Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Oleh sebab itu dibuthkan analisa energy pada unit CDU, perhitungan efisiensi
dari beberapa unit CDU yang diduga mengalami penurunan, yaitu pompa P]11-P-
101 dan furnace 11-F-101 agar dapat diketahui kinerja alat tersebut. Jika efisiensi
energy dan alat menurun maka dapat dilakukan konservasi ulang dan upaya untuk
meningkatkan efisiensinya, misalnya dengan melakukan maintenance pada pompa
atau PCM (Plant Corrective Maintenance) untuk furnace.
1.3. Tujuan
Analisa energy terdiri dari beberapa tingkat yaitu audit energy singkat (walk
through), audit energy awal (preliminary), audit energy rinci (detailed). Audit saat
ini yang digunakan adalah audit awal yang terdiri dari :
a. pengumpulan data awal yang sudah tersedia
b. pengamatan kondisi umum operasi peralatan
c. standard pemeliharaan dan tingkat pengendalian manajemen terhadap
operasi
Targetnya adalah mengetahui intensitas energy (fuel, steam dan listrik) unit CDU
dan performance main equipment seperti pompa feed dan Furnace (fire heater)
selama 24 jam tanggal 1 Januari-31 Januari 2016. Efisiensi furnace dilakukan
dengan menggunakan direct method dan loss method. Serta membandingkan
efisiensi data desain dan data aktual dari pompa dan furnace.
2.1 Energy
Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi
jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan
energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan
energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang
menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya
biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi,
serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat
biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan
industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan
penghemaan energi. Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah
kebijakan energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan
permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan
energi akibat pertumbuhan populasi.
Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan
pembangkit energi atau impor energi.Berkurangnya permintaan energi dapat
memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi. Selain itu, dengan
mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting dari mencegah
atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan
digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang
dapat diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis
dalam menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah
lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi. Terdapat tiga
macam energi yang digunakan di PT PERTAMINA RU VI Balongan , yaitu listrik,
fuel dan steam .
Bahan bakar bentuk gas yang biasa digunakan adalah gas petroleum cair (LPG), gas
alam, gas hasil produksi, gas blast furnace, gas dari pembuatan kokas, dll. Nilai
panas bahan bakar gas dinyatakan dalam Kilokalori per normal meter kubik
(kKal/Nm3) ditentukan pada suhu normal (20 0C) dan tekanan normal (760 mm
Hg).
2.1.2 Steam
Steam telah mengalami perjalanan jauh dari mulai hubungan tradisionalnya
dengan lokomotif dan Revolusi Industri. Sampai kini steam merupakan bagian penting
dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri tidak akan
ada atau muncul seperti sekarang ini. Steam memberikan suatu cara pemindahan
sejumlah energi yang terkendali dari suatu pusat, ruang boiler yang otomatis, dimana
energi dapat dihasilkan secara efisien dan ekonomis, sampai ke titik penggunaan. Steam
yang bergerak mengelilingi pabrik dianggap sama dengan transportasi dan penyediaan
energi. Untuk beberapa alasan, steam merupakan komoditas yang paling banyak
digunakan untuk membawa energi panas. Penggunaannya terkenal diseluruh industri
untuk pekerjaan yang luas dari produksi daya mekanis sampai penggunaan proses dan
pema nasan ruangan. Alasan dari penggunaan steam adalah:
2.1.3 Listrik
Untuk mendapatkan energi listrik dari energi primer dikenal 2 cara yaitu :
Pembangkit listrik yang konvensional, pembangkit untuk mendapatkan
energi listrik dari energi primer menggunakan media perantara (turbin
air, turbin uap, turbin gas, motor bakar).
Pembangkit listrik yang nonkonvensional, pembangkit untuk
mendapatkan energi listrik dari energi primer langsung tanpa
menggunakan media perantara
Kilang minyak PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan didesain dengan
kapasitas pengolahan 125,000 BPSD. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PT
Pertamina (Persero) dilengkapi dengan PLTU di unit utilitas yang terdiri dari 5 unit
Steam Turbin Generator (STG) dan PLTD yang berupa 1 unit Emergency Diesel
Generator (EDG). Masing-masing turbin memiliki kapasitas 27,500 KVA/22,000
KW dengan penggerak HP steam dari unit 52, sehingga total kapasitas terpasang
sebesar 4 x 22,000 KW = 88,000 KW. Emergency Diesel Generator (EDG)
memiliki kapasitas 3.6 MW dan mempunyai fungsi untuk initial start-up dan Auto
start jika terjadi kegagalan total pada STG. Pendistribusian listrik di kilang RU VI
Balongan ini dilakukan melalui beberapa sub station. Dengan sistem ini, maka
distribusi listrik menjadi lebih baik. Penyaluran listrik dari sub station 1 ke sub
station yang lain menggunakan saluran underground cable kecuali untuk SS 31
yang memakai saluran over head.
Bahan bakar berupa minyak, gas, batubara dibakar untuk memanaskan air yang ada
didalam boiler atau ketel sampai menghasilkan uap. Uap yang terbentuk ditampung
sampai mencapai suhu dan tekanan yang didinginkan kemudian baru dialirkan
untuk menggerakkan turbin uap. Turbin uap ini akan menggerakkan sebuah
generator yang akan menghasilkan tenaga listrik. Uap yang meninggalkan turbin
didinginkan dalam kondensor, kemudian air yang meninggalkan kondensor
2.2 Furnace
Berikut ini merupakan pengertian furnace, prinsip kerja furnace, klasifikasi furnace,
bagia-bagan furnace dan hal-hal yang mempengaruhi efisiensi dari furnace.
2.2.1 Pengertian Dasar Furnace
Dalam suatu industri pengolahan minyak bumi dibutuhkan suatu peralatan
yang digunakan untuk memanaskan minyak yang disebut Furnace. Furnace atau
heater atau sering disebut fired heater, adalah suatu peralatan yang digunakan
untuk memanaskan cairan di dalam tube, dengan sumber panas yang berasal dari
proses pembakaran yang menggunakan bahan bakar gas atau cairan secara
terkendali di dalam burner. Panas kemudian dipindahkan ke aliran fluida dalam
susunan pipa-pipa di ruang bakar secara radiasi dan konveksi. Tujuan pemanasan
ini adalah agar diperoleh kondisi operasi (suhu) yang diinginkan pada proses
berikutnya dalam suatu peralatan yang lain. Furnace terdiri dari struktur bangunan
yang berdinding plat baja yang bagiannya dalamnya dilapisi oleh material tahan
api. Panas yang digunakan dalam furnace berasal dari panas pembakaran secara
langsung dan juga radiasi-radiasi panas yang dipantulkan kembali ke tube-tube
yang ada dalam furnace sehingga mengurangi kelebihan panas.
Furnace didesain untuk dapat menggunakan fuel oil atau fuel gas atau
keduanya-duanya dan ada pula yang menggunakan air preheater. Ruang utama
didalam furnace disebut fire box (combustion chamber) yang merupakan tempat
Pada gambar diatas ditunjukkan semua pipa radiasi sama jauhnya dari
burner, untuk meyakinkan distribusi panas yang baik, tetapi flux mungkin
bervariasi sesuai dengan jarak antara bagian bawah pipa dengan bagian
atasnya. Furnace ini penyalaannya dari bagian bawah dan mempunyai
permukaan konveksi yang lebih kecil sehingga diperlukan pemanas awal
(preheater) udara untuk meningkatkan efisiensinya.
Keterangan gambar :
1. Access Door 12. Return Bend
2. Arch 13. Header Box
3. Breaching 14. Radiant Section
4. Bridgewall 15. Shield Section
5. Burner 16. Observation Door
6. Casing 17. Tube Support
7. Convection Casing 18. Refractory Lining
8. Corbel 19. Tube Sheet
9. Cross Over 20. Pier
10. Tube 21. Stack/Duct
11. Extended Surface 22. Platform
a b c d
Gambar 2.7 Konstruksi dinding dapur
Keterangan Gambar :
a. Plat Baja b. Isolasi
c. Batu tahan api d. Refractory
7. Cross Over
Merupakan pipa-pipa yang saling berhubungan antara dua bagian heater coil.
8. Refractory Lining
Berupa lapisan dinding tahan panas yang berfungsi sebagai isolasi panas agar
dapur kehilangan panas sekecil mungkin.
9. Stack
Alat ini berfungsi untuk mengalirkan Flue gas hasil pembakaran dari dalam
furnace keluar furnace (atmosfir Umumnya terbuat dari carbon steel, suhu
stack perlu dijaga antara 350–500 oF. Bila suhu stack terlalu tinggi akan
mengakibatkan banyak panas terbuang dan bisa mengakibatkan stack rusak.
Jika suhu stack < 350 oF kemungkinan akan terjadi kondensasi dari air dan
gas SO2 yang terbawa oleh flue gas sehingga terbentuk H2SO4 yang sangat
korosif dan merusak semen lining maupun metal stack.
2.2.7 Pembakaran
Pembakaran merupakan reaksi antara oksigen dengan bahan bakar disertai
timbul panas. Untuk terjadinya pembakaran harus tersedia unsur-unsur yang
dibutuhkan antara lain:
a. Bahan bakar : Bahan bakar adalah semua benda yang dapat mendukung
terjadinya pembakaran. Ada tiga wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas.
Pembakaran pada furnace terjadi karena reaksi pembakaran antara fuel gas
maupun fuel oil dengan udara (oksigen). Fuel yang digunakan akan bereaksi dengan
oksigen yang diambil dari udara atmosferik, untuk itu mekanisme pembakaran
dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
Jumlah oksigen pada reaksi pembakaran ini dilakukan berlebih agar dapat
meyakinkan bahwa fuel dapat bereaksi secara sempurna. Reaksi yang sempurna
sesuai dengan stoikiometri dari reaksi pembakaran fuel.
C + O2 → CO2
H2 + 1/2 O2 → H2O
Pada proses transfer panas yang dihasilkan dari pembakaran sangat perlu untuk
dipertahankan kondisi di sekitar Tube agar tetap bersih dari kerak sehingga transfer
Selain ketiga faktor di atas, performa furnace juga dipengaruhi oleh kondisi
operasional di lapangan. Beberapa masalah yang sering timbul dalam operasional
di lapangan antara lain :
1. Burner mati
2. Gas buang (flue gas) berasap
3. Temperatur stack tinggi
4. Nyala api flash back (membalik)
2. Loss method
Terdapat dua macam versi untuk mengitung efisiensi dengan menggunakan
loss metodh yaitu
a. Loss Metodh versi british mempunyai rumus
𝐸𝑓𝑓 = 100% − (% 𝑈𝑛𝑏𝑢𝑟𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑠 + % 𝑊𝑒𝑡 𝑙𝑜𝑠𝑠 + %𝐷𝑟𝑦 𝑙𝑜𝑠𝑠 + %𝑅𝑎𝑑𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛)
100 𝐶 𝑆
𝐷𝑟𝑦 𝐹𝑙𝑢𝑒 𝑔𝑎𝑠 𝐿𝑜𝑠𝑠 = (
12 𝑥 (𝐶𝑂2−𝐶𝑂)
𝑥 (
100
+
267
− 𝐶𝑖𝐴) 𝑥 30,6 𝑥(𝑇1 − 𝑇2) 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝑓𝑢𝑒𝑙
𝑀 + 9𝐻 𝑘𝐽
𝑊𝑒𝑡 𝐹𝑙𝑢𝑒 𝑔𝑎𝑠 𝐿𝑜𝑠𝑠 = (
100
) 𝑥 4,2 𝑥 ( 25 – 𝑇2) + 2442 + 1,88 𝑥 (𝑇1 − 25)
𝑓𝑢𝑒𝑙
Keterangan :
CO2 & CO = % V di flue gas
C&S = % M di fuel
CiA = % C di Ash
T1 = Temperatur stack, ˚C
T2 = Temperatur udara (30˚C)
M = % moisture di fuel
H = % hidorgen di fuel
T2 = Temperatur ambient (32˚C)
i = % C di ash
A = % dry ash terhadap fuel
Lrc = % loss
Ms = kapsitas boiler, kg/s
b. Sedangkan loss method versi API mempunyai rumus
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝
𝑒𝑓𝑓 = × 100
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘
atau,
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘
Untuk optimasi opersasi efisiensi furnace bisa dengan beberapa cara, sebagai
berikut :
Pengaturan Flame Pattern
Pengaturan nyala api sangat penting, karena apa bila nyala api tidak baik
akan mengakibatkan lidah api menjilat tube coil, refractory atau plate
(flame impingement) sehingga menimbulkan hot spot pada tube oil bahkan
akibat lebih lanjut menimbulkan kerusakan
Pengaturan Pressure Atomizing Steam Dan Fuel oil
Untuk memperoleh operasi pembakaran burner fuel oil yang baik perlu
dilakukan pengaturan pressure atomizing steam dan fuel oil. Beda tekanan
(diff pressure) antara steam atomizing dengan fuel oil diatur sekitar dua
sampai dua setengah kg/cm2 dengan tekanan 1 atm. Steam lebih tinggi dari
fuel oil akan mendapatkan flame yang baik dan optimum.
D. Klasifikasi Pompa
Pompa dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara yang berbeda,
misalnya berdasarkan kondisi kerjanya, cairan yang dilayani / dipindahkan,
bentuk elemen yang bergerak, jenis penggeraknya, serta berdasarkan cara
menghantar fluida dari pipa hisap ke pipa tekan. Namun secara umum
pompa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Pompa jenis ini dipilih bila diperlukan head pemompaan yang tinggi
dimana single stage pump tidak ekonomis. Pompa ini mampu beroperasi
sampai head 3000 psia dan kapasitas pemompaan sampai 3000 gallon per
menit. Dalam pompa terdapat beberapa buah impeller yang dipasang secara
seri dalam satu poros. Total head yang ditimbulkan oleh pompa jenis ini sama
a. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk menerima kebocoran pada daerah dimana
poros pompa menembus casing
b. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros.
c. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak
selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian – bagian
berputar lainnya.
d. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box.
e. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
Gambar 2. 16 Impeler
a. (b)
Gambar 2. 19 Poros Pompa (a) Poros Vertikal dan (b) Poros Horisontal
E. Efisiensi Pompa
Parameter unjuk kerja pompa berdasarkan sistem perpompaan terdiri
dari Kapasitas, Head sistem, Daya, Efisiensi dan NPSHa.
a. Kapasitas
Kapasitas pompa adalah sejumlah volume cairan yang dihasilkan
pompa secara continue dalam tiap satuan waktu. Kapasitas yang dihasilkan
pompa ditentukan berdasarkan kebutuhan proses dengan mempertimbangkan
operasi jangka panjang. Dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu,
seperti Barel per day (BPD), Galon per menit (GPM) dan Cubic meter per
hour (m3/hr)
b. Head
Head adalah energi setiap satuan berat dengan unit satuan panjang.
Sedangkan yang dimaksud head pompa adalah head total yaitu head pada sisi
discharge dengan sisi suction. Atau juga dapat diartikan sebagai tinggi energi
angkat atau dapat dinyatakan sebagai satuan untuk energi pompa per satuan
berat fluida, sehingga persamaannya sebagai berikut:
𝑃 𝛼𝑉 2
𝐻 = + 𝑔𝑍 +
𝜌 2
Dan
𝑃 𝑔 𝛼𝑉 2
𝐻= + 𝑍+
𝜌 𝑔𝑐 2
Head total pompa dinyatakan dengan satuan panjang / tinggi kolom
cairan. Berdasarkan sistem perpompaan terdapat beberapa head dan
dihitung berdasarkan instalasi, sebagai berikut :
d. Efisiensi Pompa
Efisiensi pompa sentrifugal adalah perbandingan antara daya fluida
dengan daya poros. Sehingga dapat dihitung dengan rumus :
𝑃𝑓
ɳ=
𝑃𝑏
𝑃
atau ɳ = 𝑃𝑓 𝑥 100%
𝑏
Data Furnace:
Tabel 3.3 Komposisi pada fuel gas dan fuel oil
Parameter Satuan *Average
Analisa Fuel Gas
NH3. % vol -
H2S. % vol 15.63
H2 % vol 44.65
Oxygen/Argon. % vol 0.01
N2 % vol 3.10
CO % vol 0.42
CO2 % vol 1.08
CH4 % vol 34.64
C2H6 % vol 5.84
C2H6 % vol 1.54
C3H8 % vol 3.02
C3H6 % vol 1.14
iC4H10 % vol 1.34
nC4H10 % vol 2.03
1C4H8 % vol 0.15
Ket : *Nilai dari parameter-parameter diatas merupakan nilai dari data yang dirata-
ratakan dari tanggal 1-31 Januari 2016.
C. Furnace 11-F-101
Pengolahan data diawali dengan menyusun neraca massa dan energi, kemudian
dilanjutkan dengan menghitung efisiensi. Langkah perhitungannya, sebagai
berikut:
1. Menentukan basis
2. Menentukan sistem dan membuat skemanya.
3. Menghitung Efisiensi
a. Direct Method
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑒𝑎𝑡 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏 ∑ 𝑚 × 𝐶𝑝 × ∆𝑇
𝐸𝑓𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = × 100 = × 100
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑒𝑎𝑡 𝑆𝑢𝑝𝑝𝑙𝑦 ∑ 𝑚 × 𝐻𝐻𝑉
Dengan menggunakan data yang telah diketahui diats dan dengan menggunakan
rumus yang sudah diketahui untuk mencari effisiensi loss method diatas maka akan
didapat effisiensi rata-rata sebesar 87.57%
Fuel (kCal/h)
5.26 50,500,000
50,000,000
5.24 49,500,000
49,000,000
5.22
48,500,000
5.20 48,000,000
0 5 10 15 20 25 30
Durasi (hari)
Fuel
10.60
Intensitas (kCalx10^6/MB)
10.40
10.20
10.00
9.80
0 5 10 15 20 25 30
Durasi (hari)
Steam (ton/h)
Crude (MB/h)
34.00
5.26
33.00
5.24
5.22 32.00
5.20 31.00
0 5 10 15 20 25 30
Durasi (hari)
Steam
7.39
Intensitas (ton/MB)
7.19
6.99
6.79
6.59
6.39
6.19
0 5 10 15 20 25 30
Durasi (hari)
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Antara intensitas Steam (ton/MB) VS Durasi (hari)
Intensitas vs Produksi
7.500
Intensitas (ton/MB)
6.600
6.300
6.000
30.00 31.00 32.00 33.00 34.00 35.00 36.00
Produksi (ton/jam)
3. Energy Listrik
Konsumsi listrik rata-rata yang digunakan di CDU adalah 3.26 MW/jam
Pada gambar 5.7 terdapat trending penurunan dari durasi ke-4 hingga
20 sebesar 0.39 MW/jam dan mengalami kenaikan kembali pada durasi
ke 21 Hal ini juga selaras dengan penurunan pada totsl konsumsi listrik
terhadap crude.
Listrik
5.30 3.60
3.50
5.28
Listrik (Mw/h)
3.40
Crude (MB/h)
5.26 3.30
5.24 3.20
3.10
5.22
3.00
5.20 2.90
0 5 10 15 20 25 30
Durasi (hari)
Listrik
0.75
Intensitas (MW/MB)
0.72
0.69
0.66
0.63
0.60
0 5 10 15 20 25 30
Durasi (hari)
Gambar 4.9 Grafik hubungan antara intensitas listrik (MW/MB) VS Durasi (hari)
Intensitas vs Produksi
0.65
y = 0.2014x + 0.0068
Intensitas (MW/MB)
0.65 R² = 0.9284
0.64
0.64
0.63
0.63
0.62
3.03 3.05 3.07 3.09 3.11 3.13 3.15 3.17 3.19
Produksi (MW/jam)
Gambar 4.11 Grafik Efisiensi menggunakan Direct Method selama bulan Januari.
80
75
70
65
60
55
50
0 5 10 15 20 25 30 35
Tanggal Pada Bulan Januari
Gambar 4.12 Grafik Efisiensi menggunakan Loss Method selama bulan Januari.
95
90
Efisiensi
85
80
75
70
0 5 10 15 20 25 30 35
Tanggal Pada Bulan Januari
Dari kedua grafik diatas dapat terlihat bahwa perhitungan dengan menggunakan
direct methods tidak stabil, karena efisiensi terendah yaitu didapat pada tanggal 28
Januari 2016 yaitu sebesar 82,57% sedangkan efisiensi tertinggi yaitu pada tanggal
17 Januari 2016 yaitu sebesar 92,72%. Namun jika menghitung efisiensi
menggunakan loss metods versi british terlihat lebih dinamis dan dapat terlihat
bahwa efisiensi terendah yaitu pada tanggal 15 januari 2016 yaitu sekitar 87,22%
sedangkan efisiensi tertinggi yaitu pada tanggal 2 Januari 2016 yaitu sekitar
87.83%.
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25 30 35
% O2 Excess
Diatas adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara % excess air dengan
efisiensi. Dan grafik 4.3 diatas dapat dilihat bahwa ketika % O2 excess nya besar
maka efisiensi yang dihasilkannya kecil, hal ini dikarenakan energi yang
dibutuhkan akan lebih besar ketika % O2 excess nya besar. Apabila supply udara
pembakaran kurang, maka pembakaran menjadi kurang sempurna sehingga
pemanasan menjadi tidak maksimum. Sedangkan apabila udara yang digunakan
terlalu banyak dapat meningkatkan beban furnace yang menyebabkan pemborosan
bahan bakar dan tidak efisien. O2 excess harus dijaga sesuai dengan data sheet-nya
yaitu 3-4%, dan O2 excess dapat dijaga dengan menggunakan air register dan
opening damper. Dari data yang didapatkan terlihat bahwa O2 excess actual yang
digunakan masih dalam kadar yang sesuai dengan data sheet-nya.
85
80
75
70
0 5 10 15 20 25 30 35
Tanggal Pada bulan Januari
75
70
Efisiensi (%)
65
Efisiensi Aktual
60 Efisiensi desain
55
50
0 10 20 30 40
Waktu(hari)
Dari grafik diatas terlihat bahwa penurunan efisiensi rata-rata dari efisiensi
desain adalah sekitar 4.1216%. Dengan adanya penurunan efisiensi tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa kinerja pompa pada aktual lebih rendah dibandingkan
dengan efisiensi desain, namun penurunan tersebut masih dalam batas wajar
penurunan diatas disebabkan oleh faktor-faktor yang telah disebutkan diatas. Jika
efisiensinya mengalami secara signifikan maka perlu dilakukan maintenance pada
pompa untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja dari pompa tersebut.
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa perhitungan energy dan analisa performance equipment (furnace
11-F-101 dan feed pump 11-P-101) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Rata-rata konsumsi fuel per hari adalah 49.92 juta kCal/jam (fuel oil 17.02%
dan fuel gas 82.98%), dan intensitas fuel 10.16 kCal/MB dengan
kecenderungan intensitas energy R2 yaitu 0.3404 R2 < 0.7 yang
mengindikasikan kinerja pengelolan energy kurang begitu baik.
Konsumsi energy steam rata-rata per hari di CDU adalah 33.06 ton/jam,
dengan intensitas steam rata-rata CDU per hari adalah 6.73 ton/MB dengan
kecendeungan intensitas energy yaitu R2 = 0.5762 yang mengindikasikan
kinerja pengelolaan energy kurang efisien (R2 < 0.7)
Konsumsi listrik rata-rata yang digunakan di CDU adalah 3.26 MW/jam dan
Intensitas listrik rata-rata CDU adalah 0.66 MW/MB dengan kecenderungan
intensitas energy per produksi yaitu R2 0.9284 mengindikasikan kinerja
pengelolaan energy masih baik (R2 > 0.7)
Penurunan kinerja furnace karena efisiensi aktual rata-rata selama bulan
Januari yaitu 86.87 untuk direct method dan 87.53 denga perhitangan loss
method versi british sehingga kurang dari efisiensi desain yaitu 88.5%.
Penurunan efisiensi tidak terlalu signifikan yaitu sekitar 0.9-1.67% yang
diakibatkan oleh beberapa fakor namun masih dalam batas wajar sehingga
furnace masih dapat bekerja dengan baik.
Penurunan kineja pompa karena efisiensi aktual 62.42% < efisiensi desain
62.42%, namun pompa masih berjalan dengan baik.