You are on page 1of 9

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa : Yesti Stefani Hehanussa


Tanggal : 8 Mey 2019
Waktu : Pkl. 09.15 – 09.35 WIB (20 Menit)
Tempat : Ruang Poli Psikiatri RS Polri
Inisial Klien : Tn. A
Interaksi ke : I (Fase Perkenalan)
Lingkungan : Ruang tunggu Poli Psikiatri Polri, suasana dalam keadaan yang tenang dan kondusif, posisi pasien dan perawat duduk berdampingan
Deskripsi pasien : Penampilan rapi, menunduk.
Tujuan : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya
komunikasi

KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT


KOMUNIKASI VERBAL RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : Selamat pagi Pak, boleh P: Memandang K dan P : Ingin membuka K masih ragu terhadap orang Salam merupakan kalimat
saya duduk di sebelah tersenyum percakapan dengan klien dan baru yang masuk ke pembuka untuk memulai
Bapak ? K: Ekpresi datar berharap dengan sapaan lingkungannya suatu percakapan sehingga
sederhana P bisa diterima dapat terjalin rasa percaya.
oleh K.
K ragu terhadap orang baru
K : Sore, silahkan. K: Ekpresi datar P merasa senang ada
P: Memandang K tanggapan atas salam
walaupun belum diekpresikan
secara tulus
P : Oh ya, perkenalkan saya P : Memandang K sambil P merasa bahwa K harus K : masih memberikan Memperkenalkan diri dapat
Yesti, saya mahasiswa Urindo menjulurkan tangan ke K diberikan penjelasan tentang tanggapan secara ragu-ragu menciptakan rasa percaya
yang sementara praktek disini K : menerima uluran tangan P kedatangan P klien terhadap perawat
selama 3 minggu. Kalau
bapak siapa namanya?
K : (diam)
P : Nama Bapak siapa ? P : Masih menjabat tangan P ingin tahu nama pasien K ragu-ragu Mengenal nama pasien akan
pasien dan mendekatkan diri memudahkan interaksi
ke-K
K : Menoleh sebentar

K : Abdulrahman. K : Menyebut nama dengan P merasa pasien enggan K merasa perkenalan hanya
menunduk dan menarik berkenalan formalitas belaka
tangannya
P : Bapak senangnya P : Memandang K P ingin menjalin kedekatan K mencoba mengingat nama Nama panggilan merupakan
dipanggil dengan nama apa K : Menoleh ke halaman dengan pasien yang disukainya nama akrab klien sehingga
menciptakan rasa senang
K : Abdul. K : Melihat ke arah P dan P senang walaupun jawaban K mulai tertarik dengan akan adanya pengakuan atas
menjawab singkat lalu singkat perkenalan dengan P namanya
menunduk lagi
P : Wah, kedengarannya enak P : Memandang K sambil P mencoba mengakrabkan K berpikir sejenak, Pujian berguna untuk
kalau saya manggil Pak tersenyum suasana mengngingat nama yang mendekatkan perawat
Abdul K : Menunduk disukainya menjalin hubungan
therapeutik dengan klien
K : Menoleh ke P P merasa pertanyaan
K : Iya P : Memperhatikan K mendapatkan respon K mulai merasa bahwa P
datang untuk membantu K

P : Bapak asalnya dari mana P : Memandang K P masih berusaha K berpikir dan mengingat- Topik sederhana membantu
Pak Abdul? K : Menunduk dan berpikir membangun keakraban ingat menjalin kedekatan dengan
dengan topik sederhana klien

K : Salatiga, Jawa Tengah K : Menoleh ke P dan P senang karena K memberi


tersenyum lalu menunduk respon K senang karena ingat daerah
lagi asalnya dan kembali
P : Memperhatikan K membayangkan daerah
asalnya tersebut
P : Wah, jauh juga ya. Bapak P : Memandang K sambil P mulai mengkaji data umum K berpikir dan berusaha Lama rawat menentukan
Abdul sudah berapa lama tersenyum pasien mengingat apakah klien kronis atau akut
disini? K : Menghisap rokok dan
melemparkannya karena
sudah habis

K : Bicara tanpa menoleh P P khawatir kalau pertanyaan K membayangkan keadaan


K : Lama! Dua puluh tahun. P : Memandang K membuat K tersinggung yang telah lama dijalaninya
P : Sejak tahun berapa Bapak P : Menunjukkan perhatian P berharap dapat memperoleh K berusaha mengingat Daya ingat pasien dapat
disini ? K : Menunduk sambil data lama rawat secara lebih dikaji dengan menanyakan
memandang kakinya pasti sambil mengkaji daya data-data pasien yang
ingat pasien sederhana
K : Yach, delapan puluh tiga K : Masih menunduk P senang karena mendapat K menjawab dengan
P : Memperhatikan respon dari K sekedarnya

P : Sekarang Bapak Abdul P : Mendekatkan diri ke K P mengkaji daya ingat K K berusaha mengingat-ingat Umur mempengaruhi daya
umurnya berapa? K : Menoleh ke halaman dan ingat klien
terdiam beberapa lama

K : Em…56 tahun K : Menoleh P sebentar lalu P merasa arah pertanyaan K menjawab sesuai dengan
menunduk lagi sudah dapat dijawab jelas daya ingat yang dimilikinya
P : Tersenyum oleh K
P : Pak Abdul tau nggak, P : Menunjukkan keseriusan P berhati-hati karena K mengingat-ingat Keluhan utama merupakan
kenapa pak Abdul datang K : Menunduk pertanyaan tsb sangat spesifik dasar pasien dirawat di RS
disini? dan takut menyinggung Jiwa
K : Menoleh ke P dan pasien K menjawab ragu-ragu
K : Saya mau konsul menepuk-nepuk kepalanya’

P : ooooh, bapak mau konsul P: sambil tersenyum melihat P lega karena K tidak Menjawab sambil menatap P Daya ingat pasien dapat
yah ? klien tersinggung dikaji dengan menanyakan
K: sambil menatap P data-data pasien yang
K : Iya sederhana
P : Pak Abdul pernah P : Bertanya pelahan P mengkaji lebih jauh alasan K mengingat-ingat Halusinasi dapat terjadi kapan
ngamuk? K : Menunduk pasien dirawat saja karena adanya stimulus
tertentu
K : Menoleh ke halaman lalu P kaget, dan sadar kalau K mengalami halusinasi lihat
K : Nggak, nggak, saya suka menunjuk-nunjuk pasien mengalami halusinasi
ngelamun. Enak sendirian. P : Memperhatikan respon lihat
Kakak saya sudah meninggal pasien
tapi hidup lagi. Itu dia !!
P:- P : Masih kaget P mendiamkan karena belum K melihat kakaknya dan Dengan diam therapeutik,
K : Memandang ke halaman menemukan pertanyaan yang mencoba menceritakannya klien merasa didengarkan dan
tepat untuk K pada P bercerita tentang keadaannya
K : Kakak saya orangnya K : Menunjuk ke halaman P menemukan adanya flight
sukses, sayang mati, anak dan nyerocos of ideas dan berpikir tentang K teringat kondisi
saya tujuh belas semuanya di P : Memperhatikan faktor penyebab keluarganya
Jerman.
P : Bapak Abdul sudah P : Mendekatkan diri P berusaha mengkaji data K membayangkan keadaan Waham kemungkinan terjadi
berkeluarga? K : Memandang kosong ke yang terkait kata-katanya tadi keluarganya karena menarik diri
halaman
K : Anak saya di Jerman dan K : Menunduk sambil P menemukan adanya K menikmati waham yang
di Peking. Saya profesor, nyerocos kemungkinan waham dirasakannya
ngajar di UI, bolak-balik dari P : Memperhatikan kebesaran pada pasien
Bandung ke Jerman.
P:- P : Memperhatikan P mendiamkan dengan K membayangkan ank- Diam therapeutik akan
K : Menunduk harapan pasien akan lebih anaknya membantu pasien
terbuka tetang dirinya mengungkapkan perasaannya
pada perawat
K : Keadaan diluar perang, K : Berbisik pada P dengan P menemukan adanya fligt of
Abdul pusing mikirin biaya nada sedih ideas K sedih tentang anaknya
anak-anak, pada kuliah. P : Mendengarkan dengan
serius
P : Pak Abdul, kegiatan P : Menepuk bahu K P mencoba mengalihkan K teralih karena pertanyaan Pengalihan agar klien tidak
bapak sehari-hari ngapain K : Menoleh P pembicaraan terkait waham baru larut dalam waham dan
saja Pak ? halusinasinya
K : Menggaruk-garuk P merasa senang karena
K : Mandi, makan ehm…ya kepalanya pasien bisa beralih K bingung tentang yang
itu. P : Memperhatikan respon K dilakukannya sehari-hari
P : Kemudian? P : Menekankan pertanyaan P mencoba menggali data K mengingat-ingat Tehnik ekplorasi berguna
K : Menunduk lebih dalam untuk mendapatkan lebih
banyak data terkait masalah
K : Baca-baca buku. Saya K : Menoleh P P menemukan lagi adanya K merasa dirinya harus rajin klien
kan profesor. P : Memperhatikan kemungkinan waham belajar
P : Bapak Abdul betah P : Melihat halaman P mengalihkan perhatian K K masih terbawa oleh waham Pengalihan agar pasien tidak
tinggal di sini?Suasananya K : menunduk dari waham larut pada waham dan
enak ya! halusinasinya pada fase
K : Ikut melihat halaman P senang karena dapat K berusaha menjawab interaksi ini
K : Betah. P : memperhatikan mengalihkan perhatian pasien sekenanya
P : Tentunya keluarga Bapak P : Memandang K sambil P ingin mengkaji keterlibatan K berusaha mengingat Keluarga merupakan support
Abdul suka menjenguk tersenyum keluarga terhadap perawatan keluarganya sistem bagi klien sehingga
kesini. K : Menoleh P K harus dikaji keterlibatannya

K : Menunduk lagi K ingat terhadap keluarganya


K : Sebulan sekali. P : Memperhatikan respon K P senang mendapatkan
jawaban K
P : Kalau Pak Abdul suka P : Memandang K P mengkaji hubungan K K mengingat hubungannya Berada di lingkungan
pulang juga ya? K : Menunduk dengan keluarganya dengan keluarga keluarga akan membuat klien
melihat realitas
K : Ya, sebulan sekali juga K : Menoleh P dan tersenyum P senang mendapatkan K senang membayangkan menyenangkan atau malahan
P : Memperhatikan jawaban sesuai pertanyaan pulang stressor
P : Kalau di rumah, ngapain P : Memandang K sambil P berusaha mengkaji aktivitas K mengingat aktivitasnya di Aktivitas di rumah
aja Pak Abdul tersenyum K di rumah rumah merupakan data pantas
K : Menoleh P lalu melihat ke tidaknya pasien dilibatkan
halaman dalam keluarga

K : Yah, tidur dan baca-baca K : Memandang P P menemukan pengulangan K menikmati waham yang
buku penelitian. Profesor P : Memperhatikan respon K terhadap waham pada K dialaminya
harus banyak baca.
P : Suka ngobrol nggak P : Memandang K P mengkaji peran keluarga K mengingat aktivitasnya di Menarik diri membuat K
dengan keluarga K : Menunduk terhadap K rumah asyik dengan dunianya
sendiri
K : Enakan diem, soalnya K : Menunduk P mendapatkan data menarik K menganggap ngobrol
mengganggu saya baca buku P : Memperhatikan diri pada K mengganggu wahamnya
P : Bagaimana perasaan Pak P : Memandang K P mengalihkan topik bahasan K bingung dengan pertanyaan Pengalihan agar K tidak larut
Abdul sekarang? K : Menunduk yang diberikan dengan wahamnya

K : Saraf, sakit saraf. Kakak K : Menggaruk-garuk kepala P bingung harus ngobrol K menjawab tentang
saya hidup lagi, itu dia. P : Memperhatikan tentang apa lagi keadaannya

P:- P : Memandang halaman P memikirkan topik lain yang K merenungkan keadaannya Diam berguna untuk
K : Ikut memandang halaman terkait memikirkan interaksi
selanjutnya
K : Dia sukses. K : Menunjuk ke halaman P kaget karena kembali K menikmati halusinasi
P : Kaget dan memperhatikan menemukan adanya lihatnya
respon K halusinasi pada K

P : Pak Abdul, kita tadi sudah P : Memandang K P ingin mengakhiri fase I K memperhatikan P Evaluasi fase I berhasil jika K
berkenalan, masih inget K : Menoleh karena sudah cukup banyak dapat mengingat nama P
nggak nama saya? data yang terkaji sehingga nantinya terjalin
trust
K : Esty K : Memandang P dan P senang karena K ingat K mengingat-ingat nama P
tersenyum nama P
P : Memperhatikan

P : Nah, saya senang sekali P : Menepuk bahu K P memberikan reinforcement K senang diberikan Kontrak berikutnya harus
bisa ngobrol dengan pak K : Menoleh dan tersenyum pada K reinforcement ditentukan dan harus
Abdul. Bagaimana kalau mendapatkan persetujuan
besok kita ngobrol lagi? klien agar klien ingat
Sebentar saja kok, yach terhadap kontrak
cukup 20 menit saja.
K : Tersenyum P senang karena K mau K ikut menentukan kontrak
K : Boleh P : Tersenyum menentukan kontrak
berikutnya
P : Nah kalau Pak Abdul P : Memandang K P menentukan topik dan K memikirkan tentang Kegiatan yang akan
setuju, nanti kita ngobrol K : Menunduk aktivitas pada kontrak kegiatan yang ditawarkan dilaksanakan harus mendapat
tentang perasaan Pak Abdul berikutnya persetujuan K sehingga bila
terhadap keluarga Pak Abdul. K keluar dari kegiatan
Sekalian saya periksa tekanan dimaksud, bisa diingatkan
darahnya ya. tentang batasan kegiatan
K : Mengangguk K setuju tentang kegiatan sesuai kontrak
K : Ya, ya…. P : Tersenyum P senang karena K setuju yang akan dilaksanakan
dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan
P : Terimakasih atas P : Menepuk bahu K dan P menutup fase I K menunjukkan rasa percaya Salam penutup merupakan
kesediaan Pak Abdul ngobrol mengulurkan jabat tangan pada P akhir fase yang harus
dengan saya, selamat siang. K : Menoleh, menjabat dilakukan untuk mencegah
tangan P tidak percaya pada klien
K : Siang. P senang karena K mau K menyambut salam P
K : Tersenyum lalu berinteraksi dengan P
menunduk
P : Tersenyum

KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang tergali
adalah data mengenai harga diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas dan
ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan
dengan fase berikutnya yaitu fase kerja

You might also like