Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Pembimbing :
2019
HALAMAN PENGESAHAN
MOJOKERTO
Oleh:
Pembimbing,
Bismillahhirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Mini Project yang berjudul “Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang Rokok dengan Prestasi Belajar Siswa SD di Wilayah Kerja Puskesmas
Wates Kota Mojokerto”. Laporan Mini Project ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan Mini Project ini masih jauh dari
sempurna, sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diperlukan oleh penulis.
Semoga Mini Project ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan
kedokteran di Indonesia.
Wassalamualaikum wr.wb.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia saat ini yang dapat ditemui hampir di setiap kalangan
masyarakat adalah perilaku merokok. Rokok tidaklah menjadi hal baru dan asing lagi di masyarakat, baik
laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda. Orang merokok sudah mudah ditemui, seperi di rumah,
kantor, cafe, tempat-tempat umum, di angkutan umum, dan bahkan hingga di sekolah- sekolahan.
Menurut Effendi, M (2007 : 136), Kebiasaan merokok telah menyebabkan 1 dari 10 kematian orang
dewasa di seluruh dunia dan telah mengakibatkan 5,4 juta kematian. Fakta memperlihatkan, bahwa 1
kematian untuk setiap 6,5 detik fakta tersebut tentu sangat mengejutkan. Tingginya angka kematian akibat
merokok mungkin akan semakin meningkat lagi dalam setiap tahunnya, mengingat kebiasaan merokok kini
telah merambah hingga ke kalangan anak-anak dan remaja (Effendi, 2008: 144).
Kawasan Tanpa Rokok, yang selanjutnya disingkat KTR adalah ruangan atau area yang dinyatakan
dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/ atau
Rokok sangat berbahaya dan merugikan banyak orang. Berbagai usaha dilakukan
pemerintah untuk menanggulangi masalah ini, salah satu usaha pemerintah untuk mengurangi asap rokok
dengan membentuk Kawasan Tanpa Rokok yang telah ditetapkan oleh amanat Undang-Undang
Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 115. Seluruh instansi di Indonesia wajib mengikuti aturan tersebut
di atas.
Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Wates Kota mojokerto pada Program Pengendalian Penyakit
Tidak Menular (P2PTM) tahun 2018 tentang capaian KTR sekolah masih 0% dari target yang telah
ditentukan sebesar 20%, oleh karena itu untuk tindak lanjut maka dilakukan kegiatan penggalangan
komitemen pihak sekolah, supervisi sekolah KTR, penyuluhan dalam rangka merubah perilaku warga
sekolah, serta monitoring dan evaluasi sekolah KTR. Sehubungan dengan hal tersebut, dokter internship
ingin berpartisipasi dalam pencapaian target Kinerja Puskesmas di bidang P2PTM khususnya sekolah KTR
dengan melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan tentang Rokok terhadap Prestasi Belajar Siswa
Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan tentang rokok terhadap prestasi belajar pada siswa di
TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui seberapa tinggi tingkat pengetahuan siswa Sekolah Dasar mengenai bahaya merokok
di Sekolah Dasar cakupan Puskesmas Wates Kota Mojokerto.
2. Mengetahui tingkat prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar cakupan Puskesmas Wates Kota
Mojokerto
1.4 MANFAAT
A. Manfaat bagi Puskesmas Wates
a. Hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai tingkat pengetahuan anak
SD mengenai bahaya merokok.
b. Hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai pengaruh rokok dengan
prestasi belajar anak – anak di Sekolah Dasar cakupan Puskesmas Wates Kota
Mojokerto.
c. Hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai hubungan pengetahuan
anak – anak di Sekolah Dasar cakupan Puskesmas Wates Kota Mojokerto mengenai
rokok dengan adanya sekolah KTR.
B. Manfaat bagi Masyarakat
a. Menambah informasi tentang kandungan rokok yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan bagi masyarakat dan menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya
lingkungan sehat bebas rokok .
Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang(over behavior). (Soekidjo
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007: 140) sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di
1. Awareness (Kesadaran)
Yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2. Interest
3. Evaluation (Menimbang-nimbang)
Pada tahap ini subjek sudah mulai menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut
pada dirinya. Hal ini berarti sikap subjek sudah lebih baik lagi.
4. Trial
5. Adoption
Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap
stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini
didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng. Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan hal (mata pelajaran). (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1999).
Beradasarkan pendapat ahli dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang telah
diketahui yang berkenaan dengan hal (mata pelajaran) yang terjadi setelah orang melakukan
1. Tahu (Know)
beban yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Aplication)
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
5. Sintesis (Syntesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
terhadap suatu materi atau objek berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan yang
Seseorang dikatakan mengerti suatu bidang tertentu apabila orang tersebut dapat menjawab
secara lisan atau tulisan. Sekumpulan jawaban verbal yang diberikan orang tersebut dinamakan
pengetahuan (knowledge). Pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan cara orang yang
bersangkutan mengungkapkan apa yang diketahui dalam bentuk bukti atau jawaban, baik secara
Pertanyaan atau tes dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan. Secara umum
pernyataan menjodohkan.
Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan objektif khususnya pilihan ganda dan
betul-salah lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat pengukuran karena lebih mudah disesuaikan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengan
tingkatan pengetahuan yang meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Adapun pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu pertanyaan subjektif, misalnya jenis pertanyaan essay dan
pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choice), betul-salah, dan
pertanyaan menjodohkan.
Menurut Ircham Machfoedz yang dikutip oleh Inong Kusumawati (2010: 14) hasil
Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 196), penilaian dengan skala empat sebagai berikut:
Berdasarkan pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa dalam pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket tentang materi yang ingin diukur.
Dalam penentuan kriterianya adalah dengan empat kriteria, yaitu : 1) Kategori sangat rendah,
apabila memiliki nilai benar < 40 %. 2) Kategori rendah, apabila memiliki nilai benar 40% - 55%.
3) Kategori cukup tinggi, apabila memiliki nilai benar 56%-75 %. 4) Kategori tinggi, apabila
2.1.4 Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainya
yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainya atau
sintesisnya yang mengandung nikotin, Co dan tar dengan atau bahan tambahan (PP RI No.
19 Tahun 2003).
macam.Perbedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok bahan baku atau isi rokok,
proses pembuatan rokok, dan pengggunaan filter pada rokok. Asap rokok mengandung
kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat
menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu nikotin, tar dan
a. Nikotin
Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam Nicotiana
tobacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang bersifat adiktif saraf
Nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0,5-3 nanogram, dan
semuanya diserap sehingga didalam cairan darah ada sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap
1 mlnya. Nikotin yang dikandung rokok melepaskan hormon yang mengaktifkan beberapa
tubuh untuk tidak lelah lebih lama . Selain itu, nikotin juga memiliki efek adiktif dan
psikoaktif. Para paru-paru merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi
saluran napasdan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar
(hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil,
terajadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan
lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan
alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan
pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya (Gondodiputro, 2007).
b. Tar
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen pada asap
rokok, dan bersifat karsinogen. kadar tar dalam tembakau antara 0,5-35 mg/batang. Pada
saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin,
akan menjadi padat dan membentuk endapan kental berwarna coklat tua atau hitam yang
merupakan substansi hidrokarbon yang berifat lengket dan menempel pada paru-paru
sehingga dapat mengganggu saluran pernafasan dan endapan berwarna coklat pada
permukaan gigi. Tar ini berguna untuk menyalakan tembakau sehingga dapat
Menurut Gondodiputro (2007: 23) efek yang disebabkan dari tar adalah sebagai
berikut :
1) Kanker paru-paru
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh di paru-paru. Sebagian besar
kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi kanker paru bisa
juga berasal dari kanker bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru
(Price, 1995).
Dari etiologi yang menyerang pencabangan segmen/sub bronkus
displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan biasa diikuti
invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral
berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebakan
Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah
tidak mampu untuk mengikat oksigen. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari
unsur zat arang / karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai 3%-6%, dan
Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian saja, yaitu arus tengah,
sedangkan arus pinggir akan tetap berada diluar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua
asap tetapi ia semburkan lagi keluar. gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin yang
terdapat pada sel darah merah, lebih kuat dibandingakan oksigen, sehingga setiap ada asap
tembakau, disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah
akan semakin kekurangan oksigen karena yang diangkut adalah CO dan bukan oksigen.
Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan melakukan spasme,yaitu menciutkan pembuluh darah
(Gondodiputro, 2007). Menurut Gondodiputro (2007: 25) efek yang ditimbulkan dari karbon
1) Ateriosklerosis
Merokok merupakan penyebab utama timbulnya penyakit ini, yaitu menebal dan
penyumbatan yang disebabkan oleh gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah
Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrient oleh sel-
sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran
darah karena timbunan ini menonjol kelumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah
yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen
menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat (Pranatu, 2009: 56).
Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antara pengeluaran asam yang dapat
sehingga terjadilah tukak lambung dan usus 12 jari. perokok menderita gangguan 4 kali
Ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan prematur. jika kedua
orang tuanya perokok mengakibatkan daya tahan bayi menurun pada tahun pertama,
sehingga akan menderita radang paru-paru maupun bronchitis 2x lipat dibandingkan yang
Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke otak yang
dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen. Kelainan tersebut dibagi menjadi
4 bentuk:
c. Tingkat III : defisit neurologis yang menghilang disekitar 3 hari atau frekuensinya
meningkat.
d. Tingkat VI : terjadi infark otak yang lengkap dan menyebabkan defisit neurologis yang
menetap.
5) Impotensi
Pada laki-laki berusia 30-40 tahunan, merokok dapat meningkatkan disfungsi ereksi sekitar
50%. Ereksi tidak dapat terajadi bila darah tidak mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu
pembulih darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah,
nikotin menyempitkan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan
Kebiasaan merokok mengubah bentuk jaringan saluran nafas dan fungsi pembersih
menghilang, saluran membengkak dan menyempit. Seseorang yang menujukan gejala batuk
berat selama paling kurang 3 bulan pada setiap tahun berjalan selama 2 tahun, dinyatakan
mengindap bronchitis kronik. Hal tersebut terjadi pada separuh perokok diatas umur 40
tahun. Bronkus yang melemah kolaps sehingga udara tidak bisa disalurkan dan alveoli
disebabkan enzim-enzim di mukosa, usus, atau hati oleh komponen dalam asap tembakau.
Dengan demikian, efek obat-obat tersebut berkurang, sehingga perokok membutuhkan obat
dengan dosis lebih tinggi dari pada non perokok (analgetik, anksiolitika, dan obat anti
angina).
Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang atau kelompok atas kegiatan yang telah
dilakukannya. Tanpa sebuah kegiatan prestasi tidaklah dapat dicapai. Pada dasarnya, prestasi dan
hasil belajar itu sama, artinya dalam prestasi belajar terdapat hasil belajar. Suryabrata dalam
Widiastuti (2008: 15) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang
dalam belajar. Prestasi ini dinyatakan dalam nilai raport atau indeks prestasi yang diperoleh
Menurut Haryanto (2010), “prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah
ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun luar sekolah”. Syah (2014: 148)
menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan perubahan ranah psikologis sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar siswa yang tercapai dalam kurun waktu tertentu. Sementara Buchori
dalam Tulannisa (2014), mendefinisikan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang
dicapai/ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajar baik angka atau huruf serta tindakannya yang
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Hasilnya berupa penilaian baik nilai
angka maupun nilai huruf yang diperoleh siswa dalam kurun waktu tertentu. Pada penelitian ini,
prestasi belajar yang dimaksud yakni perolehan nilai akhir siswa selama satu semester tepatnya
Menurut Darmadi (2010: 188-190), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, meliputi:
1. Faktor eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat
digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-sosial. Faktor sosial menyangkut hubungan antar
manusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial yaitu keluarga, sekolah, teman dan masyarakat.
2. Faktor internal Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa meliputi
intelegensi, minat, sikap dan motivasi. Selain itu, waktu dan kesempatan juga mempengaruhi
prestasi belajar siswa karena setiap orang memiliki waktu dan kesempatan yang berbeda sehingga
1. Faktor kecerdasan. Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang siswa sangat
2. Faktor bakat. Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak
3. Faktor minat dan perhatian. Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu.
Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu.
4. Faktor motif. Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu. Motif
selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Apabila dalam belajar peserta didik mempunyai motif yang besar dan kuat, maka akan
5. Faktor cara belajar. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih
7. Faktor sekolah. Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi
pengaruh pada prestasi belajar siswa. Kondisi lingkungan sekolah diharapkan kondusif agar siswa
Selanjutnya, Gie (1988: 57-60) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi
1. Keteraturan dalam belajar. Pokok pangkal yang pertama dari cara belajar yang baik ialah
keteraturan. Hanya dengan belajar secara teratur, maka siswa akan mencapai hasil belajar yang
baik.
2. Disiplin belajar. Dengan jalan disiplin belajar maka seorang siswa akan mencapai hasil
yang baik. Berdisiplin akan membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik
3. Konsentrasi. Untuk mencapai prestasi yang baik maka diperlukan konsentrasi dalam
belajar. Tanpa konsentrasi siswa tidak mungkin akan menguasai pelajaran. Konsentrasi dalam
belajar berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua
KERANGKA KONSEP
Prestasi
Informasi dari :
Pengetahuan rokok
DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah cross – sectional analitik. Desain ini digunakan untuk
mengetahui adakah hubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan prestasi belajar siswa SD
wilayah puskesmas Wates kota Mojokerto.
1. Populasi
2. Sampel
Sampel kasus pada penelitian ini adalah siswa SD di 7 sekolah wilayah kerja
puskesmas wates.
n = 1.680/ (1.680(0.1)2) + 1
94 sampel
4.4 METODE PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random
sampling teknik mengambil Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi
kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi
disini proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random.
(Arikunto:2006).
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
a. Siswa yang bersedia menjadi responden.
b. Siswa yang mengikuti penyuluhan KTR.
c. Siswa yang menjawab kuisioner secara lengkap
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi meliputi :
a. Siswa yang tidak bersedia menjadi responden.
b. Siswa yang tidak mengikuti penyuluhan KTR.
c. Siswa yang menjawab questioner secara tidak lengkap.
4.5 VARIABEL
1. Pengertian
Variabel adalah karakteristik dari subjek penelitian, atau fenomena yang dapat
memilik beberapa nilai (variasi nilai). Variabel yang dikumpulkan harus mengacu pada
tujuan, dan kerangka konsep. Variabel yang diteliti harus jelas mana variable bebas
(independen) dan mana variable terikatnya (dependen). Variabel bebas adalah factor
yang tidak terpengaruh oleh perlakuan factor atau factor yang dapat mempengaruhi.
Variabel terikat adalah factor yang dapat berubah karena perlakuan ( variable outcome).
1) Variabel Dependen
Sebagai variable dependen dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa.
2) Variabel Independen
Sebagai variable independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang
rokok.
2. Definisi Operasional
Pengolahan data penelitian menggunakan SPSS ,yaitu melakukan pemeriksaan seluruh data
yang terkumpul (editing), memberi angka-angka atau kode – kode tertentu yang telah disepakati
terhadap data rekam medis (coding) memasukkan data rekam medis sesuai kode yang telah
ditentukan untuk masing-masing variable sehingga menjaid suatu data dasar (entry) dan
menggolongkan , mengurutkan ,serta menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan
diinterpretasikan (cleaning).
Analisis data dilakukan setelah mendapatkan data dasar dari proses pengolahan data dan
akan dianalisis dengan melakukan analisis univariat dan bivariate untuk melihat perbedaan
proporsi antara variabel dependen (Prestasi belajar siswa) dengan variabel independen
(Pengetahuan tentang rokok), serta pengujian hipotesis menggunakan koefisien kontingensi.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Peneliti menyajikan dan menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan di dalam bab
ini. Penelitian ini dilakukan pada siswa di 7 SD wilayah jangkauan Puskesmas Wates. Hasil
penelitian disajikan kedalam bentuk tabel. Untuk analisis datanya menggunakan uji koefisien
kontingensi yang mengkaji hubungan tingkat pengetahuan rokok dengan prestasi belajar siswa.
Karakteristik Responden
1. Karakteristik siswa SD wilayah Puskesmas Wates
Tabel 5.3 Hubungan Pengetahuan tentang rokok dengan prestasi belajar siswa SD
sehingga H0 ditolak artinya terdapat hubungan antara pengetahuan rokok dengan prestasi
(syntesis), evaluasi (evaluation) pada siswa berprestasi tinggi lebih baik dibandingkan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik
a. Jumlah siswa yang berpretasi tinggi sebanyak 61 orang dan prestasi rendah sebanyak 33 orang.
b. Sebagian besar siswa memiliki pengetahuan tinggi tentang rokok dengan lebih dari 50 persen
c. Terdapat hubungan pada tingkat pengetahuan tentang rokok dengan prestasi belajar siswa SD di
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, saran yang dapat diberikan oleh
Bagi petugas kesehatan sebaiknya terus memberikan Health Education bagi masyarakat
untuk mencegah timbulnya perokok di generasi masa mendatang mengingat data yang telah ada
perokok di Wilayah Wates cukup tinggi. Diharapkan petugas memberikan perhatian lebih kepada
generasi muda mengenai bahaya rokok agar pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin.
Bagi peneliti selanjutnya, perlu diadakan penelitian serupa dengan metode penelitian lain
menekan angka perokok di masa mendatang. Siswa-siswa dapat menerapkan penyuluhan yang
Soekidjo Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Renika Cipta. Jakarta.
Suharsimi Arikunto. (1993). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Inong Kusumawati. (2010). Tingkat Pengetahuan Anak tentang Perawatan Gigi pada Siswa
Kelas IV dan V di SD Negeri 1 Krakal Kebumen. Universitas Negeri Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah RI, No. 19. 2003. Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan RI.
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=PP+No.19+tahun+2003+ten
tang+rokok&meta=&cts. Diakses pada tanggal 8 Mei 2019.
Peraturan Pemerintah RI, No. 19. 2003. Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan RI.
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=PP+No.19+tahun+2003+ten
tang+rokok&meta=&cts. Diakses pada tanggal 8 Mei 2019.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.
Gie, The Liang. 1988. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi.
LAMPIRAN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :
9. Apakah memasang tanda kawasan tanpa rokok merupakan salah satu syarat menjadi sekolah
kawasan tanpa rokok ?
a. Ya
b. Tidak
10. Dibawah ini manakah yang termasuk syarat menjadi sekolah KTR ?
a. Tidak menjual rokok
b. Tidak ada perokok aktif
c. Semua jawaban di atas benar
Count
Pengetahuan
50 60 70 80 90 100 Total
prestasi rendah 0 1 0 12 12 8 33
tinggi 1 1 3 4 13 39 61
Total 1 2 3 16 25 47 94
Symmetric Measures
N of Valid Cases 94