Professional Documents
Culture Documents
SISTEM PENCERNAAN II
ASUHAN KEPERAWATAN OBESITAS
Dosen Pembimbing :
Farida Juanita,S.kep.Ns
Kelas : 3A-Keperawatan
http://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkanrahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga
kami
dapatmenyelesaikan makalah ini dengan baik.Makalah ini disusun untukmemenuhi tugas dari mata kuliah Sistem
Pencernaan II.Dalam makalah ini kami membahas tentang “Obesitas” . Dalam menyusun makalah ini penulis
banyak mendapat bimbingan serta motivasi dari beberapa pihak, oleh karenanya kami mengucapkan Alhamdulillah
dan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs.H.Budi Utomo, Amd,Kep,M.Kes, selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan.
2. Bapak Arifal Aris S.Kep, Ns, M.Mkes, selaku Kaprodi S-1 Keperawatan
3. Ibu Farida Juanita,S.Kep. Ns.selaku dosen pembimbing.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalahini.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulismembuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritikan darisemua pihak.Penulis berharap se
moga makalah ini bermanfaat bagipenulis dan bagi pembaca khususnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 2
1.4 Metode Penulisan......................................................................... 2
BAB 2 : TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Obesitas....................................................................... 3
2.2Klasifikasi...................................................................................... 3
2.3Komplikasi..................................................................................... 4
2.4 Etiologi......................................................................................... 5
2.5 Manifestasi klinis........................................................................... 5
2.6 Patofisiologi pada obesitas............................................................ 6
2.7 Pathway.........................................................................................7
2.8 Penatalaksanaan............................................................................. 8
2.9 Pemeriksaan Diagnostik................................................................ 9
BAB 3 :Konsep Asuhan Keperawatan
3.1Pengkajian.....................................................................................10
3.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul.............................. 11
3.3Perencanaan................................................................................... 12
3.4 Penatalaksanaan (Contoh tinjauan kasus asuhan keperawatan klien dengan obesitas 15
BAB 4 :PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 23
4.2 Saran.............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang
gemuk)
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)
BMI Klasifikasi
18.5–24.9 Normal
BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan.
Dengan Rumus:
Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional : BMI =kilogram / meter2
Rumus :BMI = b / t2
dimanab adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dant adalah tinggi badan dalam meter.
2.3 Komplikasi
Seorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain:
2.3.1 Hipertensi.
Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan retensi garam
dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah
berkurang.Semuanya dapat menungkatkan tekanan darah.
2.3.2 Diabetes.
Obesitas merupakan penyebab utama DM t2.Lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia
berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
2.3.3 Dislipidemia.
Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol (jahat), penurunan kadar high-density lipoprotein
cholesterol (baik) dan peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko terbentunya aterosklerosis.
2.3.4 Penyakit jantung koroner dan Stroke
Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis.
2.3.5 Osteoartritis.
Morbid obesity memperberat beban pada sendi-sendi.
2.3.6 Apnea tidur.
Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu
tidur dan mendengkur berat.
2.3.7 Asthma
Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan asma atau pembatasan keaktifan fisik.
2.3.8 Kanker
Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada perempuan kanker payudara, uterus, serviks,
ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan prostat.
2.3.9 Penyakit perlemakan hati
Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease =
NAFLD) atau non alcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis.
2.3.10 Penyakit kandung empadu
Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol yang berisiko batu kandung empedu.
2.4 Etiologi
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola makan, obat-obatan,psikososial
ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake makanan
2.7 Pathway
1. Genetik
2. Pola fungsi kesehatan
3. Obat – obatan
4. Aktifitas
5. Pola fikir konsentrasi intake makanan
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara secara bersama-sama. Terdapat banyak pilihan
antara lain:
1. Gaya hidup
Perubahan perilaku dan pengaturan makan.Prinsipnya mengurangi asupan kalori dan meningkatkan keaktifan
fisik, dikombinasikan dengan perubahan perilaku.Kata pepatah Cina kuno “makan malam sedikit akan membuat
Anda hidup sampai sembilan puluh sembilan tahun”.Pertama usahakan mencapai dan mempertahankan BB yang
sehat.Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk keberhasilan penurunan BB. Pengaturan makan
disesuaikan dengan banyak faktor antara lain usia, keaktifan fisik. Makan jumlah sedang makanan kaya nutrien,
lemak rendah dan kalori rendah.Pilih jenis makanan dengan kepadatan energi rendah seperti sayur-sayuran dan
buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis karbohidrat yang berserat tinggi, hindari manis-manisan, kurangi lemak.
Awasi ukuran porsi, dan hitung kalori misalnya makanan yang diproses mengandung lebih banyak kalori daripada
yang segar. Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV.
2. Bedah bariatrik
Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2 atau IMT 35,0-39,9 kg/m2 disertai
penyakit kardiopulmonar, DM t2, atau gangguan gaya hidup dan telah gagal mencapai penurunan BB yang cukup
dengan cara non-bedah. (NIH Consensus Development Panel pada tahun 1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS
Consensus menganjurkan juga cara ini untuk mereka dengan IMT 30,0–34,9 kg/m2 dengan keadaan komorbid yang
dapat disembuhkan atau diperbaiki secara nyata. Dapat diharapkan penurunan BB maksimal 21–38%.
5. Pintasan Usus
Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara malabsorbsi. Tindakan ini kadang-kadang dilakukan
dengan diversi biliopankreatik, yang memerlukan reseksi parsial lambung dan eksisi kandung empedu dengan
transeksi jejunum .jejunum proksimal dianastomosiskan (dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium distal, dan
jejunum distal dianastomosiskan ke bagian sisa dari lambung.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN OBESITAS
3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, alamat, dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah menderita obesitas
Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang mengalami penyakit serupa atau memicu
Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan beribadah , kepercayaan
3. Pemerikasaan fisik :
Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema, dan
kelainan bunyi jantung.
Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas
Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan
pendarahan, mimisan.
Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang.
Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan
terdapat fraktur atau tidak.
Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening
4. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme, hipopituitarisme,
hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar insulin)
5. Pola fungsi kesehatan
a) Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan untuk beraktifitas.
b) Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c) Makanan / cairan
Mencerna makanan berlebihan
d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang berat badan atau tulang belakang
e) Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f) Seksualitas
Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouria
3.3 Perencanaan
Setelah pengumpulan data, megelompokkan dan menentukan diagnosa keoerawatan yang mungkin muncul,
maka tahapan selanjutnya adalah menentukkan prioritas, tujuan dan rencana tindakkan keperawatan.
Diagnosa 1
1. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang lebih
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi kembali normal
Kriteria hasil :
Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
Menunjukan penurunan berat badan
Intervensi :
1. Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien
2. Timbang berat badan secara periodik
3. Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi untuk penurunan berat badan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan (ex.dietilpropinion)
Rasional :
1. Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi
2. Memberikan informasi tentang keefektifan program
3. Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dg rencana
4. Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal
5. Penurunan berat badan
Diagnosa 2
2. Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
Tujuan :
Menyatakan gambaran diri lebih nyata
Kriterian hasil :
Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme
Mengakui indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri
Intervensi :
Beri privasi kepada px selama perawatan
Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi px trsebut
Waspadai mitos px / orang terdekat
Tingkatkan komunikasi terbuka dengan px untuk menghondari kritik
Waspadai makan berlebih
Kolaborasi dengan kelompok terapi
Rasional :
Individu biasanya sensitif terhadap tubuhnya sendiri
Pasien mengungkapkan beban psikologisnya
Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya penurunan berat badan
Meningkatkan rasa kontrol dan meningkatkan rasa ingin menyelesaikan masalahnya
Pola makan terjaga
Kelompok terapi dapat memberikan teman dan motifasi
Diagnosa 3
3. Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi sosial
Tujuan :
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial yang buruk
Kriteria hasil :
Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan interpersonal
Intervensi :
Kaji perilaku hubungan keluarga dan perilaku sosial
Kaji penggunaan ketrampilan koping pasien
Rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikasi
Rasional :
Keluarga dapat membantu merubah perilaku sosial pasien
Mekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan kesepian isolasi
Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk memberi dukungan
Diagnosa 4
4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri , ansietas , kelemahan dan obstruksi
trakeobronkial
Tujuan :
Mengembalikan pola napas normal
Kriteria hasil :
Mempertahankan ventilasi yang adekuat
Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain
Intervensi :
Awasi , auskultasi bunyi napas
Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat
Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi
Ubah posisi secara periodik
Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain
Rasional :
Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi, potensial atelektasis, hipoksia
Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih nyaman
Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan napas, resiko atelektasis minimal
Memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas
3.4 Penatalaksanaan (Contoh tinjauan kasus asuhan keperawatan klien dengan obesitas)
A. PENGKAJIAN
· Identitas
Nama : Nn. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Dignosa medis : Obesitas berat
Umur : 19 tahun
Tinggi badan : 156 cm
Berat badan : 120 kg
Pendidikan : Mahasiswi
Pekerjaan :-
Status : Belum kawin
Agama : Islam
Alamat : Brondong Lamongan
1. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Pasien mengatakan susah sekali berdiri sehabis duduk dari lantai.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien tidak mengalami keluhan apa-apa selain merasakan berat badannya semakin bertambah, disamping itu pasien
mengalami kesusahan untuk berdiri sehabis duduk dari lantai.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya pasien memiliki berat badan yang normal tapi setelah 2 tahun kemudian berat badan pasien mengalami
perubahan, itu terjadi saat pasien beranjak kelas 2 SMA.
· Pemeriksaan fisik
1. Vital sign
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Pernafasan : 24 x/menit
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 370C
2. Keadaan umum : Baik
3. Pemeriksaan Head to Toe
t : Inspeksi (warna kulit sawo matang)
Palpasi (turgor normal < 3 dtik)
ala : Inspeksi (kulit kepala bersih, bulat sempurna, rambut panjang lurus, tidak ada benjolan atau lesi)
Palpasi (tidak ada benjolan)
nga: : Inspeksi (normal tidak ada lesi, bersih tidak ada serumen)
Palpasi (normal tidak ada lipatan)
a : Inspeksi (bulat besar, bersih tidak cowong)
ut : Inspeksi (bersih, lembab, gigi normal)
a : Inspeksi (bentuk dada simetris/normal)
Palpasi (tidak ada benjolan atau lesi)
Perkusi (terdengar bunyi sonor paru, tidak ada benjolan atau lesi)
Auskultasi (terdengar bunyi sonor paru, tidak ada suara tambahan)
omen : Inpeksi (buncit terdapat lipatan)
· Pengkajian Psiko-Sosial-Spiritual
1. Psikologi pasien
Pasien dapat menerima dengan keadaan yang dialami sekarang dan merasa enjoy atas apa yang dianugerahkan
meski terkadang merasa minder.
2. Sosial
Pasien berinteraksi dan bergaul dengan lingkungannya dengan baik dapat menerima dan diterima oleh orang lain.
3. Spiritual
Dalam kondisi dengan badan yang berlebih pasien masih tetap aktif menjalankan ibadah.
B. ANALISA DATA
Data Fokus
DS : Pasien mengatakan terkadang tidak nyaman dengan berat badan yang dimilikinya.
DO :
- pasien tampak terganggu dalam melaksanakan aktivitas karena berat badannya
- pasien sering kali kesusahan berdiri sehabis duduk dari lantai
DO : Pasien tampak
kesusahan dalam
beraktivitas karena barat
badannya
b. DS : Pasien mengatakan
kurang percaya diri jika
berinteraksi / bersosialisasi
dengan orang lain
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan berat badan yang ditandai dengan kesusahan dalam beraktivitas.
2. Resiko terhadap kerusakan interaksi social yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan
hubungan akibat perasaan malu dan respon negatif dari orang lain.
C. PERENCANAAN
-- Membantu
- - Dorong pasien untuk mengidentifikasi dan
mengeksprsikan memperjelas alasan untuk
perasaan dan persepsi kesulitan dalam
masalah berinteraksi dengan orang
lain
-- Megidentifikasi masalah
- - Bantu dalam khusus dan menganjurkan
Setelah dilakukan penyuluhan
mengidentifikasi tindakan yang dapat
2x24 jam pasien diharapkan
tanggung jawab diambil untuk
mampu bersosialisasi dengan
sendiri dan control mempengaruhi perubahan
baik dengan kriteria hasil :
pada situasi
- - Menunjukkan beberapa
penerimaan diri aripada
andangan idealisme
13-02- 2
06
D. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI
f.
c. Memberikan pengertian kalau
hanya diri kitalah yang mampu
merubah keadaan yang ada pada
dari kita sendiri
13-2-06 2
(12.00)
E. EVALUASI
Tgl No. Dx Catatan Perkembangan Ttd
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kegemukan (obesitas) didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak rubuh sedikitnya 25% dari
berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin, dan tinggi badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan
mempertahankan penurunan berat badan buruk.Namun, keinginan pola hidup lebih sehat Dn penurunan factor risiko
sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang untuk mengikuti diet dan
program penurunan berat badan.Obesitas juga merupakan suatu keadaan patologis dengan terdapatnya penimbuan
lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya
disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro nutrien.
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan
keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%)
dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi
10%).
Faktor yang menentukan antara lain :
a. Faktor Genetik
b. Faktor Psikologis (gangguan emosi)
c. Faktor Neurogenik ( gangguan hormon)
d. Faktor Nutrisi
e. Aktivitas fisik
4.2 Saran:
1. Di dalam menentukan intervensi keperawatan telebih mengenai program diet, harus lebih banyak berdiskusi dengan
klien.
2. Untuk klien dengan obesitas, harus lebih mengutamakan pengaturan pola makan yang baik untuk menghindari
kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
3. Dalam perawatan klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari keluarga,, mulai dari
keluarga,abat samapi teman akrab klien.
DAFTAR PUSTAKA