BERSALIN DENGAN SECTIO CAESAREA DI RSUD BENDAN KOTA
PEKALONGAN (Nursing Anxiety Management Of Women Giving Birth With Sectio Caesarea In Bendan Regional Public Hospital Pekalongan City) Regita Aninda Putri1), Hartati2), Afiyah Sri Harnany3) 1) Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Pekalongan 2),3) Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang Koresponden: regitaap78@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang - Sectio Caesarea merupakan suatu proses pembedahan, setelah operasi akan menimbulkan respon nyeri dan dapat menimbulkan kecemasan sebelum maupun sesudah operasi. Menurut WHO, standar rata-rata persalinan SC disebuah negara sekitar 5-15% untuk setiap Negara per 1000 kelahiran di dunia. Ibu bersalin merasakan ketakutan ketika akan dilakukan tindakan Sectio Caesarea. Ketakutan yang dirasakan menimbulkan kecemasan. Kecemasan tersebut muncul karena belum pernah dilakukan tindakan Sectio Caesarea, ketidaksiapan, serta ketidaktahuan mengenai tindakan Sectio Caesarea. Kecemasan perlu ditangani segera dengan diajarkan teknik relaksasi napas dalam dan distraksi berupa berdzikir, agar tidak timbul dampak negatif bagi ibu maupun janin. Tujuan – penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengelolaan keperawatan kecemasan pada ibu bersalin dengan Sectio Caesarea dari pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi keperawatan. Metoda – jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, mendeskripsikan pengelolaan keperawatan kecemasan pada ibu bersalin dengan Sectio Caesarea. Teknik Purposive Sampling yang digunakan memilih 2 responden dari beberapa responden yang dilakukan tindakan Sectio Caesarea yang mengalami kecemasan sedang. Hasil – hasil yang didapat dari 2 responden setelah dilakukan tindakan Sectio Caesarea adalah masalah responden pertama teratasi setelah pengelolaan keperawatan kecemasan selama 3 hari dan masalah responden kedua belum teratasi setelah pengelolaan keperawatan selama 3 hari. Hasil yang didapat dipengaruhi oleh kondisi interpersonal responden, kondisi bayi yang dilahirkan, dan dukungan keluarga. Kata Kunci : pengelolaan keperawatan, kecemasan, Sectio Caesarea ABSTRACK Background - Sectio Caesarea is a surgical process. After surger process, it will cause a pain response and can cause anxiety both of before and after surgery. According to the WHO, the average standard of SC childbirth in a country is around 5-15% for each country per 1000 births in the world. A mother who is giving birth feels fear when Sectio Caesarea will be carried out. The fear that is felt cause anxiety. The anxiety arise because she had not ever carried out Sectio Caesarea, unpreparedness, and ignorance of Sectio Caesarea's actions. Anxiety needs to be handled immediately by being taught about deep breathing relaxation techniques and distractions in the form of dhikr, so that there are no negative impacts to the mother or fetus. Objective - this study aims to describe the management of nursing anxiety of women giving birth with Sectio Caesarea of assessment, diagnosis formulation, planning, implementation, and nursing evaluation. Method - The types of this study used is descriptive research, describing the management of nursing anxiety of women with Sectio Caesarea. The Purposive Sampling technique used selected 2 respondents from several respondents who were carried out Sectio Caesarea and experienced moderate anxiety. Results - The results obtained from 2 respondents after the Sectio Caesarea action was first respondent problem was resolved after managing nursing anxiety for 3 days and the second respondent problem was not resolved after managing nursing for 3 days. The results obtained are influenced by the interpersonal conditions of the respondents, the condition of the babies born, and the family support. Keywords: nursing management, anxiety, Sectio Caesarea PENDAHULUAN Sectio Caesarea dengan Kecemasan Ibu Pre Operasi di Ruang Catleya Angka kejadian Sectio Rumah Sakit Panti Waluyo Caesarea (SC) meningkat di Negara- Surakarta”, didapatkan hasil 6 dari negara berkembang, WHO 10 ibu hamil (60%) merasakan menetapkan standar rata-rata kecemasan akibat belum pernah persalinan SC disebuah negara dilakukan tindakan Sectio Caesarea sekitar 5-15% untuk setiap Negara dan tidak mengetahui prosedur Sectio per 1000 kelahiran di dunia (WHO, Caesarea, 4 dari 10 ibu hamil (40%) 2015). Sejalan dengan data di atas, mengatakan tidak mengetahui data rekam medik RSUD Bendan keperluan yang harus dipersiapkan Kota Pekalongan, angka kejadian sebelum tindakan Sectio Caesarea. Sectio Caesarea mengalami Kecemasan merupakan kenaikan pada tahun 2013 sebesar kekhawatiran yang tidak jelas dan 13,25%, tahun 2014 sebesar 23,16%, menyebar, berkaitan dengan perasaan tahun 2015 sebesar 20,53%. Angka tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart ini lebih tinggi dari angka nasional dalam Handayani, dkk, 2014). sebesar 9,8% dan angka di Jakarta Perubahan-perubahan fisiologis yang yang merupakan kota dengan nilai muncul akibat kecemasan tertinggi kejadian Sectio Caesarea diantaranya nadi meningkat, tekanan pada tahun 2010-2013 sebesar darah meningkat, dan nafas lebih 19,9%. Pada tahun 2016 mengalami dalam (Thbihari, dkk, 2015). Ibu penurunan menjadi 14,33%, tahun bersalin dengan Sectio Caesarea 2017 menjadi 17,38%, dan juga pada mengalami kecemasan yang ditandai tahun 2018 sampai bulan November dengan adanya peningkatan tekanan turun menjadi 13,86%. darah akibat pengalaman operasi Ibu bersalin merasakan sebelumnya. Uraian di atas sesuai ketakutan ketika akan dilakukan dengan studi pendahuluan yang tindakan Sectio Caesarea. Sectio dilakukan oleh Sukartinah (2016), Caesarea merupakan suatu proses dengan judul “Hubungan Tingkat pembedahan, setelah operasi akan Kecemasan dengan Status menimbulkan respon nyeri dan dapat Hemodinamik Pada Pasien Pre menimbulkan kecemasan sebelum Operasi Sectio Caesarea di Ruang maupun sesudah operasi (Akbar dkk, IBS RSUD dr. Soediran Mangun 2014). Kecemasan yang dialami ibu Sumarso Wonogiri”, didapatkan hasil bersalin seperti kecemasan ringan, 2 dari 5 orang mengatakan bahwa kecemasan sedang, kecemasan berat, timbul perasaan takut ataupun cemas dan panik. Kecemasan tersebut ketika akan dilakukan tindakan muncul karena belum pernah operasi sehingga tekanan darah dilakukan tindakan Sectio Caesarea, meningkat. Perubahan fisiologis ketidaksiapan, serta ketidaktahuan yang terjadi akibat peningkatan mengenai tindakan Sectio Caesarea. tekanan darah, seperti wajah Uraian diatas sesuai dengan studi kemerahan, pusing, mual, muntah, pendahuluan yang dilakukan oleh sesak napas, gelisah, dan kelelahan Dwi Hastuti (2015), dengan judul (Irianto, 2014). “Hubungan Pengetahuan Tentang Kecemasan yang dialami ibu bisa berdampak pada kondisi janin, Pre dan Post Sectio Caesarea bisa diantaranya janin mengalami stres, menghambat proses penyembuhan terjadi gangguan emosional, luka. Luka SC yang tidak sembuh gangguan hiperaktifitas, kurang secara sempurna akan ditandai asupan nutrisi, desentralisasi, dan dengan luka terasa panas, kemerahan dalam jangka panjang akan terasa nyeri, dan bengkak. Terdapat 3 mengganggu dalam motorik dan fase dalam proses penyembuhan kognitif anak. (Shahhosseini, dkk, luka, seperti fase inflamasi, fase 2015). fibroblastik, dan fase pematangan. Berdasarkan data-data diatas Jika pada fase awal dalam proses didapatkan bahwa secara psikologis penyembuhan luka terhambat, fase ibu yang akan dilakukan tindakan selanjutnya pun ikut terhambat. Fase Sectio Caesarea maupun setelah inflamasi terhambat karena terjadi dilakukan tindakan Sectio Caesarea gangguan pada glukokortikoid yang banyak yang mengalami kecemasan. termasuk pada jalur neuroendokrin, Kecemasan terjadi akibat jika kurun waktu fase inflamasi ketidaksiapan dan ketidaktahuan terlewati maka sulit bagi jahitan luka mengenai tindakan Sectio Caesarea, untuk menyatu dan berisiko serta belum pernah dilakukan terjadinya infeksi (Ahmad Yusuf, tindakan Sectio Caesarea. dkk, 2017). Pernyataan tersebut Penanganan kecemasan sebelum dan sesuai dengan penelitian yang sesudah tindakan Sectio Caesarea dilakukan oleh Ahmad Yusuf, dkk perlu dilakukan agar tidak timbul (2017), dengan judul “Stres risiko terjadinya perdarahan karena Memperlambat Penyembuhan Luka peningkatan tekanan darah akibat Paska Seksio Sesarea”, didapatkan kecemasan saat dilakukan tindakan hasil dari 28 responden terdapat 16 Sectio Caesarea, dan dapat orang dengan (57%) terjadi mempercepat dalam proses penyembuhan luka yang kurang baik, pemulihan post Sectio Caesarea. 3 orang (11%) terjadi penyembuhan Oleh karena itu, penulis tertarik luka yang buruk, dan 9 orang (32%) untuk menyusun tugas akhir dengan terjadi penyembuhan luka yang baik. judul “Pengelolaan Keperawatan Tindakan Sectio Caesarea Kecemasan Pada Ibu Bersalin termasuk dalam tindakan operasi dengan Sectio Caesarea”. yang berisiko. Oleh karena itu, beberapa dampak dapat terjadi akibat METODE PENELITIAN kecemasan ketika akan dilakukan A. Rancangan Penelitian tindakan Sectio Caesarea, Penelitian pada karya tulis diantaranya terjadi kontraksi uterus ilmiah ini menggunakan yang lemah, sirkulasi uteroplasenta penelitian deskripif. Menurut menurun, suplai oksigen dalam darah Nursalam (2015), Penelitian menuju uterus terhambat, dan terjadi deskriptif adalah penelitian yang iskemia uterus sehingga bertujuan untuk mendeskripsikan menimbulkan nyeri hebat (Sumarah (memaparkan) peristiwa- dalam Handayani, dkk, 2014). peristiwa penting yang terjadi Kecemasan pada ibu bersalin juga pada masa kini. Jenis penelitian deskriptif yang digunakan pada tersebut dapat mewakili karya tulis ilmiah ini adalah studi karakteristik populasi yang telah kasus. Studi kasus merupakan dikenal sebelumnya. (Nursalam, rancangan penelitian yang 2015) mencakup pengkajian satu unit C. Instrumen Penelitian penelitian secara intensif Instrumen yang akan misalnya satu klien, keluarga, digunakan unuk pengumpulan kelompok, komunitas, atau data dalam karya tulis ilmiah ini, institusi (Nursalam, 2015). diantaranya: Subjek yang akan diteliti dalam 1. Format pengkajian karya tulis ilmiah ini berjumlah pengelolaan keperawatan sedikit yaitu 2 subjek, tetapi kecemasan pada ibu bersalin jumlah variabel yang akan dengan Sectio Caesarea. diteliti sangat luas. Terlampir Pengelolaan kasus 2. Alat kesehatan, seperti pertama kali dilakukan tensimeter, stetoskop, pengkajian secara rinci, thermometer, arloji/jam. menegakkan diagnosa dengan 3. Alat tulis, seperti buku tulis, tepat, merencanakan, melakukan pensil, penghapus, bolpoin, dan mengevaluasi tindakan penggaris. keperawatan yang akan 4. Laptop. dilakukan pada kecemasan ibu 5. Printer. bersalin dengan Sectio Caesarea. 6. Pengukuran kecemasan Oleh karena itu, penulis akan dengan menggunakan Skala menggambarkan hasil asuhan HARS. Terlampir keperawatan kecemasan pada ibu D. Lokasi dan Waktu Penelitian bersalin dengan Sectio Caesarea Lokasi pelaksanaan di RSUD Bendan. pengelolaan keperawatan B. Subyek Penelitian kecemasan pada ibu bersalin Subjek penelitian ini dengan Sectio Caesarea, adalah dua responden (Ny. S dan dilaksanakan di ruang VK dan di Ny. R) dengan masalah ruang nifas RSUD Bendan Kota keperawatan yaitu kecemasan Pekalongan. Pasien Ny. X dan berhubungan dengan krisis pasien Ny. Y. situasi dan maturasi. Teknik sampling yang akan digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN adalalah teknik Purposive Pada bab ini penulis akan Sampling. Purposive Sampling menguraikan hasil dan pembahasan disebut juga Judgement laporan kasus pengelolaan Sampling, adalah suatu teknik keperawatan kecemasan pada ibu penetapan sampel dengan cara bersalin dengan Sectio Caesarea. memilih sampel di antara Pengelolaan keperawatan dilakukan populasi sesuai dengan yang selama 3 hari yaitu pada tanggal 12 - dikehendaki peneliti 14 Maret 2019 untuk klien pertama (tujuan/masalah dalam dan pada tanggal 15 - 17 Maret penelitian), sehingga sampel 2019untuk klien kedua. Pembahasan akan fokus pada masalah dalam kategori kecemasan keperawatan yang muncul pada sedang. proses keperawatan yang diawali dari Klien yang berinisial Ny. pengkajian, perumusan diagnosa R berumur 35 tahun, jenis keperawatan, perencanaan kelamin perempuan, klien keperawatan, tindakan keperawatan datang ke rumah sakit dengan dan evaluasi keperawatan. diagnosa medis G3P2A0 dengan Kala I Lama. Ny. R mengatakan A. Hasil merasa cemas karena bayi yang Pengkajian yang dikandungnya tidak kunjung dilakukan pada kedua responden lahir dan Ny. R mencemaskan didapakan hasilk, klien yang kondisi bayinya di dalam rahim berinisial Ny. S berumur 33 serta terkejut ketika diberitahu tahun, jenis kelamin perempuan, akan dilakukan tindakan operasi klien datang dengan diagnosa sesar, tidak mengetahui tentang medis G2P1A0 dengan Kala II operasi sesar karena di Lama. Ny. S mengatakan dirinya persalinannya yang sebelumnya terkejut ketika diberitahu oleh melahirkan secara normal, dan bidan ponek bahwa harus segera takut akan terjadi hal-hal yang dilakukan tindakan operasi sesar, tidak diinginkan pada bayinya. karena dirinya dan keluarga Tekanan darah Ny. R 150/90 berharap persalinan secara mmHg, nadi 95x/menit, normal, dan takut karena pernafasan 25x/menit. Ny. R pertama kali dilakukan operasi mengalami sesak nafas dan sesar, merasa gagal menjadi terengah-engah, tekanan darah seorang ibu karena tidak klien meningkat dan nadi cepat, melahirkan secara normal, dan klien terlihat terkejut ketika mendengar issue bahwa akan diberitahu akan dilakukan terasa sakit ketika dilakukan tindakan Sectio Caesarea, klien tindakan operasi sesar. Tekanan merasa badannya kaku, wajah darah Ny. S 150/100 mmHg, terlihat, klien mengatakan tidak nadi 90x/menit, pernafasan dapat menahan kencing, sering 24x/menit. Ny. S mengalami berkemih, klien mengatakan nafas cepat dan terengah-engah, tidak nafsu makan, menolak tekanan darah klien meningkat makan, nyeri abdomen, mual, dan nadi klien cepat, klien nyeri ulu hati, rasa tidak nyaman tampak terkejut diberitahu pada abdomen, B6: Lemah. tindakan Sectio Caesarea, wajah Pengukuran kecemansa klien tegang, klien merasa menggunakan Skala Skala badannya kaku-kaku, mata HARS dan skala Ny. R 25 skor terkadang berkedip-kedip, klien termasuk dalam ketgori terpasang DC, nyeri abdomen, kecemasan sedang. mual, klien tampak lemah. Berdasarkan data Pengukuran skala kecemasan subjektif dan data objektif pada menggunakan Skala HARS dan Ny. S dan Ny. R, penulis Skala Ny. S 22 skor termasuk merumuskan masalah keperawatan baik sebelum verbal maupun nonverbal, beri maupun sesudah tindakan kesempatan klien untuk operasi Sectio Caesarae adalah mengekspresikan kemarahannya kecemasan berhubungan dengan dengan menangis, kurangi krisis situasi dan maturasi. rangsangan di sekitar klien, Perencanaan keperawatan seperti cahaya yang tidak terlalu yang disusun oleh penulis baik terang, tidak terlalu banyak pada Ny. S dan Ny. R adalah orang, dan dekorasi yang tidak rencana tujuan, kriteria hasil terlalu berlebihan, jauhkan serta rencana tindakan sumber-sumber yang dapat keperawatan. Tujuan yang ingin menambah kecemasan. dicapai oleh penulis adalah Pelaksanaan tindakan setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. S keperawatan selama 3x7 jam dilakukan selama 3 hari dari masalah kecemasan tanggal 12-14 Maret 2019. berkurang/hilang, menunjukkan Tindakan keperawatan pada hari pengendalian diri terhadap Selasa, 12 Maret 2019 adalah kecemasan dengan kriteria hasil Pre Sectio Caesarea, Rabu, 13 klien bisa mengontrol Maret 2019 adalah hari pertama kecemasannya secara mandiri, Post Sectio Caesarea, dan hari klien atau keluarga mampu Kamis, 14 Maret 2019 adalah menyebutkan tanda dan gejala hari kedua Post Sectio Caesarea. kecemasan, tanda tanda vital Tindakan keperawatan yang dalam batas normal, dan skala telah dilakukan pada Selasa, 12 HARS 0-6 skor. Maret 2019 pukul 08.00 WIB Rencana tindakan yang membantu klien menentukan akan dilakukan yaitu kaji tingkat penyebab kecemasan, klien kecemasan klien, bantu klien mengatakan merasa cemas menentukan penyebab karena pertama kali dilakukan kecemasan, jelaskan pada operasi dan kata orang dioperasi keluarga klien tentang tanda dan itu sakit, klien kooperatif, klien gejala kecemasan yang dialami terlihat tegang dan mata klien, berikan penjelasan pada berkedip-kedip. Pukul 08.20 keluarga perbedaan gejala secara WIB mendampingi klien ketika fisik atau gangguan serangan mengalami kecemasan, klien panik, jaga diri perawat untuk mengatakan merasa diperhatikan tetap tenang dalam menangani karena banyak yang menunggu, klien dengan kecemasan, dorong karena klien mengatakan pasien mengungkapkan perasaan suaminya sedang bekerja, klien dan pikiran klien, ajak klien tampak rileks. Pukul 08.25 WIB fokus pada situasi, ajak klien tuk mengajarkan relaksasi napas berdzikir, ajarkan teknik dalam, klin tampak rileks. Pukul imajinasi bombing dan relaksasi 08.30 WIB mengajak klien progresif, beri pujian pada klien untuk berdzikir, klien tampak yang mampu beraktivitas sehari- rileks. Pukul 08.35 WIB hari, motivasi klien baik secara melibatkan keluarga dalam pengurangan kecemasan, klien atas kelahiran anaknya, keluarga klien mengatakan klien mengucapkan terima kasih, sudah mencoba menenangkan klien tersenyum dan berjabat klien, klien terlihat tegang. tangan. Pukul 08.30 WIB Pukul 08.40 WIB mengurangi mengkaji tingkat kecemasan rangsangan di sekitar klien, klien, klien mengatakan nyeri cahaya tidak terlalu terang pada luka di perutnya, badan menggunakan kipas angin kaku, mata berkedip-kedip, manual untuk mengurangi wajah sedikit tegang, bicara kepanasan. Pukul 08.45 WIB cepat dengan tanda-tanda vital, memotivasi klien baik secara TD: 130/90 mmHg, RR: verbal maupun nonverbal, klien 22x/menit, nadi: 90x/menit, dan mengatakan akan skala HARS 15 skor (kecemasan menghilangkan pikiran-pikiran sedang). Pukul 09.00 WIB negatif, klien kooperatif, klien membantu klien menentukan terlihat tegang. Pukul 10.30 WIB penyebab kecemasan, klien menjelaskan pada keluarga klien mengatakan cemas karena nyeri tentang tanda dan gejala luka diperutnya, rasanya seperti kecemasan yang dialami klien, ditusuk-tusuk, dengan skala 3 keluarga klien mengatakan dan sakit ketika bergerak, dan menjadi tahu tanda dan gejala klien tampak menahan rasa kecemasan yang dialami sakit. Pukul 09.30 WIB anaknya, keluarga klien menjauhkan sumber-sumber kooperatif dan mampu yang dapat menambah menyebukan tanda dan gejala kecemasan, klien mengatakan kecemasan. Pukul 10.45 WIB nyeri berkurang, nyeri pada luka mengajarkan relaksasi napas post SC rasanya seperti ditusuk- dalam, klin tampak rileks. Pukul tusuk dengan skala 2 dan sakit 11.00 WIB mengajak klien ketika untuk bergerak, untuk berdzikir, klien tampak pemberian ketorolac 30 mg rileks. Pukul 12.00 WIB melalui IV dan klien tampak mengurangi rangsangan di rileks. Pukul 10.00 WIB sekitar klien, cahaya tidak terlalu menjelaskan pengaruh cemas terang menggunakan kipas angin terhadap kesembuhan luka pada manual untuk mengurangi ibu dan dampak pada bayi, klien kepanasan. Pukul 12.15 WIB megatakan menjadi tahu memotivasi klien baik secara pengaruh cemas yang verbal maupun nonverbal, klien dirasakannya dan klien mengatakan akan kooperatif. Pukul 10.30 WIB menghilangkan pikiran-pikiran menyampaikan teknik-teknik negatif, klien kooperatif, klien pengurangan kecemasan, klien terlihat tegang. mengatakan menjadi tahu teknik Tindakan keperawatan pengurangan kecemasan dan dilakukan pada hari Rabu, 13 klien kooperatif. Pukul 11.00 Maret 2019 pukul 08.00 WIB mendiskusikan bersama mengucapkan selamat kepada klien mengenai alternatif dalam mengurangi kecemasan, klien cemas, klien kooperatif dan mengatakan dengan relaksasi klien tampak rileks. Pukul 15.30 napas dalam dan berdzikir WIB menjauhkan sumber- kecemasan berkurang, klien sumber yang dapat menambah kooperatif. Pukul 11.30 WIB kecemasan, klien mengatakan mengajarkan relaksasi napas nyeri berkurang, nyeri pada luka dalam, klien mengatakan nyeri post SC rasanya seperti ditusuk- berkurang, nyeri pada luka post tusuk dengan skala 2 dan sakit SC rasanya seperti ditusuk-tusuk ketika bergerak, klien tampak dengan skala 2 dan sakit ketika rileks dan pemberian ketorolac untuk bergerak, klien tampak 30 mg melalui IV. sedikit rileks. Pukul 12.00 WIB Pelaksanaan tindakan mengajak klien untuk berdzikir, keperawatan pada Ny. R klien tampak sedikit rileks. dilakukan selama 3 hari dari Pukul 12.30 WIB mengurangi tanggal 15-17 Maret 2019. rangsangan di sekitar klien, klien Tindakan keperawatan pada hari tampak sedikit rileks, dan Sabtu, 15 Maret 2019 adalah Pre cahaya tidak terlalu terang. Sectio Caesarea, Minggu, 16 Pukul 13.00 WIB memotivasi Maret 2019 adalah hari pertama klien baik secara verbal maupun Post Sectio Caesarea, dan hari nonverbal, klien mengatakan Senin, 17 Maret 2019 adalah jika lukanya tidak sakit klien hari kedua Post Sectio Caesarea. tidak akan merasa cemas, klien Tindakan keperawatan yang kooperatif dan terlihat tegang. telah dilakukan pada hari Senin, Tindakan keperawatan 15 Maret 2019 pukul 12.30 WIB dilakukan pada hari Kamis, 14 membantu klien menentukan Maret 2019 pukul 14.00 WIB penyebab kecemasan, klien mengkaji tingkat kecemasan mengatakan merasa cemas klien, klien mengatakan sudah karena bayinya tidak kunjung tidak merasa cemas, klien lahir dan diberitahu akan tampak rileks dengan tanda– dilakukan tindakan operasi sesar, tanda vital, TD: 130/80 mmHg, klien kooperarif dan terlihat RR: 19x/menit, nadi: 88x/menit, tegang. Pukul 12.35 WIB dan skala HARS 6 skor (tidak mendampingi klien ketika ada kecemasan). Pukul 14.30 mengalami kecemasan, klien WIB memotivasi klien baik mengucapkan terima kasih dan secara verbal maupun nonverbal, merasa merepotkan sudah klien berterima kasih sudah ditemani, klien tampak cemas. diingatkan untuk mengontrol Pukul 12.45 WIB mengajarkan kecemasannya, klien kooperatif relaksasi napas dalam, klien dan tampak rileks. Pukul 15.00 tampak rileks. Pukul 12.50 WIB WIB menjelaskan pengaruh mengajak klien untuk berdzikir, cemas terhadap kesembuhan klien tampak rileks. Pukul 14.30 luka pada ibu dan dampak pada WIB menjelaskan pada keluarga bayi, klien mengatakan sudah klien tentang tanda dan gejala mengontrol dirinya agar tidak kecemasan yang dialami klien, keluarga klien mengatakan tidak nyeri pada luka post SC rasanya paham jika anaknya merasa seperti berdenyut-denyut dengan cemas, keluarga klien tampak skala 4 dan sakitnya intermitten, khawatir dan mampu dan klien tampak meringis menyebutkan tanda dan gejala kesakitan. Pukul 15.30 WIB kecemasan. Pukul 15.00 WIB menjauhkan sumber-sumber melibatkan keluarga dalam yang dapat menambah pengurangan kecemasan, kecemasan, klien mengatakan keluaga klien sudah mencoba nyeri berkurang, nyeri pada luka menenangkan klien, klien post SC rasanya seperti tampak cemas. Pukul 15.30 WIB berdenyut-denyut dengan skala 3 mengurangi rangsangan di dan sakitnya intermitten, sekitar klien, cahaya tidak terlalu pemberian ketorolac 30 mg terang. Pukul 16.00 WIB melalui IV, klien tampak rileks. memotivasi klien baik secara Pukul 16.00 WIB menjelaskan verbal maupun nonverbal, klien pengaruh cemas terhadap mengatakan akan kesembuhan luka pada ibu dan menghilangkan pikiran-pikiran dampak pada bayi, klien negatif, klien kooperatif, klien mengatakan akan mencoba terlihat tegang, suara pelan. untuk lebih tenang, klien Tindakan keperawatan kooperatif, suara pelan dan yang telah dilakukan pada hari wajah tegang. Pukul 16.30 WIB Minggu, 16 Maret 2019 pukul menyampaikan teknik-teknik 14.00 WIB mengucapkan pengurangan kecemasan, klien selamat kepada klien atas mengatakan menjadi tahu teknik kelahiran anaknya, klien pengurangan kecemasan, klien mengucapkan terima kasih dan kooperatif. Pukul 17.00 WIB berjabat tangan. Pukul 14.30 mendiskusikan bersama klien WIB mengkaji tingkat mengenai alternatif dalam kecemasan klien, klien mengurangi kecemasan, klien mengatakan cemas karena mengatakan memilih teknik kondisi bayinya prematur dan relaksasi napas dalam dan nyeri luka operasi, nyeri pada berdzikir seperti kemarin, klien luka post SC rasanya seperti kooperatif. Pukul 17.30 WIB berdenyut-denyut dengan skala 4 mengajarkan relaksasi napas dan sakitnya intermitten, wajah dalam, klien mengatakan nyeri tegang, tampak menahan sakit berkurang, nyeri pada luka post dengan tanda-tanda vital, TD: SC rasanya seperti berdenyut- 140/90 mmHg, RR: 22x/menit, denyut dengan skala 3 dan nadi: 90x/menit, dan skala sakitnya intermitten, klien rileks. HARS 19 skor (kecemasan Pukul 18.00 WIB mengajak sedang). Pukul 15.00 WIB klien untuk berdzikir,klien membantu klien menentukan rileks. Pukul 18.30 WIB penyebab kecemasan, klien mengurangi rangsangan di mengatakan cemas karena nyeri sekitar klien, cahaya tidak terlalu luka operasi dan badan kaku, terang. Pukul 19.00 WIB memotivasi klien baik secara klien sedikit rileks dengan verbal maupun nonverbal, klien pemberian ketorolac 30 mg mengatakan sudah mencoba melalui IV. Pukul 10.00 WIB mengontrol cemasnya, klien menjelaskan pengaruh cemas kooperatif dan klien rileks. terhadap kesembuhan luka pada Pukul 21.00 WIB menjauhkan ibu dan dampak pada bayi, klien sumber-sumber yang dapat mengatakan akan berusaha lagi menambah kecemasan, klien untuk lebih tenang, klien mengatakan nyeri berkurang, kooperatif dan klien tampak nyeri pada luka post SC rasanya rileks. seperti berdenyut-denyut dengan Catatan perkembangan skala 3 dan sakitnya intermitten, mengenai respon Ny. S dari pemberian ketorolac 30 mg tindakan yang telah dilakukan melalui IV. selama 3 hari didapatkan hasil Tindakan keperawatan pada hari Selasa, 12 Maret 2019 yang telah dilakukan pada hari pukul 14.00 WIB yaitu klien Senin, 17 Maret 2019 pukul mengatakan merasa cemas akan 08.00 WIB mengkaji tingkat dilakukan tindakan operasi sesar, kecemasan klien, klien dan kata orang operasi sesar itu mengatakan sedikit cemas sakit. Tanda-tanda vital klien, karena nyeri luka masih terasa, TD: 150/100 mmHg, RR: klien tampak menahan sakit, 24x/menit, nadi: 97x/menit,suhu: mata berkedip-kedip dengan 36°C, Skala HARS 22 skor tanda-tanda vital, TD: 140/80 (kecemasan sedang), klien mmHg, RR: 20x/menit, nadi: mengalami gelisah, wajah 90x/menit, dan skala HARS 12 tegang mata berkedip-kedip, skor (kecemasan sedang). Pukul jantung berdebar-debar, kaku, 08.30 WIB membantu klien reaksi terkejut, lingkar hitam di menentukan penyebab bawah mata, keluarga klien bisa kecemasan, klien mengatakan menyebutkan tanda dan gejala cemas karena luka operasi, klien kecemasan. Masalah klien belum tampak sedikit tegang, menahan teratasi. Lanjutkan intervensi sakit, mata berkedip-kedip. (kaji tingkat kecemasan klien, Pukul 09.00 WIB memotivasi ajarkan relaksasi napas dalam, klien baik secara verbal maupun ajak klien untuk berdzikir, nonverbal, klien mengatakan motivasi secara verbal maupun sudah mencoba mengontrol nonverbal). cemasnya, klien kooperatif, dan Rabu, 13 Maret 2019 klien tampak sedikit rileks. pukul 14.00 WIB catatan Pukul 09.30 WIB menjauhkan perkembangan yang diperoleh sumber-sumber yang dapat yaitu klien mengatakan cemas menambah kecemasan klien karena luka pada perutnya terasa mengatakan nyeri berkurang, nyeri dan membatasi gerakan, nyeri pada luka post SC rasanya klien merasakan nyeri pada luka seperti berdenyut-denyut dengan post SC rasanya seperti ditusuk- skala 2 dan sakitnya intermitten, tusuk dengan skala nyeri 2 dan klien merasa sakit ketika untuk menyebutkan tanda dan gejala bergerak. Klien tampak menahan kecemasan. Masalah klien belum sakit, TD: 130/90 mmHg, RR: teratasi. Lanjutkan intervensi 22x/menit, nadi: 90x/menit, (kaji tingkat kecemasan klien, suhu: 36,5°C, skala HARS 15 ajarkan relaksasi napas dalam, skor (kecemasan sedang). ajak klien untuk Masalah belum teratasi. berdzikir,motivasi secara verbal Lanjutkan intervensi (kaji maupun nonverbal). tingkat kecemasan klien, ajarkan Minggu, 16 Maret 2019 relaksasi napas dalam, ajak klien 21.30 WIB catatan untuk berdzikir, motivasi secara perkembangan yang diperoleh verbal maupun nonverbal, yaitu klien mengatakan cemas kolaborasi dengan dokter karena kondisi bayinya prematur pemberian obat analgetik). dan nyeri luka operasi, klien Kamis, 14 Maret 2019 merasakan nyeri pada luka post pukul 21.00 WIB catatan SC rasanya seperti berdenyut- perkembangan yang diperoleh deyut dengan skala nyeri 3 dan yaitu klien mengatakan sudah sakitnya intermitten. Klien tidak merasa cemas. Objektif tampak menahan sakit dengan (O) klien tampak rileks, TD: tanda-tanda vital, TD: 140/90 130/80 mmHg, RR: 19x/menit, mmHg, RR: 22x/menit, nadi: nadi: 88x/menit, S: 36°C, skala 90x/menit, suhu: 36,3°C, skala HARS 6 skor. Masalah klien HARS 19 skor (kecemasan teratasi. Hentikan intervensi. sedang). Masalah belum teratasi. Catatan perkembangan Lanjutkan intervensi (kaji mengenai respon Ny. R dari tingkat kecemasan klien, ajarkan tindakan yang telah dilakukan relaksasi napas dalam, ajak klien selama 3 hari didapatkan hasil untuk berdzikir, motivasi secara pada hari Sabtu, 15 Maret 2019 verbal maupun nonverbal, 14.00 WIB catatan kolaborasi dengan dokter perkembangan yang diperoleh pemberian obat analgetik. yaitu klien mengatakan cemas Senin, 17 Maret 2019 karena bayinya yang 14.00 WIB catatan dikandungnya tidak kunjung perkembangan yang diperoleh lahir dan mencemaskan kondisi yaitu klien mengatakan sedikit bayinya serta terkejut ketika cemas, karena kondisi bayinya diberitahu akan dilakukan yang prematur dan nyeri luka operasi sesar. Tanda-tanda vital masih terasa, klien merasa nyeri klien, TD: 150/90 mmHg, RR: pada luka post SC rasanya 25x/menit, nadi: 95x/menit, seperti berdenyut-denyut dengan suhu: 36,5°C, skala HARS 25 skala nyeri 2 dan sakitnya skor (kecemasan sedang), klien intermitten. Klien tampak rileks mengalami tremor, reaksi dengan tanda-tanda vital TD: terkejut, agitasi, wajah tegang, 140/80 mmHg, RR: 20x/menit, lemah, kaki goyah, keringat nadi: 90x/menit, suhu: 36,5°C, berlebih, keluarga klien bisa skala HARS 12 skor (kecemasan sedang). Masalah klien sebagian tubuh mengambil lebih banyak teratasi. Lanjutkan intervensi oksigen, medilatasi pupil, dan (kaji tingkat kecemasan klien, meningkatkan tekanan arteri ajarkan relaksasi napas dalam, serta frekuensi jantung sambil ajak klien untuk berdzikir, membuat konstruksi pembuluh motivasi secara verbal maupun darah perifer dan memirau darah nonverbal, kolaborasi dengan dari sistem gastrointestinal dan dokter pemberian obat analgetik. reproduksi serta meningkatkan B. Pembahasan glikogenolisis menjadi glukosa Tanda dan gejala yang bebas guna menyokong jantung, ditunjukkan pada klien yang otot, dan sistem saraf pusat. mengalami kecemasan yaitu Ketika bahaya mengembalikan tanda dan gejala secara fisik, butuh ke kondisi normal ataupun seperti napas pendek, tekan tanda ancaman berikutnya darah dan nadi meningkat, mengaktifkan kembalirespon sianosis, anoreksia, diare atau simpatis. (Videbeck, 2010) konstipasi, gelisah, termor, Kecemasan merupakan berkeringat, sulit tidur, dan sakit kekhawatiran yang tidak jelas kepala, tanda dan gejala secara dan menyebar, berkaitan dengan kognitif, dilihat dari cara perasaan tidak pasti dan tidak mempersepsikan sesuatu. berdaya (Stuart dalam Persepsi individu tersebut Handayani, dkk, 2014). cenderung sempit, tanda dan Perubahan-perubahan fisiologis gejala secara perilaku, ditandai yang muncul akibat kecemasan dari gerakan individu, seperti diantaranya nadi meningkat, gerakan yang tersentak-sentak tekanan darah meningkat, dan dengan cara bicara yang cepat nafas lebih dalam (Thbihari, dan berlebihan, tanda dan gejala dkk, 2015). Ny. S dan Ny. R secara emosi, individu mengalami kenaikan tekanan memperlihatkan rasa menyesal, darah baik sebelum maupun sedih yang terlalu mendalam, sesudah dilakukan prosedur rasa takut, gugup, dan suka cita pembedahan Sectio Caesarea. yang berlebihan. Tekanan darah Ny. S yaitu Respon sistem saraf 150/100 mmHg, tekanan darah otonom terhadap rasa takut dan Ny. R 150/ 90 mmHg. Hasil ansietas menimbulkan tersebut sesuai dengan studi aktivitasvinvolunter pada tubuh pendahuluan yang dilakukan yang termasuk dalam Sukartinah (2016), bahwa mekanisme pertahanan diri. terdapat 2 dari 5 ibu mengalami Serabut saraf simpatis kenaikan tekanan darah akibat “mengaktifkan” tanda-tanda kecemasan akan dilakukan vital pada setiap tanda bahaya tindakan SC. Beberapa untuk mempersiapkan perubahan fisiologis yang pertahanan tubuh. Kelenjar ditunjukkan kedua klien akibat adrenal melepas adrenalin tekanan darah meningkat seperti (epinefrin), yang menyebabkan sesuai dengan yang disebutkan Caesarea sesuai dengan teori oleh Irianto (2014). yang disebutkan oleh Sumarah Menurut studi dalam Handayani, dkk (2014) pendahuluan yang dilakukan diantaranya terjadi kontraksi Dwi Hastuti (2015), bahwa 6 uterus yang lemah, sirkulasi dari 10 ibu merasakan uteroplasenta menurun, suplai kecemasan ketika akan oksigen dalam darah menuju dilakukan tindakan SC dan 4 uterus terhambat, dan terjadi dari 10 ibu mengatakan tidak iskemia uterus sehingga mengetahui keperluan yang menimbulkan nyeri hebat. harus dipersiapkan sebelum Kecemasan pada ibu juga dapat tindakan Sectio Caesarea. Hasil menghambat dalam proses pengkajian yang didapat sesuai penyembuhan luka, pernyataan dengan studi pendahuluan yang tersebut sesuai dengan penelitian dilakukan Dwi Hastuti (2015), yang dilakukan oleh Ahmad Ny. S mengatakan merasa cemas Yusuf, dkk (2017), didapatkan karena pertama kali dilakukan hasil dari 28 responden terdapat tindakan SC, Ny. R mengatakan 16 orang dengan (57%) terjadi merasa cemas tidak mengetahui penyembuhan luka yang kurang tindakan SC karena persalinan baik, 3 orang (11%) terjadi sebelumnya secara normal. penyembuhan luka yang buruk, Penulis memprioritaskan dan 9 orang (32%) terjadi diagnosa kecemasaan karena penyembuhan luka yang baik. merupakan keluhan utama yang Kecemasan yang tidak dirasakan klien ketika akan ditangani juga akan berdampak dilakukan tindakan SC. Kedua bagi kesehatan janin. Pernyataan klien mengatakan cemas ketika tersebut sesuai dengan yang akan dilakukan tindakan SC disebutkan oleh Shahhosseini, karena pertama kali dilakukan dkk (2015) yaitu janin dan terlihat keduanya mengalami stres, terjadi menunjukkan tanda dan gejala gangguan emosional, gangguan kecemasan seperti tekanan darah hiperaktifitas, kurang asupan meningkat, nadi cepat, dan nafas nutrisi, desentralisasi, dan dalam cepat. jangka panjang akan Kecemasan yang tidak mengganggu dalam motorik dan ditangani akan berdampak bagi kognitif anak. ibu diantaranya kecemasan bisa Intervensi yang menyebabkan perubahan ditetapkan penulis sesuai psikologis ibu sesuai dengan diagnosa kecemasan yang disebutkan oleh Jenita berhubungan dengan krisis (2017) yaitu post partum blues situasi dan maturasi fokus pada serta kesedihan dan duka pengurangan kecemasan. cita/depresi selain itu terdapat Tujuan dan keriteria hasil yang dampak yang dapat terjadi akibat ditetapkan sesuai dengan NOC kecemasan ketika akan (Nursing Outcome dilakukan tindakan Sectio Classification) yang disebutkan oleh NANDA NIC NOC (2016). dalam menangani klien dengan Tujuan yang ingin dicapai kecemasan dengn rasionalisasi adalah kecemasan berkurang, kecemasan yang dirasakan dan klien menunjukkan individu bisa menular kepada pengendalian diri terhadap individu yang lain, ketenangan kecemasan. Kriteria hasil yang perawat yang menjadikan rasa ditentukan adalah klien bisa cemas klien berkurang, dorong mengontrol kecemasannya, klien pasien mengungkapkan perasaan atau keluarga mampu dan pikiran pasien dengan menyebutkan tanda dan gejala rasionalisasi mengungkapkan kecemasan yang sudah perasaan dapat mengurangi dijelaskan, dan klien mampu beban yang dirasakan sehingga mengontrol rasa cemas secara kecemasan berkurang ajak mandiri. (Judith, 2016) pasien fokus pada situasi dengan Penulis menetapkan rasionalisasi dapat membantu intervensi yang sama pada kedua dalam mekanisme koping yang klien karena kesamaan kondisi diperlukan, ajak klien untuk klien yang didapat pada saat berdziki denga rasionalisasi dilakukan pengkajian dan sesuai sedikit rangsangan positif dapat NIC (Nursing Intervention mengurangi ansietas dan Classification) yang disebutkan membuat Klien lebih fokus, NANDA NIC NOC (2016) ajarkan teknik imajinasi bimbing antara lain kaji tingkat ansietas dan relaksasai progresif dengan klien dengan rasionalisasi rasionalisasi dapat mengontrol mengetahui tingkat kecemasan kecemasan, beri pujian pada klien dapat memudahkan pasien yang mampu beraktivitas mengidentifikasi reaksi fisik dari sehari-hari dengan rasionalisasi kecemasan, bantu klien pujian yang diberikan dapat menentukan penyebab ansietas meningkatkan harga diri dengan rasionalisasi klien dapat sehingga bisa mengurangi mengontrol ansietas yang kecemasan, motivasi pasien baik dirasakannya ketika mengetahui secara verbal maupun nonverbal penyebabnya, jelaskan pada dengan rasionalisasi pasien keluarga klien tentang tanda dan merasa diperhatikan dan dapat gejala ansietas yang dialami meningkatkan harga diri, beri klien dengan rasionalisasi kesempatan pasien untuk pengetahuan keluarga yang mengekspresikan kemarahannya bertambah membantu pasien dengan menangis dengan mengontrol kecemasannya, rasionalisasi mengungkapkan berikan penjelasan pada perasaan klien dapat membuat keluarga perbedaan gejala secara pasien lebih tenang, kurangi fisik atau gangguan serangan rangsangan disekitar klien, panik dengan rasionalisasi seperti cahaya yang tidak terlalu membantu keluarga mengenali terang, tidak terlalu banyak kecemasan yang terjadi, jaga diri orang, dan dekorasi ruangan perawat untuk tetap tenang yang tidak terlalu berlebihan dengan rasionalisasi kondisi berdzikir, mengurangi sekitar klien yang tidak rangsangan disekitar klien, mendukung akan memperburuk seperti cahaya yang tidak terlalu kecemasan yang dirasakan klien, terang, tidak terlalu banyak jauhkan sumber-sumber yang orang, dan dekorasi ruangan dapat menambah ansietas yang tidak terlalu berlebihan, dengan rasionalisasi sesuatu memotivasi pasien baik secara yang mengganggu tidak verbal maupun nonverbal. membuat situasi menjadi lebih Menurut Thbihari, dkk baik dan ansietas sulit dikontrol. (2015) perubahan-perubahan Menurut Judith (2016), fisiologis yang muncul akibat Implementasi keperawatan kecemasan diantaranya nadi adalah tindakan yang sesuai meningkat, tekanan darah dengan yang telah direncanakan; meningkat, dan nafas lebih mencakup tindakan mandiri dan dalam. Pada hari pertama fokus kolaborasi. Tindakan mandiri pada pengurangan kecemasan adalah tindakan keperawatan untuk mengurangi beban pikiran berdasarkan analisis dan klien yang sehingga tekananan kesimpulan perawat dan bukan darah klien menurun karena atas petunjuk tenaga kesehatan kedua klien tekanan darahnya lain. Tindakan kolaborasi adalah tinggi. Kecemasan pada ibu juga tindakan keperawatan yang berdampak pada janin, sesuai didasarkan oleh hasil keputusan dengan teori Shahhosseini, dkk bersama dokter atau petugas (2015), mnyebutkan dampak kesehatan lain. Tindakan pada janin diantaranya janin keperawatan yang telah mengalami stres, terjadi dilakukan merupakan cara untuk gangguan emosional, gangguan merealisasikan rencana hiperaktifitas, kurang asupan keperawatan yang telah dibuat nutrisi, desentralisasi, dan dalam sesuai diagnosa yang telah jangka panjang akan dirumuskan. mengganggu dalam motorik dan Kedua klien dilakukan kognitif anak. tindakan keperawatan yang Pada hari kedua dan sama. Pada hari pertama ketiga, kedua klien merasa tindakan yang dilakukan yaitu cemas karena masalah utama mengkaji tingkat ansietas klien, nyeri luka post SC. Penulis membantu klien menentukan fokus dalam pengurangan rasa penyebab ansietas, menjelaskan nyeri dengan mengajarkan pada keluarga klien tentang teknik relaksasi napas dalam dan tanda dan gejala ansietas yang mengajak klien untuk berdzikir dialami klien, mendampingi sehingga dapat mengurangi klien ketika mengalami nyeri. Selain itu, penulis juga kecemasan, melibatkan keluarga berkolaborasi dengan dokter dalam pengurangan kecemasan, dalam pemberian obat analgetik mengajarkan relaksasi nafas yaitu ketorolac 30 mg diberikan dalam, mengajak klien untuk melalui IV. Penulis juga menjelaskan pengaruh cemas dilakukan tindakan keperawatan. pada proses penyembuhan luka. Evaluasi yang didapatkan berupa Terdapat 3 fase dalam proses catatan perkembangan klien penyembuhan luka, seperti fase diantaranya subjektif, objektif, inflamasi, fase fibroblastik, dan analisis, dan planning. Catatan fase pematangan. Jika pada fase perkembangan merupakan hasil awal dalam proses penyembuhan yang didapat dari diagnosa yang luka terhambat, fase selanjutnya sudah dirumuskan pada pre dan pun ikut terhambat. Fase post Sectio Caesarea yaitu inflamasi terhambat karena kecemasan berhubungan dengan terjadi gangguan pada krisis situasi dan maturasi. glukokortikoid yang termasuk Evaluasi hari ketiga Ny. pada jalur neuroendokrin, jika S pada tanggal 14 Maret 2019 kurun waktu fase inflamasi teratasi dan evaluasi hari ketiga terlewati maka sulit bagi jahitan Ny. R pada tanggal 17 Maret luka untuk menyatu dan berisiko 2019 sebagian teratasi. Masalah terjadinya infeksi (Ahmad pada Ny. S teratasi dengan skala Yusuf, dkk, 2017). HARS 6 (tidak ada kecemasan) Tindakan yang dilakukan karena terdapat beberapa faktor pada kedua klien disesuaikan yang mendukung kecemasan Ny. dengan situasi dan kondisi klien S dapat berkurang, seperti di ruangan. Terdapat beberapa kondisi interpersonal klien yang intervensi yang belum dilakukan positif, keluarga klien yang pada kedua klien yaitu berikan kooperatif, tingkat pendidikan penjelasan pada keluarga tinggi dan kondisi bayi yang perbedaan gejala secara fisik sehat. Masalah pada Ny. R atau gangguan serangan panik, sebagian teratasi karena Ny. R karena kedua klien masuk dalam masih merasa sedikit cemas kategori kecemasan sedang dengan skala HARS 12 skor bukan gangguan serangan panik. (kecemasan sedang), Ny. R Beri pujian pada klien yang masih merasakan kecemasan mampu neraktivitas sehari-hari akibat kondisi bayinya yang juga tidak dilakukan karena prematur, kondisi interpersonal selama 3 hari dalam pengelolaan klien, tingkat pendidikan rendah keperawatan kedua klien dalam dan keluarga yang kurang kondisi terdapat luka operasi dan mendukung klien dalam belum beraktivitas secara pengurangan kecemasan. normal. Kedua tindakan tersebut Hasil yang didapatkan tidak berakibat fatal apabila dari penelitian yang dilakukan tidak dilakukan. penulis pada Ny. S dan Ny. R Evaluasi keperawatan sesuai dengan teori tentang adalah hasil perkembangan yang kecemasan yang dikemukakan berpedoman pada hasil dan oleh Suliswati (2014), antara tujuan yang akan dicapai (Judith, lain teori interpersonal 2016). Evaluasi dilakukan mengemukakan bahwa selama tiga hari setelah kecemasan bisa timbul akibat individu tidak mampu bergaul operasi sesar. Tekanan darah Ny. R dengan orang lain atau akibat 150/90 mmHg, nadi 95x/menit, dari lingkungan yang tidak pernafasan 25x/menit dengan skala menerima keberadaan individu HARS 25 skor (kecemasan sedang). tersebut, teori keluarga Berdasarkan hasil pengkajian, mengemukakan kecemasan penulis merumuskan masalah muncul dalam keluarga akibat keperawatan untuk Ny. S dan Ny. R perbedaan karakter tiap individu sebelum dan sesudah tindakan Sectio dalam keluarga, dan teori Caesarea yaitu kecemasan biologis mengemukakan berhubungan dengan krisis situasi kecemasan timbul pada dan maturasi. Kecemasan pada Ny. R seseorang yang mengalami berlanjut diakibatkan karena kondisi gangguan pada neurotransmitter bayinya prematur.Rencana tindakan dan Notoatmodjo (2013) keperawatan pada Ny. S dan Ny. R mengemukakan mengenai teori sesuai dengan teori yang pendidikan bahwa pendidikan dikemukakan oleh Stuart (2013). pada umumnya berguna dalam Tujuan yang diharapkan ansietas merubah pola pikir, pola berkurang dan menunjukkan bertingkah laku dan pola pengendalian diri terhadap pengambilan keputusan. kecemasan dengan kriteria hasil SIMPULAN DAN SARAN keluarga atau klien mampu Berdasarkan tujuan dari menyebutkan tanda dan gejala penelitian pengelolaan keperawatan kecemasan, dan klien mampu kecemasan pada ibu bersalin dengan mengontrol kecemasan secara Sectio Caesarea di RSUD Bendan mandiri, tanda-tana vital dalam batas Kota Pekalongan, penulis normal, skala HARS 0-6 skor. menyimpulkan sebagai berikut: Implementasi yang dilakukan Berdasarkan pengkajian yang untuk mengurangi kecemasan yaitu dilakukan penulis didapatkan hasil teknik relaksasi napas dalam dan pada Ny. S yaitu Ny. S mengatakan teknik distraksi yang dilakukan yaitu dirinya merasakan cemas ketika dengan berdzikir, sesuai dengan teori diberitahu oleh bidan jaga ruangan yang dikemukakan oleh Judith bahwa harus segera dilakukan (2016). Evaluasi akhir yang didapat tindakan operasi sesar karena Ny. S pada klien pertama (Ny. S) yaitu mengatakan sebenarnya dirinya dan klien mengatakan sudah tidak merasa keluarga berharap persalinan secara cemas, klien tampak rileks, TD: normal. Tekanan darah Ny. S 130/80 mmHg, RR: 19x/menit, Nadi: 150/100 mmHg, nadi 90x/menit, 88x/menit dengan skala HARS 22 pernafasan 24x/menit dengan skala skor (kecemasan sedang), masalah HARS 22 skor (kecemasan sedang). teratasi, hentikan intervensi. Evaluasi Ny. R mengatakan merasa cemas yang didapat pada Ny. R yaitu klien karena bayi yang dikandungnya tidak mengatakan sedikit cemas, karena kunjung lahir dan Ny. R bayinya dalam kondisi prematur dan mencemaskan kondisi bayinya di nyeri luka masih terasa, klien mulai dalam rahim serta terkejut ketika rileks dengan TD: 140/80 mmHg, diberitahu akan dilakukan tindakan RR: 20x/menit, Nadi: 90x/menit, Suhu: 36,5°C, masalah sebagian sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. teratasi, lanjutkan intervensi. DAFTAR PUSTAKA Untuk penulis dengan adanya Aspuah, Siti. (2013). Kumpulan karya tulis ilmiah ini diharapkan Kuesioner dan Instrumen kedepannya penulis dapat Penelitian Kesehatan. meningkatkan pengetahuan serta Yogyakarta: Nuha Medika. kompetensi penulis dengan cara berlatih , praktik langsung khususnya Hastuti, Dwi. (2015). Hubungan pada klien klien dengan kecemasan Pengetahuan Tentang Sectio akibat Sectio Caesarea, dan Caesarea dengan Kecemasan memanfaatkan e-library di kampus Ibu Pre Operasi di Ruang sehingga jika penulis menemukan Catleya Rumah Sakit Panti kasus yang sama dapat melakukan Waluyo Surakarta. (online), pengelolaan pada pasien secara (http://www.digilib.stikeskus komprehensif dan benar. Bagi umahusada.ac.id diakses masyarakat, diharapkan mampu tanggal 2 November 2018). mengontrol kecemasan dengan cara teknik relaksasi napas dalam dan Issacs. (2005). Keperawatan dan teknik distraksi yaitu berdzikir dalam Kesehatan Jiwa Psikiatrik. menghadapi segala sesuatu agar tidak Jakarta: Buku Kedokteran timbul dampak dari masalah yang EGC. sedang dihadapi, khususnya bagi ibu bersalin dengan Sectio Caesarea dan Keliat, Budi Anna, dkk. Manajemen keluarga. Kasus Gangguan Jiwa: Dengan disusunnya Karya CMHN (Intermediate Tulis Ilmiah ini semoga dapat Course). Jakarta: Buku digunakan sebagai informasi bagi Kedokteran EGC. institusi pendidikan dalam Maryani. (2017). Determinan pengembangan dan peningkatan Persalinan Seksio Sesarea Di mutu pendidikan di masa yang akan Rsud Wates Kulon Progo datang seperti memperbanyak buku Tahun 2016. (online), dan latihan kasus terutama dalam (https://digilib.unisayogya.ac. pengetahuan tentang kecemasan pada id diakses 2 November 2018). ibu bersalin dengan Sectio Caesarea. Karya Tulis Ilmiah ini dapat Mindasari, Yayan, dkk. (2017). memberikan tambahan referensi Hubungan Stress Ibu Pre- pengetahuan serta ketrampilan dalam Operasi Seksio Sesarea merawat klien dengan kecemasan Terhadap Penyembuhan Luka akibat Sectio Caesarea secara Operasi Sesarea di Ruang komprehensif dan optimal karena Nifas Rumah Sakit Ben Mari kecemasan dapat berdampak baik Malang. (online), Vol. 2 No. secara fisik maupun psikologis bagi 2, (http://publikasi.unitri.ac.id klien maupun bayi untuk itu perlu diakses tanggal 10 Desember diperhatikan dalam pemberian 2018). asuhan keperawatan pada ibu bersalin dengan Sectio Caesarea Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Keperawatan Maternitas. Ketidakefektifan Pemberian Jakarta: Salemba Medika. ASI Post Section Caesarea Hari Ke-0 Atas Indikasi Noorhidayah, SA. (2016). Hubungan Chepalopelvic Disproportion Kepatuhan Minum Obat Di Ruang Bougenvil RSUD Antihipertensi Terhadap Dr. R.Goeteng Tekanan Darah Pasien Taroenadibrata Purbalingga. Hipertensi di Desa (online), Salamreho. (online), (https://repository.ump.ac.id (http://repository.umy.ac.id diakses 2 November 2018). diakses tanggal 16 Desember 2018). Roihatul dan Dewi. (2017). Pengaruh Slow Deep Nora, rista. (2018). Hubungan Breathing Terhadap Tingkat Nyeri Dengan Penurunan Tingkat Tingkat Kecemasan Pada Kecemasan Pasien Pre Pasien Pada Pasien Pot Op Operasi Sectio Caesarea. Sectio Caesarea Di Ruang (online), Vol. 5 No. 2, Kebidanan Rumah Sakit (http://journal.wima.ac.id Bhayangkara Padang Tahun diakses tanggal 30 November 2017. Jurnal Ilmu Kesehatan. 2018). (online), Vol. 12 No. 9. (https://jurnal.umsb.ac.id Saryono. (2010). Kumpulan diakses 2 November 2018). Instrumen Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nursalam. (2015). Konsep dan Nuha Medika. Penerapan Metodologi Peneitian Ilmu Keperawatan: Sihombing, Novianti, dkk. (2017). Pedoman Skripsi, Tesis, dan Determinan Persalinan Instrumen Penelitian Section Caesarea Di Keperawatan. Jakarta: Indonesia (Analisis Lanjut Salemba Medika. Data Riskesdas 2013). Jurnal Ilmu Kesehatan. (online), Rejeki, Sri Dan Sari, Maya. (2018). Vol. 8 No. 1. Karakteristik Ibu Bersalin (https://ejournal.litbang.depke Dengan Indikasi Sectio s.go.id diakses 2 November Caesarea Di Rumah Sakit 2018). Martha Friska Pulo Brayan Pada Tahun 2018. Jurnal Stuart. (2013). Teori Psikodinamik Ilmu Kesehatan. (online), Klinik. Jakarta: Buku Vol. 7 No. 1. Kedokteran EGC. (https://penelitian.uisu.ac.id diakses 2 November 2018) Sugeng dan Weni. (2010). Asuhan Keperawatan Post Operasi Rizkiyati, Rizka. (2017). Asuhan Pendekatan Nanda, NIC, Keperawatan Pada Ny. S NOC. Yogyakarta: Nuha P1A1 Dengan Masalah Medika. Sujarweni, Wiratna. (2014). Uswandari, Baiq Dian. (2017). Metodologi Penelitian. Hubungan Antara Yogyakarta: Pustaka Baru Kecemasan dengan Kejadian Press. Hipertensi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha. Sukartinah. (2016). Hubungan (online), Tingkat Kecemasan dengan (http://www.repository.ums.a Status Hemodinamik pada c.id diakses tanggal 14 Pasien Pre Operasi Sectio Januari 2019). Caesarea di Ruang IBS RSUD dr. Soediran Mangun Wilkinson, Judith. M. (2016). Sumarso Wonogiri. (online), Diagnosis Keperawatan: (http://www.digilib.stikeskus Diagnosis NANDA-1, umahusada.ac.id diakses Intervensi NIC, Hasil NOC. tanggal 2 November 2018). Jakarta; Buku Kedokteran EGC. Suliswati. (2014). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Yusuf, Ahmad, dkk. (2017). Stress Jiwa. Jakarta: Buku Memperlambat Penyembuhan Kedokteran EGC. Luka Paska Seksio Sesarea. (online), Vol. 2 No. 2, Tine Donsu, Jenita Doli. (2017). (http://e-journal.unair.ac.id Psikologi Keperawatan. diakses tanggal 5 Desember Yogyakarta: Pustaka Baru 2018). Press.