You are on page 1of 9

B A B II

PEMBAHASAN
MOTIVASI DALAM KEPEMIMPINAN
A. Pengertian Motivasi
Secara etimologi motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation yang memiliki
kata dasar motif yang berarti tujuan atau segala upaya untuk mendorong seseorang dalam
melakukan sesuatu.
Siagian (1995) mendefinisikan motivasi sebagai daya pendorong yang
mengakibatkan seseorang anggota organisasi agar mau dan rela untuk mengerahkan
kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan
kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah
ditentukan sebelumnya.
Menurut Duncan (dalam Notoatmodjo, 2009) mengemukakan bahwa motivasi
adalah setiap usaha yang didasarkan untuk mempengaruhi perilaku seseorang dalam
meningkatkan tujuan organisasi semaksimal mungkin.
Robbins and Judge (2008) menyatakan bahwa motivasi sebagai proses yang
menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.
Handoko (1999) menyatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individual untuk kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatukekuatan
yang dapat memberikan rangsangan atau dorongan serta semangat kerjakepada pegawai
sehingga dapat merubah perilaku pribadi orang tersebut dandigunakan sebagai tujuan untuk
meningkatkan produktivitas kerja agar dapatbekerja sesuai yang diinginkan instansi.
B. TeoriKebutuhan
Inti dari teori maslow adalah bahwa kebutuhan manusia tersusun dari suatuhirarki.
Robbins and Judge (2008) digambarkan dalam suatu hirarki limakebutuhan dasar manusia
menurut Maslow,yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis (Physiologocal needs), meliputi rasa lapar, haus,berlindung,
seksual dan kebutuhan fisik lainnya.
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja (Security or safety needs),meliputi rasa
ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
3. Kebutuhan sosial (Affiliation or acceptance needs), meliputi rasa kasihsayang,
kepemilikan, penerimaan dan persahabatan.
4. Kebutuhan penghargaan (Esteem needs), meliputi penghargaan internalseperti hormat
diri, otonomi dan pencapaiannya serta faktor-faktorpenghargaan eksternal seperti status
pengakuan dan perhatian.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (Needs for self actualization), dorongan untukmenjadi
seseorang sesuai kecakapannya meliputi pertumbuhan, pencapaianpotensi seseorang
dan pemenuhan diri sendiri.
Konsep Abraham Maslow dikenal dengan piramida kebutuhan.

Maslow mengasumsikan bahwa orang berusaha memenuhi kebutuhanyang lebih


pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku kearah kebutuhanyang paling tinggi (self
actualization). Apabila kebutuhan seseorang (pegawai)sangat kuat, maka semakin kuat pula
motivasi orang tersebut menggunakanperilaku yang mengarah pada pemuasan kebutuhannya.
Teori hirarki kebutuhandari Maslow ini dapat dengan mudah dipahami dalam kerangka
teoritis maupunterapan sebagaimana yang diilustrasikan dalam gambar 2.
Teori Maslow merupakan penjelasan mutlak tentang semua perilaku manusia, tetapi lebih
merupakan suatu pedoman umum bagi manajer untuk memahami orang-orang berperilaku.

Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (Self Actualization Needs)


Teoritis : Penggunaan potensi diri, pertumbuhan, pengembangan diri.
Terapan : Menyelesaikan penugasan-penugasan yang bersifat menantang,
melakukan pekerjaan-pekerjaan kreatif , pengembangan keterampilan.
Kebutuhan harga diri (Esteem Need)
Teoritis : Status atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi, dan prestasi,
apresiasi, kehormatan diri, penghargaan.
Terapan : Kekuasaan, promosi, hadiah, status symbol, pengakuan, jabatan,“strokes”,
penghargaan.
Kebutuhan sosial (Social Needs)
Teoritis : Cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima dalam kelompok,
Kekeluargaan , asosiasi.
Terapan : Kelompok-kelompok kerja formal dan informal, kegiatan-kegiatan yang
Disponsori perusahaan, acara-acara peringatan.

Kebutuhan keamanan dan rasa aman (Safety and Security Needs)


Teoritis : Perlindungan dan stabilitas.
Terapan : Pengembangan pegawai, kondisi kerja yang aman, rencana-rencana senioritas,
serikat kerja, tabungan, uang pesangon, jaminan pensiun, asuransi, sistem
penanganan keluhan.

Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)


Teoritis : Makan, minum, perumahan, seks, istirahat.
Terapan : Ruang istirahat, udara bersih untuk bernafas, air untuk minum,liburan, cuti,
balas jasa dan jaminan sosial, periode istirahat on the job.

C. Faktor-Faktor Motivasi
faktor-faktor motivasi menurut Maslow terdiri dari:
1. Kebutuhan Fisiologis
Winardi (2004) mengatakan bahwa seorang individu yang tidak memiliki apa-apa
dalam kehidupan mungkin sekali akan termotivasi oleh kebutuhankebutuhan fisiologikal.
Trisnawati S (2005) mengemukakan bahwa kebutuhan paling dasar dari manusia
yang akan memotivasi mereka untuk bekerja adalah kebutuhan fisiologikal. Kebutuhan ini
akan terpenuhi manakala seseorang mendapatkan upah minimum yang mereka kehendaki,
lingkungan pekerjaan yang nyaman dan lokasi yang penuh dari polusi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang bekerja adalah untuk
mendapatkan penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
Selain itu upah atau gaji merupakan dorongan agar orang bekerja dengan semangat.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Kerja
Trisnawati S (2005) mengemukakan bahwa kebutuhan keamanan bukansekedar
untuk merasa aman dari berbagai gangguan fisik maupun mental, akan tetapi juga perasaan
aman akan ketidakpastian di masa yang akan datang.Misalnya rencana pascapensiun dari
pekerjaan dan tunjangan di hari tua.
Gibson et al (1996) mengatakan bahwa kebutuhan untuk keselamatan danjaminan
lingkungan fisik serta emosional dan kebebasan dari ancaman yaitu untukkebebasan dari
kekerasan dan untuk terciptanya masyarakat yang tertib. Dalaminstansi adalah kebutuhan
keselamatan merefleksikan akan keselamatan kerja,tunjangan tambahan dan jaminan kerja.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keamanan
dankeselamatan kerja adalah suatu kondisi di mana para pegawai merasa aman dantentram,
bebas dari rasa takut akan penghidupan di masa yang akan datang,adanya jaminan akan
pekerjaannya bila terjadi sesuatu atas dirinya.
3. Kebutuhan Sosial
Koonts et al (1996) berpendapat bahwa karena manusia adalah mahluksosial,
mereka membutuhkan pergaulan dengan orang lain dan untuk diterimasebagai bagian dari
yang lain.
Trisnawati S (2005) mengemukakan bahwa kebutuhan untuk berinteraksidan
diterima oleh lingkungan sosial. Kebutuhan ini dapat terpenuhi melaluipenciptaan kondisi
yang memungkinkan para pegawai untuk berinteraksi satusama lain dalam pekerjaannya
secara lebih fleksibel dan terbuka.Dari kedua pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa
kebutuhan sosialyaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan
denganorang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok
dengan rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang.
4. Kebutuhan Penghargaan
Gibson et al (1996) mengatakan bahwa kebutuhan ini berhubungan denganhasrat
untuk memiliki kesan positif dan menerima perhatian, pengakuan danapresiasi dari orang
lain. Dalam instansi, kebutuhan penghargaan merefleksikanmotivasi untuk pengakuan,
peningkatan tanggung jawab, status yang tinggi danpenghargaan bagi kontribusi pada
instansi.
Winardi (2004) mengatakan bahwa keinginan atau hasrat kompetitif
untukmenonjol dan melampaui prestasi orang-orang lain boleh dikatakan sebuah
sifatuniversal manusia. Kebutuhan pokok akan penghargaan ini apabila dimanfaatkansecara
tepat dapat timbulnya prestasi instansi yang luar biasa.Dari pendapat-pendapat di atas, dapat
dikatakan bahwa kebutuhanpengahargaan adalah merupakan pemberian penghargaan oleh
pimpinan atas
prestasi kerja dalam menjalankan pekerjaanya. Dan pemenuhan
kebutuhanpenghargaan ini dapat tercermin dari adanya pemberian pujian, kepercayaan
dantanggung jawab.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Winardi (2004) mengatakan bahwa kebutuhan individu untuk merealisasipotensi
yang ada pada dirinya untuk mencapai pengembangan diri secaraberkelanjutan dan untuk
menjadi kreatif dalam arti kata seluas-luasnya.
Trisnawati S (2005) mengemukakan bahwa kebutuhan untukmenempatkan diri
individu dalam lingkungan dan untuk pengembangan diri.Kebutuhan ini dapat berupa adanya
tuntutan untuk pengembangan karier yangjelas, pekerjaan menantang dan terpenuhi melalui
pemberian promosi bagi pegawai yang menunjukkan prestasi atau melalui keterlibatan
sesering mungkinpegawai dalam berbagai proyek atau kegiatan yang memiliki tantangan.
Dengan dapat disimpulkan bahwa aktualisasi diri adalah merupakankebutuhan
untuk mewujudkan kemampuan serta mengembangkan diri pegawaiyang bersangkutan di
tempat di mana ia bekerja serta kesempatan untukmendapatkan promosi.

D. Teknik Motivasi Seorang Pemimpin

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pimpinan/manajer untuk memberikan motivasi


kepada bawahannya. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi adalah sebagai
berikut:
1.Rasa hormat (respect)
Berikan rasa hormat secara adil, demikian juga penghargaan. Adil tidak berarti sama rata.
Dengan demikian, dilihat dari aspek prestasi kerja, atasan tidak mungkin memberikan
penghargaan atau rasa hormat yang sama kepada semua orang. Berikan penghargaan
kepada karyawan atas dasar prestasi, kepangkatan, pengalaman, dan sebagainya.
2. Informasi (information)
Berikan informasi kepada bawahan mengenai aktivitas organisasi, terutama tentang apa
yang harus mereka lakukan dan bagaimana cara melakukannya. Informasikan standar
prestasi, tentukan dan beritahukan apa yang harus diperbuat. Kebanyakan karyawan
bertanya mengenai “apa yang harus mereka perbuat“ bukan menyatakan “kami memang
suka berbuat begitu“. Berikan penjelasan-penjelasan mengenai kesalahan mereka secara
edukatif dan persuasif.
3.Perilaku (behavior)
Usahakan mengubah perilaku sesuai dengan harapan bawahan dan dengan demikian dia
mampu membuat bawahan berperilaku atau berbuat sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh organisasi. Berikan pujian kepada bawahan yang rajin dan berprestasi sehingga
mereka berusaha lebih baik.
4. Hukuman (punishment)
Berikan hukuman kepada staf yang bersalah di ruang terpisah. Jangan menghukum
bawahan di depan orang lain, baik di depan rekan kerja maupun orang luar. Hukuman
yang diberikan di depan orang lain dapat menimbulkan frustasi dan merendahkan
martabat.
5.Perintah (command)
Perintah yang diberikan kepada bawahan sebaiknya bersifat tidak langsung. Adakalanya
perintah yang seharusnya di –ya- kan, karena disampaikan secara salah akibatnya di-tidak-
kan. Berikanlah perintah laksana ajakan, dan jika perlu diawali dengan contoh.
6. Perasaan (sense)
Interaksi atasan dengan bawahan adalah interaksi antar manusia. Manusia adalah insan
yang penuh perasaan. Tanpa mengetahui bagaimana harapan bawahan dan perasaan yang
ada pada diri mereka, sangat sukar bagi pimpinan untuk memotivasi bawahan. Perasaan
dimaksud antara lain rasa memiliki, rasa partisipasi, rasa bersatu, rasa bersahabat, rasa
diterima dalam kelompok, dan rasa mencapai prestasi

E. Langkah-Langkah Memotivasi

Menurut Wahjosumidjo (1987 : 201) ada beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan
oleh setiap pemimpin, diantaranya :
1) Pemimpin harus memahami semua perilaku bawahan. Apa sebab perilakunya, kekuatan-
kekuatan motif yang paling kuat, tujuan yang ingin dicapai, dan harapan yang diinginkan.
2) Di dalam memotivasi bawahan, pemimpin harus berorientasi kepada kerangka acuan
orang. Sebab motivasi adalah untuk bawahan bukan untuk pemimpin, oleh karenanya
pemimpin harus memungkinkan bagi bawahan untuk berperilaku dan berbuat sesuai dengan
tingkat kebutuhan yang diharapkan.
3) Setiap pemimpin harus memberikan keteladanan sebanyak mungkin. Sebab dengan
keteladanan, bawahan akan memperoleh motivasi dan contoh-contoh secara konkrit.
4) Pemimpin harus berbuat dan berperilaku realistik. Harus disadari oleh setiap pemimpin,
bahwa setiap pemimpin tidak akan dapat memberikan motivasi kepada setiap bawahan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Setelah memahami benar hakikat kepemimpinan, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
tidak mungkin berlangsung tanpa ada upaya memotivasi bawahan/orang lain. Dalam artian pihak
lain/bawahan dapat patuh mengikuti apa kata sang pemimpin, hanya jika sang pemimpin mampu
mendorong atau memotivasi mereka sehingga mereka (bawahan/rekan) dapat terdorong untuk
melakukan suatu tindakan yang terarah pada tujuan bersama. Mengingat para bawahan atau rekan
kerja yang dimotivasi memiliki beragam kepribadian dengan beragam motivasi, maka rangkaian
kata berikut ini layak disimak dalam rangka menjadi pemimpin yang mampu memotivasi bawahan
untuk mencapai tujuan unit kerja dan organisasi.
DAFTAR PUTAKA

Kanal Informasi (2016,23SEPTEMBER).Pengertian Motivasi.dikutip 28 April 2019 dari


https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-motivasi.
Definisi Pengertian (2016,01JANUARI). Pengertian Motivasi menurut ahli.dikutip 28 April
2019 dari http://www.definisi-pengertian.com/2016/01/pengertian-motivasi-definisi-menurut-
ahli.html.
Tulisan Terkini.Teori Kebutuhan Tentang Motivasi. dikutip 28 April 2019 dari
https://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/9242-teori-kebutuhan-tentang-motivasi.html

Prasetyo,SY (2010).Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Pegawai.


dikutip 28 April 2019 dari lib.unnes.ac.id/10653/1/6640.pdf

You might also like