Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting,
karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan,
Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA,
dan terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada aspek strukltur ditetapkan juga
standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat sudah tersedia standar renpra
berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh. Pada aspek
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Professional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
diantaranya adalah
sebagai pilar praktik perawatan professional yang pertama. Pada pilar I yaitu
1. Perencanaan
Dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi
1998).
a. Rencana harian
a) Asuhan keperawatan
a) Operan
terstruktur/insidentil.
belum teratasi.
ketergantungan pasien.
a) Operan
e) Menulis dokumentasi
malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka
a) Operan
harian.
b. Rencana bulanan
kelompok keluarga.
c. Rencana tahunan
masing tim.
c) Penyegaran terkait materi MPKP khusus kegiatan yang masih
mendatang.
2. Pengorganisasian
Primer. Secara vertikal ada kepala ruangan, ketua tim, dan perawat
3. Pengarahan
Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise, menciptakan
f. Negosiasi
4) Manajemen konflik
4. Pengendalian.
mengetahui fakta yang ada, sehingga jika muncul isue dapat segera direspon
proses yaitu pelaksanaan asuhan keperawatan dan pada output (hasil) yaitu
akan datang.
Kepala Ruangan akan membuat laporan hasil kerja bulanan tentang
semua kegiatan yang dilakukan terkait dengan MPKP. Data tentang indikator
mutu dapat bekerja sama dengan tim rumah sakit atau ruangan membuat
sendiri.
meliputi :
kinerja, staf perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP
agar dapat produktif sehingga misi dan tujuan organisasi dapat tercapai. Perawat
yang profesional apabila perawat tersebut sejak awal bekerja diberikan program
menentukan jumlah dan jenis tenaga keperawatan yang dibutuhkan agar dapat
perawat, perawat dengan tim kesehatan dan lain – lain. Sedangkan hubungan
pelayanan kesehatan.
1. Ketenagaan Keperawatan
ketergantungan pasien.
Keuntungan :
Kerugian :
dalam beberapa kelompok atau tim, yang diketuai oleh seorang perawat
kemampuannya.
Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan
Keuntungan :
dipertanggung jawabkan.
penugasan lain.
professional.
Kerugian :
bawah tanggung jawab perawat primer , dan perawat asosiet yang akan
keperawatan.
Keuntungan :
Kerugian :
perawat professional.
3. Proses Keperawatan
adalah :
a. Identifikasi masalah
masalah keperawatan
4. Dokumentasi Keperawatan
keperawatan.
Dokumen dibuat berdasarkan pemecahan masalah pasien.
pasien.
Berdasarkan MPKP yang sudah dikembangkan di berbagai rumah
sakit, Hoffart & Woods (1996) menyimpulkan bahwa MPKP tediri lima
yang diberikan termasuk tindakan yang dilakukan oleh PA. hal ini
yaitu:
d. Pendekatan manajemen
koordinasi yang jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim
berdasarkan prosedur.
beberapa jenis sesuai dengan kondisi sumber daya manusia yang ada yaitu:
a. MPKP Transisi
MPKP dasar yang tenaga perawatnya masih ada yang berlatar
b. MPKP Pemula
a) MPKP I
b) MPKP II
c) MPKP III
keperawatan jiwa..
care delivery.
PENUTUP
A. Kesimpulan
klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting,
karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan,
Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA,
dan terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada aspek strukltur ditetapkan juga
standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat sudah tersedia standar renpra
Jakarta: EGC
http://tkfebriyanti.blogspot.com/2012/01/ketenagaan-perawat.html. (Diakses