You are on page 1of 11

Komunitas Biologi

Berbagai informasi dalam ilmu pengetahuan biologi


Jumat, 06 September 2013

Makalah Hormon Reproduksi


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang
berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang
disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain,
terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus. Walaupun
jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat
diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.

Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormon testosteron atau androgen.
Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis (proses pembentukan
sperma) dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada anak laki-laki
ditandai dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang, dan tumbuh rambut pada
bagian tubuh tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak, dan sekitar kemaluan. Sedangkan
pada hormone kelamin betina terdapat estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh sel-sel
endokrin dalam ovarium.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan definisi dari hormon reproduksi ?

2. Sebutkan macam-macam dari hormon reproduksi ?

3. Apa fungsi dari hormon-hormon reproduksi ?

4. Apa pengertian dari siklus estrus dan siklus menstruasi dan bagian-bagiannya?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian dari hormon reproduksi.

2. Untuk mengetahui macam-macam hormon reproduksi beserta fungsinya.

3. Untuk mengetahui pengertian dan bagian-bagian dari siklus estrus dan siklus menstruasi.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hormon

Hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang. Hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah karena tidak memiliki saluran sendiri. Hormon
adalah melekul yang berfungsi di dalam tubuh sebagai sinyal kimia. Hormon dibebaskan sel-sel khusus
yang disebut sel-sel endokrin karena sel-sel tersebut bersekresi ke arah dalam dan berbeda dari sel-
sel eksokrin, yang bersekresi ke dalam rongga tubuh atau permukaan tubuh.

Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau
kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini disebut
homeostasis, yang berarti seimbang. Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang
penting, yaitu hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal, pankreas, dan kelenjar
gonad (ovarium atau testis).

Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang
berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang
disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain,
terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus.

2.2 Kelenjar yang Menghasilkan Hormon

Ada empat kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat menghasilkan hormon
reproduksi, yakni, Kelenjar Hipofisa, Kelenjar Ovarium, Endometrium, dan Testis.

Berikut hormon-hormon yang dihasilkan oleh empat kelenjar diatas, antara lain adalah
;

Tabel 1. Kelenjar yang menghasilkan hormon reproduksi

No Nama Kelenjar Hormon yang dihasilkan


1 Hipofisa  Follicle Stimulating Hormone (FSH)

 Luteinizing Hormone (LH)

 Luteotropic Hormone (LTH)

2 Ovarium  Estrogen

 Progesteron

3 Endometrium  Human Chorionic Gonadotropin (HCG)

4 Testis  Testosteron

2.3 Macam-Macam Hormon Reproduksi

Tabel 2. Hormon reproduksi pada manusia

Hormon pada Pria Hormon pada Wanita

 Hormon testosteron  Hormon GnRH (Gonadotropin

 Hormon gonadotropin Releasing Hormon)

 Hormon estrogen  Hormon FSH

 Hormon pertumbuhan  Hormon LH

 Hormon estrogen

Hormon pada Pria

1. Testosteron

Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat diantara tubulus seminiferus. Hormon
ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama meosis untuk
membentuk spermatogenesis sekunder.

Dihasilkan oleh sel intertisial yang terletak antara tubulus seminiferus. Sel ini berjumlah sedikit
pada bayi dan anak, tetapi banyak terdapat pada pria dewasa.

Setelah pubertas, sel intertisial banyak menghasilkan hormon testosteron yang disekresikan
oleh testis. Sebagian besar testosteron berikatan longggar dengan protein plasma yang terdapat
dalam darah dan sebagian terikat pada jaringan yang dibuahi dalam sel menjadi dehidrasi testosteron.
Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat di ubah oleh hati
menjadi aldosteron dandehidroepialdosteron. Konjugasi ini disekresikan dalam usus menjadi empedu
ke dalam urin.

Fungsi testosteron adalah sebagai berikut:

a) Efek desensus (penempatan) testis. Hal ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal yang
penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan merupakan faktor
keturunan.

b) Perkembangan seks primer dan sekunder: sekresi testosterone setelah pubertas menyebabkan
penis, testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi pertumbuhan sifat
seksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.

2. Hormon Gonadotropin

Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormon yaitu Lutein Hormon (LH) dan
Folikel Stimulating Hormon (FSH). Bila testis dirangsang oleh LH dari kelenjar hipofisis, maka sekresi
testosteron selama kehidupan fetus penting untuk peningkatan pembentukan organ seks pria.

LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk
mensekresi testoteron. FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma tidak akan
terjadi.

Perubahan spermatogenesis menjadi spermatosit dalam tubulus seminiferus dirangsang oleh


FSH. Namun, FSH tidak dapat menyelesaikan pembentukan spermatozoa. Oleh karena itu, testosteron
disekresikan secara serentak oleh sel intertisial yang berdifusi menuju tubulus seminiferus.
Testosteron diperlukan untuk proses pematangan akhir spermatozoa.

3. Hormon Estrogen

Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon perangsang folikel. Hormon ini
memungkinkan spermatogenesis untuk menyekresi protein pengikat endogen untuk mengikat
testosteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus untuk
pematangan sperma.

4. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis. Bila tidak
terdapat hormon pertumbuhan, maka spermatogenesis sangat berkurang atau tidak ada sama sekali.

Hormon pada Wanita

1. Hormon GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormon)

Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior


untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH/LH).

2. Hormon FSH (Follicle Stimullating Hormone)

Diproduksi di sel-sel basa hipofisis anterior, sebagai respon terhadap GnRH. Berfungsi memicu
pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria: memicu
pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodic/pulsatif, waktu paruh eliminasi pendek (sekitar
3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel
granulose ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.

Follicle Stimulating Hormone (FSH) : berfungsi Merangsang pematangan folikel dalam


ovarium dan menghasilkan estrogen, mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut,
pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian)

3. Hormon LH (Lutinizing Homone)/ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormon)

Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH,LH berfungsi memicu


perkembangan folikel (sel-sel teka dan se-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi
dipertengahan siklus( LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan
fungsi siklus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesterone. Pelepasannya juga
periodic/pulsatif, kadarnya dalam darah berfariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek
(sekitar satu jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria: LH memicu sintesis tertosteron di sel-sel
leydig testis).

Luteinizing Hormone (LH) : berfungsi mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium dan
menghasilkan progestron, mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum,
pematangan sel telur, siklus menstruasi.

4. Hormon Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka internal folikel di ovarium secara
primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal mrlalui konfersi hormone
androgen. Pada pria diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh
plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ
reproduksi wanita. Estrogen berfungsi untuk merangsang sekresi hormon LH.

Pada uterus: menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks: menyebabkan pelunakan


serviks dan pengentalan lendir serviks pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada
payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara, juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang,
estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / generasi tulang. Pada wanita
pascamenopouse, untuk pencegahan tulang kropos/ osteoporosis, dapat diberikan terapi hormone
estrogen (sintetik) pengganti.

Hormon estrogen berfungsi mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi
wanita, saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya payudara,
pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di samping itu, hormon
enstrogen juga membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.

5. Progesteron

Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di


kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron menyebabkan
terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang
mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi
implantasi. Progesteron untuk menghambat sekresi FSH dan LH.

Hormon progesteron : berfungsi mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur
yang telah dibuahi, mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu, menjaga penebalan
endometrium, menghambat produksi hormon FSH, dan memperlancar produksi laktogen (susu).
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.

6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Berfungsi
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid
terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG
pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan.

7. LTH (Lactotrophic Hormon) / Prolactin


Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan
sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel
telur dan mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum.

2.4 Siklus Estrus dan Menstruasi

Berbeda dengan laki-laki, wanita hanya mengeluarkan satu sel telur saja, selama waktu
tertentu (siklus). Ovulasi pada wanita berhubungan dengan siklus yang dikontrol oleh hormon. Pada
manusia dan primata, siklus reproduksinya disebut siklus menstruasi, sedangkan pada mamalia lain
disebut siklus estrus. Menstruasi dapat diartikan sebagai luruhnya ovum yang tidak dibuahi beserta
lapisan dinding uterus yang terjadi secara periodik. Darah menstruasi sering disertai jaringan-jaringan
kecil yang bukan darah. Siklus reproduksi ini umumnya memiliki periode 28 hari hingga satu bulan,
oleh krena itu disebut mens(berasal dari bahasa latin, menses yang arinya bulan).

Siklus estrus merupakan suatu perilaku seksual yang agresif dari hewan betina pada saat
terjadi ovulasi. Estrus ini merupakan peristiwa yang paling menonjol dari siklus reproduksi mamalia
selain manusia dan primata. Oleh karena itu, siklus reproduksinya disebut siklus estrus.

Tabel 3. Perbedaan siklus estrus dan menstruasi

Siklus Estrus Siklus Menstruasi

 Tidak terjadi pembuahan maka  Tidak terjadi pendarahan karena


endometrim akan dikeluarkan endometrium diserap (reabsorpsi)
bersama darah. oleh uterus.

 Siklus menstruasi wanita umumnya 28  Siklus estrus pada tikus hanya 5 hari
hari sekali. sekali.

Selama ovulasi, kandungan estrogen tinggi, sehingga lendir pada serviks tipis. Keadaan itu
melancarkan sperma untuk bergerak dari vagina ke uterus. Setelah ovulasi, kandungan progesteron
meningkat, dan lendir serviks menebal dan lengket. Lendir itu akan menghalangi jalan masuk sperma
ke uterus.

Fase Siklus Menstrusi


Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari tiga fase, yaitu fase aliran menstruasi, fase
proliferasi dan sekresi.

1. Fase aliran menstruasi

Tahap ini berlangsung selama 4-6 hari dalam satu siklus. Oleh karena hormon estrogen dan
progesteron berhenti dikeluarkan, maka endometrium mengalami degenerasi. Darah, mukus dan sel-
sel epitel dikeluarkan sebagai darah haid dari rongga uterus ke vagina. Dengan menurun dan
hilanganya progesteron dan estrogen, FSH aktif di produksi lagi dan siklus dimulai kembali.

2. Fase proliferasi

Fase ini dikendalikan oleh hormon estrogen maka disebut juga “fase estrogenik”. Fase ini
dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus.

Setiap bulan setelah haid, hipofisis menskresikan FSH. Ormon ini berpengarauh terhadap
proses pertumbuhan dan pematangan ovum dan folikel Graaf. Selama pertumbuhan folikel menjadi
folikel graaf terjadi proses pembentukan dan pengeluaran hormon estrogen. Estroge berfungsi untuk
membangan edometrium sehingga endometrium rahim menebal hingga 5-7 cm. Selain itu, estrogen
juga mempengaruhi kelenjar serviks untuk menghasilkan cairan encer.

Adanya estrogen akan menghambat pengeluaran FSH dan memacu pengeluaran LH yang
dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Pada tahap akhir, dengan pecahnya folikel graaf, ovum
perlepas dan terlempar keluar disebut ovulasi, kira-kira hari ke-14 dari suatu siklus.

3. Fase sekresi (fase progesteron)

Fase ini terjadi pada hari ke 14-28 dari siklus. Folikel graaf yang pecah pada saat ovulasi
berubah menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan korpus
rubrum berubah menjadi korpus luteum (badan kuning). Korpus luteum mensekresikan hormon
progesteron.

Selama fase sekresi, endometrim terus menebal. Arteri-arteri mebesar, dan kelenjar
endometrium tumbuh. Perubahan endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron
yang disekresikan oleh korpus luteum sesudah ovulasi. Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum
berdegenerasi sehingga progesteron dan estrogen menurun bahkan sampai hilang.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

a. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang
berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin.

b. Ada empat kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat menghasilkan hormon
reproduksi, yakni, Kelenjar Hipofisa, Kelenjar Ovarium, Endometrium, dan Testis.

c. Hormon pada pria terdiri dari: hormon testosteron, hormon gonadotropin, hormon estrogen,
dan hormon pertumbuhan.

d. Hormon pada wanita terdiri dari: hormone GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon),
hormon FSH, LH, dan estrogen.

e. Ovulasi pada wanita berhubungan dengan siklus yang dikontrol oleh hormon. Pada manusia
dan primata, siklus reproduksinya disebut siklus menstruasi, sedangkan pada mamalia lain
disebut siklus estrus.

f. Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari tiga fase, yaitu fase aliran menstruasi, fase proliferasi
dan sekresi.

3.2 Kritik dan Saran

Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari
makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah kami susun
bermanfaat bagi kita semua, Amien.

DAFTAR PUSTAKA

Candra, Aditya., Anatomi & Fisiologi, Banda Aceh: Diktat, 2011.

Ganong, William F., Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC, 2008.

Irianto, Kus., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia, Bandung: Yrama Widya, 2004.

Linda J. Heffner and Danny J. Schust., At a Glance Sistem Reproduksi, Jakarta: EGC, 2008.

Syaifuddin., Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Salemba Medica, 2011.

firman rija di 03.59


Berbagi
3 komentar:

1.
Muhammad afifudin29 November 2015 08.19

thanks infonya
Balas

2.
beni doank27 Februari 2016 07.49

makasih artikelnya admin,,,bermanfaat bagi banyak orang dan mudah di


pahami,,di klik jugaArtikel kesehatan terbaru
Balas

3.
Unknown13 Agustus 2017 02.55

Herpes merupakan salah satu jenis penyakit kulit yang di sebabkan oleh virus.
Virus herpes ini menyerang saraf tepi,maka dari itu janganheran kalau
rasanya sakit sekali. Selain menimbulkan sakit saat masih terdapat luka, rasa
sakit juga masih akan tetap di rasakan oleh penderita walaupun luka sudah
kering dan sudah sembuh.

cara mengobati herpes

Herpes merupakan salah satu jenis penyakit yang sangat mudah sekali untuk
menular, jadi hati-hati dan jaga kontak fisik dengan penderita herpes. Herpes
itu sendiri juga di bedakan menjadi beberapa macam, sesuai dengan
penyebabnya yaitu herpes simplek yang ditandai dengan luka seperti melepuh
dan berisi air, herpes zoster merupakan jenis herpes yang terjadi karena
penyakit varisella yang kambuh lagi, herpes genital yang berada di daerah
alat kelamin, herpes labialis jika herpes terdapat pada bibir.

Cara Mengobati Herpes S


Herpes merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, maka dari itu
antibiotik seperti amoxcilin, ampicillin tak akan mempan untuk meredakan
herpes. Karena herpes merupakan penyakit yang di akibatkan oleh virus,
obatnya pun yang harus untuk membunuh virus bukan antibiotik yang berguna
untuk membunuh bakteri. Ada beberapa tips yang bisa anda lakukan sebagai
cara mengobati herpes. Seperti apa caranya, kita lihat yuk.

Cara Mengobati Herpes


Beberapa jenis obat-obatan anti virus yang bisa digunakan untuk mengatasi
herpes antara lein seperti asyclovir, valasiklovir, famsiklovir. Obat-obatan
tersebut khusus untuk mengobatii segala jenis penyakit yang berasal dari
virus. Jadi jangan selalu berasumsi semua penyakit bisa sembuh dengan
antibiotik. Karena terlalu banyak mengkonsumsi antibiotik justru akan sangat
merugikan tubuh karena tubuh akan resisten dengan antibiotik tersebut.

Kulup | Kulup panjang

Ejakulasi dini | Sunat dewasa tak perlu malu

Chat | Klini chat


Balas


Beranda

Lihat versi web


Diberdayakan oleh Blogger.
ADMIN

Lihat profil lengkapku

You might also like