You are on page 1of 1

memasukkan kateter poli ethylene dari vena tepi sehingga ujungnya berada di dalam atrium kanan atau di muara

vena cava. CVP disebut juga kateterisasi vena sentralis (KVS).

Pengertian

1. Mengetahui tekanan vena sentralis (TVS)


2. Untuk memberikan total parenteral nutrition (TPN) ; makanan kalori tinggi secara intravena
3. Untuk mengambil darah vena
Tujuan
4. Untuk memberikan obat – obatan secara intra vena
5. Memberikan cairan dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat
6. Dilakukan pada penderita gawat

1. Pasien dengan trauma berat disertai dengan perdarahan yang banyak yang dapat menimbulkan syok.
pemeriksaan penting untuk penderita sakit kritis yang bertujuan untuk mengetahui atau mengevaluasi pertukaran Oksigen (O2),Karbondiosida ( CO2) dan status asam-basa dalam darah arteri. Pengertian 2. Pasien dengan tindakan pembedahan yang besar seperti open heart, trepanasi.
3. Pasien dengan kelainan ginjal (ARF, oliguria).
a. Diagnostik Indikasi
4. Pasien dengan gagal jantung.
b. Mengetahui kadar Oksigen (O2) dan Karbondioksida (CO2) 5. Pasien terpasang nutrisi parenteral (dextrosa 20% aminofusin).
c. Mengetahui status keseimbangan asam basa tubuh pasien (Asidosis Tujuan 6. Pasien yang diberikan tranfusi darah dalam jumlah yang besar (transfusi masif).
atau Alkalosis).

1. Volume darah : Volume darah total, Volume darah yang terdapat di dalam vena, Kecepatan pemberian tranfusi/ cairan
2. Kegagalan jantung dan insufisiensi jantung
•Gangguan pernapasan 3. Konstriksi pembuluh darah vena yang disebabkan oleh faktor neurologi
•Pascahenti jantung paru 4. Penggunaan obat – obatan vasopresor
•Kondisi metabolic, misalnya ketoasidosis diabetikum (KAD) 5. Peningkatan tekanan intraperitoneal dan tekanan intrathoracal, misal : Post operasi illeus, Hematothoraks, Pneumothoraks, Penggunaan ventilator mekanik, Emphysema mediastinum
•Perburukan tiba-tiba atau tidak dapat dijelaskan keadaan yang Mempengaruhi Nilai CVP 6. Emboli paru – paru
•Evaluasi terhadap intervensi, misalnya perubahan pada pengaturan ventilasi invasive Indikasi CVP 7. Hipertensi arteri pulmonal
•Titrasi ventilasi noninvasive BGA 8. Vena cava superior sindrom
•Sebelum pembedahan mayor sebagai dasar untuk memfasilitasi perbandingan pascaoperasi 9. Penyakit paru – paru obstruksi menahun
•Trauma mayor 10. Pericarditis constrictiva
11. Artevac ; tersumbatnya kateter, ujung kateter berada di dalam v.jugularis inferior

Sub Topic Keadaan yang Mempengaruhi Nilai BGA


Persiapan
•pH atau ion H+, menggambarkan apakah pasien mengalami asidosis atau alkalosis. Nilai normal pH berkisar antara 7,35 sampai 7,45. 1). Mencuci tangan
•PO2, adalah tekanan gas O2 dalam darah. Kadar yang rendah menggambarkan hipoksemia dan pasien tidak bernafas dengan adekuat. PO2 dibawah 60 mmHg mengindikasikan perlunya pemberian oksigen tambahan. Kadar normal PO2 adalah 75-100 mmHg 2). Mempersiapkan alat-alat: Set infus dan cairan yang akan dipakai, Triway, Standar infus, Manometer, Plester, Garisan carpenter (waterpass)
•PCO2, menggambarkan gangguan pernafasan. Pada tingkat metabolisme normal, PCO2 dipengaruhi sepenuhnya oleh ventilasi. PCO2 yang tinggi menggambarkan hipoventilasi dan begitu pula sebaliknya. Pada kondisi gangguan metabolisme, PCO2 dapat menjadi abnormal sebagai kompensasi keadaan metabolik. Nilai normal PCO2 adalah 35-45 mmHg 3). Memberikan salam dan inform consent pada klien
•HCO3-, menggambarkan apakah telah terjadi gangguan metabolisme, seperti ketoasidosis. Nilai yang rendah menggambarkan asidosis metabolik dan begitu pula sebaliknya. HCO3- juga dapat menjadi abnormal ketika ginjal mengkompensasi gangguan pernafasan agar pH kembali dalam rentang yang normal. Kadar HCO3- normal berada dalam rentang 22-26 mmol/l Interpretasi 4). Menempatkan klien pada posisi datar yang diinginkan untuk mendapat titik nol.
•Base excess (BE), menggambarkan jumlah asam atau basa kuat yang harus ditambahkan dalam mmol/l untuk membuat darah memiliki pH 7,4 pada kondisi PCO2 = 40 mmHg dengan Hb 5,5 g/dl dan suhu 37C0. BE bernilai positif menunjukkan kondisi alkalosis metabolik dan sebaliknya, BE bernilai negatif menunjukkan kondisi asidosis metabolik. Nilai normal BE adalah -2 sampai 2 mmol/l Pelaksanaan
•Saturasi O2, menggambarkan kemampuan darah untuk mengikat oksigen. Nilai normalnya adalah 95-98 % 5). Mencuci tangan
6). Menentukan titik nol manometer sesuai dengan tinggi atrium kanan yang diperkirakan. Titik tersebut setinggi area intercostal keempat. Ketinggian ini tepat pada garis
midaksila pasien dan dapat ditentukan dengan pengukuran sekitar 5 cm di bawah sternum.
7). Memutar triway sehingga cairan infus mengalir ke dalam manometer sampai batas 20 – 25 cmH2O.
Prosedur Pengukuran CVP
8). Memutar triway sehingga cairan dalam manometer mengalir ke arah/ke dalam pembuluh darah klien.
9). Mengamati fluktuasi cairan yang terdapat dalam manometer.
suatu skala neurologik yang dipakai untuk menilai secara obyektif derajat kesadaran seseorang. Pengertian 10). Menentukan besar tekanan vena sentral dimana cairan bergerak stabil. Ini adalah tekanan vena sentral.
11). Mengembalikan klien ke posisi semula.
Evaluasi
uka Mata (E) Monitoring hemodinamik 12). Evaluasi respon klien sebelum, selama dan setelah tindakan.
an komponen ini respon pasien terhadap rangsangan dengan membuka mata nya. Membuka mata menunjukkan gairah pasien. Ada 4 nilai dalam komponen ini: Dokumentasi
a spontan pembukaan: pasien membuka matanya tanpa rangsangan eksternal. 13). Catat hasil pemeriksaan
mbuka mata pidato: pasien membuka matanya dia di respon terhadap rangsangan verbal. 14). Catat respon klien selama dilakukan pemeriksaan
mbuka mata terhadap rangsangan yang menyakitkan: pasien membuka mata nya setelah stimulus menyakitkan diterapkan. 15). Catat nama pemeriksa serta waktu pemeriksaan
ak ada yang membuka mata: Tidak mata pembukaan verbal atau rangsangan nyeri.

n Verbal Terbaik (V)


nen ini adalah untuk menilai respon verbal dari pasien dengan mengajukan tiga pertanyaan orientasi. Tiga pertanyaan tersebut adalah waktu, tempat, dan orang (nama). Ada lima nilai di komponen ini diantaranya:
orientasi: Pasien mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan waktu, tempat, dan orang dengan benar. Beberapa pasien yang menjawab semua pertanyaan dengan benar tiga, namun, selama percakapan lanjut, perawat dapat menemukan pasien tidak benar-benar koheren. Karena pasien mampu menjawab semua tiga pertanyaan dengan benar maka dia masih mencetak sebagai berorientasi atau (5).
Pengertian Tekanan yang terbentuk dalam pembuluh darah arteri besar sepanjang waktu serta merupakan cerminan komplian dan volume darah rata-rata dalam sistem arteri.
gung (Disoriented): Pasien tidak mampu menjawab satu atau lebih dari tiga pertanyaan orientasi (waktu, tempat, dan orang) dengan benar. Beberapa pasien tidak dapat menjawab semua tiga pertanyaan orientasi benar tapi percakapan mereka koheren. Mereka masih mencetak sebagai (4). Judul yang lebih tepat untuk komponen ini harus "disorientasi".
a-kata yang tidak tepat: Pasien memiliki acak atau seruan diartikulasikan pidato dan tidak memiliki pertukaran percakapan berkelanjutan. GCS
Cara Melakukan Pemeriksaan Tujuan Sub Topic
ra tidak komprehensif: mengerang Pasien (tidak ada kata-kata) dan mengerang dengan atau tanpa stimulasi eksternal.
ak ada respon verbal: Pasien tidak membuat suara bahkan ketika rangsangan yang menyakitkan diterapkan.
MAP
Indikasi Sub Topic
n Motorik Terbaik (M)
Keadaan yang Mempengaruhi Nilai MAP Sub Topic
nen ini sedang menguji respon motorik terbaik pasien terhadap rangsangan lisan atau menyakitkan. Respon motorik terbaik paling sedikit dipengaruhi oleh trauma. Komponen ini di GCS adalah indikator yang paling akurat dalam memprediksi hasil-hasil pasien 6. Ada enam nilai dalam komponen ini.
matuhi perintah: Pasien mampu melakukan tugas-tugas sederhana seperti bertanya "menunjukkan ibu jari Anda", atau "menunjukkan dua jari". Jangan meminta pasien untuk "pegangan jari-jari saya". Ini mungkin refleks.Untuk pasien lumpuh yang tidak dapat menggerakkan anggota mereka, perawat dapat meminta pasien untuk tersenyum, julurkan lidah mereka, atau menunjukkan gigi mereka )
alized nyeri: upaya Pasien untuk menghapus sumber rangsangan yang menyakitkan dengan menggunakan nya / tangannya atau mencoba untuk memindahkan / nya bahunya jauh dari rangsangan yang menyakitkan.
arikan terhadap nyeri: Pasien mencoba untuk memindahkan tangannya atau kaki ketika rangsangan yang menyakitkan diterapkan pada jari-jarinya atau jari-jari kakinya.
ormal fleksi (decortication): ketika rasa sakit pusat diterapkan pada siku, pergelangan tangan, dan jari fleksi dan digambar di atas dada. Kedua lengan adduksi dan ditutup pada dinding dada. keseimbangan antara pemasukan cairan (intake) dan pengeluaran cairan
Pengertian
ormal ekstensi (decerebration): ketika rasa sakit sentral berlaku, pasien akan telah memperkuat siku dan rotasi internal bahu dan fleksi pergelangan tangan dan jari. Kedua lengan adduksi dan ditutup pada dinding dada. Pasien mungkin memiliki ekstensi di / kakinya dengan plantar fleksi. (output). Masukan cairan orang dewasa normalnya adalah 1500 ml sampai 3500 ml.
ak ada respon: Pasien tidak menunjukkan dan gerakan anggota tubuh ketika rasa sakit pusat diterapkan.
1. Menentukan tingkat dehidrasi klien.
Tujuan 2. Memudahkan kontrol terhadap keseimbangan cairan elektrolit.
3. Memberikan data untuk menunjukan efek diuretic atau terapan rehidrasi.

1. Turgor kulit buruk


Sub Topic Konsep TIK dan PTIK 2. Edema
3. Tekanan darah sangat rendah/tinggi
Sub Topic Indikasi 4. Gagal jantung kongestif
Indikasi
ICP 5. Dispnea
Sub Topic Kondisi yang Mempengaruhi Nilai ICP 6. Penurunan haluaran urien
7. Infus intravena
Sub Topic Prosedur Pengukuran ICP Balance Cairan

1. Demam
2. Muntah, diare
3. Gagal ginjal output berlebihan
4. Diabetes insipidus
5. Luka bakar
6. Shock
Keadaan yang Mempengaruhi Balance Cairan
7. Takipnea
8. Gagal jantung kongestif
9. Ventilasi mekanik
10. Paska bedah
11. Gagal ginjal
12. Tekanan intrakranial tinggi

You might also like