Professional Documents
Culture Documents
01-00
PERNYATAAN:
NIM : F251180878
telah mengerjakan soal UAS ini secara mandiri, tanpa bantuan atau menyontek
pekerjaan orang lain.
Tanggal Validasi
Tanda Tangan
1. Persamaan bulk density untuk beberapa komoditas biji – bijian adalah sebagai berikut
Biji-bijian 3
Densitas kamba (kg/m )
Corn (shelled) 2
r = 1086.3 – 2971 M + 4810 M
b
Soybeans 2
r = 734.5 – 219 M + 70 M
b
Sorghum (grain) 2
r = 829.1 – 643 M + 660 M
b
Wheat 2
r = 885.3 – 1631 M +2640 M
b
Untuk keperluan produksi pabrik harus menstok masing – masing komoditi sebanyak :
Berapa volume gudang yang harus disediakan untuk masing – masing komoditi tersebut
Jawab:
- Pertama-tama, perlu dilakukan penyamaan satuan, dari ton dan g menjadi kg, dan dari
cm3 menjadi
a. Massa jagung 20 ton = 20,000 kg, densitas 1.30 g/cm3 = 1300 kg/m3
b. Massa kedelai 20 ton = 20,000 kg, densitas 1.1e-1.18 g/cm3 = 1130-180 kg/m3
c. Massa jagung 25 ton = 25,000 kg, densitas 1.20 g/cm3 = 1200 kg/m3
d. Massa jagung 15 ton = 15,000 kg, densitas 1.29-1.30 g/cm3 = 1290-1300 kg/m3
- Kedua, perlu dicari volume biji masing-masing dan volume solid, dengan rumus sebagai
berikut
Volume partikel (m3) = massa (kg)/densitas kamba (kg/m3)
Volume padatan (m3) = massa (kg)/densitas (kg/m3)
dengan M pada densitas kamba = kadar air (dalam desimal)
2. Perusahaan telah menetapkan tingkat overrun eskrim produksinya sebesar 150 % , apabila
1 kg adonan eskrim yang belum dikembangkan bervolume 800 ml, maka berapakah berat
1 liter es krim
Jawab:
𝑊 𝑎𝑑𝑜𝑛𝑎𝑛 − 𝑊 𝑒𝑠 𝑘𝑟𝑖𝑚
% 𝑂𝑣𝑒𝑟𝑟𝑢𝑛 = × 100 %
𝑊 𝑒𝑠 𝑘𝑟𝑖𝑚
Jika volume 800 mL berasal dari 1 kg adonan, maka volume 1 L atau 1000 mL berasal dari
1000 mL
massa (kg)= ×1kg
800 mL
= 1.25 kg
W adonan-W es krim
% Overrun= ×100 %
W es krim
1.25 - X
150 % = ×100 %
x
1.25 - X
1.5 =
x
1.5X = 1.25 – X
2.5X = 1.25
X = 0.5
Jadi, berat dari 1 liter es krim adalah 0.5 kg
3. Bubuk coffee mix terdiri atas campuran kopi sudut repose 400, krimer dan gula yang masing
– masing dengan sudut repose 650 dan 550, menurut anda alternatif mana yang semestinya
dipilih untuk menyimpan produk tersebut sebelum dikemas (berikan argumen mengapa
anda memilih yang satu dan menolak yang lain) :
a. Produk disimpan sudah dalam bentuk blend (campuran) dan ditangani secara bulky
b. Masing – masing komponen disimpan secara terpisah, pencampuran dan transportasi
menggunakan screw conveyor dilakukan sesaat sebelum produk dikemas
Jawab:
Sudut repose menunjukkan tingkat kohesivitas suatu produk. Berdasarkan keterangan di atas
dapat dilihat bahwa sudut repose dari masing-masing bahan berbeda, dimana semakin tinggi
sudut reposenya, maka akan semakin kohesif sifat dari produk tersebut. Perbedaan
kohesivitas ini akan berakibat pada sifat produk selama pengemasan dan penyimpanan.
Proses pencampuran yang terlalu cepat pada bahan yang berbeda kohesivitasnya dapat
mengakibatkan penggumpalan atau karakteristik lain yang tidak diinginkan sehingga
menyebabkan kesulitan saat pengemasan akhir. Oleh karena itu, opsi yang dipilih adalah opsi
B, dimana masing-masing bahan disimpan terlebih dahulu secara terpisah, baru kemudian
dicampur dan ditransportasikan menggunakan screw conveyor sesaat sebelum produk
dikemas.
4. Hasil pengukuran menggunakan DSC terhadap bahan PET ditunjukkan oleh thermogram
berikut :
Berikan dasar argumen mengapa anda memilih titik tersebut sebagai nilai dari parameter -
parameter di atas
Jawab:
a. Suhu transisi gelas bisa ditentukan dari suhu onset, midpoint, dan endpoint, tergantung
dari jenis bahan yang diuji. Pada soal ini, yang diuji adalah PET yang merupakan polimer.
Untuk polimer, suhu gelatinisasi diambil dari titik tengah, yaitu suhu midpoint, sehingga
pada PET ini transisis gelas terjadi pada 78.99 oC.
b. Suhu kristalisasi terjadi pada saat grafik naik, menunjukkan kondisi eksoterm, yaitu terjadi
mulai suhu 127.72 oC sebagai suhu onset, dan 134.62 oC yang merupakan suhu puncak.
Pengambilan suhu kristalisasi itu melihat pada suhu puncak pada saat sudah terjadi
sebagian besar kristalisasi, yaitu pada 134.62 oC.
c. Suhu melting berkebalikan dengan suhu kristalisasi, terjadi pada saat grafik turun,
menunjukkan kondisi endoterm. Terjadi pada mulai suhu 242.92 0C, dan berada pada
puncaknya di suhu 256.24 oC. Suhu melting dipilih pada suhu puncak, dimana diasumsikan
bahwa energy yang diserap sudah mencap nilai maksimum pada suhu 256.24 oC.
5. Interpretasikan thermogram DSC kedua jenis pati berikut ini, apa saja yang dapat
ditunjukkan oleh thermogram tersebut
Corn
starch
Wheat starch
Jawab:
Berdasarkan grafik tersebut, kita bisa melihat nilai Tonset, yaitu saat pati mulai tergelatinisasi,
Tpuncak, saat kondisi gelatinisasi sudah mencapai titik puncaknya dan nilai enthalpy energi yang
diperlukan/dilepaskan. Pada pati jagung, Tonset terjadi pada 65.72 oC dan Tpuncak pada 70.33 oC,
dengan nilai enthalpy (ΔH) adalah 2.416J/g. Adapun pada pati gandum, Tonset terjadi pada
58.30 oC dan Tpuncak pada 63.63 oC, dengan nilai enthalpy (ΔH) adalah 1.673J/g. Hal ini
menunjukkan bahwa pati gandum lebih mudah tergelatinisasi pada suhu yang lebih rendah
dibandingkan dengan pati jagung.
6. Sebutkan syarat – syarat yang harus dipenuhi agar supaya pengukuran warna dapat
dinyatakan dan terkuantifikasi secara konsisten oleh siapapun individu yang melakukan
pengukuran, dimanapun dan kapanpun pengukuran itu dilakukan.
Jawab:
7. Sebutkan dua teknik pengukuran warna, dan bagaimana cara mengekspresikan data hasil
pengukuran kedua teknik tersebut
Jawab:
8. PT XYZ memiliki warna standar untuk bahan bakumya (notasi CIE L*, a*, b*) sesuai tabel di
bawah ini. Bila anda adalah manager QA perusahaan tersebut , manakah yang akan anda
pilih diantara kedua suplayer yang menawarkan produknya bilamana hasil pengukuran
produk mereka adalah sebagai berikut :
Jawab:
Pemilihan produk dapat dilihat dengan mencari nilai ΔE, yang menunjukkan seberapa besar
perbedaan sampel dengan standar yang diberikan, dihitung berdasarkan rumus berikut:
ΔE = (ΔL2 + Δa2+ Δb2-)1/2, dimana, nilai delta diperoleh dengan mengurangi nilai sampel
dengan nilai standar yang dimiliki
Berdasarkan nilai tersebut, diketahui bahwa supplier B memiliki nilai ΔE lebih kecil dibanding
supplier A, sehingga supplier dipilih karena memiliki nilai yang lebih mendekati standar.
9. Bila anda ingin mengkarakterisasi sifat tekstural dari sepotong hot dog,
a. Tipe pengukuran apa yang semestinya anda lakukan (kompresi, snapping, shearing,
penetrating)? Mengapa tipe itu yang paling tepat?
b. Probe apa yang seharusnya anda gunakan?
c. Tampilkanlah satu contoh hasil pengukuran sejenis (tipe pengukuran dan probe
sama) dan berikan interpretasi atas hasil tersebut
Jawab:
a. Hotdog terdiri dari sosis dan roti yang akan mempengaruhi teksturnya. Pada
percobaan ini paling tepat menggunakan pengukuran shearing atau pemotongan,
karena untuk melihat seberapa sulit atau mudahnya produk pada saat digigit di dalam
mulut.
b. Probe yang digunakan adalah probe pisau
c. Contoh pengujian serupa
Berdasarkan grafik tersebut, dapat diperoleh bahwa nilai shear force pada sampel
adalah sekitar 3 N pada titik puncak, dengan energy total yang diperlukan untuk
memotong adalah area di bawah kurva.
10. Farinogram hasil pengukuran satu komposisi tepung premix ditampilkan di bawah ini,
menurut anda
a. Bagaimana dengan sifat ketahanan/toleransi tepung tersebut terhadap proses
pengadukan
b. Berapa perkiraan nilai MTI (mixing tolerance index)
c. Termasuk kuat atau lemahkah tepung tersebut
a. Sifat ketahanan adonan merupakan perbedaan waktu yang diperoleh saat grafik
menyentuh garis standar 500 BU, dengan waktu saat grafik meninggalkan garis standee
tersebut, bisa dilihat dari penandaan no 1 dan 4 pada grafik tersebut. Jika diperkirakan
dari grafik, maka titik tersebut berada pada menit ke 2 dan menit ke 10.5, sehingga
perbedaannya adalah 8.5 menit. Produk bisa dinyatakan relatif stabil terhadap
pengadukan karena dapat bertahan pada waktu yang cukup lama.
b. Nilai MTI adalah selisih nilai BU tertinggu dengan nilai BU setelah 5 menit. Dapat dilihat
bahwa nilai Bu tertinggi sekitar 550 pada menit ke 4.5, dan nilai BU pada menit kelima
adalah sekitar 525, sehingga nilai MTInya kira-kira adalah 25 BU.
c. Termasuk tepung kuat, karena angkanya masih di atas standar tepung yang digunakan,
yaitu 500 BU. Selain itu, nilai MTI nya juga menunjukkan bahwa produk memiliki stabilitas
yang kuat terhadap pengadukan.