Professional Documents
Culture Documents
JALAN
SURVEY LERENG
Sumber: Menard
Jl. A.H. Nasution No. 264, Bandung 40294. Telp (022) 7802251-53 Fax (022) 7802726
Email: info@pusjatan.pu.go.id, www.pusjatan.pu.go.id
LATAR BELAKANG
Preventif Kuratif
Sistem Manajemen Lereng Jalan
Hasil
Input
Analisis - Pemeliharaan Lereng
- Inventarisasi Jalan
- Penilaian risiko
- Inspeksi - Tingkat risiko Lereng Jalan
- Mitigasi lereng jalan
Sistem Manajemen Lereng Jalan
(lanjutan)
Mulai
32
No provinsi Bagian lereng Kanan arah dari Bandung
Lereng
Utilitas Stabil
Rumija
Awal lereng
Akhir lereng
Jungkiran
KERUNTUHAN MASSA BATUAN (LANJUTAN)
Jungkiran
Planar
KERUNTUHAN MASSA BATUAN (LANJUTAN)
Planar
LONGSORAN
Materialnya berupa tanah, debris dan atau batuan lapuk kuat
Ditandai oleh fitur topografi halus dan terdeformasi
Umumnya berupa longsoran rotasi dan translasi.
Gelincir rotasi pada batuan ditandai adanya bentuk “sendok”;
bagian lereng atas terbentuk “gawir” melengkung dan di bagian
tengah longsoran terdapat bagian yang labil dan nampak
adanya gelombang yang tidak rata; gerakannya berlanjut serta
meliputi daerah yang cukup luas.
Gelincir rotasi pada tanah ditandai adanya bidang gelincir
lengkung dan gerakan rotasi.
Sebagian besar dipengaruhi oleh kenaikan tekanan air pori
akibat infiltrasi
Ukuran umumnya lebih dari 1000 m3
Mulai
Timbunan Galian/Alam
Ya Tidak
Jenis material pada
permukaan lereng ≥ 60 %
Volume jatuhan Tidak
Tidak Volume Tidak berupa tanah/batuan ?
Ada aliran batuan ≤ 2m3
longsor >
debris ?
1000 m3
Ya Ya
Ya
Keruntuhan timbunan Aliran debris Longsoran Keruntuhan Jatuhan batuan Keruntuhan massa batuan
(embankment failure) (debris flow) (landslide) (collapse) (rock fall) (rock mass failure)
PERUBAHAN DATA LERENG
2015
2017
DATA SEKUNDER
Jenis Data Sumber Data Skala Minimum Luaran
1. Peta geologi regional Badan Geologi 1:250.000 Litologi lereng jalan
2. Peta hidrogeologi Badan Geologi 1:250.000 Kondisi air bawah permukaan
lereng jalan
3. Peta topografi Badan Geologi 1:30.000 Bentang alam lereng jalan
4. Peta curah hujan indonesia Badan Meteorologi dan Geofisika 1: 100.000 Intensitas curah hujan bulanan
lereng jalan
5. Peta tata guna lahan BIG 1:100.000 Tata guna lahan lereng jalan
6. Peta Land System/Tata Ruang BIG 1:250.000 Tata guna lahan lereng jalan
7. Peta kerentanan gerakan tanah Badan Geologi 1:250.000 Kerentanan gerakan tanah lereng
jalan
8. Peta ruas jalan Departemen Pekerjaan Umum 1:25.000 Nomor dan nama ruas jalan lereng
atau Dinas-Dinas Terkait di
daerah
9. Peta digital elevation model SRTM Arc SRTM Arc 90 Tinggi lereng jalan
90 (bila tersedia)
10. Peta zonasi gempa (bila tersedia) SNI dan situs-situs online - Zona gempa lereng jalan
11. Peta daerah/zona potensi longsoran Dinas-Dinas Terkait di daerah dan 1:200.000 Zona potensi longsoran di lokasi
(bila tersedia) situs-situs pemerintahan online, lereng jalan
misalnya Departemen PU,Badan
Geologi, dsb.
12. Data kerusakan dan terganggunya Puslitbang Jalan dan Jembatan, - Data kerusakan dan terganggunya
ruas jalan akibat longsoran lereng P2JJ, Dinas-Dinas terkait di ruas jalan akibat longsoran lereng
serta upaya penanganannnya (bila daerah, Balai Besar Daerah serta upaya penanganannnya
tersedia)
13 Data lalu lintas terkini Puslitbang Jalan dan Jembatan, - Volume lalu lintas di lokasi lereng
P2JJ, Dinas-Dinas terkait di jalan
daerah, Balai Besar Daerah
14 Foto udara LAPAN - Interpretasi foto udara
DATA SEKUNDER (LANJUTAN)
KUALIFIKASI PELAKSANA INVENTARISASI
LERENG JALAN
1. Team leader
2. Validator
3. Surveyor
Satu orang Tenaga Ahli Geoteknik
– S1 Teknik Sipil
– Memiliki sertifikasi Ahli Geoteknik Muda geoteknik dengan
pengalaman 1 tahun
– pengalaman 3 tahun dalam desain jalan
Satu orang Sarjana Geologi
– S1 Geologi
– Anggota asosiasi geologi
– pengalaman 1 tahun dalan desain jalan
Dua orang Asisten lapangan (SMK Sipil)
PERALATAN INVENTARISASI LERENG JALAN
APLIKASI SISTEM MANAJEMEN LERENG JALAN
SPESIFIKASI
Nomor lereng
No lereng 7 0 0 1 2 0 0 2 A
nomor nomor ruas jalan nomor urut lereng lereng
provinsi kiri
jalan
No lereng 7 0 0 1 2 0 0 2 B
nomor nomor ruas jalan nomor urut lereng lereng
provinsi kanan
jalan
FORMULIR – TAPAK UMUM (LANJUTAN)
Peta
topografi
Dataran rendah
Dataran bergelombang
Pegunungan
TATA GUNA LAHAN
Peta tata
guna
lahan
Tanah perkampungan; Tanah perkebunan;
Semak belukar
Rumput Palawija
Persentase vegetasi
• Lebih kecil dari 20%;
• Antara 21 - 40%;
• Antara 41 - 60%;
• Antara 61 - 80%;
• Lebih besar dari 81%.
Pohon
HIDROLOGI
Kering
Lain-lain
CUACA
Hujan
sangat lebat
Hujan
Cuaca Gerimis
Mendung
Cerah
UTILITAS
Jaringan distribusi
Jaringan telkom
gas
Jaringan distribusi
Jaringan air bersih
bahan bakar lainnya
Jalan Perumahan
Pabrik Lain-lain
JALAN INVENTARISASI
VOLUME LALU LINTAS
LHR 201-999
Masa konstruksi
pembuatan jalan
sementara
pengalihan lalu
lintas
jika terjadi
keruntuhan
1. > 1 hari
2. 1 hari
JARAK JALAN ALTERNATIF
• Panjang jalan alternatif :
Panjang ruas jalan alternatif
dihitung dari kota awal ke
kota/tempat tujuan melewati
ruas jalan yang lain yang tidak
terkena keruntuhan lereng
• Panjang jalan alternatif
a. > 50 km
b. 50 km
GEOMETRIK LERENG JALAN
Jenis
• Panjang, panjang kemiringan
lereng
Lereng lereng, tinggi, sudut
alam
• Panjang, panjang kemiringan
Lereng lereng, tinggi sudut
• Jumlah, panjang kemiringan,
Awal lereng
Akhir lereng
H1 = SD1 sin α1
H2 = SD2 sin α2
GEOMETRIK LERENG JALAN (LANJUTAN)
Keterangan:
H: tinggi lereng (m)
Hb: tinggi sengkedan (m)
a1, a2: sudut lereng (rentang a1 – a2) (°)
a : sudut lereng rata-rata (°)
Wb: lebar sengkedan (m)
GEOMETRIK LERENG JALAN (LANJUTAN)
Bentuk
Lereng
jalan
Lereng cembung Lereng datar Lereng cekung
Bagian lereng yang sedikit gundul terjadi akibat adanya keruntuhan di masa lalu.
Permukaan lereng gundul atau ditutupi oleh rumput atau pohon muda
GARIS LEKUK DAN OVERHANG
• Garis lekuk : transisi mendadak dari lereng bagian atas yang landai ke lereng bawah
yang lebih curam atau sebaliknya.
• Overhang/teras gantung : kondisi tanah atau batuan yang menggantung/menonjol
LERENG CEKUNG ATAU LERENG DEBRIS
• Tanah
Jenis
material • Batuan
penyusun•
CCampuran
LEMPUNG SWELLING
• Keseluruhan
lereng merupakan
batuan lunak,
misalnya
batulempung,
batupasir yang
relatif lebih
mudah mengalami
pelapukan
KESELURUHAN BATUAN KERAS
• Keseluruhan lereng
merupakan batuan keras,
misalnya batu andesit, basalt,
batugamping terumbu
SERPIH DAN SEKIS
Angkur;
Beban kontra;
Cerucuk bambu/kayu;
Anyaman bambu;
Paku tanah (soil nailing);
Bored pile;
Daerah penangkap batuan;
Buffer wall;
Tiang pancang;
Lain-lain.
KERUNTUHAN
Waktu terjadi
• Data sekunder
keruntuhan
• Sangat kecil -> jika besarnya keruntuhan < 10m2
• Kecil -> jika besarnya keruntuhan 11 – 50 m2
• Menengah -> jika besarnya keruntuhan 51 – 100 m2
Luas keruntuhan
• Agak besar -> jika besarnya keruntuhan 101 – 1000 m2
• Besar -> jika besarnya keruntuhan 1001 – 10000 m2
• Sangat besar -> jika besarnya keruntuhan> 10000m2.
Letak keruntuhan • Puncak, tengah, kaki atau keseluruhan lereng
• Keruntuhan
• Jatuhan batuan
• Keruntuhan massa batuan
Jenis keruntuhan
• Longsoran
• Aliran debris
• Keruntuhan timbunan
BADAN DAN BAHU JALAN
• Lebar perkerasan
• Jenis perkerasan : Hotmix, Penetrasi, Beton, Beton semen, kerikil tanah
• Lebar bahu jalan
DRAINASE
• Drainase di sekitar lereng
– Drainase di bagian kaki lereng : saluran terbuka, saluran pasangan batu dengan
mortar, saluran pasangan batu tanpa adukan, saluran beton, dll
– Dimensi saluran : panjang, lebar, tinggi
– Saluran gendong
– Saluran terjunan
INSTRUMENTASI
• Ketersediaan instrumentasi pada lereng jalan
BASIS DATA LERENG JALAN
VALIDATOR
INSPEKSI LERENG JALAN
32
No provinsi Bagian lereng Kanan arah dari Bandung
Lereng
Utilitas Stabil
Luas : Luas :
Luas : Luas :
Luas :
Tidak dipelihara Tidak Luas : Dibersihkan agar dapat
dipelihara dilewati
• Pengukuran
• Secara visual • Hujan -> intensitas 100
• Memastikan lereng tidak
• Deteksi dini kelainan mm/hari / mencapai 70
mengalami penurunan
atau gejala-gejala mm/hari > 2 jam
kondisi kemantapan
abnormal lereng jalan
• Indentifikasi lereng yang • Telah terjadi gempa
kategori risikonya perlu • Rekomendasi ahli
ditingkatkan geoteknik, -> memeriksa /
• Menilai kondisi/kinerja mengamati gejala
• Memeriksa laporan ketidakstabilan atau telah
inspeksi sebelumnya terjadi pergerakan atau
dilaksanakan ? kestabilannya diragukan
dan merekomendasikan
tindakan selanjutnya
untuk mencegah
terjadinya longsoran
FREKUENSI INSPEKSI LERENG JALAN
Inspeksi Setiap minggu Setiap bulan Setiap bulan Setiap 2 bulan Setiap 2 bulan setiap 3 bulan
Rutin
Inspeksi Setiap bulan Setiap 3 Setiap 2 Setiap 4 bulan Setiap 4 bulan Setiap 5
berkala bulan bulan bulan
Inspeksi Ketika hujan dengan intensitas yang tinggi mencapai 100 mm/hari atau mencapai 70
khusus mm/hari secara terus menerus selama lebih dari dua jam, telah terjadi gempa, dan
rekomendasi ahli geoteknik
KUALIFIKASI PELAKSANA INSPEKSI LERENG
JALAN
No Posisi Kualifikasi
No. Posisi Kualifikasi
1. Pelaksana - Minimum S1 Teknik Sipil
1. Penilik lereng - Minimum SMK Teknik Sipil inspeksi - Memiliki sertifikasi keahlian madya geoteknik
jalan - Pengalaman minimum 1 tahun dalam - Pengalaman minimum 3 tahun dalam desain jalan
pelaksanaan inspeksi dan/atau - Menguasai mekanika tanah
pemeliharaan jalan - Menguasai prosedur sistem manajemen lereng
- Pernah mengikuti pelatihan inspeksi dan jalan
pemeliharaan lereng jalan - Mempunyai pengalaman dalam penanganan
keruntuhanan jalan
No. Posisi Kualifikasi - Pernah mengikuti pelatihan sistem manajemen
lereng jalan
1. Pelaksana - Minimum S1 Teknik Sipil - Minimum S1 Geologi
inspeksi - Memiliki sertifikasi muda keahlian geoteknik - Pengalaman minimum 2 tahun dalam desain jalan
- Pernah mengikuti pelatihan sistem - Menguasai mekanika batuan
manajemen lereng jalan - Menguasai prosedur sistem manajemen lereng
- Pengalaman 3 tahun dalam desain jalan jalan
- Mempunyai pengalaman dalam penanganan
keruntuhanan jalan
- Minimum S1 Geologi - Pernah mengikuti pelatihan sistem manajemen
- Pernah mengikuti pelatihan sistem lereng jalan
manajemen lereng jalan 2. Asisten - Minimum SMK Teknik Sipil
- Pengalaman 1 tahun dalam desain jalan Pelaksana - Pengalaman minimum 1 tahun dalam pelaksanaan
inspeksi inspeksi dan pemeliharaan jalan
- Pernah mengikuti pelatihan inspeksi dan
2. Asisten - Minimum SMK Teknik Sipil pemeliharaan lereng jalan
pelaksana - Pengalaman minimum 1 tahun dalam 3. Surveyor - Minimum SMK Pengukuran/Geodesi
inspeksi pelaksanaan inspeksi dan pemeliharaan jalan - Pengalaman minimum 3 tahun dalam pemetaan
- Pernah mengikuti pelatihan inspeksi dan terrestrial
pemeliharaan lereng jalan - Mempunyai pengalaman dalam pemetaan situasi,
khususnya untuk penanganan kestabilan lereng
atau keruntuhanan
PERALATAN INSPEKSI LERENG JALAN
No Inspeksi khusus Inspeksi berkala Inspeksi rutin
1. GPS jenis navigasi GPS jenis navigasi GPS jenis navigasi
2. Kamera berwarna dan digital Kamera berwarna dan digital Kamera berwarna dan digital
3. Komputer tablet atau telepon Komputer tablet atau telepon Komputer tablet atau telepon pintar
pintar berbasis android versi 5 pintar berbasis android versi 5 berbasis android versi 5 atau ios;
atau ios; atau ios;
4. Rambu-rambu pengaman lalu Rambu-rambu pengaman lalu Rambu-rambu pengaman lalu lintas
lintas lintas
5. Peralatan pengaman pribadi Peralatan pengaman pribadi Peralatan pengaman pribadi (rompi
(rompi pengaman, topi/safety (rompi pengaman, topi/safety pengaman, topi/safety helmet, alat
helmet, alat P3K, sepatu helmet, alat P3K, sepatu P3K, sepatu pengaman)
pengaman) pengaman)
6. Alat pengukur sudut lereng Alat pengukur sudut lereng Alat tulis
7. Meteran atau roll meter 50 m Meteran atau roll meter 50 m Formulir inspeksi lereng jalan rutin
8. Kompas geologi Kompas geologi
9. Alat tulis Alat tulis
10. Formulir inspeksi lereng jalan Formulir inspeksi lereng jalan
berkala/khusus berkala/khusus
11. Drone (jika ada) Drone (jika ada)
12. Alat pengukur untuk pemetaan Alat lain yang diperlukan
KONDISI JALAN INSPEKSI
Bisa dilewati
Inspeksi Berkala/Khusus
Gompal
Retak
KONDISI BADAN JALAN
Inspeksi Rutin
Baik
Ada ambles
Inspeksi Berkala/Khusus
Baik
Dimensi ambles
Inspeksi Rutin
Baik
Ada ambles
Inspeksi Berkala/Khusus
Baik
Dimensi ambles
Inspeksi Rutin
Tanda ketidakstabilan :
• Tidak ada
• Ada ambles
• Ada retak
Inspeksi berkala/khusus
Tanda ketidakstabilan :
• Dimensi ambles
• Dimensi retak
KONDISI PERMUKAAN LERENG
Inspeksi Rutin
Inspeksi Berkala/Khusus
Inspeksi Rutin
• Ada
• Tidak ada
Inspeksi Berkala/Khusus
• Ada
• Tidak ada
• Di bagian kaki lereng;
• Di bagian tengah lereng;
• Di bagian puncak lereng.
UTILITAS
Inspeksi Rutin
• Stabil
• Tidak stabil/miring
Inspeksi Berkala/Khusus
• Stabil
• Tidak stabil/miring
POHON DISEKITAR LERENG
Inspeksi Rutin
• Tegak
• Miring
• Bergeser
Inspeksi Berkala/Khusus
• Tegak
• Miring
• Bergeser
CEKUNGAN/KOLAM
Inspeksi Rutin
• Ada
• Tidak ada
Inspeksi Berkala/Khusus
• Ada
• Tidak ada
MATA AIR
Inspeksi Rutin
• Ada
• Tidak ada
Inspeksi Berkala/Khusus
• Ada
• Tidak ada
BASAH PADA KAKI LERENG TIMBUNAN
Inspeksi Berkala/Khusus
• Ada
• Tidak ada
KONDISI TANAH DASAR TIMBUNAN
Inspeksi Berkala/Khusus
Inspeksi Berkala/Khusus
• Ada
• Tidak ada
KONDISI KONSTRUKSI REKAYASA LERENG
Inspeksi Rutin
Dinding penahan
• Baik;
• Tumbuh vegetasi/pohon;
• Gompal;
• Retak;
• Suling-suling baik;
• Tidak ada air yang mengalir
dari suling-suling.
Inspeksi Berkala/Khusus
Baik;
• Tumbuh vegetasi/pohon;
• Dimensi luas gompal;
• Dimensi retak;
• Suling-suling baik;
• Tidak ada air yang mengalir
dari suling-suling.
KONDISI KONSTRUKSI REKAYASA LERENG
Inspeksi Rutin
• Baik;
• Tumbuh vegetasi/pohon;
• Gompal;
• Retak;
• Suling-suling baik;
• Tidak ada air yang mengalir
dari suling-suling.
Inspeksi Berkala/Khusus
Baik;
• Tumbuh vegetasi/pohon;
• Dimensi luas gompal;
• Dimensi retak;
• Suling-suling baik;
• Tidak ada air yang mengalir
dari suling-suling.
KONDISI KONSTRUKSI REKAYASA LERENG
• Baik;
• Tumbuh vegetasi/pohon; • Tumbuh vegetasi/pohon;
• Ambles; • Kawat bronjong putus;
• Rusak. • Batu bronjong hilang.
KONDISI KONSTRUKSI REKAYASA LERENG
Jaring tirai
Inspeksi Rutin
Tumbuh vegetasi;
Inspeksi Berkala/Khusus
• Material jatuhan
batuan yang
terkumpul/menump
uk pada jaring
• Komponen jaring
tirai ada yang rusak
KERUNTUHAN
Waktu terjadi
• Data sekunder
keruntuhan
• Sangat kecil -> jika besarnya keruntuhan < 10m2
• Kecil -> jika besarnya keruntuhan 11 – 50 m2
• Menengah -> jika besarnya keruntuhan 51 – 100 m2
Luas keruntuhan
• Agak besar -> jika besarnya keruntuhan 101 – 1000 m2
• Besar -> jika besarnya keruntuhan 1001 – 10000 m2
• Sangat besar -> jika besarnya keruntuhan> 10000m2.
Letak keruntuhan • Puncak, tengah, kaki atau keseluruhan lereng
• Keruntuhan
• Jatuhan batuan
• Keruntuhan massa batuan
Jenis keruntuhan
• Longsoran
• Aliran debris
• Keruntuhan timbunan
Geometrik
• Sudut dan kemiringan
keruntuhan
KERUNTUHAN (LANJUTAN)
Sejarah keruntuhanan
Jatuhan batuan
Garis lekuk
Pola retakan
KERUNTUHAN (LANJUTAN)
Luas lereng aliran debris dengan kemiringan daerah rawan aliran debris
lebih dari 15°
Luas permukaan lereng yang tertutup oleh rumput dan semak belukar
yang kurang dari 10 m dan bangunan rekayasa lereng yang tidak stabil.
Baik
Ada kerusakan, masih berfungsi
Tidak berfungsi
BASIS DATA LERENG JALAN
VALIDATOR
PENILAIAN TINGKAT RISIKO LERENG JALAN
Nilai risiko
lereng Jalan
(R)
Pemeringkatan
Pemeringkatan
konsekuensi (C)
R = 0.9H+C
bahaya (H) Tingkat risiko Nilai risiko lereng jalan Mitigasi risiko
total lereng jalan
Data Rendah < 50 Pemeliharaan
inventarisasi rutin dan berkala
dan data Sedang 51 < tingkat risiko < 65 Rehabilitasi
inspeksi Tinggi 66 < tingkat risiko < 75 Rehabilitasi dan
pemasangan
instrumen
Sangat tinggi > 75 Rekonstruksi
KERUNTUHAN DAN JATUHAN BATUAN
Data
Parameter bahaya inventarisasi Nilai indeks
dan inspeksi
4.1.100. Topografi Lereng aluvium Ada 1.206.1 2
Tidak ada 0
Jejak keruntuhan Ada 1.206.2 1
Tidak ada 0
Garis lekuk atau overhang Ada 1.206.3 1
Tidak ada 0
Lereng cekung atau lereng debris Ada 1.206.4 1
Tidak ada 0
4.1.101. Geometri A. Lereng tanah H > 30 m 1.202.4, 30
H : tinggi lereng tanah H 30 m a > 45 derajat 1.202.5, 24
a : sudut lereng tanah 15 m H < 30 m a 45 derajat 1.203.4,1.20 20
H< 15 m a 45 derajat 3.5 10
B. Lereng Batuan H > 50 m 1.202.4, 30
H : tinggi lereng batuan 15 m H < 50 m 1.203.4 26
15 m H < 30 m 20
H < 15 m 10
4.1.102. Material A. Karakter tanah Mengandung lempung swelling 1.302.1 8
Tidak mengandung lempung swelling 0
B. Kualitas Batuan Hancuran dan pelapukan jelas terlihat 1.302.2 8
Keberadaan hancuran dan Hancuran dan pelapukan sedikit terlihat 4
pelapukan batuan Tidak ada hancuran dan pelapukan 0
KERUNTUHAN DAN JATUHAN BATUAN
(LANJUTAN)
Data inventarisasi dan
Parameter bahaya Nilai indeks
inspeksi
4.1.103. Stuktur Struktur daylight Ada 1.303.3 8
geologi (planar, baji)
Tidak ada 0
Tanah lunak di atas batuan dasar 1.302.3 6
(Base rock)
Batuan keras di atas batuan lunak 1.302.4 4
lainnya 0
4.1.104. Deformasi Deformasi lereng Terlihat 2.2.631 10
(erosi parit, erosi alur, erosi permukaan, erosi fretting, jatuhan jejaknya ditemukan 2.2.632 8
batuan, pengelupasan (exfoliation), pengembangan (swelling) Tidak ada 2.2.633 0
Deformasi di lereng yang berdekatan Terlihat 2.2.641 5
Jatuhan batuan, keruntuhan, retak, swelling atau deformasi jejaknya ditemukan 2.2.642 3
yang lain Tidak ada 2.2.643 0
4.1.105. Kondisi Kondisi permukaan Tidak stabil 2.2.620 8
permukaan stabil 0
Air tanah Mata air permanen 2.2.710 6
Rembesan air 2.2.670 3
Kering 0
Permukaan lereng Tidak ada vegetasi, 1.114 4
rumput
Komplek (rumput dan struktur) 1.114, 1.401 3
Struktur 1.401 1
Drainase permukaan Baik 2.2.310, 2.2.320, 2.2.330 0
Perlu perbaikan 2
Tidak ada 1
4.1.106. Bangunan Efektif 2.2.790, 2.2.800, 2.210, -20
OJT JALAN
rekayasa lerengDAN JEMBATAN
Sebagian ,Bandung,
efektif 24 Mei 2016 2.2.820, 2.2.830 -10
Tidak efektif atau tidak ada penanganan 0
KERUNTUHAN MASSA BATUAN
Data
Kondisi Lereng inventarisasi Nilai indeks
dan inspeksi
4.2.100. Jenis Lereng Lereng cembung 1.205 4
Tofografi Sedimen debris 3
Lereng cekung 1
Lainny
a 0
Garis lekuk (Knick pont) Ada 1.206.3, BF.20 7
Samar terlihat 4
Tidak ada 0
4.2.101. Sudut Lereng Menjorok (overhang) 1.202.4, 4
Geometri > 60⁰ 1.203.4 2
< 60⁰ 0
Tinggi Lereng > 1.202.3,
100m 1.203,3 10
50 < H < 100m 7
30 < H < 50m 4
< 30m 2
4.2.102. Kondisi Lebar retakan Besar > 20mm 2.2.610 25
geologi Kecil < 20mm, >5mm 15
Tidak ada retakan < 5mm 0
Bagian atas : batuan keras / bagian bawah : batuan
lunak 1.302.4 6
Bagian atas : batuan lunak / bagian bawah : batuan
keras 1.302.3 4
Keseluruhan batuan lunak 1.302.5 4
Keseluruhan batuan keras 1.302.6 2
OJT JALAN DAN JEMBATAN ,Bandung, 24 Mei 2016
Lainnya 0
KERUNTUHAN MASSA BATUAN (LANJUTAN)
Data
Kondisi Lereng inventarisasi Nilai indeks
dan inspeksi
4.2.103. Pola Retakan Retakan reguler : interval > 1m 2.2.1050 18
Struktur geologi Retakan reguler : interval < 1m 12
Tidak beraturan 6
Struktur daylight atau non struktur daylight (planar, Daylight 15
baji) pada lokasi patahan, kekar, retakan, bidang Non - Daylight 5
perlapisan tidak ada
bidang 0
4.2.104. Tanda runtuhan skala kecil atau runtuhan batuan skala kecil Ya BF.12 7
Deformasi Tidak 0
4.2.105. Kondisi Mata air atau rembesan pada lereng Ya 2.2.670, 2
permukaan Tidak 2.2.710 0
Drainase Permukaan Baik 2.2.310, 0
Perlu perbaikan 2.2.320, 2
Tidak ada 2.2.330 1
4.2.106. Efektif 2.2.790, -20
Bangunan Sebagian efektif 2.2.800, 2.210, -10
rekayasa lereng 2.2.820,
Tidak efektif atau tidak ada penanganan
2.2.830 0
LONGSORAN
Data inventarisasi dan
Kondisi Lereng Nilai indeks
inspeksi
4.3.100. Topografi Sejarah longsoran Ya 2.2.940 10
Tidak 0
Keberadaan anomali topografi
Garis kontur yang terganggu Jelas 2.2.760 40
Fitur geografi Sebagian 30
Curam di puncak lereng Tidak jelas 10
4.3.101. Struktur Geologi Patahan, Zona Pergeseran 1.303.1 10
Zona Alterasi 1.303.2 10
Struktur planar dan baji (struktur daylight) 1.303.3 6
Struktur selain planar dan baji (struktur non daylight) 1.303.4 3
Struktur terobosan, struktur cap rock 1.303.5 3
Lainnya 0
4.3.102. Kondisi Geologi Serpih atau Sekis 1.302.7 3
Lainnya 2
4.3.103. Deformasi Penggelembungan pada kaki lereng Ada 2.2.770 8
Tidak ada 0
Depresi atau penurunan Ada 2.2.610 8
Tidak ada 0
Retakan permukaan (retak tekan diagonal, retak geser) Ada 2.2.610 8
Tidak ada 0
Deformasi bangunan rekayasa lereng Ada 2.2.790, 2.2.800, 8
2.210, 2.2.820,
Tidak ada 2.2.830 0
4.3.104. Kondisi Permukaan Mata air, jalur air alami Ya 2.2.670 8
Tidak 0
Drainase permukaan Baik 2.2.310, 2.2.320, 0
Perlu perbaikan 2.2.330 2
Tidak ada 1
4.3.105. Bangunan rekayasa Efektif 2.2.790, 2.2.800, -20
lereng Sebagian efektif 2.210, 2.2.820, -10
OJT JALAN DAN JEMBATANTidak
,Bandung,
efektif24 Meitidak
atau 2016ada 2.2.830 0
penanganan
ALIRAN DEBRIS
Data
Kondisi Lereng inventarisasi Nilai indeks
dan inspeksi
4.2.103. Pola Retakan Retakan reguler : interval > 1m 2.2.1050 18
Struktur geologi Retakan reguler : interval < 1m 12
Tidak beraturan 6
Struktur daylight atau non struktur daylight (planar, Daylight 15
baji) pada lokasi patahan, kekar, retakan, bidang Non - Daylight 5
perlapisan tidak ada
bidang 0
4.2.104. Tanda runtuhan skala kecil atau runtuhan batuan skala kecil Ya BF.12 7
Deformasi Tidak 0
4.2.105. Kondisi Mata air atau rembesan pada lereng Ya 2.2.670, 2
permukaan Tidak 2.2.710 0
Drainase Permukaan Baik 2.2.310, 0
Perlu perbaikan 2.2.320, 2
Tidak ada 2.2.330 1
4.2.106. Efektif 2.2.790, -20
Bangunan Sebagian efektif 2.2.800, 2.210, -10
rekayasa lereng 2.2.820,
Tidak efektif atau tidak ada penanganan
2.2.830 0
KERUNTUHAN TIMBUNAN
Data
Parameter bahaya inventarisasi Nilai indeks
dan inspeksi
4.5.100. Geometri Sudut lereng > 45 1.302.5, 10
34 - 45 1.303.5 5
< 33 0
4.5.101. Tanah dasar Kaki lereng tidak stabil 2.2.740 8
Lapisan tanah (subsoil) buruk 5
Aluvium 5
Kaki lereng stabil 0
Tidak pasti 3
4.5.102. Material timbunan Tanah pasiran 1.304 5
Tanah lempungan 0
Kerikil 0
Tidak diketahui 3
4.5.103. Air tanah dan air Basah pada kaki lereng timbunan Ada 2.2.720 8
permukaan Tidak ada 0
Jejak aliran air pada permukaan lereng Ada 2.2.730 8
Tidak ada 0
Rembesan dari lereng timbunan Ada 2.2.750 8
Tidak ada 0
Drainase permukaan Perlu perbaikan 2.2.310, 5
Tidak ada 2.2.320, 3
Baik 2.2.330 0
KERUNTUHAN TIMBUNAN (LANJUTAN)
Data
Parameter bahaya inventarisasi Nilai indeks
dan inspeksi
4.5.104. Pipa Tersumbat/air tidak mengalir atau tidak ada pipa Ada 2.2.310, 10
Tidak ada 2.2.320, 0
Ujung pipa tidak dipelihara Ada 2.2.330 7
Tidak ada 0
Pembengkokan (bending) atau kerusakan pipa Ada 5
Tidak ada 0
4.5.105. Deformasi Retakan, rayapan (creeping) Ada 2.2.1000 10
Tidak ada 0
Erosi permukaan Ada 2.2.620 8
Tidak ada 0
Adanya bagian lereng yang diperbaiki Ada 2.2.1030 5
Tidak ada 0
Pengembungan (swelling) pada lereng Ada 2.2.770 3
Tidak ada 0
4.5.106. Bangunan rekayasa Efektif 2.2.790, -20
lereng Sebagian 2.2.800,
efektif 2.210, -10
Tidak efektif atau tidak ada 2.2.820,
penanganan 2.2.830 0
KONSEKUENSI
Data
Parameter konsekuensi inventarisasi Nilai indeks
dan inspeksi
4.5.107. Layanan, Utilitas Ya 1.118 2
Tidak 0
4.5.108. Bahaya terhadap penghuni bangunan Ya 1.119, 1.120, 2
1.121
Tidak 0
4.5.109. Volume lalulintas (LHR) LHR: > 1000 1.123 2
LHR: 200 - 1000 1
LHR: < 200 0
4.5.110. Sudut > 30O 1.124 1
O
(as jalan ke puncak lereng galian atau kaki timbunan) < 30 0
3
4.5.111. Dimensi keruntuhan (a) Lereng galian (m ) (a) > 3000 atau (b) > 1000 1.2.850 1
(b) Timbunan (m3) (a) < 3000 atau (b) < 1000 0
4.5.112. Masa konstruksi untuk jalan sementara untuk pengalihan lalulintas 1.125
> 1 hari 1
< 1 hari 0
4.5.113. Panjang jalan alternatif > 50 km 1.126 1
< 50 km 0
PETA TINGKAT RISIKO LERENG
Terima Kasih
Jl. A.H. Nasution No. 264, Bandung 40294. Telp (022) 7802251-53 Fax (022) 7802726
Email: info@pusjatan.pu.go.id, www.pusjatan.pu.go.id