Professional Documents
Culture Documents
e-mail: selvyyanny.tedjomuljo@gmail.com
Abstrak
Kode etik dan caring harus diketahui oleh mahasiswa keperawatan karena kedua hal tersebut merupakan dasar
dari profesi keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang kode
etik keperawatan dan caring pada mahasiswa FIK UI. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
cross sectional terhadap 226 mahasiswa FIK UI yang diambil dengan teknik simple random sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa FIK UI memiliki tingkat pengetahuan yang baik (92%) mengenai
kode etik secara umum dan cukup (47,3%) mengenai caring profesi keperawatan. Direkomendasikan untuk
institusi pendidikan keperawatan agar dapat memberikan edukasi dan memotivasi mahasiswa untuk
mempraktikkan pengetahuan kode etik dan caring yang telah diberikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kata kunci : caring, kode etik keperawatan, mahasiswa keperawatan, tingkat pengetahuan
Abstract
Nursing students have to know about code of ethics and caring because both of them are fundamental on
nursing profession. This study used to know a representation of the level of knowledge of the nursing
profession's code of ethics and caring among nursing students in Universitas Indonesia. This study used
decriptive with cross sectional approach among 226 nursing students University of Indonesia by using simple
random sampling methods. The results showed that nursing student in Universitas Indonesia (92%) has a good
level of knowledge of the nursing profession's code of ethics and (47,3%) respondents has a fair level of
knowledge of caring in the nursing profession. It was recommended for nursing faculty to give education and
motivate students to practice the knowledge of the nursing profession's code of ethics and caring in daily
activities.
Key words : caring, code of ethics level of knowledge, nursing faculty, nursing students
bagi mahasiswa untuk diajarkan kode etik dan caring pada mahasiswa keperawatan
agar saat menjadi perawat dapat masih sangat jarang ditemukan. Oleh
menegakkan melalui kejujuran dan karena itu, studi untuk menggambarkan
integritas profesi. tingkat pengetahuan mengenai kode etik
dan caring pada mahasiswa keperawatan
Dalam penelitian Hajbaghery dan Dianati perlu dilakukan, karena mahasiswa
(2005) menunjukkan bahwa 45% keperawatan adalah generasi penerus
mahasiswa keperawatan kurang memiliki perawat yang nantinya akan memberikan
kepribadian yang sesuai untuk profesi asuhan keperawatan pada klien.
keperawatan. Penelitian lainnya, yaitu
penelitian kualitatif oleh Brubaker (2005) Metode
menunjukkan bahwa caring mahasiswa
keperawatan di Illinois State University Penelitian ini menggunakan desain
masih dinilai rendah dan belum deskriptif dengan pendekatan cross-
berkembang oleh pengajar. Studi sectional untuk meneliti gambaran tingkat
pendahuluan yang dilakukan dalam pengetahauan mahasiswa mengenai kode
penelitian ini juga mendapatkan bahwa etik dan caring profesi keperawatan.
60% menjawab FIK UI bukan merupakan Teknik sampling yang digunakan adalah
pilihan pertama dan keinginan menjadi simple random sampling, yaitu peneliti
perawat bukanlah merupakan keinginan memilih secara acak responden penelitian.
yang muncul dalam hati seseorang. Peneliti mendistribusikan 230 kuesioner
Melalui penelitian tersebut, peneliti dan berhasil mengumpulkan 226 kuesioner
kemudian menyadari bahwa kurangnya dengan 4 kuesioner dianggap sebagai data
kepribadian untuk menjadi seorang drop out.
perawat dapat berdampak terhadap
perilaku mahasiswa dalam perkuliahan. Kuesioner yang disebar terdiri dari 3
bagian, yaitu A untuk data demografi, B
Peneliti masih melihat beberapa untuk mengukur tingkat pengetahuan kode
pelanggaran yang tidak sesuai dengan kode etik keperawatan, dan C untuk mengukur
etik dan caring dilakukan oleh mahasiswa, tingkat pengetahuan caring pada profesi
seperti datang terlambat, kurang disiplin keperawatan. Kuesioner untuk mengukur
dalam mengumpulkan tugas, dan masih tingkat pengetahuan kode etik keperawatan
sering menggunakan pakaian yang tidak dibagi menjadi tujuh sub variabel, yaitu
dianjurkan. Selain itu, hasil penelitian sejarah kode etik keperawatan, definisi dan
Milanti (2007) menggambarkan bahwa fungsi, perawat dan klien, perawat dan
perbandingan sikap caring dan non caring praktik, perawat dan masyarakat, perawat
mahasiswa yaitu 3:2, yang menandakan dan teman sejawat, serta perawat dan
bahwa perbedaan hanya terpaut satu angka profesi yang dibuat ke dalam 26
sehingga mahasiswa yang masih memiliki pernyataan. Kuesioner untuk mengukur
sikap non caring juga tidak sedikit tingkat pengetahuan caring dibuat ke
jumlahnya, seperti tidak saling mengenal dalam 23 pernyataan dengan sub variabel
antar mahasiswa FIK UI dari berbagai pengertian caring dan 10 faktor karatif
angkatan, kurang saling menyapa antara Watson. Adapun 10 faktor karatif Watson,
sesama mahasiswa. terdiri dari 1) sistem nilai kemanusiaan dan
altruistis; 2) harapan akan kepercayaan; 3)
Penelitian terkait tindakan perawat yang kepekaan pada diri sendiri dan orang lain;
belum sesuai dengan kode etik dan caring 4) hubungan saling percaya; 5) curahan
dalam ranah keperawatan telah banyak perasaan positif dan negatif; 6)
dilakukan. Namun, penelitian mengenai penggunaan metode sistematis dalam
tingkat pengetahuan mengenai kode etik memecahkan masalah; 7) proses belajar-
3
bahwa pengetahuan tentang kode etik pertama kali mulai dikembangkan oleh
keperawatan dan isinya secara umum Listra Gretter pada tahun 1893 yang
sudah dipahami oleh mahasiswa dikenal dengan Ikrar Nightingale yang
keperawatan. kemudian ditetapkan sebagai kode etik
oleh The Nurses’ Associated Alumnae of
Tingkat pengetahuan mahasiswa 2013 The United States and Canada (Hook &
mengenai kode etik keperawatan lebih White, 2005; Fowler, 2010).
tinggi dibandingkan angkatan 2011 dan
2012. Kemungkinan hal ini terjadi karena Selain itu, tingkat pengetahuan mahasiswa
angkatan 2013 masih baru melewati mata dalam sub variabel definisi dan fungsi
ajar KDK 1 dan 2, sehingga pengetahuan kode etik keperawatan dinilai cukup baik.
tentang kode etik keperawatan masih dapat Hasil ini berbeda dengan penelitian
diingat lebih banyak. Berbeda halnya, sebelumnya yang menyatakan bahwa
dengan mahasiswa angkatan 2012 dan 89,7% mahasiswa di Hacettepe University
2011 yang beberapa di antaranya School of Nursing, Turki mengetahui
mengungkapkan telah lupa tentang kode tentang definisi dari konsep dan prinsip
etik keperawatan karena banyaknya materi dalam etika (Dinc & Gorgulu, 2002). Saat
keperawatan yang telah didapatkan. peneliti menelusuri alasan perbedaan ini
didapatkan bahwa responden bahwa
Edukasi mengenai kode etik keperawatan responden banyak salah pada pernyataan
dirasa penting karena dalam praktiknya mengenai isi yang terdapat dalam kode
sebagai perawat, seseorang akan berjumpa etik keperawatan, dan hanya 3 orang yang
dengan banyaknya permasalahan dan isu- mampu menjawab dengan benar. Ketika
isu etik. Hal ini mengakibatkan perawat peneliti mewawancarai 8 orang responden,
harus siap terlibat aktif dalam membuat mereka mengungkapkan memilih jawaban
keputusan etis yang mempengaruhi peran tersebut karena menganggap kalimat
mereka dan perawatan terhadap klien pernyataan yang relatif panjang umumnya
(Chaloner, 2007). Oleh karena itu, mata memiliki jawaban benar.
ajar keperawatan mengenai etika
keperawatan memberikan mahasiswa Hasil penelitian pada mahasiswa FIK UI,
kesempatan untuk mempelajari etika, didapatkan bahwa sebagian besar memiliki
masalah etik, dan dilema etik yang terdapat tingkat pengetahuan baik mengenai
dalam dunia keperawatan sehingga benar perawat dan teman sejawat sebanyak 144
adanya bila pendidikan keperawatan dapat orang (63,7%). Penelitian ini sejalan
memberikan kontribusi terhadap dengan penelitian Brown yang
pengembangan pengetahuan dan menggunakan 231 perawat sebagai
kemampuan seorang perawat. responden dengan hasil yang didapatkan,
yaitu sikap positif perawat saat
Walaupun tingkat pengetahuan responden berkolaborasi dengan sesama tenaga
sudah baik mengenai kode etik kesehatan (Brown, Lindell, Dolansky, &
keperawata, namun dalam beberapa sub Garber, 2015). Dengan demikian,
variabel kode etik keperawatan responden telah menyadari bahwa dokter
pengetahuan mahasiswa perlu merupakan mitra kerja perawat, sehingga
ditingkatkan. Dalam analisis, didapatkan pekerjaan perawat sesungguhnya bukan
bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa hanya menjalankan perintah dokter. namun
kurang (n=159, 70,4%) mengenai sejarah lebih dari itu, perawat memiliki prosedur
kode etik keperawatan. Hal ini terjadi dan kesepakatan profesional yang diatur
karena responden tidak terlalu mengetahui dalam kode etik dan hukum untuk
secara tepat evolusi dari kode etik mengevaluasi setiap tugas dan tanggung
keperawatan. Kode etik keperawatan jawab yang dilakukan, sehingga tujuan
6
pelayanan kesehatan bagi klien dapat masih belum mencapai kriteria baik. Bila
tercapai secara menyeluruh (Minnesota dibandingkan dengan hasil penelitian
Nurses Association, 2007). Milanti (2007) yang menunjukkan 97
mahasiswa (n=161) memiliki sikap caring,
Selain itu, tingkat pengetahuan mahasiswa sementara 64 mahasiswa memiliki sikap
terhadap isi kode etik mengenai perawat non caring, maka hasil ini dapat
dan klien; perawat dan praktik; perawat menggambarkan bahwa tingkat
dan masyarakat ; dan perawat dan profesi pengetahuan caring dapat mempengaruhi
memiliki tingkat pengetahuan yang baik. sikap caring seseorang (Koswara, 2002).
Hasil ini membuktikan bahwa mahasiswa Dengan demikian, pembelajaran mengenai
telah memahami bahwa isi kode etik caring saat duduk di bangku perkuliahan,
keperawatan di dalamnya menjelaskan memiliki tujuan ke depan, yaitu agar
tentang tanggung jawab perawat kepada mahasiswa dapat menunjukkan sikap
klien, masyarakat, praktik, dan profesi caring terhadap tuntutan situasi praktik
(Weis & Schank, 2009). Mahasiswa telah sebenarnya (Beck, 2001).
mengerti tentang nilai-nilai etik, seperti
menghargai harkat dan martabat klien Selain itu, penelitian ini juga membahas
tanpa membeda-bedakan, menghargai mengenai tingkat pengetahuan caring
keunikan klien, dan memberikan berdasarkan angkatan responden, yang
pelayanan keperawatan dengan mendapatkan hasil bahwa angkatan 2011
menghormati nilai dan kepercayaan klien. dan 2012 memiliki tingkat pengetahuan
Selain itu, mahasiswa memahami bahwa yang baik dibandingkan angkatan 2013.
tugasnya dalam konteks masyarakat, yaitu Hal ini dikarenakan mahasiswa angkatan
melakukan upaya promotif, preventif, 2011 dan 2012 sudah memasuki praktik
kuratif, dan rehabilitatif. klinik, yaitu melakukan praktik langsung
dengan klien, baik di rumah sakit, panti,
Mahasiswa juga menyadari bahwa ketika maupun komunitas. Hal ini sesuai dengan
berada dalam situasi praktik seorang pendapat Blum (2010 dikutip dalam
perawat perlu menggunakan ilmu yang Rosecrans, 2014) yang menemukan bahwa
terus menerus diperbarui bukan hanya dua dari tiga perilaku caring berubah
melalui bangku pendidikan. Namun juga ketika mahasiswa menghabiskan waktu
dengan mengikuti seminar kesehatan dan bersama klien dan tidak merasa lelah untuk
bertukar informasi dengan orang lain yang melakukan itu. Pendapat tersebut bukan
memahami ilmu kesehatan dapat berarti mahasiswa angkatan 2013 masih
memperbarui ilmu seorang perawat. belum mengetahui caring, namun
Mahasiswa pun telah memahami bahwa Rosecrans (2014) berpendapat bahwa
profesi keperawatan membutuhkan peran mahasiswa keperawatan yang masih baru
perawat untuk meningkatkan mutu asuhan (dalam hal ini mahasiswa 2013) masih
keperawatan dengan membuat standar- terfokus pada perkuliahan yang mana
standar dalam pelayanan keperawatan dan harus mereka selesaikan dengan baik.
pendidikan.
Berikutnya, peneliti membahas mengenai
Hasil penelitian selanjutnya yang dibahas tingkat pengetahuan caring mahasiswa bila
adalah tingkat pengetahuan mengenai dibagi ke dalam 11 sub variabel
caring profesi mahasiswa keperawatan. (pengertian caring dan 10 faktor karatif
Secara umum, tingkat pengetahuan Watson). Hasil penelitian mendapatkan
mahasiswa mengenai caring, yaitu cukup bahwa sebanyak 85% responden memiliki
baik (n=107, 47,3%). Hasil ini tingkat pengetahuan yang kurang
menggambarkan bahwa tingkat mengenai sub variabel sistem nilai
pengetahuan mahasiswa tentang caring kemanusiaan dan altruistis. Dalam hal ini,
7