You are on page 1of 35

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA SD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

WATES KOTA MOJOKERTO

LAPORAN KEGIATAN MINI PROJECT

Oleh :

dr. Dwi Intan Yuniasih

Pembimbing :

dr. Ma’ratus Sholikha

UPTD PUSKESMAS WATES

DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO

2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN MINI PROJECT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA SD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES KOTA

MOJOKERTO

Disusun untuk memenuhi persyaratan

Program Dokter Internship Puskesmas Wates

Oleh:

dr. Dwi Intan Yuniasih

Mojokerto, 10 Mei 2019

Telah disetujui oleh:

Pembimbing,

dr. Ma’aratus Sholikhah


KATA PENGANTAR

Bismillahhirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Mini Project yang berjudul “Hubungan Tingkat

Pengetahuan Tentang Rokok dengan Prestasi Belajar Siswa SD di Wilayah Kerja Puskesmas

Wates Kota Mojokerto”. Laporan Mini Project ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat

Program Internsip Dokter Indonesia.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan Mini Project ini masih jauh dari

sempurna, sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diperlukan oleh penulis.

Semoga Mini Project ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan

kedokteran di Indonesia.

Wassalamualaikum wr.wb.

Mojokerto, 10 Mei 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia saat ini yang dapat ditemui hampir di setiap kalangan

masyarakat adalah perilaku merokok. Rokok tidaklah menjadi hal baru dan asing lagi di masyarakat, baik

laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda. Orang merokok sudah mudah ditemui, seperi di rumah,

kantor, cafe, tempat-tempat umum, di angkutan umum, dan bahkan hingga di sekolah- sekolahan.

Menurut Effendi, M (2007 : 136), Kebiasaan merokok telah menyebabkan 1 dari 10 kematian orang

dewasa di seluruh dunia dan telah mengakibatkan 5,4 juta kematian. Fakta memperlihatkan, bahwa 1

kematian untuk setiap 6,5 detik fakta tersebut tentu sangat mengejutkan. Tingginya angka kematian akibat

merokok mungkin akan semakin meningkat lagi dalam setiap tahunnya, mengingat kebiasaan merokok kini

telah merambah hingga ke kalangan anak-anak dan remaja (Effendi, 2008: 144).

Kawasan Tanpa Rokok, yang selanjutnya disingkat KTR adalah ruangan atau area yang dinyatakan

dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/ atau

mempromosikan produk tembakau (Kemenkes RI, 2011).

Rokok sangat berbahaya dan merugikan banyak orang. Berbagai usaha dilakukan

pemerintah untuk menanggulangi masalah ini, salah satu usaha pemerintah untuk mengurangi asap rokok

dengan membentuk Kawasan Tanpa Rokok yang telah ditetapkan oleh amanat Undang-Undang

Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 115. Seluruh instansi di Indonesia wajib mengikuti aturan tersebut

di atas.

Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Wates Kota mojokerto pada Program Pengendalian Penyakit

Tidak Menular (P2PTM) tahun 2018 tentang capaian KTR sekolah masih 0% dari target yang telah

ditentukan sebesar 20%, oleh karena itu untuk tindak lanjut maka dilakukan kegiatan penggalangan

komitemen pihak sekolah, supervisi sekolah KTR, penyuluhan dalam rangka merubah perilaku warga

sekolah, serta monitoring dan evaluasi sekolah KTR. Sehubungan dengan hal tersebut, dokter internship

ingin berpartisipasi dalam pencapaian target Kinerja Puskesmas di bidang P2PTM khususnya sekolah KTR
dengan melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan tentang Rokok terhadap Prestasi Belajar Siswa

di 7 Sekolah Dasar Wilayah Puskesmas Wates Kota Mojokerto.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan tentang rokok terhadap prestasi belajar pada siswa di

7 Sekolah Dasar Wilayah Puskesmas Wates Kota Mojokerto?

1.3 TUJUAN UMUM


Mengetahui hubungan pengetahuan siswa di Sekolah Dasar cakupan Puskesmas Wates Kota
Mojokerto mengenai rokok dengan adanya sekolah KTR.

TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui seberapa tinggi tingkat pengetahuan siswa Sekolah Dasar mengenai bahaya merokok
di Sekolah Dasar cakupan Puskesmas Wates Kota Mojokerto.

2. Mengetahui tingkat prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar cakupan Puskesmas Wates Kota
Mojokerto

1.4 MANFAAT
A. Manfaat bagi Puskesmas Wates
a. Hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai tingkat pengetahuan anak
SD mengenai bahaya merokok.
b. Hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai pengaruh rokok dengan
prestasi belajar anak – anak di Sekolah Dasar cakupan Puskesmas Wates Kota
Mojokerto.
c. Hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai hubungan pengetahuan
anak – anak di Sekolah Dasar cakupan Puskesmas Wates Kota Mojokerto mengenai
rokok dengan adanya sekolah KTR.
B. Manfaat bagi Masyarakat
a. Menambah informasi tentang kandungan rokok yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan bagi masyarakat dan menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya
lingkungan sehat bebas rokok .

C. Manfaat bagi Penulis


a. Merupakan tugas miniproject selama pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Wates.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tingkat Pengetahun Tentang Rokok

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang(over behavior). (Soekidjo

Notoatmodjo, 2007: 139-140).

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007: 140) sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di

dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

1. Awareness (Kesadaran)

Yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2. Interest

Yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation (Menimbang-nimbang)

Pada tahap ini subjek sudah mulai menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut

pada dirinya. Hal ini berarti sikap subjek sudah lebih baik lagi.

4. Trial

Orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adoption

Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap

stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini

didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng. Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui

berkenaan dengan hal (mata pelajaran). (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,

1999).

Beradasarkan pendapat ahli dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang telah

dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang

diketahui yang berkenaan dengan hal (mata pelajaran) yang terjadi setelah orang melakukan

suatu penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007: 140-142) pengetahuan dibagi menjadi 6

(enam) tingkatan yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

beban yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara

kasar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi-kan materi

tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetepi masih di dalam suatu struktur organisasi,

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-

bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan masalah kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri

atau kriteria yang telah ada atau telah ditentukan.

2.1.3 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang ingin diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan yang

ada (Soekidjo Notoatmodjo, 2007: 142).

Seseorang dikatakan mengerti suatu bidang tertentu apabila orang tersebut dapat menjawab

secara lisan atau tulisan. Sekumpulan jawaban verbal yang diberikan orang tersebut dinamakan

pengetahuan (knowledge). Pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan cara orang yang

bersangkutan mengungkapkan apa yang diketahui dalam bentuk bukti atau jawaban, baik secara

lisan maupun tulisan.

Pertanyaan atau tes dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan. Secara umum

pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu:

1) Pertanyaan subjektif, misal jenis pertanyaan lisan.


2) Pertanyaan objektif, misal pertanyaan pilihan ganda (multiple choice), betul-salah dan

pernyataan menjodohkan.

Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan objektif khususnya pilihan ganda dan

betul-salah lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat pengukuran karena lebih mudah disesuaikan

dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih cepat.

Menurut Putra Fadlil (2011:26) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengan

tingkatan pengetahuan yang meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Adapun pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu pertanyaan subjektif, misalnya jenis pertanyaan essay dan

pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choice), betul-salah, dan

pertanyaan menjodohkan.

Menurut Ircham Machfoedz yang dikutip oleh Inong Kusumawati (2010: 14) hasil

pengukuran pengetahuan dapat dibagi menjadi 4 (empat) kategori, yaitu:

1) Kategori sangat rendah, apabila memiliki nilai benar < 40 %.

2) Kategorirendah, apabila memiliki nilai benar 40% - 55%.

3) Kategori cukup tinggi, apabila memiliki nilai benar 56%-75 %.

4) Kategoritinggi, apabila memiliki nilai benar 76%-100 %.

Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 196), penilaian dengan skala empat sebagai berikut:

1) Kategori sangat rendah, apabila memiliki nilai benar < 40 %.

2) Kategori rendah, apabila memiliki nilai benar 40% - 55%.

3) Kategori cukup tinggi, apabila memiliki nilai benar 56%-75 %.

4) Kategori tinggi, apabila memiliki nilai benar 76%-100 %.

Berdasarkan pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa dalam pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket tentang materi yang ingin diukur.
Dalam penentuan kriterianya adalah dengan empat kriteria, yaitu : 1) Kategori sangat rendah,

apabila memiliki nilai benar < 40 %. 2) Kategori rendah, apabila memiliki nilai benar 40% - 55%.

3) Kategori cukup tinggi, apabila memiliki nilai benar 56%-75 %. 4) Kategori tinggi, apabila

memiliki nilai benar 76%-100 %.

2.1.4 Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainya

yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainya atau

sintesisnya yang mengandung nikotin, Co dan tar dengan atau bahan tambahan (PP RI No.

19 Tahun 2003).

Menurut jenisnya, rokok di Indonesia dibedakan menjadi beberapa

macam.Perbedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok bahan baku atau isi rokok,

proses pembuatan rokok, dan pengggunaan filter pada rokok. Asap rokok mengandung

kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat

menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu nikotin, tar dan

karbonmonoksida (Gondodiputro, 2007).

a. Nikotin

Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam Nicotiana

tobacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang bersifat adiktif saraf

sehingga dapat mengakibatkan meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah,

menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan

ketergantungan pada pemakainya (PP RI No. 19 Tahun 2003).

Nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0,5-3 nanogram, dan

semuanya diserap sehingga didalam cairan darah ada sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap

1 mlnya. Nikotin yang dikandung rokok melepaskan hormon yang mengaktifkan beberapa

reseptor di otak. Nikotin diotak merangsang jalur hypothalamic-pituitary, dan sebagai

hasilnya merangsang system endokrin tubuh.


Penggunaan nikotin mengakibatkan konsentrasi yang meningkat dan ketahanan

tubuh untuk tidak lelah lebih lama . Selain itu, nikotin juga memiliki efek adiktif dan

psikoaktif. Para paru-paru merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi

saluran napasdan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar

(hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil,

terajadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan

lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan

alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan

pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya (Gondodiputro, 2007).

b. Tar

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen pada asap

rokok, dan bersifat karsinogen. kadar tar dalam tembakau antara 0,5-35 mg/batang. Pada

saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin,

akan menjadi padat dan membentuk endapan kental berwarna coklat tua atau hitam yang

merupakan substansi hidrokarbon yang berifat lengket dan menempel pada paru-paru

sehingga dapat mengganggu saluran pernafasan dan endapan berwarna coklat pada

permukaan gigi. Tar ini berguna untuk menyalakan tembakau sehingga dapat

mengakibatkan penyumbatan pada saluran pernafasan (Gondodiputro, 2007).

Menurut Gondodiputro (2007: 23) efek yang disebabkan dari tar adalah sebagai

berikut :

1) Kanker paru-paru

Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh di paru-paru. Sebagian besar

kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi kanker paru bisa

juga berasal dari kanker bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru

(Price, 1995).
Dari etiologi yang menyerang pencabangan segmen/sub bronkus

menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan

karsinogen. Dengan danya pengendapan karsinogen maka menyebabkan

metaplasia, hiperplasia, dan displasia.

Bila lesi perifer yang disebakan oleh metaplasia, hiperplasia dan

displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan biasa diikuti

invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral

berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebakan

obstruksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti surpurasi dibagian distal.

Gejala-gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis,

dispneu,demam, dan dingin. Wheezing unilateral dapat terdengar pada

auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukan

adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke

struktur-struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium,

otak, tulang rangka (Price, 1995).

c) Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah

tidak mampu untuk mengikat oksigen. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari

unsur zat arang / karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai 3%-6%, dan

gas ini dapat dihisap oleh siapa saja.

Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian saja, yaitu arus tengah,

sedangkan arus pinggir akan tetap berada diluar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua

asap tetapi ia semburkan lagi keluar. gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin yang

terdapat pada sel darah merah, lebih kuat dibandingakan oksigen, sehingga setiap ada asap

tembakau, disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah

akan semakin kekurangan oksigen karena yang diangkut adalah CO dan bukan oksigen.
Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan melakukan spasme,yaitu menciutkan pembuluh darah

(Gondodiputro, 2007). Menurut Gondodiputro (2007: 25) efek yang ditimbulkan dari karbon

monoksida (CO) adalah sebagai berikut:

1) Ateriosklerosis

Merokok merupakan penyebab utama timbulnya penyakit ini, yaitu menebal dan

mengerasnya pembuluh darah. Ateriosklerosis menyebabkan pembuluh darah kehilangan

elastisitas serta pembuluh darah menyempit. Ateriosklerosis dapat berakhir dengan

penyumbatan yang disebabkan oleh gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah

(Gondodiputro, 2007: 27).

Ateriosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar.

Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrient oleh sel-

sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran

darah karena timbunan ini menonjol kelumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah

yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen

menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat (Pranatu, 2009: 56).

2) Tukak lambung dan tukak usus 12 jari

Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antara pengeluaran asam yang dapat

mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau meningkatkan asam lambung

sehingga terjadilah tukak lambung dan usus 12 jari. perokok menderita gangguan 4 kali

lebih tinggi dari bukan perokok.

3) Efek terhadap bayi

Ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan prematur. jika kedua

orang tuanya perokok mengakibatkan daya tahan bayi menurun pada tahun pertama,

sehingga akan menderita radang paru-paru maupun bronchitis 2x lipat dibandingkan yang

tidak merokok, sedangkan terhadap


infeksi lain meningkat 30%. Terdapat bukti bahwa anak yang orang tuanya merokok menunjukan

perkembangan mentalnya terbelakang.

4) Efek terhadap otak dan daya ingat

Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke otak yang

dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen. Kelainan tersebut dibagi menjadi

4 bentuk:

a. Tingkat I : penyempitan kurang dari 75% tanpa disertai keluhan.

b. Tingkat II : defisit neurologis sementara

c. Tingkat III : defisit neurologis yang menghilang disekitar 3 hari atau frekuensinya

meningkat.

d. Tingkat VI : terjadi infark otak yang lengkap dan menyebabkan defisit neurologis yang

menetap.

5) Impotensi

Pada laki-laki berusia 30-40 tahunan, merokok dapat meningkatkan disfungsi ereksi sekitar

50%. Ereksi tidak dapat terajadi bila darah tidak mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu

pembulih darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah,

nikotin menyempitkan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan

darah menuu penis.

6) Chronic obstructive pilnomary diseases (COPD)

Kebiasaan merokok mengubah bentuk jaringan saluran nafas dan fungsi pembersih

menghilang, saluran membengkak dan menyempit. Seseorang yang menujukan gejala batuk

berat selama paling kurang 3 bulan pada setiap tahun berjalan selama 2 tahun, dinyatakan

mengindap bronchitis kronik. Hal tersebut terjadi pada separuh perokok diatas umur 40

tahun. Bronkus yang melemah kolaps sehingga udara tidak bisa disalurkan dan alveoli

melebar menimbulkan episema paruparu.

7) Interaksi dengan obat-obat


Perokok memetabolisme berbagai jenis obat lebih cepat dari pada non perokok yang

disebabkan enzim-enzim di mukosa, usus, atau hati oleh komponen dalam asap tembakau.

Dengan demikian, efek obat-obat tersebut berkurang, sehingga perokok membutuhkan obat

dengan dosis lebih tinggi dari pada non perokok (analgetik, anksiolitika, dan obat anti

angina).

2.2 Prestasi Belajar

2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang atau kelompok atas kegiatan yang telah

dilakukannya. Tanpa sebuah kegiatan prestasi tidaklah dapat dicapai. Pada dasarnya, prestasi dan

hasil belajar itu sama, artinya dalam prestasi belajar terdapat hasil belajar. Suryabrata dalam

Widiastuti (2008: 15) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang

dalam belajar. Prestasi ini dinyatakan dalam nilai raport atau indeks prestasi yang diperoleh

berdasarkan hasil pengukuran proses belajar.

Menurut Haryanto (2010), “prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah

ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun luar sekolah”. Syah (2014: 148)

menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan perubahan ranah psikologis sebagai akibat

pengalaman dan proses belajar siswa yang tercapai dalam kurun waktu tertentu. Sementara Buchori

dalam Tulannisa (2014), mendefinisikan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang

dicapai/ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajar baik angka atau huruf serta tindakannya yang

mencerminkan hasil belajar yang dicapai dalam periode tertentu.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah

hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Hasilnya berupa penilaian baik nilai

angka maupun nilai huruf yang diperoleh siswa dalam kurun waktu tertentu. Pada penelitian ini,

prestasi belajar yang dimaksud yakni perolehan nilai akhir siswa selama satu semester tepatnya

semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.

2.2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.

Menurut Darmadi (2010: 188-190), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, meliputi:

1. Faktor eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat

digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-sosial. Faktor sosial menyangkut hubungan antar

manusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial yaitu keluarga, sekolah, teman dan masyarakat.

Sedangkan faktor non-sosial mencakup lingkungan alam dan fisik.

2. Faktor internal Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa meliputi

intelegensi, minat, sikap dan motivasi. Selain itu, waktu dan kesempatan juga mempengaruhi

prestasi belajar siswa karena setiap orang memiliki waktu dan kesempatan yang berbeda sehingga

akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa.

Sementara, Tu’u (2004: 78-81) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa meliputi:

1. Faktor kecerdasan. Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang siswa sangat

menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain sesuai

macam-macam kecerdasan yang menonjol pada dirinya.

2. Faktor bakat. Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak

lahir dan diterima sebagai warisannya dari orang tua.

3. Faktor minat dan perhatian. Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu.

Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu.

4. Faktor motif. Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu. Motif

selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Apabila dalam belajar peserta didik mempunyai motif yang besar dan kuat, maka akan

memperbesar usahanya untuk mencapai prestasi yang diharapkan.

5. Faktor cara belajar. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih

tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien.


6. Faktor lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar

siswa karena sebagian besar waktu seseorang berada di rumah.

7. Faktor sekolah. Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi

pengaruh pada prestasi belajar siswa. Kondisi lingkungan sekolah diharapkan kondusif agar siswa

terdorong untuk giat belajar.

Selanjutnya, Gie (1988: 57-60) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar seseorang, antara lain:

1. Keteraturan dalam belajar. Pokok pangkal yang pertama dari cara belajar yang baik ialah

keteraturan. Hanya dengan belajar secara teratur, maka siswa akan mencapai hasil belajar yang

baik.

2. Disiplin belajar. Dengan jalan disiplin belajar maka seorang siswa akan mencapai hasil

yang baik. Berdisiplin akan membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik

sehingga memperoleh prestasi belajar yang baik pula.

3. Konsentrasi. Untuk mencapai prestasi yang baik maka diperlukan konsentrasi dalam

belajar. Tanpa konsentrasi siswa tidak mungkin akan menguasai pelajaran. Konsentrasi dalam

belajar berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua

hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut.


BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep


Faktor internal :
Faktor eksternal :
- Intelegensi
- Minat - Sosial
- Sikap - Non sosial
- Motivasi

Prestasi

Informasi dari :

Buku, internet, media masa, TV

Pengetahuan rokok

3.2 Hipotesis penelitian

Ho : Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan prestasi


belajarsiswa SD di wilayah kerja Puskesmas Wates

H1 : Terdapathubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan prestasi belajar siswa


SD di wilayah kerja Puskesmas Wates
BAB IV

DESAIN PENELITIAN

4.1 DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah cross – sectional analitik. Desain ini digunakan untuk
mengetahui adakah hubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan prestasi belajar siswa SD
wilayah puskesmas Wates kota Mojokerto.

4.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Tempat penelitian di SD wilayah puskesmas Wates dengan melakukan pre test


menggunakan kuisioner dan memberikan penyuluhan. Waktu penelitian dari bulan April 2019 –
Mei 2019 pada acara survisi ke SD KTR.

4.3 POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek yang


ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2012) dimana populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD wilayah Puskesmas Wates
yang berjumlah siswa 40 setiap kelas dan terdiri dari 6 kelas. SD di wilayah kerja
Puskesmas Wates terdiri dari 7 SD. Didapatkan jumlah populasi 1.680 siswa.

2. Sampel
Sampel kasus pada penelitian ini adalah siswa SD di 7 sekolah wilayah kerja
puskesmas wates.

n = 1.680/ (1.680(0.1)2) + 1
 94 sampel
4.4 METODE PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random
sampling teknik mengambil Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi
kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi
disini proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random.
(Arikunto:2006).

1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
a. Siswa yang bersedia menjadi responden.
b. Siswa yang mengikuti penyuluhan KTR.
c. Siswa yang menjawab kuisioner secara lengkap

2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi meliputi :
a. Siswa yang tidak bersedia menjadi responden.
b. Siswa yang tidak mengikuti penyuluhan KTR.
c. Siswa yang menjawab questioner secara tidak lengkap.

4.5 VARIABEL

1. Pengertian
Variabel adalah karakteristik dari subjek penelitian, atau fenomena yang dapat
memilik beberapa nilai (variasi nilai). Variabel yang dikumpulkan harus mengacu pada
tujuan, dan kerangka konsep. Variabel yang diteliti harus jelas mana variable bebas
(independen) dan mana variable terikatnya (dependen). Variabel bebas adalah factor
yang tidak terpengaruh oleh perlakuan factor atau factor yang dapat mempengaruhi.
Variabel terikat adalah factor yang dapat berubah karena perlakuan ( variable outcome).

1) Variabel Dependen
Sebagai variable dependen dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa.
2) Variabel Independen
Sebagai variable independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang
rokok.

2. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasinal Cara Ukur Alat Skala Hasil


ukur Ukur Ukur
1 Pengeta Pengetahuan merupakan hasil dari Kuisioner Hasil Interval Nilai dari hasil
huan tahu, dan ini terjadi setelah orang menjawab kuisioner 10
tentang melakukan penginderaan terhadap benar nomor. 1 soal
rokok suatu objek tertentu tentang rokok memiliki bobot
yaitu hasil olahan tembakau senilai 10.
terbungkus termasuk cerutu atau
bentuk lainya yang dihasilkan dari
tanaman Nicotiana tabacum dan
dengan ditambahkan dengan zat
kimia lainnya.

2 Prestas Prestasi merupakan hasil yang Kuisioner Prestasi Nominal 1: Pretasi


i dicapai seseorang atau kelompok Tinggi : Rendah
Belajar atas kegiatan yang telah Peringkat
dilakukannya. Tanpa sebuah 1-15 2: Prestasi
kegiatan prestasi tidaklah dapat Prestasi Tinggi
dicapai. Rendah :
16-30

4.6 PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data penelitian menggunakan SPSS ,yaitu melakukan pemeriksaan seluruh data
yang terkumpul (editing), memberi angka-angka atau kode – kode tertentu yang telah disepakati
terhadap data rekam medis (coding) memasukkan data rekam medis sesuai kode yang telah
ditentukan untuk masing-masing variable sehingga menjaid suatu data dasar (entry) dan
menggolongkan , mengurutkan ,serta menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan
diinterpretasikan (cleaning).

Analisis data dilakukan setelah mendapatkan data dasar dari proses pengolahan data dan
akan dianalisis dengan melakukan analisis univariat dan bivariate untuk melihat perbedaan
proporsi antara variabel dependen (Prestasi belajar siswa) dengan variabel independen
(Pengetahuan tentang rokok), serta pengujian hipotesis menggunakan koefisien kontingensi.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Peneliti menyajikan dan menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan di dalam bab
ini. Penelitian ini dilakukan pada siswa di 7 SD wilayah jangkauan Puskesmas Wates. Hasil
penelitian disajikan kedalam bentuk tabel. Untuk analisis datanya menggunakan uji koefisien
kontingensi yang mengkaji hubungan tingkat pengetahuan rokok dengan prestasi belajar siswa.

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian


1. Letak
Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
2. Batas wilayah
Sebelah Utara berbatasan dengan sungai Brantas.
Sebelah Timur berbatasan dengan Ds. Jati Kulon, kec. Mojoanyar, Kab. Mojokerto.
Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Kedundung, dan Balongsari.
Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Magersari.
3. Kelurahan Wates memiliki jumlah penduduk sebanyak 20871 jiwa. Merupakan kelurahan
terpadat penduduknya di Kecamata Magersari . Mayoritas penduduk dari kelurahan
Wates bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Karakteristik Responden
1. Karakteristik siswa SD wilayah Puskesmas Wates

Tabel 5.1 Distribusi Siswa SD di wilayah kerja Puskesmas Wates

No. Nama Sekolah Jumlah


siswa
1. SD N Wates 1 214
2. SD N Wates 2 386
3. SD N Wates 3 215
4. SD N Wates 4 195
5. SD N Wates 5 208
6. SD N Wates 6 221
7. SD Ar-rosyid 94
Jumlah 1533
Sumber : Data Primer tahun 2018
Berdasarkan tabel V.1 dapat diketahui bahwa jumlah siswa SD di wilayah kerja
Puskesmas Wates sebanyak 1533 siswa.

Tabel 5.2 Prestasi Responden


Prestasi Jumlah (f) Persentase (%)
Tinggi 61 64,8%
Rendah 33 35,2%
Total 94 100

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui dari sebanyak 94 responden terdapat 61 siswa


perprestasi tinggi atau sebanyak 64,8% dan sebanyak 33 siswa berprestasi rendah atau
35,2%.

Tabel 5.3 Hubungan Pengetahuan tentang rokok dengan prestasi belajar siswa SD

Prestasi Pengetahuan tentang rokok Jumlah Analisis


50 60 70 80 90 100 Data
Rendah 0 1 0 12 12 8 33
Tinggi 1 1 3 4 13 39 61 p = 0,00
Jumlah 1 2 3 25 47 94 94
Sumber : Hasil penelitian, tahun 2019

Berdasarkan tabel V.2 menunjukkan data dari total sampel sebanyak 94


didapatkan 6 karakteristik nilai mulai dari 50, 60, 70, 80, 90, dan tertinggi 100. Lebih
dari 50% sampel mendapatkan nilai pengetahuan rokok tertinggi yaitu 100.
Hasil uji Koefisien Kontingensi didapatkan nilai probabilitas (P) = 0,00 (P<0,05)

sehingga H0 ditolak artinya terdapat hubungan antara pengetahuan rokok dengan prestasi

belajar siswa SD di wilayah Puskesmas Wates. Hal ini dikarenakan 6 tingkatan

pengetahuan menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007: 140-142), yaitu: tahu (know),

memahami (comphrehension), aplikasi (application), analisis (analysis) dan sintesis

(syntesis), evaluasi (evaluation) pada siswa berprestasi tinggi lebih baik dibandingkan

dengan siswa berprestasi rendah,

Bisa ditambhkan penelitian lan yang mendukung penelitian dek intan


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik

simpulan sebagai berikut :

a. Jumlah siswa yang berpretasi tinggi sebanyak 61 orang dan prestasi rendah sebanyak 33 orang.

b. Sebagian besar siswa memiliki pengetahuan tinggi tentang rokok dengan lebih dari 50 persen

siswa mendapatkan nilai 100 dalam kuisioner pengetahuan tentang rokok.

c. Terdapat hubungan pada tingkat pengetahuan tentang rokok dengan prestasi belajar siswa SD di

wilayah kerja Puskesmas Wates.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, saran yang dapat diberikan oleh

peneliti adalah sebagai berikut :

1. Bagi petugas kesehatan

Bagi petugas kesehatan sebaiknya terus memberikan Health Education bagi masyarakat

untuk mencegah timbulnya perokok di generasi masa mendatang mengingat data yang telah ada

perokok di Wilayah Wates cukup tinggi. Diharapkan petugas memberikan perhatian lebih kepada

generasi muda mengenai bahaya rokok agar pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, perlu diadakan penelitian serupa dengan metode penelitian lain

dan menambahkan variabel lain yang mempengaruhi pengetahuan tentang rokok.


3. Bagi siswa

Diharapkan dengan diberikan pengetahuan mengenai rokok sedini mungkin dapat

menekan angka perokok di masa mendatang. Siswa-siswa dapat menerapkan penyuluhan yang

telah diberikan pada kehidupan sehari-hari dengan menghindari rokok.


DAFTAR PUSTAKA

Soekidjo Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Renika Cipta. Jakarta.

Suharsimi Arikunto. (1993). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.

Putra Fadlil. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Diakses dari


http://satriodamarpanuluh.blogspot.com/2011/06/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html. Diakses
pada tanggal 8 Mei 2019, Jam 17.09 WIB

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.

Inong Kusumawati. (2010). Tingkat Pengetahuan Anak tentang Perawatan Gigi pada Siswa
Kelas IV dan V di SD Negeri 1 Krakal Kebumen. Universitas Negeri Yogyakarta.

Gondodiputro, S. 2007. Bahaya Tembakau Dan Bentuk-Bentuk Sediaan Tembakau. Bandung.


http://www.google.co.id/search?q=bahaya+tembakau. Diakses pada tanggal 9 Mei 2019.

Peraturan Pemerintah RI, No. 19. 2003. Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan RI.
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=PP+No.19+tahun+2003+ten
tang+rokok&meta=&cts. Diakses pada tanggal 8 Mei 2019.

Price. 1995. Patofisiologi Kanker Paru. http://keperawatan-gun.blogspot.com. Diakses pada


tanggal 8 Mei 2019.

Pranatu, S. 2009. Regresi Ateriosklerosis. http://www.kalbe.co.id/file/cdk. Diakses pada tanggal


8 Mei 2019.

Peraturan Pemerintah RI, No. 19. 2003. Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan RI.
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=PP+No.19+tahun+2003+ten
tang+rokok&meta=&cts. Diakses pada tanggal 8 Mei 2019.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Tulannisa, Maria. 2014. Teori Prestasi Belajar. http://mariatulannisa.blogspot.com/2014/01/teori-


prestasi-belajar.html. Diakses pada tanggal 8 Mei 2019.
Syah, Muhibbin. 2014. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda.

Haryanto. 2010. Pengertian Prestasi Belajar. http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-


belajar/. Diakses pada tanggal 8 Mei 2019.

Gie, The Liang. 1988. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokter internship memberikan pretest sebelum penyuluhan


KUISIONER

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Kelas :

1. Apakah rokok bahaya bagi kesehatan ?


a. Ya
b. Tidak

2. Merokok berbahaya bagi siapa saja ?


a. Perokok saja
b. Perokok dan orang disekitarnya

3. Apakah merokok menyebabkan sakit jantung ?


a. Ya
b. Tidak

4. Apakah merokok dapat menyebabkan kecanduan ?


a. Ya
b. Tidak

5. Ada kah zat berbahaya di dalam rokok ?


a. Ya
b. Tidak

6. Apakah nikotin merupakan salah satu yang berbahaya dalam rokok ?


a. Ya
b. Tidak

7. Dibawah ini dimana saja kah yang dilarang merokok ?


a. Transportasi umum
b. Sekolah
c. Semua jawaban benar

8. Apakah boleh merokok di area sekolah ?


a. Ya
b. Tidak

9. Apakah memasang tanda kawasan tanpa rokok merupakan salah satu syarat menjadi sekolah
kawasan tanpa rokok ?
a. Ya
b. Tidak
10. Dibawah ini manakah yang termasuk syarat menjadi sekolah KTR ?
a. Tidak menjual rokok
b. Tidak ada perokok aktif
c. Semua jawaban di atas benar

11. Bagaimana prestasi anda di sekolah? Apakah anda termasuk ?


a. Peringkat 1-14
b. Peringkat 15 ke atas

Lampiran 3. Kuisioner penelitian


REKAP DATA KUISIONER
No Asal Sekolah Nama Jenis Kelamin Usia Kelas Prestasi Pengetahuan tentang rokok
1 SD N Wates 1 AFR L 10 5 T 90
2 SD N Wates 1 ANA L 11 5 T 100
3 SD N Wates 1 ANT L 11 5 R 90
4 SD N Wates 1 MS P 11 5 R 80
5 SD N Wates 1 FKB P 10 5 R 90
6 SD N Wates 1 A L 11 4 R 80
7 SD N Wates 1 H P 11 5 T 90
8 SD N Wates 1 MM P 11 5 T 100
9 SD N Wates 1 MN L 11 5 T 100
10 SD N Wates 1 MBK L 12 5 R 80
11 SD N Wates 1 EWY L 11 5 R 80
12 SD N Wates 1 D P 11 5 T 70
13 SD N Wates 1 YM L 11 5 R 100
14 SD N Wates 2 J L 10 4 R 80
15 SD N Wates 2 K P 10 4 R 90
16 SD N Wates 2 FDM L 11 4 T 90
17 SD N Wates 2 ECR P 10 4 R 80
18 SD N Wates 2 MAP L 10 4 T 100
19 SD N Wates 2 ASD L 11 4 T 100
20 SD N Wates 2 S P 10 4 T 100
21 SD N Wates 2 V P 10 4 T 100
22 SD N Wates 2 HNS P 10 4 T 90
23 SD N Wates 2 LDC P 11 4 T 100
24 SD N Wates 2 AJ P 10 4 R 100
25 SD N Wates 2 BAD P 10 4 T 100
26 SD N Wates 2 L L 10 4 R 90
27 SD N Wates 3 MRH L 12 6 R 100
28 SD N Wates 3 ADM L 12 6 R 90
29 SD N Wates 3 NA L 11 5 R 90
30 SD N Wates 3 Y L 10 4 T 80
31 SD N Wates 3 R L 11 5 T 100
32 SD N Wates 3 GAA L 11 5 R 80
33 SD N Wates 3 FDA L 13 6 R 90
34 SD N Wates 3 FWPR L 12 6 R 100
35 SD N Wates 3 HAB L 12 6 R 100
36 SD N Wates 3 TFN L 11 5 T 100
37 SD N Wates 3 AZP L 12 6 T 100
38 SD N Wates 3 EHS L 11 5 T 100
39 SD N Wates 3 A L 11 5 T 80
40 SD N Wates 4 F L 10 5 T 80
41 SD N Wates 4 MRB L 11 5 R 80
42 SD N Wates 4 MBK L 12 5 T 100
43 SD N Wates 4 JSR P 11 5 T 100
44 SD N Wates 4 AF L 11 5 T 100
45 SD N Wates 4 JZP L 10 5 R 80
46 SD N Wates 4 D L 11 5 T 60
47 SD N Wates 4 E P 11 5 T 90
48 SD N Wates 4 BE L 11 5 T 80
49 SD N Wates 4 A L 11 5 T 90
50 SD N Wates 4 D L 10 5 R 60
51 SD N Wates 4 ENP P 12 5 T 50
52 SD N Wates 4 B L 12 5 T 70
53 SD N Wates 5 ZAK L 11 5 T 100
54 SD N Wates 5 NSA P 13 5 T 100
55 SD N Wates 5 B P 11 5 R 100
56 SD N Wates 5 KCP P 11 5 T 90
57 SD N Wates 5 NR L 11 5 R 80
58 SD N Wates 5 EP L 11 5 R 90
59 SD N Wates 5 MRA L 11 5 R 90
60 SD N Wates 5 R L 11 5 R 80
61 SD N Wates 5 MDS L 12 5 R 90
62 SD N Wates 5 VF P 11 5 R 100
63 SD N Wates 5 SM P 11 5 T 100
64 SD N Wates 5 AMS L 10 5 T 100
65 SD N Wates 5 BR L 11 5 T 100
66 SD N Wates 6 MRP L 11 5 T 100
67 SD N Wates 6 N P 11 5 R 100
68 SD N Wates 6 BM L 11 5 T 100
69 SD N Wates 6 IA L 11 5 T 100
70 SD N Wates 6 A P 11 5 T 100
71 SD N Wates 6 A L 11 5 T 100
72 SD N Wates 6 BAM L 10 5 T 100
73 SD N Wates 6 RP P 12 5 T 100
74 SD N Wates 6 AR P 11 5 T 90
75 SD N Wates 6 EPR P 11 5 T 100
76 SD N Wates 6 KYA P 10 5 R 90
77 SD N Wates 6 LBP P 11 5 T 90
78 SD N Wates 6 AA L 11 5 R 90
79 SD N Wates 6 ASA P 11 5 T 100
80 SDI AR ROSYIID A L 11 5 T 100
81 SDI AR ROSYIID B L 10 4 T 100
82 SDI AR ROSYIID D L 10 4 T 100
83 SDI AR ROSYIID SRD P 11 5 T 100
84 SDI AR ROSYIID R L 10 4 T 100
85 SDI AR ROSYIID V L 10 5 T 90
86 SDI AR ROSYIID E L 10 4 T 90
87 SDI AR ROSYIID D L 10 4 R 80
88 SDI AR ROSYIID R L 10 4 T 100
89 SDI AR ROSYIID J L 10 4 T 100
90 SDI AR ROSYIID P L 10 4 T 100
91 SDI AR ROSYIID R L 9 4 T 70
92 SDI AR ROSYIID F P 9 4 T 100
93 SDI AR ROSYIID H L 9 4 T 90
94 SD N Wates 2 ARP L 10 4 T 90

Lampiran 3. Data dari 94 sampel yang dipilih secara random sampling


prestasi * pengetahuan Crosstabulation

Count

Pengetahuan

50 60 70 80 90 100 Total

prestasi rendah 0 1 0 12 12 8 33

tinggi 1 1 3 4 13 39 61

Total 1 2 3 16 25 47 94

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .436 .000

N of Valid Cases 94

Lampiran 4. Hasil olah data SPSS

You might also like