You are on page 1of 2

Motivation Letter

Muhammad Irfan Fauzi – UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Terlahir sebagai anak pertama dari empat bersaudara mengharuskan saya untuk
menjadi teladan bagi ketiga adik perempuan saya. Sejak menginjak bangku Sekolah Dasar
kelas 3, saya sudah memulai mencoba berjualan kecil-kecilan di kelas. Hal ini terus berlanjut
hingga berstatus sebagai mahasiswa. Barang yang diperjualbelikan pun beraneka ragam.
Dimulai dari makanan tradisional seperti cilok dan ciwang, buku-buku, pakaian, hingga
kerudung telah saya dagangkan. Keuntungan dari berjualan ini, saya bisa membayar Uang
Dana Bulanan selama SMA dan Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Kesibukan sebagai pelaku bisnis tidak lantas melupakan tanggung jawab utama saya
untuk belajar. Berlatar belakang keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, yakni Ayah
bekerja sebagai penjaga sekolah tidak menyurutkan semangat untuk berprestasi. Proses
panjang wajib belajar 12 tahun ditutup klimaks dengan torehan prestasi yang membuat saya
bangga. Dalam bidang akademik, prestasi yang telah saya raih diantaranya yaitu siswa
teladan SDN Ciherangkencana dan MTsN Sawahgede Cianjur, Ranking 2 MAN 1 Cianjur,
Juara 2 Menulis Esai se-Kab. Cianjur, dan Juara 3 Debat Sosial se-Jawa Barat, sementara itu
dalam bidang non-akademik, saya dinobatkan sebagai Jajaka Pinilih Remaja Kab. Cianjur
2016.
Kini, saya sedang mengenyam bangku perkuliahan di Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Gunung Djati Fakultas Dakwah dan Komunikasi pada jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam. Mengambil jurusan ini dilatarbelakangi oleh fenomena acara televisi yang
kian tidak tentu arah. Konten-konten yang disuguhkan jauh dari nilai-nilai manfaat. Televisi
yang diharapkan bisa menjadi corong informasi dan edukasi malah justru menjadi alat
propaganda dan perusak moral anak bangsa.
Dampak televisi sangat terasa ketika saya menjadi guru ngaji di kampung halaman.
Anak-anak lebih senang duduk santai di depan televisi ketimbang berkumpul di majlis ilmu.
Acara yang dijadikan tontonan pun tidak sesuai dengan usianya. Romansa orang dewasa
dikonsumsi oleh mereka tanpa ada filterisasi. Hasilnya, tidak jarang kita lihat anak-anak usia
sekolah dasar berperilaku layaknya orang dewasa, seperti berpacaran.
Untuk terjun langsung ke dunia pertelevisian/ kepenyiaran, masih cukup lama. Maka
dari itu, semasa kuliah, saya aktif dalam komunitas sosial-pendidikan, “Kita Indonesia”, dan
komunitas pemberdayaan masyarakat, “Berdaya Foundation”. Keikutsertaan saya dalam
kedua komunitas ini selain mengasah kemampuan saya untuk bekerjasama bersama rekan-
rekan dan membangun inisiatif dalam mengambil tindakan-tindakan nyata agar bisa berguna
bagi masyarakat, pun menjadi ladang untuk mengedukasi anak-anak tentang pentingnya
pemilihan acara televisi yang dijadikan tontonan agar bisa menjadi tuntunan.
Secara finansial, saya adalah anak yang tidak cukup beruntung karena dilahirkan
dalam kondisi yang tidak berkecukupan dan tidak memiliki banyak pilihan. Tetapi, saya
sangat beruntung dan bersyukur mendapatkan kesempatan mencari dan memaknai
perncapaian-pencapaian melalui proses yang panjang. Oleh karena itu, berbekal prestasi dan
pengalaman, diharapkan bisa menjadi pertimbangan untuk menerima beasiswa dari Bank
Indonesia serta dapat menjadi bagian dari GenBI agar saya bisa terus menebar manfaat dan
meraih cita-cita saya tanpa kendala biaya.
Apabila nantinya saya terpilih menjadi salah satu penerima beasiswa Bank Indonesia
dan menjadi anggota GenBI, saya akan mendedikasikan diri dan berperan aktif dalam
rangkaian kegiatan GenBI. Kemudian, segala kegiatan yang telah dilaksanakan akan saya
tulis dan posting di blog pribadi saya yang telah digunakan sejak 2015. Dengan demikian,
diharapkan melalui postingan-postingan tersebut bisa membangun motivasi bagi pemuda-
pemuda lainnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik serta mampu menebar nilai-nilai
positif bagi sekitar.
Demikian surat motivasi ini dibuat, demi memenuhi persyaratan dari beasiswa Bank
Indonesia dan semoga saya dapat bergabung menjadi salah satu diantara penerimanya.

Hormat saya,

Muhammad Irfan Fauzi

You might also like