Professional Documents
Culture Documents
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PENGAMPU
A. Deskripsi singkat
Mata kuliah ini, membahas dan memberikan pengetahuan tentang teknologi
pendidikan yang meliputi pengertian teknologi pendidikan, komponen teknologi
pendidikan, peran teori belajar, peran dna prinsip belajar, model pembelajaran,
strategi pembelajaran dan desain pembelajaran. Oleh karena itu mata kuliah ini
diorientasikan pada upaya pembekalan pemahaman dan keterampilan teknis
kepada mahasiswa dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan
menggunakan teknologi pendidikan.
B. Manfaat, relevansi
Setelah mempelajari bahan ajar ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan mempraktekan tentang tehnologi pendidikan dalam proses
belajar mengajar yang meliputi pengertian teknologi pendidikan, komponen
teknologi pendidikan, peran teori belajar, peran dna prinsip belajar, model
pembelajaran,strategi pembelajaran dna desain pembelajaran sehingga dapat
menghasilkan pembelajaran yang berbasis pada kemajuan tehnologi tepat guna.
C. Tujuan Instruksional
Mahasiwa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan membaca
referensi yang direkomendasikan sebagai buku acuan yang sudah ada. Setelah
selesai mempelajari modul ini, maka Anda diharapkan mampu:
1. Mampu menjelaskan tentang teknologi pendidikan sebagai cabang ilmu
IPTEK
2. Mampu memahami tentang pengertian teknologi pendidikan sebagai bidan
studi dan sistem pemecahan masalah.
3. Mampu memahami komponen teknologi pendidikan
4. Mampu menjelaskan peran teori belajar
5. Mampu menguraikan teori dan prinsip belajar
6. Mampu menyusun model pembelajaran
7. Mampu membuat strategi pembelajaran
8. Mampu membuat desain pembelajaran
B. STANDAR KOMPETENSI
Mampu memahami dna menguasai ketrampilan tentang teknologi pendidikan pada proses
pembelajaran dengan menggunakan teknologi pendidikan yang up to date.
C. KONPETENSI DASAR
Memahami dan menerapkan konsep dasar, teori dan fungsi teknologi pendidikan
dalam kegiatan pendidikan
D. INDIKATOR
Setelah perkuliahan selesai, mahasiswa mampu memahami dan menerapkan
konsep dasar, teori dan fungsi teknologi pendidikan, meliputi:
1. Mampu menjelaskan tentang teknologi pendidikan sebagai cabang ilmu
IPTEK
2. Mampu memahami tentang pengertian teknologi pendidikan sebagai bidan
studi dan sistem pemecahan masalah.
3. Mampu memahami komponen teknologi pendidikan
4. Mampu menjelaskan peran teori belajar
5. Mampu menguraikan teori dan prinsip belajar
6. Mampu menyusun model pembelajaran
7. Mampu membuat strategi pembelajaran
8. Mampu membuat desain pembelajaran
E. REFERENSI
Teknologi Pembelajaran: Definisi Dan Kawasannya, hasil terjemahan dewi s.
Prawiradilaga, dkk.(1995) dari judul aslinya Instructional Technology:
DEFINITION and domain of Field karya Barbara B. Seels dan Rita C.
Richey yang diterbitkan pada tahun 1994
Educational Technology: a Definition with Commentary. Karya : Alan Januszweski
& Michael Molenda. Tahun 2008. Penerbit: Lawrence Erlbaum Associates
Models of Teaching (model-model pengajaran) karya Bruce Joyce,
Marsha Weil, Emily Calhoun tahun 2016. Penerbit:
Pustaka Pelajar
Menyemai benih teknologi pendidikan. Tahun: 2004. Karya: Prof. Dr. Yusuh
Hadimiarso. Penerbit: prenada media
Teknologi pengajaran. Tahun: 2003. Karya: Nana Sudjana dan Ahmad Rivai.
Penerbit: sinar baru algensindo.
Teknologi pendidikan. Tahun: 2012. Karya: dewi salma prawiradilaga. Penerbit:
kencana.
Teori belajar. Tahun 2004. Karya: teori pembelajaran. Karya achmad sugandi.
Penerbit: unnes press
F. STRATEGI PEMBELAJARAN
Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran secara SCL (Student Center
Learning) dengan menggunakan metode berikut ini : Discovery Learning, Small
grup discusions, problem based learning, tanya jawab & SGD.
POKOK BAHASAN 1
TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI CABANG ILMU / IPTEK
A. KOMPETENSI DASAR
Mampu menjelaskan tentang teknologi pendidikan sebagai cabang ilmu / IPTEK.
B. INDIKATOR
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang hakikat teknologi pendidikan dengan benar
2. Mahasiswa mampu menjelaskan peran Teknologi pendidikan dalam proses pendidikan
atau penbelajaran
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang perkembangan Teknologi pendidikan darii
konsep sampai berdiri sebagai cabang IPTEK
C. POKOK MATERI
1. Hakikat teknologi pendidikan
2. Peran teknologi pendidikan dalam proses pendidikan atau pembelajaran
3. Perkembangan teknologi pendidikan dari konsep sampai berdiri sebagai cabang IPTEK
D. STRATEGI PEMBELAJARAN
Discovery Learning, Small grup discusions, problem based learning, tanya
jawab & SGD
MATERI MODUL
A. Hakekat Teknologi pendidikan
e. Teknologi
Teknolog itersebut merupakan suatu keterpaduan untuk menuju
inovasi pendidikan sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan
perlu kombinasi peralatan/alat elektronik, orang-orang, proses,
manajemen, intelektual, untuk perubahan yang efektif.
POKOK BAHASAN II
A. Kompetensi Dasar
dengan benar
C. Pokok Materi
D. Strategi Pembelajaran
Lampiran Materi
berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan
pendidikan pada awal abad dua puluhan. Media ini, sebagai media
pembelajaran visual yang berupa film, gambar dan tampilan yang mulai ramai
pada tahun 1920. definisi formal pembelajaran visual terfokus pada media
diapandang sebagai suatu proses. Awal tahun 1950, khususnya selama tahun
1960 dan 1970 sejumlah ahli dalam bidang pendidikan mulai mendiskusiakan
pendidikan digambarkan bukan hanya sebagai sebuah media. Definisi ini (Ey,
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan). Hal ini merupakan suatu hal yang
berangkat dari pandangan “tradisional” terhadap teknologi pendidikan.
Definisi kini lebih memusat pada desain pembelajaran dan penggunaan media
sebagai pengendalian proses belajar (p. 38). Lebih dari itu pengertian kini
penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan mengunakan
membuat pembelajaran lebih efektif. Jadi menurut konsep ini tujuan utama
pandangan bahwa manusia (dalam hal ini guru) bukanlah satu-satunya sumber
pada rumusan tahun 1977 yang terlalu rumit, definisi ini menegaskan bahwa
peraturan, bidang pendidikan dan tempat kerja. Para ahli bidang desain
OHP, dan segala jenis hardware dan software lainnya yang berhubungan
A. Kompetensi Dasar
teknologi pendidikan.
B. Indikator
benar
C. Pokok Materi
D. Strategi Pembelajaran
teknologi pendidikan
orang \
4. Ketik makalah dengan format kertas A4, Time New Roman 12, spasi 1,5
Adalah Edgar Dale dan James Finn merupakan dua tokoh yang berjasa dalam
pengembangan Teknologi Pembelajaran modern. Edgar Dale mengemukakan
tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) sebagaimana tampak dalam
gambar 1 berikut ini :
Gambar 1. Kerucut
Pengalaman Dale
Dari
gambar
tersebut
dapat kita
lihat
rentangan
tingkat pengalaman dari yang bersifat langsung hingga ke pengalaman melalui
simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari yang bersifat kongkrit ke
abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan
metode dan bahan pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi
Pembelajaran
Definisi AECT 1972Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang
sudah ada (1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut :
1. Kawasan Desain
Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan
kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk.
Kawasan desain bermula dari gerakan psikologi pembelajaran, terutama
diilhami dari pemikiran B.F. Skinner (1954) tentang teori pembelajaran
berprogram (programmed instructions). Selanjutnya, pada tahun 1969 dari
pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang preskriptif tentang desain
turut memicu kajian tentang desain. Pendirian pusat-pusat desain bahan
pembelajaran dan terprogram, seperti “Learning Resource and Development
Center” pada tahun 1960 semakin memperkuat kajian tentang desain. Dalam
kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-an, Robert Glaser, selaku Direktur dari
Learning Resource and Development Center tersebut menulis dan berbicara
tentang desain pembelajaran sebagai inti dari Teknologi Pendidikan.
Kawasan Desain paling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori
dan praktek, yaitu : (1) Desain Sistem Pembelajaran; (2) Desain Pesan; (3)
Strategi Pembelajaran; (4) Karakteristik Pembelajar.
2. Kawasan Pengembangan
Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual.
Pengembangan kedua jenis bahan pembelajaran tersebut sangat bergantung
pada teori persepsi visual, teori membaca, pengolahan informasi oleh manusia
dan teori belajar.
3. Kawasan Pemanfaatan
4. Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui :
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan
pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan
pelayanan media. Pembauran perpustakaan dengan program media
membuahkan pusat dan ahli media sekolah. Program-program media sekolah
ini menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan
penggunaan sumber-sumber teknologikal dalam kurikulum.
5. Kawasan Penilaian
B. Indikator
C. Pokok Materi
1. Definisi komunikasi’
2. Konsep komunikasi
3. Unsur-unsur komunikasi
4. Tujuan Komunikasi
5. Prinsip-prinsip komunikasi
6. Hambatan Komunikasi
9. Teori komunikasi
D. Strategi Pembelajaran
orang \
3. Buatlah makalah tentang teori belajar dan aplikasikan dalam institusi
4. Ketik makalah dengan format kertas A4, Time New Roman 12, spasi 1,5
A. Definisi Komunikasi
Ditinjau dari etimologi, komunikasi berasal dari kata communicare yang berarti
“membuat sama”. Definisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi berarti “mengirim
pesan”. Menurut (Effendy. 2003: 9) istilah komunikasi (communication) berasal dari kata
latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini
maksudnya adalah sama makna. Berbicara mengenai definisi komunikasi tidak ada
definisi yang salah dan benar secara absolute.
Namun definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada kalimat
“mendiskusikan makna”, ”mengirim pesan” dan ”penyampaian pesan lewat media”.
Apapun istilah yang dipakai, secara umum komunikasi mengandung pengertian
“memberikan informasi, pesan, atau gagasan pada orang lain dengan maksud agar orang
lain tersebut memiliki kesamaan informasi, pesan atau gagasan dengan pengirim pesan.
B. Konsep Komunikasi
Konsep komunikasi menurut John R. Wenburg, William W. Wilmoth dan Kenneth K
Sereno dan Edward M Bodaken terbentuk menjadi 3 tipe: pertama, searah: pemahaman ini
bermula dari pemahaman komunikasi yang berorientasi sumber yaitu semua kegiatan
yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk
membangkitkan respon penerima.
Kedua, interaksi: pandangan ini menganggap komunikasi sebagi proses sebab-akibat,
aksi-reaksi yang arahannya bergantian. Ketiga, transaksi: konsep ini tidak hanya
membatasi unsur sengaja atau tidak sengaja, adanya respon teramati atau tidak teramati
namun juga seluruh transaksi perilaku saat berlangsungnya komunikasi yang lebih
cenderung pada komunikasi berorientasi penerima. Saat dosen memberi kuliah,
komunikasi bukan saja berdasarkan fakta bahwa mahasiswa menafsirkan isi kuliah tetapi
juga dosen menafsirkan perilaku anggukan atau kerutan kening mahasiswa.
Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan,
maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai
apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu
belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya
saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa
percakapan antara kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya,
selain mengerti bahasa yang dipergunakan juga mengerti makna dari bahan yang
dipercakapkan.
C. Unsur-unsur komunikasi
1. Komuniakator (communicator)
Yaitu memberi berita, yang dalam hal ini adalah orang yang berbicara,pengirim
berita atau orang yang memberitakan.
2. Menyampaikan berita,
Dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau
menyiarkan.
3. Berita
Berita yang disampaikan (message), dapat dalam bentuk perintah, laporan, atau
saran.
3. Komunikan (communicate)
Yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung. Dengan kata
lain orang yang menerima berita.
4. Tanggapan atau reaksi (response), dalam bentuk jawaban atau reaksi. Kelima
unsure komunikasi tersebut (Komuniakator, Menyampaikan berita, Berita-
berita yang disampaikan, Komunikan dan Tanggapan atau reaksi) merupakan
kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsure tidak ada, maka
komunikasi tidak akan terjadi.
D. Bentuk-bentuk komunikasi
a) Komunikasi verbal
Yaitu salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan
pesan kepada pihak lain baik secara tertulis maupun pesan.
Hasil Observasi:
Berdasarkan observasi dan pengamatanyang kami lakukan. Komunikasi
verbal yang kami temukan adalah komunikasi yang dilakukan antara guru dan
murid. Dimana komunikasi tersebut termasuk komunikasi secara tertulis. Karena
seorang guru yang menyampaikan materi secara tertulis di papan tulis.
E. Jenis komunikasi :
a) Komunikasi individu
Komunikasi yang terjadi dalam diri individu yang berfungsi untuk
mengembangkan kreativitas imajinasi, memahmai dan mengendalikan diri serta
meningkatkan kematangan berpikir sebelum mengambil keputusan.
b) Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran
yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Komunikasi intrapersonal
merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan
simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus
penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses
internal yang berkelanjutan.
Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi
yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses
psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat
berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator.
Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi,
maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain.
Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada
dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada
suatu ungkapan ataupun obyek.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari
dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo’a, bersyukur,
instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita,
mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif.
Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan
perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan
pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan
peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini.
Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang
mengacu pada identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari
kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem),
dan identitas diri kita yang berbeda beda (multiple selves).
c) Komunikasi kelompok
Menurut Anwar Arifin komunikasi kelompok adalah komunikasi yang
berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti
dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984).
Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi
kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih,
dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri,
pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat
karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
Dari dua definisi di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi
tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai
tujuan kelompok.
Menurut Dedy Mulyana kelompok adalah sekumpulan orang yang
mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai
bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga,
kelompok diskusi, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil
suatu keputusan. Pada komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi
antarpribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku
juga bagi komunikasi kelompok.
Sehingga komunikasi kelompok adalah Interaksi tatap muka antara tiga orang
atau lebih dengan tujuan yang telah diketahui seperti berbagai informasi, pemecahan
masalah mana yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
anggota lain secara tepat.
Hasil Observasi :Berdasarkan hasil observasi kami komunikasi kelompok
sangat banyak kami jumpai. Diantaranya ketika ada beberapa siswa yang sedang
ngobrol bersama. Ini merupakan suatu proses komunikasi kelompok. Karena mereka
terdiri dari lebih 1 orang dan dalam lingkup tertentu.
d) Komunikasi massa
Merupakan tipe komunikasi manusia (human communication) adalah
komunikasi umum, pesan yang disampaikan tidak ditujukan pada satu orang saja tapi
juga bagi semua orang/ khalayak.
Hasil Observasi :
Untuk kegiatan komunikasi masa ini, jenis komunikasi ini kami temukan ketika
seorang guru sedang menjelaskan ataupun menyampaikan materi kepada siswanya.
Dan hal ini dikatakan sebagai komunikasi masa karena pesan atau materi tidak hanya
untuk sati siswa. Melainkan bagi seluruh siswa dalam kelas.
e) Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan
fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses
pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi
batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya
saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan
horisontal.
Hasil Observasi :
Menurut kami, komunikasi organisasi ini muncul dan ada ketika ada beberapa
guru ataupun karyawan lain yang berkumpul di dalam ruang guru. Kemudian mereka
membahas bagaimana kemajuan siswa dalam belajar dan apa yang harus dilakukan
untuk memajukan sekolah tersebut.
F. Tujuan komunikasi:
a. Menemukan
Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penenmuan diri (personal
discovery). Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik diri kita
sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Tetapi komunikasi juga
memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar yang dipenuhi objek, peristiwa dan
manusia lain.
b. Untuk berhubungan
Kita menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi untuk membina dan
memelihara hubungan sosial dengan orang lain.
c. Untuk meyakinkan
Media massa ada sebaigan besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan
perilaku kita. Sedikit saja dari komunikasi pribadi kita yang tidak berupa untuk
mengubah sikap atau perilaku.
d. Untuk bermain
Kita menggunkan banyak perilaku komunikasi kota untuk bermain dan menghibur
diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, film sebagian besar untuk
hiburan. Demikian pula banyak dari perilaku yang dirancang untuk menghibur orang
lain.
G. Prinsip komunikasi:
1) Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik
2) Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
3) Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
4) Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat
kesengajaan
5) Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
6) Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
7) Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik
8) Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin
efektiflah komunikasi
9) Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial
10) Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
11) Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversible
12) Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan
berbagai masalah
H. Hambatan-hambatan dalam berkomunikasi
Pada sebuah proses komunikasi yang terjadi terkadang kita juga akan
mengalami banyak hambatan dalam berkomunikasi. Beberapa Hambatan
Komunikasi adalah :
a. Hambatan sematik Komunikasi yg disebabkan oleh fakor bahasa yg
digunakan oleh para pelaku komunikasi
b. Hambatan mekanik Komunikasi yang disebabkan oleh factor elektrik, mesin
atau media lainnya
c. Hambatan antropologis Hambatan yg disebabkan oleh perbedaan pada diri
manusia
d. Hambatan psikologis Hambatan yg disebabkan oleh factor kejiwaan .
3. Teori Sibernetika
Istilah sibernetika berasal dari bahasa Yunani (Cybernetics berarti pilot).
Istilah Cybernetics yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi
sibernetika, pertama kali digunakan tahun 1945 oleh Nobert Wiener dalam
bukunya yang berjudul Cybernetics. Sibernetika adalah teori sistem
pengontrol yang didasarkan pada komunikasi (penyampaian informasi) antara
sistem dan lingkungan dan antar sistem, pengontrol (feedback) dari sistem
berfungsi dengan memperhatikan lingkungan. Seiring perkembangan
teknologi informasi yang diluncurkan oleh para ilmuwan dari Amerika sejak
tahun 1966, penggunaan komputer sebagai media untuk menyampaikan
informasi berkembang pesat.
2. Teori Konstruktvisme
Pembelajaran harus dibangun secara aktif oleh pembelajar itu sendiri dari
pada dijelaskan secara rinci oleh orang lain. Dengan demikian pengetahuan
yang diperoleh didapatkan dari pengalaman.
Namun demikian, dalam membangun pengalaman siswa harus memiliki
kesempatan untuk mengungkapkan pikirannya, menguji ide-ide tersebut
melalui eksperimen dan percakapan atau tanya jawab, serta untuk mengamati
dan membandingkan fenomena yang sedang diujikan dengan aspek lain dalam
kehidupan mereka.
Selain itu juga guru memainkan peranan penting dalam mendorong siswa
untuk memperhatikan seluruh proses pembelajaran serta menawarkan
berbagai cara eksplorasi dan pendekatan.
Contoh kasus :
1. Kasus 1 (Kelas 3)
Masih dalam kelas yang sama, dalam kelas pertama yang kami observasi, hal
ini juga belum kami temui. Dimana di kelas ini belum ada pembelajaran siswa
secara aktif. Karena pusat informasi hanya ada pada guru mereka yang ada di
depan kelas. Guru tersebut sama sekali tidak berusaha mencari informasi apa
yang dimiliki siswa-siswanya.
2. Kasus 2 (Kelas 1B)
Sama pada teori sebelumnya, apabila di kelas pertama yang kami amati belum
ada keaktifan di kelas. Pada kelas kedua yang kami amati ini meskipun belum
semua siswanya aktif. Tetapi sudah ada beberapa siswa yang aktif menjawab,
dan gurunya juga sangat aktif memotivasi muridnya.
3. Teori Sibernetik
Teknologi ini juga dimanfaatkan dunia pendidikan terutama guru untuk
berkomunikasi sesama relasi, mencari handout (buku materi ajar),
menerangkan materi pelajaran atau pelatihan, bahkan untuk mengevaluasi
hasil belajar siswa. Prinsip dasar teori sibernetik yaitu menghargai adanya
'perbedaan', bahwa suatu hal akan memiliki perbedaan dengan yang lainnya,
atau bahwa sesuatu akan berubah seiring perkembangan waktu. Pembelajaran
digambarkan sebagai : INPUT => PROSES => OUTPUT.
Contoh kasus :
1. Kasus 1 (kelas 1B)
Dalam observasi yang kami lakukan, teori ini kami jumpai pada kelas yang
kedua. Yaitu di kelas 1B. Dimana kelas 1B ini merupakan kelas yang sangat
spesial. Dalam kelas ini hanya ada 10 murid. Berbeda dengan kelas 1A yang
terdiri dari lebih dari 20 murid. Kelas 1B ini merupakan siswa-siswa yang
membutuhkan perhatian khusus dari para guru. Karena kurang bisa mengikuti
beberapa materi pelajaran yang diberikan.
Dalam kelas ini, kami melihat seorang guru yang dengan sabar
menyamakan pendapat dari beberapa siswa yang saling berargument. Disini
seorang guru menghargai adanya perbedaan dari beberapa muridnya. Tapi,
pada akhirnya tetap menghasilkan output yang sama.
Contoh Kasus :
1. Kasus 1 (kelas 1B)
Penerapan teori ini juga kami temukan pada pembelajaran yang dilakukan
pada kelas 1B. Dimana guru tersebut memberikan latihan-latihan untuk
meningkatkan kemampuan siswanya yang merupakan siswa-siswa pilihan.
Jadi, dengan adanya latihan-latihan tersebut seorang guru berharap siswanya
akan lebih mudah dan terampil dalam menjawab soal.
2. Kasus 2 (kelas 3)
Apabila sebelumnya antara dua kelas yang kami amati selalu berbeda. Kali ini
pada teori ini kedua guru tersebut menggunakan cara yang sama. Yaitu dengan
memberikan soal-soal latihan.dan di kelas 3 ini, selalu dibiasakan untuk
mengoreksi jawaban bersama.
5. Teori Operant Conditioning (Skinner)
Operant conditing menjamin respon terhadap stimuli. Bila tidak
menunjukkan stimuli maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk
mengarahkan tingkah lakunya. Guru memiliki peran dalam mengontrol dan
mengarahkan siswa dalam proses belajar sehingga tercapai tujuan yang
diinginkan.
Prinsip belajar Skinners adalah :
Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan jika
benar diberi penguat.
Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran
digunakan sebagai sistem modul.
Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak
digunakan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari
hukuman.
Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah
diberikan dengan digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.
Dalam pembelajaran digunakan shapping.
Contoh Kasus :
1. Kasus 1 (Kelas 1B)
Dalam teori ini seorang guru harus memberikan stimulus yang menarik siswa.
Untuk bisa mendapatkan respon yang baik juga. Sehingga, pada kelas yang
kami temui, seorang guru memberikan stimulus berupa hadiah. Hadiah
tersebut berupa permen. Dan hanya diberikan pada siswa yang bisa menjawab
pertanyaan dengan benar. Dengan begitu, para siswa akan lebih antusias dan
bersemangat dalam menjawab peertanyaan-pertanyaan yang diberikan.
2. Kasus 2 (Kelas 3)
Dalam kelas 3 ini, selama kami melakukanpengamatan. Guru tersebut tidak
memberikan stimulus sama sekali. Sehingga kegiatan belajar terasa jenuh dan
membuat siswa bosan.
Contoh Kasus :
1. Kasus 1 (Kelas 1B)
Dalam teori ini. Penerapannya masih kami jumpai pada kelas yang sama
dimana seorang guru kelas 1. Guru tersebut terus memacu siswa-siswanya
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Meskipun jawaban tersebut
salah.
Jadi, pada kelas ini guru tersebut menggunakan teori trial and error. Jadi,
terus mencoba menjawab, sampai jawaban yang disampaikan siswa tersebut
benar.
Contoh Kasus :
1. Dalam observasi yang kami lakukan, belum ada kelas yang menerapkan teori
ini. Dimana pada teori ini seorang guru menyampaikan tujuan ataupun
manfaat apabila mempelajari mata pelajaran tersebut. Sehingga belum ada
motivasi yang dilakukan seorang guru sebelum memulai aktivitas belajar
mengajar.
2. Selain itu, dalam pengajaran di kelas 1B ditemukan kasus guru yang
memotivasi siswanya dengan cara memberikan pujian kepada siswa yang bisa
menjawab pertanyaan dengan benar maka guru tersebut mengucapkan kalimat
“YA JAWABANNYA BENAR BOLEH ISTIRAHAT” sebagai motivasi
kepada siswa agar siswa memberikan yang baik yaitu dengan lebih giat
belajar agar bisa menjawab pertanyaan dengan benar.
POKOK BAHASAN
PERAN TEORI BELAJAR
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
C. Pokok Materi
D. Strategi Pembelajaran
orang \
4. Ketik makalah dengan format kertas A4, Time New Roman 12, spasi 1,5
Penguatan (-)
Penguatan yang merupakan faktor dapat berupa faktor positif maupun
faktor negatif. Dari proses ini yang terpenting yaitu berupa stimulus dan
keluaran berupa respon (karena dapat diamati). Dalam pembelajaran prilaku
tidak lepas dari prinsip bahwa perilku berubah menurut konsekuensi-
konsekuensi langsung. Konsekuensi itu bisa menyenangkan dan bisa juga
tidak menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan akan memperkuat
perilaku, sebaliknya pembelajaran yang kurang menyenangkan akan
memperlemah perilaku.
Prinsip dari teori behavioristik yaitu bahwa si belajar berpartisipasi
secara aktif. Setiap respon yang diberikan oleh si belajar maka akan diberi
balikan dan penguatan oleh guru. Materi yang disajikan telah disusun dari unit
kecil, sistematis dan logis. Yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran
yaitu, bahwa setiap melakukan pembelajaran perlu diberikan penguatan agar
motivasi belajar meningkat, contohnya dengan senyuman, pujian, hadiah, dsb.
Kemudian untuk hukuman dapat diberikan juga apabila si belajar malas,
nakal.
Secara umum penerapan prinsip belajar perilaku, nampak dalam
langkah-langkah pembelajaran berikut:
1) Menentuka tujuan instruksional
2) Menganalisis lingkungan kelas termasuk identifikasi siswa
3) Menentukan materi pelajaran
4) Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil
5) Menyajikan materi pelajaran
6) Memberikan stimulus yang mungkin berupa, pertanyaan, latihan,
tugas-tugas
7) Mengamati dan mengkaji respon siswa
8) Memberikan penguatan (mungkin positif atau negatif)
9) Memberikan stimulus baru
10) Dan seterusnya
2. Teori dan prinsip belajar kognitif
Menurut teori kognitif, belajar adaah perubahan persepsi dan
pemahaman (tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat
diamati). Setiap orang telah mempunyai pengetahuan/pengalaman dalam
dirinya, yang tertata dalam bentuk struktur kognitif. Proses belajar terjaadi
bila materi yang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang sudah
dimiliki. Tiga tokoh penting dalam pengembangan pembelajaran kognitif
adalah Piaget, Brunner dan Ausuble.
a. Jean Piaget
Terdapat tiga prinsip utama pembelajaran, yaitu belajar aktif,
belajar lewat interaksi sosial, dan belajar lewat pengalaman sendiri.
Proses belajarnya yaitu terjadi menurut tahap-tahap perkembangan
sesuai umur. Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:
1) Asimilasi (penyesuaian pengetahuan baru dengan struktur
kognitif yang sudah ada)
2) Akomodasi (penyesuaian struktur kognitif mahasiswa dengan
pengetahuan baru)
3) Equilibrasi (penyeimbangan mental/setelah terjadi proses
asimilasi/komodasi)
Aplikasi teori kognitif yang dikembangkan oleh Piaget yaitu:
1) Menentkan tujuan intruksional
2) Memilih materi pelajaran
3) Menentukan topik yang dapat dipelajari secara aktif oleh
mahasiswa (bimbingan minimum oleh dosen)
4) Merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topik yang
akan dipelajari mahasiswa
5) Mempersiapkan berbagai pertanyaan yang memacu
kreativitas mahasiswa untuk berdiskusi atau bertanya
6) Mengevaluasi proses dan hasil belajar
b. JA Brunner
Empat utama pokok dalam belajar yang perlu diintegrasikan
dalam kurikulum sekolah dan pembelajarannya, yaitu peranan
pengalaman struktur pengetahuan, kesiapan memperlajari sesuatu,
intuisi dan cara membangkitkan motivasi belajar. Terjadinya proses
belajar lebih ditentukan oleh cara kita mengatur materi pelajaran. Tahap-
tahap proses belajarnya yaitu:
1) Enaktif (aktivitas mahasiswa untuk memahami lingkungan
melalui observasi langsung realitas)
2) Ikonik (mahasiswa mengobservasi realitas tidak secara
langsung, tetapi melalui sumber sekunder, misalnya melalui
gambar-gambar atau tulisan)
3) Simbolik (mahasiswa membuat abstraksi berupa teori,
penafsiran, analisis terhadap realitas yang telah diamati dan
dialami)
Aplikasi dari teori kognitif Brunner yaitu:
1) Menentukan tujuan instruksional
2) Memilih materi pelajaran
3) Menentukan topik yang bisa dipelajari secara induktif oleh
mahasiswa
4) Mecari contoh, tugas, ilustrasi, dsb.
5) Mengatur topik-topik mulai dari yang paling konkret ke
abstrak, dari yang sederhana ke kompleks, dari tahap enaktif,
ikonik ke simbolik, dsb.
6) Mengevaluasi proses dan hasil belajar
c. David Ausuble
Sebagai pelopor aliran kognitif, David Ausuble mengemukakan
teori belajar bermakna. Belajar bermakna adalah proses mengaitkan
informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam
struktur kognitif seseorang. Berdasarkan pandangannya, David Ausable
mengajukan empat prinsip pembelajaran: pengatur awal, deferensi
progresif, penyesuaian integratif dan belajar superordinat.
Proses belajar terjadi apabila mahasiswa mampu
mengasimilasikan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru.
Tahap-tahapnya yaitu melalui:
1) Memperhatikan stimulus yang diberikan
2) Memahami makna stimulus
3) Menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah
dipahami
Konsep penting dalam teori ini yaitu: “advance organizer”, yang
merupakan gambaran singkat isi pelajaran baru, yang berfungsi sebagai
(1) krangka konseptual sebagai titik tolak proses belajar, (2)
penghubung antara ilmu yang baru dengan apa yang sudah dimiliki
mahasiswa, (3) fasilitator yang mempermudah mahasiswa belajar.
Aplikasi teori menurut aliran Ausuble:
1) Menentukan tujuan instruksional
2) Mengukur kesiapan mahasiswa
3) Memilih materi pelajaran
4) Mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasai
mahasiswa
5) Menyajikan pandangan menyeluruh tentang apa yang harus
dipelajari
6) Menggunakan “advance organizer” dengan cara membuat
rangkuman
7) Mengajar mahasiswa memahami konsep dan prinsip dengan
fokus pada hubungan antara konsep yang ada
8) Mengevaluasi proses dan hasil belajar
Prinsip pembelajaran menurut teori kognitif adalah:
a. Menekankan akan makna dan pemahaman
b. Tidak hanya proses pengulangan, tetapi disertai proses tansfer yang
lebih luas
c. Adanya pola hubungan
d. Pembelajaran prinsip dan konsep
e. Menekankan struktur disiplin imu dan struktur kogntif
f. Obyek pembelajaran apa adanya
g. Bahasa sebagai dasar pemikiran dan komunikasi
h. Perlu pengajaran perbaikan yang lebih bermakna
3. Konsep belajar
Konsep belajar yaitu proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses
berbuat melalui berbagai pengalaman. Proses di mana melihat, mengamati dan
memahami sesuatu hal. Upaya yang dilakukan untuk mengadakan perubahan
atau melibatkan aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar
merupakan proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman (Gagne, 1985). Atribut belajar yaitu: proses, perubahan
perilaku dan pengalaman.
a. Atribut proses
Belajar merupakan sebuah proses, di mana dalam proses tersebut
melibatkan mental dan emosional, yaitu berpikir dan merasakan.
b. Atribut perubahan perilaku
Hasil dari proses dalam belajar yaitu adanya perubahan perilaku.
Perubahan ini meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini
biasanya dapat kta tilik dari rumusan kompetensi dalam rancangan
pelaksanaan pembelajaran.
c. Atribut pengalaman
Secara tidak langsung dalam proses belajar seseorang akan
banyak mengalami kejadian, hal ini lah yang disebut dengan
pengalaman, yaitu interaksi individu dari lingkungan fisik ataupun
sosial. Implikasinya yaitu menciptakan lingkungan yang memicu dan
menantang mahasiswa untuk belajar (pengalaman langsung/tiak
langsung).
Konsep pembelajaran yaitu proses interaksi peserta didik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Atau bisa juga dikatan usaha dari guru
untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa-sumber belajar
lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Komponen
pembelajaran yaitu:
1) Tujuan pembelajaran
2) Subyek belajar
3) Materi pelajaran
4) Metode pembelajaran
5) Media pembelajaran
6) Evaluasi pembelajaran
Evaluasi
1. Apa itu konsep belajar?
2. Apa prinsip dalam teori belajar behavioristik? Berikan contoh aplikasinya!
3. Sebut dan jelaskan secara singkat prinsip teori belajar kognitif berdasarkan
Piaget, Brunner dan Ausable! Berikan contoh aplikasinya!
MODEL PEMEBLAJARAN
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
C. Pokok Materi
D. Strategi Pembelajaran
pembelajaran
Model pembelajaran
Kesuksesan belajar mahasiswa dipengaruhi oleh cara seorang pengajar
mengelola proses pembelajarannya. Model pembelajaran dirancang agar mahasiswa
dapat menguasai suatu kemampuan belajar tertentu. Sebelumnya kita akan
memepelajari terlebih dahulu apa itu arti kata model. Model adalah barang atau benda
tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti globe adalah model dari bumi, replika
pesawat terbang yang biasa dipajang di travel/biro-biro perjalanan adalah model dari
pesawat terbang. Model dalam artian yang lain adalah kerangka konseptual yang
digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan. Model pembelajaran yaitu keranka
konsetual yang melukisakan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran.
Ciri-ciri dari model pembelajaran:
Berdasarkan teori pendidikan atau teori belajar dari para ahli tertentu.
Contoh: odel sinektis oeh Gordon dan berdasarkan teori kretivitas. Model
ini dirancang untuk mengembangkan kreativitas siswa khususnya dalam
menulis.
Mempunyai misi atau tujuan pendidikn tertentu. Misal model berpikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan KBM di kelas. Misal model
sinektik dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pembelajaran
menulis.
Memiliki bagian-bagian model dalam pelaksanaan: sintak, prinsip reaksi,
sistem sosial, sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan
pedoman praktis bila pendidik akan melaksanakan suatu model
pembelajaran.
Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak
pembelajaran: hasil belajar yang dapat diukur. Dampak pengiring: hasil
belajar jangka panjang.
Unsur-unsur model pembelajaran:
Sintaks (syntax) yaitu urutan langkah pengajaran yang menunjuk pada
fase-fase/tahap-tahap yang harus dilakukan oleh pendidik bila ai
menggunakan model pembelajaran tertentu. Misalnya model deduktif
akan menggunakan sintak yang berbeda dengan model induktif. Pada
model konstruktvis terdapat sintaks; apersepsi, eksplorasi, elaborasi,
diskusi dan penjelasan, dan tindak lanjut.
Prinsip reaksi (principles of reaction) berkaitan dengan pola kegiatan
yang menggambarkan bagaimana seharusnya pendidik melihat dan
memperlakukan para peserta didik, termasuk bagaimana seharusnya
pendidik memberikan respon terhadap peserta didik. Prinsip ini memberi
petunjuk bagaimana seharusnya pendidik menggunakan aturan permainan
yang berlaku pada setiap model. Contoh: dalam model konstruktivis
pendidik harus mampu memberi contoh cara menyusun konsep dan
mebangun keberanian peserta didik dalam membandingkan konsep-
konsep yang mereka susun.
Sistem sosial (the social system) adalah pola hubungan pendidik dengan
peserta didik pada saat terjadinya proses pembelajaran (situasi atau
suasana dan norma yang berlaku dalam penggunaan model pembelajaran
tertentu).
Sistem pendukung (support system) yaitu segala sarana, bahan dan alat
yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran
secara optimal. Merujuk pada peranan pendidik dan tuntutan peserta
didik.
Dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring
(nurturant effect). Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai
atau yang berkaitan langsung dengan materi pembelajaran. Dampak
pengiring adalah hasil belajar sampingan (iringan) yang dicapai sebagai
akibat dari penggunaaan model pembelajaran tertentu.
Klasifikasi model-model pembelajaran yaitu:
1. Rumpun model pengolahan informasi (the information processing models)
Bertolak belakang dari prinsip-prinsip pengolahan informasi oleh
manusia dengan memperkuat dorongan-dorongan internal (datang dari dalam
diri) untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan
data, meerasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan keluarnya serta
pengembangan bahasa untuk mengungkapkannya. Merujuk pada cara-cara
bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi
data, mengenali masalah dan mencoba mencari solusinya, serta
mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menangani masalah
tersebut. Menekankan pada peserta didik agar memiliki kemampuan untuk
memproses informasi. Peserta didik yang berhasi dalam belajar adalah yang
memiliki kemampuan dalam memproses informasi.
Jenis model pembelajarannya yaitu:
a. Pencapaian konsep (concept attainment)
b. Berpikir induktif (inductive thinking)
c. Latihan penelitian (inquiry training)
d. Pemandu awal (advance organizer)
e. Memorisasi (memorization)
f. Pengembangan intelek (developing intelect)
g. Penelitian ilmiah (scientic inquiry)
2. Rumpun model personal (personal models)
Bertolak dri pandangan kedirian atau “selfhood” dari individu. Proses
pendidikan sengaja diusahakan yang memungkinkan seseorang dapat
memahami diri sendiri dengan baik, sanggup memikul diri sendiri dengan
baik, sanggup memikul tanggungjawab untuk pendidikan dan lebih kreatif
untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Lebih memusatkan perhatian
pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang
produktif sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung
jawab atas tujuannya. Jenis model pembelajarannya yaitu:
a. Pengajaran tanpa arahan (non directive teaching)
b. Model sinektik (synectics models)
c. Latihan kesadaran (awareness training)
d. Pertemuan kelas (classroom meeting)
3. Rumpun model interaksi sosial (social models)
Menitikberatkan pada pengembangan kemampuan kerjasama dari para
peserta didik. Model-model ini menggabungkan antara belajar dan
masyarakat. Kedudukan belajar/pengajaran disini adalah bahwa perlaku
kooperatif tidak hanya merupakan pemberi semangat.
Pada rumpun ini didasarkan pada dua asumsi pokok:
a. Masalah-masalah sosial diidentifikasi dan dipecahkan atas dasar
dan melalui kesepakatan-kesepakatan yang diperoleh di dalam dan
dengan menggunakan proses-proses sosial, dan
b. Proses sosial yang demokratis perlu dikembangkan untuk
melakukan perbaikan masyarakat dalam arti seluas-luasnya secara
build-in dan terus-menerus.
Model pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a. Investigasi kelompok (group investigation)
b. Bermain peran (role playing)
c. Penelitian yurisprudensial (jurisprudential inquiry)
d. Latihan laboratoris (laboratory training)
e. Penelitian ilmu sosial
f. simulasi
4. Rumpun model sistem perilaku (behavioral system models)
Mementingkan penciptan sistem lingkungan belajar yang
memungkinakan manipulasi penguatan tingkah laku (reinforcement) secara
efektif sehingga terbentuk pola tingkah laku yang dikehendaki. Memusatkan
perhatian pada perilaku yang terobservasi dan metode dan tugas yang
diberikan dalam rangka mengkomunikasikan keberhasilan. Didasarkan pada
suatu pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku seperti teori belajar, teori
belajar sosial, modifikasi perilaku atau perilaku terapi.
Lima model pembelajarannya adalah:
a. Belajar tuntas (mastery learning)
b. Pembelajaran langsung (direct intruction)
c. Belajar kontrol diri (learning self control)
d. Latihan pengembangan keterampilan dan konsep (training for skill
and concept development)
e. Latihan assertif (assertive training)
Faktor pemilihan model pembelajaran
Dalam melakukan pemilihan model pebelajaran tentunya tidak boleh asal
pilih. Berikut ini merupakan faktor pemilihan model pembelajaran:
1. Sifat materi yang akan diajarkan
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3. Tingkat kemampuan peserta didik
4. Waktu pelajaran
5. Lingkungan belajar
6. Fasilitas penunjang
Model pembelajaran inovatif dan efektif
Dalam menentukan kualitas model belajar yang inovatif ataupun yang efektif
dapat dilihat dari:
1. Aspek proses: mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
(joyfull learning), sehingga mendorong peserta untuk aktif belajar dan berpikir
kreatif.
2. Aspek produk: mampu mencapai tujuan/kompetensi yang telah ditentukan.
Untuk itu dalam memilih model pembelajaran pastikan aspek proses
berlangsung dengan baik, agar hasilnya juga baik. Setiap model pembelajaran
memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda.
Evaluasi
1. Jelaskan pengertian dari model pembelajaran sepeahaman Anda!
2. Sebut dan jelaskan secara singkat kualifikasi model pembelajaran!
3. Buatlah contoh aplikasi salah satu jenis model pembelajaran yang Anda
inovatif dan efektif!
POKOK BAHASAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan tentang strategi pembelajaran
B. Indikator
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian startegi pembelajaran
2. Menjelaskan peran strategi pembelajaran
3. Menjelaskan tentang jenis pembelajaran
4. Menjelaskan tentang pengembangan strategi pembelajaran
C. Pokok Materi
1. Pengertian strategi pembelajaran
2. Peran strategi pembelajaran
3. Jenis strategi pembelajaran
4. Latihan mengembangkan strategi pembelajaran
D. Strategi Pembelajaran
Small Gruop Discusion
E. Lembar Kegiatan Pembelajaran
1. Modul ini sebagai pedoman dalam pembelajaran strategi pembelajaran
2. Buatlah makalah tentang strategi pembelajaran dnegan benar.
Strategi pembelajaran
Kata strategi berasal dari “strategia” yang berarti ilmu perang. Dalam arti luas
yaitu sebuah perencanaan yang dipikirkan dengan matang untuk melakukan sesuatu.
Strategi pembelajaran adalah perencanaan matang yang digunakan untuk
melaksanakan sebuah pembelajaran. Yaitu taktik yang digunakan guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran secara tepat sasaran. Pola umum perbuatan guru-siswa
dalam mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan kata lain
strategi pembelajaran adalah pendekatan dalam mengelola kegiatan pembelajaran
dengan mengintegrasikan komponen irutan kegiatan, cara waktu pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Peran strategi pembelajaran
Peran dari strategi pembelajaran yaitu untuk mewujudkan keterlaksanaan
berbagai metode terpilih untuk penyajian bahan ajar dengan menggunakan media
yang relevan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dala diri
peserta didik. Dalam meuwujdkan peran strategi pembelajaran tentunya dibutuhkan
pemilihan yang tepat. Berikut ini merupakan faktor pemilihan strategi pembelajaran:
1. Tujuan, di mana memuat aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2. Karakter materi pelajaran/bahan pelajaran
3. Perbedaan si belajar (siswa)
4. Kemampuan pendidik
5. Sarana, waktu, ruangan.
Setelah menentukan pemilihan dengan berbagai faktor di atas diharapkan
mendapatkan strategi pembelajaran yang efektif, adalah strategi pembelajaran yang
sesuai dengan komponen pembelajaran lainnya.
Komponen strategi pembelajaran
1. Urutan kegiatan pembelajaran: pendahuluan, penyajian, penutup.
2. Metode pembelajaran. Komponen ini memuat pendekatan, model mengajar,
metode/teknik mengajar seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, dsb.
3. Media pembelajaran. Mencakup media visual, auditif, benda tiruan atau nyata,
hardware/software bahan dan alat pelajaran.
4. Waktu. Dalam mewujudkan pembelajaran diperlukan waktu sesuai dengan
waktu jam pertemuan.
Jenis strategi pembelajaran
Berdasarkan (1) proses pengolahan pesan; (2) phak pengolah pesan; (3)
pengaturan guru; (4) jumlah siswa; (5) interaksi guru-siswa; (6) tujuan pembelajaran,
jenis strategi pembelajaran dibagi menjadi lima, yaitu:
1. Strategi pembelajaran langsung (direct instruction)
Stategi pembelajaran langsung merupakan stategi yang kadar berpusat
pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi ini
termasuk di dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik,
pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstrasi. Strategi
pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau
mengembangkan keterampilan langkah demi langkah.
2. Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction)
Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan
tinggi siswa dalam melakukan obsevasi, penyelidikan, penggambaran infersi
berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis. Dalam pembelajaran tidak
langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung,
dan sumber personal. Guru merancang lingkungan belajar, memberikan
kesempatan siswa untuk terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan
balik kepada siswa ketika mereka melakukan inkuiri. Strategi pembelajaran
tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak, non-cetak,
dan sumber-sumber manusia.
3. Strategi pembelajaran interaktif (interactive instruction)
Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan
saling berbagi di antara peserta didik. Seaman dan Fallenz (1989)
mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan reaksi
terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau
kelompok, serta mencoba mencari alternatif dalam berpikir. Strategi
pembelajaran inetraktif dikembangkan dalam rentang penglompokan dan
metode-metode interkatif. Di dalamnya terdapat bentuk-betuk diskusi kelas,
diskusi kelompok kecil, atau pengerjaan tugas berkelompok, dan kerjasama
siswa secara berpasangan.
4. Strategi belajar melalui pengalaman (eperiential laerning)
Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens
induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan
dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah proses belajar, dan bukan
hasil belajar. Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Sebagai contoh, di dalam kelas dapat digunakan metode
simulasi, sedangkan di luar kelas dapat dikembangkan metode observasi
untuk memperoleh gambaran pendapat umum.
5. Strategi belajar mandiri (independent study)
Strategi belajar mandiri merujuk kepada penggunaan metode-metode
pembelajaran yang tujuannya adalah mempercepat pengembangan insiatif
individu siswa, percaya diri, dan perbaikan diri. Fokus strategi belajar mandiri
ini adalah merencanakan belajar mandiri siswa di bawah bimbingan atau
supervisi guru. Belajar mandiri menuntut siswa untuk bertanggungjawab
dalam menrencanakan dan menentukan kecepatan belajarnya.
Perlu diketahui, bahwa dalam model pembelajaran terdapat strategi
pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran adalah suatu rangkaian tindakan pembelajaran yang
dilandasi oleh prinsip dasar tertentu (filosofis, psikologis, didaktis, dan ekologis)
yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran
tertentu. Metode pembelajaran merupakan prosedur pembelajaran yang difokuskan
pada pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan teknik pembelajaran yaitu cara-cara
konkrit yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti-
ganti teknik pembelajaran meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode
dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran.
Contoh penerapan:
Pendekatan : cotextual teaching and learning
Metode : cooperative learning
Teknik : diskusi kelompok, inquiry kepustakaan, tanya jawab
Model : jigsaw
Pendekatan : PAKEM
Metode : tanya jawab
Teknik : siswa membuat dan menjawab pertanyaan sendiri
Model : snowball throwing
Evalusai
1. Apakah hakikat dan peran strategi pembelajaran?
2. Sebutkan komponen strategi pembelajaran!
3. Buatlah contoh strategi pembelajaran yang menurut Anda efektif!
POKOK BAHASAN 7
DESAIN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
C. Pokok Bahasan
Desain pembelajaran
D. Strategi Pembelajaran
E. Langkah Pembelajaran
Desain pembelajaran
Berikut ini merupakan beberapa model dari desain pembelajaran:
1. Model PPSI
Istilah “sistem pembelajaran” yang dipergunakan dalam PPSI
menunjukkan makna sistem, yaitu sebagai satu kesatuan yang terorganisir,
yang terdiri dari sejumlah komponen yang saing bergantung satu sama lain
dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Pengembangan sistem pembelajaran PPSI mempunyai 5 langkah, yaitu:
a. Langkah pertama, adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus.
Tujuan pembelajaran khusus merupakan rumusan mengenai
kemampuan atau perilaku yang diharapkan dimiliki oleh para siswa
sesudah mengikuti suatu program pengajaran tertentu.
b. Langkah kedua, adalah penyusunan alat evaluasi berdasarkan tujuan-
tujuan pembelajaran. Fungsi evaluasi adalah untuk menilai sejauh mana
para siswa telah menguasai kemapuan-kemampuan yang telah
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran khusus.
c. Langkah ketiga, dalah menentukan kegiatan belajar mengajar. Di sini
proses belajar mengajar akan disusun berdasarkan tujuan pembelajaran
khusus.
d. Langkah keempat, adalah merencanakan program kegiatan belajar
mengajar. Dasar dari perencanaan program kegiatan pembelajaran itu
adalah satuan pelajaran yang diambil dari kurikulum.
e. Langkah kelima, adalah melaksanakan program belajar mengajar
melalui tiga fase, yaitu mengadakan pra tes an evaluasi atau pasca tes.
2. Model Gerlach dan Ely
Model ini digunakan untuk menysusun perencanan pembelajaran
dengan menggunakan sepuluh komponen yang harus terdapat dalam proses
belajar mengajar. Komponen-komponen tersebut adalah:
a. Langkah pertama, guru merumuskan tujuan pembelajaran khusus yang
menjelaskan apa yang harus dikuasai para siswa sesudah mereka
mengikti pelajarannya.
b. Langkah kedua, memilih materi pembelajaran yang akan membantu
para siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan
sebelumnya.
c. Langkah ketiga, guru menilai perilaku awal siswa untuk mengetahui
apa saja yang telah dimiliki oleh para siswa sebelum pengajaran
dimulai.
d. Langkah keempat, menentukan strategi pembelajaran yang akan
digunakan.
e. Langkah kelima, mengatur para siswa ke dalam kelompok.
f. Langkah keenam, menentukan pembegian waktu sesuai dengan
strategi dan teknik yang dipilih.
g. Langkah ketujuh, menentukan ruangan belajar degan memperlihatkan
jumlah ruangan yang ada, strategi, teknik, dan media pembelajaran
yang tersedia serta cara pengorganisasian siswa ke dalam kelompok.
h. Langkah kedelapan, memililh media pembelajaran dengan
memperhatikan kesesuaiannya.
i. Langkah kesembilan, menilai penampilan guru dan siswa.
j. Langkah kesepuluh, menganalisis umpan balik, dilakukan oleh guru
dan siswa, termasuk konfirmasi adanya perbaikan.
3. Model Bela H. Banathy
Model ini ditunjukkan bagi para pengembang sistem pembelajaran.
Urutan dan langkah dalam model ini dapat dilukiskan berikut ini:
a. Langkah pertama, merumuskan tujuan pembelajaran khusus.
b. Langkah kedua, mengembangkan tes berdasarkan tujuan yang
dikehendaki.
c. Langkah ketiga, menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar
setelah merumuskan tujuan pembelajaran khususdan mengembangkan
alat evaluasi.
d. Langkah keempat, merancang sistem pembelajaran.
e. Langkah kelima, malaksanakan dan mengimplementasikan dan
mengontrol kualitas hasil.
f. Langkah keenam, mengadakan perbaikan berdasarkan hasil-hasil yang
diperoleh dari evaluasi.
4. Model Jerold E. Kemp
Model ini merupakan sistem pembelajaran yang sederhana yang terdiri
dari delapan langkah, berikut ini:
a. Langkah pertama, merumuskan tujuan pembelajaran umum.
b. Langkah kedua, menganalisis karakteristik siswa guna mengetahui
latar belakang pengetahuan.
c. Langkah ketiga, merumuskan tujuan pembelajaran khusus, spesifik,
peresional, dan terukur.
d. Langkah keempat, menentukan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
e. Langkah elima, menentuka pretes untuk mengetahui sejauh mana para
siswa memenuhi prasyarat belajar.
f. Langkah keenam, menentukan strategi belajar-mengajar dan sumber
belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus.
g. Langkah ketujuh, mengkoordinasikan sarana penunjang yang
diperlukan.
h. Langkah kedelapan, mengadakan evaluasi.
5. Model IDI (Instructional Development Institut)
Evaluasi