerapan prinsip-
prinsip pelaporan hasil penilaian sikap spiritual dan sosial, menunjukkan bahwa
sebagian besar (92%) guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang
menyatakan paham, akan tetapi tersisa (2%) dimana sebagian kecil dari guru-guru
seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang menyatakan tidak paham. Untuk
budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang menyatakan paham, akan tetapi
tersisa (2%) dimana sebagian kecil dari guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri
se-Kota Malang menyatakan tidak paham, dan pemahaman guru seni budaya
menunjukkan bahwa sebagian besar (92%) guru-guru seni budaya kelas VII SMP
Negeri se-Kota Malang menyatakan paham, akan tetapi tersisa (2%) dimana sebagian
95
kecil dari guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang menyatakan
tidak paham.
Dari paparan data hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang dalam
dengan persentase sejumlah (92%) dan cenderung tidak paham dengan persentase
sebesar (2%).
didapatkan hasil bahwa sebagian besar guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri
(94%) menyatakan cenderung paham, dan sebagian kecil guru-guru seni budaya
kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang cenderung tidak memahami penerapan
8%
92 %
8%
92 %
5%
95 %
100 %
Tabel 4.31 Rata-rata persentase untuk perencanaan penilaian otentik secara keseluruhan
96
5%
95 %
Berdasarkan tabel 4.30 mengenai data yang diperoleh dari hasil penelitian
sudah disebarkan pada guru-guru seni budaya yang mengajar kelas VII SMP
Negeri se-Kota Malang dapat disimpulkan bahwa untuk teknik penilaian otentik
penilaian otentik, yakni berupa pencantuman teknik penilaian otentik oleh guru-
Pada komponen bentuk penilaian otentik oleh guru-guru seni budaya kelas
melaksanakan, hal ini dapat dilihat dari persentase sebesar (95%), akan tetapi
terdapat sebagian kecil dan hampir tidak pernah guru-guru seni budaya kelas VII
hal ini dapat dilihat dari (6%) responden menyatakan cenderung tidak pernah
kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang cenderung tidak pernah melaksanakan
sikap spiritual dan sikap sosial sesuai dengan indikator, (2) Guru mencantumkan
komponen instrumen penilaian otentik oleh guru-guru seni budaya kelas VII se-
Kota Malang secara keseluruhan cenderung selalu melaksanakan, hal ini dapat
melaksanakan, dan sebagian kecil dan hampir tidak pernah guru-guru seni budaya
yang terdapat pada perencanaan instrumen penilaian otentik, adapun item yang
menyusun contoh instrumen penilaian sikap spiritual dan sosial sesuai dengan
guru seni budaya SMP Negeri se-Kota Malang kelas VII menyatakan (92%)
cenderung selalu melaksanakan, data ini diperoleh dari rata-rata persentase untuk
pedoman pensekoran penilaian sikap spiritual dan sosial (termasuk rubrik) sesuai
dan hampir tidak pernah dari guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-
Kota Malang dalam melaksanakannya dengan persentase sebesar (8%), data ini
pensekoran penilaian sikap spiritual dan sosial (termasuk rubrik) sesuai dengan
instrumen, dalam data ini diperoleh persentase sebesar (25%) yang menyatakan
2%
98 %
2%
27 % 73 % 98 %
99
27 %
73 %
Table 99.99 Rata-rata persentase untuk pelaksanaan penilaian otentik secara keseluruhan
14 %
86 %
Berdasarkan tabel 4.31 mengenai data yang diperoleh dari hasil penelitian
sudah disebarkan pada guru-guru seni budaya yang mengajar kelas VII SMP Negeri
se-Kota Malang dapat disimpulkan bahwa untuk pelaksanaan penilaian otentik oleh
100
melaksanakan, dan hampir dari jumlah setengah guru (27%) cenderung tidak
sosial oleh guru (lembar observasi sikap), dari data ini diperoleh persentase sebesar
(67%) menyatakan cenderung melaksanakan, dan hampir dari jumlah setengah guru
sikap spiritual dan sosial berupa (lembar observasi sikap), (2) Guru menggunakan
penilaian sikap spiritual dan sosial selama proses pembelajaran dengan teknik
observasi dan jurnal, dari data ini diperoleh persentase sebesar (75%) menyatakan
cenderung melaksanakan, sebagian kecil dan hampir pernah guru (25%) cenderung
dan sosial selama proses pembelajaran dengan teknik observasi dan jurnal, (3) Guru
mendokumentasikan hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial, dari data
sebagian kecil dan hampir pernah guru (25%) cenderung tidak pernah melaksanakan
dalam mendokumentasikan hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial, (4)
Menindak lanjuti hasil penilaian sikap spiritual dan sosial oleh guru (laporan dan
tindak lanjut lainnya, misalnya penguatan atau perbaikan sikap), dari data ini
kecil dan hampir pernah guru (25%) cenderung tidak pernah melaksanakan dalam
guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang selalu melaksanakan
sejumlah (98%), akan tetapi masih ada sebagian kecil dan hampir dari guru-guru seni
budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang tidak melaksanakan penilaian otentik
keterampilan (rubrik untuk: tes kinerja, proyek, portofolio), (2) penggunaan penilian
keterampilan yang relevan selama proses pembelajaran atau situasi tes kinerja, dan
Menindaklanjuti hasil penilaian keterampilan oleh guru (laporan dan tindak lanjut
selalu melaksanakan, dan sebagian kecil dan hampir dari guru-guru seni budaya
kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang menyatakan tidak pernah melaksanakan
penilaian siswa secara keseluruhan berdasarkan data yang diperoleh peneliti, guru-
guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota Malang menyatakan (73%) selalu
hampir dari setengah jumlah guru-guru seni budaya kelas VII SMP Negeri se-Kota
102
pemfasilitasan penilaian yang dilakukan oleh siswa, pernyataan tersebut dapat dilihat
Tabel 4.32 Paparan hasil temuan ketidak pahaman dan ketidak melaksanakannya
penerapan penilaian otentik oleh guru
3. Pelaksanaan penilaian otentik Sebagian kecil guru-guru seni budaya cenderung menyatakan
tidak melaksanakan penilaian otentik secara mestinya
dikarenakan keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.
103