Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Diabetes mellitus atau penyakit gula merupakan satu penyakit kronis yang
disebabkan berkurangnya produksi insulin dari pankrease maupun insulin yang
dihasilkan tidak efektif dalam mengurangi kadar gula darah. Keadaan ini akan
meningkatkan kadar gula darah sehingga merusakkan kebanyakkan sistem badan.
Penyakit dengan prevalensi yang tinggi ini tidak dapat diobati secara tuntas, tetapi
dapat dicegah atau.dikontrol supaya tidak menjadi kronik. Tujuan utama dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan diet Diabetes Mellitus
serta komplikasinya pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas Bandarjaya
Lampung Tengah. Manakala, tujuan khusus penelitian ini meliputi sejauh mana
masyarakat paham akan kepentingan diet diabetes serta komplikasi dari perjalanan
penyakit ini. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
survei deskriptif dengan desain cross sectional. Orang responden yang menjadi
sampel dalam penelitian ini merupakan pasien yang tergabung pada prolanis di
puskesmas Bandarjaya dan pasien yang datang berobat di poli pemeriksaan umum.
Dipilih dengan metode simple random sampling.
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan laporan mini project ini tanpa terkendala suatu apapun.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir stase puskesmas pada Program
Internsip Dokter Indonesia (PIDI) periode 2018-2019.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pembimbing kami, dr.
Herlena Sutana telah bersedia meluangkan waktu sehingga mini project ini dapat
terselesaikan dengan baik. Dalam proses penyelesaian laporan mini project ini,
kami juga mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami turut mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Dian Mariasari, selaku Kepala Puskesmas Bandarjaya yang telah
memberikan informasi mengenai gambaran umum serta program kerja
Puskesmas Bandarjaya.
2. dr. Herlena Sutana, selaku dokter pendamping di Puskesmas Bandarjaya
yang telah memberikan izin serta saran terhadap pelaksanaan mini project
ini.
3. Seluruh pegawai Puskesmas Bandarjaya yang telah membantu dalam proses
pengambilan data serta penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan mini project ini masih memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi
menyempurnakan laporan mini project ini. Kami berharap semoga laporan mini
project ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis)
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................…………………..i
ABSTRAK.................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................…….….iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................vii
DAFTAR TABEL……………………………………………….….……...viii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................9
1.1 Latar Belakang..............................................................................10
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................10
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................10
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................10
4
2.1.8. Diagnosa.............................................................................16
2.1.9. Penatalaksanaan.................................................................17
2.1.10. Komplikasi.......................................................................19
2.2. Diet Pasien Diabetes Mellitus.....................................................19
LAMPIRAN
5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
5.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 31
5.2 Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur 31
5.3 Pecahan berdasarkan kategori tingkat pengetahuan diet
pasien Diabetes 31
5.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden 31
6
DAFTAR LAMPIRAN
1. Inform consent
2. Materi penyuluhan
3. Kuesioner
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
Dengan banyaknya kasus DM dengan kontrol yang kurang baik, maka
penyuluhan haruslah ditingkatkan hingga ke tahap maksimum agar penderita
dapat mengelakkan diri dari komplikasi akut DM. Oleh sebab hal ini, saya
tertarik untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang komplikasi akut pasien
DM dikalangan peserta prolanis Puskesmas Bandar Jaya, Lampung Tengah.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah
gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini menyebabkan hiperglikemia, suatu
keadaan gula darah yang tingginya sudah membahayakan (Setiabudi, 2008)
Faktor utama pada diabetes ialah insulin, suatu hormon yang dihasilkan oleh
kelompok sel beta di pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar
menyerap glukosa. Insulin, bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut
glukagon, juga mengendalikan jumlah glukosa dalam darah. Apabila tubuh
menghasilkan terlampau sedikit insulin atau jika sel tubuh tidak menanggapi insulin
dengan tepat terjadilah diabetes (Setiabudi, 2008)
Diabetes biasanya dapat dikendalikan dengan makanan yang rendah kadar gulanya,
obat yang di minum, atau suntikan insulin secara teratur. Meskipun begitu, penyakit
ini lama kelamaan minta korban juga, terkadang menyebabkan komplikasi seperti
kebutaan dan stroke (Setiabudi, 2008)
2.1.2. Etiologi
Penyebab diabetes mellitus sampai sekarang belum diketahui dengan pasti tetapi
umumnya diketahui karena kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor
herediter memegang peranan penting.
2.1.3. Epidemologi
Menurut data terkini dari International Diabetes Federation (IDF), seramai
285 juta orang di seluruh dunia menghidap diabetes. Angka ini dikemukakan pada
20th World Diabetes Congress di Montreal, Canada. Hanya di asia tenggara sahaja
seramai 59 juta orang menghidap diabetes. Daripada jumlah itu Indonesia
merupakan salah satu negara dengan kasus diabetes yang paling tinggi yaitu
seramai 7 juta orang (International Diabetes Federation, 2008)
12
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menempati urutan ke-4
terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Melitus (DM).
Dengan makin majunya keadaan sosio ekonomi masyarakat Indonesia serta
pelayanan kesehatan yang makin baik dan merata, diperkirakan tingkat kejadian
penyakit diabetes mellitus (DM) akan makin meningkat. Penyakit ini dapat
menyerang segala lapisan umur dan sosio ekonomi. Dari berbagai penelitian
epidemiologis di Indonesia di dapatkan prevalensi sebesar 1,5-2,3 % pada
penduduk usia lebih besar dari 15 tahun. Pada suatu penelitian di Manado
didapatkan prevalensi 6,1 %. Penelitian di Jakarta pada tahun 1993 menunjukkan
prevalensi 5,7% (Hiswani, 2001).
Melihat pola pertambahan penduduk saat ini diperkirakan pada tahun 2020
nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia di atas 20 tahun dan dengan
asumsi prevalensi Diabetes Mellitus sebesar 2 %, akan didapatkan 3,56 juta pasien
Diabetes Mellitus, suatu jumlah yang besar untuk dapat ditanggani sendiri oleh para
ahli DM (Hiswani, 2001)
2.1.5. Klasifikasi
American Diabetes Association (ADA) memperkenalkan sistem klasifikasi
berbasis etiologi dan kriteria diagnosa untuk diabetes yang diperbaharui pada tahun
2010. Sistem klasifikasi ini mengelaskan tipe diabetes, antaranya :
b. DM Tipe II
Terdapat dua masalah utama pada DM Tipe II yaitu resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan berkaitan pada reseptor kurang
dan meskipun kadar insulin tinggi dalam darah tetap saja glukosa tidak dapat masuk
kedalam sel sehingga sel akan kekurangan glukosa (Corwin, 2000).
Mekanisme inilah yang dikatakan sebagai resistensi insulin. Untuk mengatasi
resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah yang berlebihan
maka harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan.Namun
demikian jika sel-sel beta tidak mampu mengimbanginya maka kadar glukosa akan
meningkat dan terjadilah DM tipe II (Corwin, 2000)
14
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane dalam sel
menyebabkan hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat atau
hiperosmolariti menyebabkan cairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau cairan
intravaskuler, aliran darah ke ginjal meningkat sebagai akibat dari hiperosmolariti
dan akibatnya akan terjadi diuresis osmotic (poliuria) ( Bare & Suzanne, 2002).
b. Polidipsia
Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler
menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel.
Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadi kering dan sensor haus teraktivasi
menyebabkan seseorang haus terus dan ingin selalu minum (polidipsia) ( Bare &
Suzanne, 2002).
c. Poliphagia
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin
maka produksi energi menurun, penurunan energi akan menstimulasi rasa lapar.
Maka reaksi yang terjadi adalah seseorang akan lebih banyak makan (poliphagia) (
Bare & Suzanne, 2002).
2.1.8. Diagnosa
Kriteria untuk diagnosis termasuk pengukuran kadar A1c hemoglobin
(HbA1c), kadar glukosa darah sewaktu atau puasa, atau hasil dari pengujian
toleransi glukosa oral. The American Diabetes Association mendefinisikan
diabetes mempunyai dua kemungkinan yaitu pada pengukuran kadar glukosa darah
puasa,ia menunjukkan bacaan sebanyak minimal 126 mg / dL setelah puasa selama
15
8 jam. Kriteria lainnya adalah kadar glukosa darah sewaktu minimal 200 mg / dL
dengan adanya kelainan berupa poliuria, polidipsia, penurunan berat badan,
kelelahan, atau gejala karakteristik lain dari diabetes. Pengujian kadar glukosa
sewaktu dapat digunakan untuk skrining dan diagnosis, namun sensitivitas
hanyalah 39% hingga 55% (Barclay,2010).
Uji diagnostik yang utama untuk diabetes adalah tes toleransi glukosa oral,
di mana pasien akan diminta untuk berpuasa selama 8 jam dan kemudian ditambah
dengan beban 75 g glukosa. Diagnosis terhadap diabetes akan ditegakkan sekiranya
kadar glukosa darah melebihi 199 mg / dL. Selain itu, kadar glukosa darah puasa
dianggap abnormal sekiranya berkisar antara 140-199 mg / dL selepas 2 jam
mengambil beban glukosa. American Diabetes Association mendefinisikan
terdapat gangguan pada kadar glukosa darah puasa sekiranya KGD diantara 100-
125 mg / dL (Barclay,2010).
Pengujian tingkat HbA1c, yang tidak memerlukan puasa sangat berguna
baik untuk diagnosis atau skrining. Diabetes dapat didiagnosa sekiranya kadar
HbA1c adalah minimum 6,5% pada 2 pemeriksaan yang terpisah. Antara
keterbatasannya adalan, mempunyai uji sensitivitas yang rendah dan terdapat
perbedaan pada interpretasi mengikut ras, ada tidaknya anemia, danpada
penggunaan obat-obatan yang tertentu ( Barclay L,2010).
2.1.9. Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan
berbagai penyakit dan diperlukan kerjasama semua pihak untuk meningkatan
pelayanan kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai usaha,
antaranya:
a. Perencanaan Makanan.
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang
dalam hal karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai dengan kecukupan gizi baik
yaitu :
1) Karbohidrat sebanyak 60 – 70 %
16
2) Protein sebanyak 10 – 15 %
3) Lemak sebanyak 20 – 25 % (Iwan S, 2010).
b. Latihan Jasmani
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang
lebih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta
(Iwan S, 2010).
c. Obat Hipoglikemik :
1) Sulfonilurea
Obat golongan sulfonylurea bekerja dengan cara :
a) Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan.
b) Menurunkan ambang sekresi insulin.
c) Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan BB normal dan
masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih.Klorpropamid kurang
dianjurkan pada keadaan insufisiensi renal dan orangtua karena resiko hipoglikema
yang berkepanjangan, demikian juga gibenklamid. Glukuidon juga dipakai untuk
pasien dengan gangguan fungsi hati atau ginjal (Iwan S, 2010).
2) Biguanid
Preparat yang ada dan aman dipakai yaitu metformin.Sebagai obat tunggal
dianjurkan pada pasien gemuk (imt 30) untuk pasien yang berat lebih (IMT 27-30)
dapat juga dikombinasikan dengan golongan sulfonylurea (Iwan S, 2010).
3) Insulin
Indikasi pengobatan dengan insulin adalah :
17
a) Semua penderita DM dari setiap umur (baik IDDM maupun NIDDM) dalam
keadaan ketoasidosis atau pernah masuk kedalam ketoasidosis (Bare & Suzanne,
2002).
2.1.10. Komplikasi
Diabetes Mellitus bila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan
komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah
kaki, saraf, dan lain-lain (Iwan S, 2010).
a.komplikasi akut
1.Ketoasidosis diabetik
KAD adalah suatu keadaan dimana terdapat defisiensi insulin absolut atau relatif
dan penningkatan hormon kontra regulator (glukagon, katekolamin, kortisol dan
hormon pertumbuhan). Keadaan tersebut menyebabkan produksi glukosa hati
meningkat dan penggunaan glukosa oleh sel tubuh menurun dengan hasil akhir
hiperglikemia. Berkurangnya insulin mengakibatkan aktivitas kreb cycle menurun,
asetil Ko-A dan Ko-A bebas akan meningkat dan asetoasetil asid yang tidak dapat
diteruskan dalam kreb cycle tersebut juga meningkat. Bahan-bahan energi dari
20
lemak yang kemudian di oksidasi untuk menjadi sumber energi akibat sinyaling sel
yang kekurangan glukosa akan mengakibatkan end produk berupa benda keton
yang bersifat asam. Disamping itu glukoneogenesis dari protein dengan asam amino
yang mempunyai ketogenic effect menambah beratnya KAD. Kriteria diagnosis
KAD adalah GDS > 250 mg/dl, pH <7,35, HCO3 rendah, anion gap tinggi dan keton
serum (+). Biasanya didahului gejala berupa anorexia, nausea, muntah, sakit perut,
sakit dada dan menjadi tanda khas adalah pernapasan kussmaul dan berbau aseton.
3.Hipoglikemia
Ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah < 60 mg% tanpa gejala klinis
atau GDS < 80 mg% dengan gejala klinis. Dimulai dari stadium parasimpatik: lapar,
mual, tekanan darah turun. Stadium gangguan otak ringan : lemah lesu, sulit bicara
gangguan kognitif sementara. Stadium simpatik, gejala adrenergik yaitukeringat
dingin pada muka, bibir dan gemetar dada berdebar-debar. Stadium gangguan otak
berat, gejala neuroglikopenik : pusing, gelisah, penurunan kesadaran dengan atau
tanpa kejang.
b.Komplikasi menahun
1.Mikroangiopati
Terjadi pada kapiler arteriol karena disfungsi endotel dan trombosis
•Retinopati Diabetik
retinopati diabetik nonproliferatif, karena hiperpermeabilitas dan inkompetens
vasa. Kapiler membentuk kantung-kantung kecil menonjol seperti titik-titik
21
mikroaneurisma dan vena retina mengalami dilatasi dan berkelok-kelok.
Bahayanya dapat terjadi perdarahan disetiap lapisan retina. Rusaknya sawar retina
darah bagian dalam pada endotel retina menyebabkan kebocoran cairan dan
konstituen plasma ke dalam retina dan sekitarnya menyebabkan edema yang
membuat gangguan pandang. Dianjurkan penyandang diabetes memeriksakan
matanya 3 tahun sekali sebelum timbulnya gejala dan setiap tahun bila sudah mulai
ada kerusakan mikro untuk mencegah kebutaan. Faktor utama adalah gula darah
yang terkontrol memperlambat progresivitas kerusakan retina.
•Nefropati Diabetik
Ditandai dengan albuminura menetap > 300 mg/24 jam atau > 200 ig/menit pada
minimal 2x pemeriksaan dalam waktu 3-6 bulan. Berlanjut menjadi proteinuria
akibat hiperfiltrasi patogenik kerusakan ginjal pada tingkat glomerulus. Akibat
glikasi nonenzimatik dan AGE, advanced glication product yang ireversible dan
menyebabkan hipertrofi sel dan kemoatraktan mononuklear serta inhibisi sintesis
nitric oxide sebagai vasadilator, terjadi peningkatan tekanan intraglomerulus dan
bila terjadi terus menerus dan inflamasi kronik, nefritis yang reversible akan
berubah menjadi nefropati dimana terjadi keruakan menetap dan berkembang
menjadi chronic kidney disease.9
•Neuropati diabetik
Yang tersering dan paling penting adalah neuropati perifer, berupa hilangnya
sensasi distal. Berisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki dan amputasi. Gejala yang
sering dirasakan kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri dan lebih terasa sakit di
malam hari. Setelah diangnosis DM ditegakkan, pada setiap pasien perlu dilakukan
skrining untuk mendeteksi adanya polineuropati distal dengan pemeriksaan
neurologi sederhana, dengan monofilamen 10 gram, dilakukan sedikitnya setiap
tahun.6
2.Makroangiopati
•Pembuluh darah jantung atau koroner dan otak
22
Kewaspadaan kemungkinan terjadinya PJK dan stroke harus ditingkatkan terutama
untuk mereka yang mempunyai resiko tinggi seperti riwayata keluarga PJK atau
DM
23
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASONAL
25
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua pasien diabetes mellitus laki-laki dan
perempuan yang hadir dalam pertemuan rutin bulanan klub Persatuan Pasien
Diabetes Mellitus (PPDM) Puskesmas Bandarjaya, Lampung Utara.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006).
Untuk mendapatkan sampel, dapat digunakan teknik random sampling (sampel
acak). Sampel acak digunakan apabila populasi sampel yang diambil merupakan
populasi homogen yang hanya mengandung satu ciri dan semua subjek mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Kriteria inklusif
1) Seluruh pasien diabetes mellitus yang hadir dalam pertemuan rutin bulanan
klub Persatuan Pasien Diabetes Mellitus (PPDM) Puskesmas Bandarjaya,
Lampung Utara pada tanggal yang ditentukan.
2) Pasien yang mengikuti seluruh materi penyuluhan mengenai diet dan
komplikasi diabetes mellitus.
27
Kriteria ekslusif
1) Pasien yang telah mengalami komplikasi diabetes mellitus berupa ulkus
tungkai, retinopati diabetikum, gagal ginjal, dan gagal jantung.
2) Pasien diabetes mellitus yang menggunakan insulin.
3) Pasien diabetes mellitus yang tidak mengikuti seluruh materi penyuluhan.
Dalam mini project ini, penulis menggunakan metode total sampling dimana
setiap anggota yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. (Notoatmodjo, 2005).
1. Metode Dokumentasi
Data-data yang berhubungan dengan variabel mini project ini dicari dan
dikumpulkan sebagai tinjauan pustaka. Sumber tinjauan pustaka dapat diperoleh
melalui buku, jurnal, artikel, dan lain-lain. Selanjutnya, dokumen-dokumen
tersebut digunakan sebagai data sekunder pada bagian pembahasan. (Arikunto,
2006).
2. Metode Angket
Mini project ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui
angket/kuesioner yang akan diisi langsung oleh responden. Kuesioner tersebut
disertai dengan pilihan jawaban dimana pertanyan-pertanyaan disusun secara tegas,
definitif, terbatas dan konkret. (Notoatmodjo, 2005) Pertanyaan yang diajukan
seputar diet serta komplikasi diabetes mellitus sebanyak lima belas pertanyaan.
Jumlah responden yang terlibat dalam studi ini adalah sebesar 30 responden
yang merupakan semua prolanis laki-laki dan perempuan yang hadir dalam senam
rutin prolanis di Puskesmas Bandarjaya pada hari Rabu 9 Januari 2019. Selanjutnya,
keseluruhan sampel dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat
pengetahuan, dan pendidikan terakhir. distribusi frekuensi sample tersebut tertera
dalam tabel dibawah ini (tabel 5.1). Selanjutnya, setiap komponen pertanyaan
dilakukan perhitungan berdasarkan jawaban benar, salah dan tidak pasti. Hasil dari
perhitungan tersebut tercantum dalam tabel 5.2 dibawah ini.
30
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Pertanyaan
NO PERTANYAAN JAWABAN
BENAR TIDAK SALAH
PASTI
F % F % F %
1. Menurut Anda, dimana tempat 19 62 0 0 11 36
BAB yang tepat?
31
32
33
5.2. Pembahasan
34
kelompok sel beta di pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar
menyerap glukosa. Insulin, bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut
glukagon, juga mengendalikan jumlah glukosa dalam darah. Apabila tubuh
menghasilkan terlampau sedikit insulin atau jika sel tubuh tidak menanggapi insulin
dengan tepat terjadilah diabetes. (Setiabudi, 2008)
Sekitar 56% atau 17 responden berpendapat bahwa jus buahan yang tidak
dicampur gula tidak akan menaikkan kadar glukosa darah. Ini merupakan suatu
mitos di kalangan masyarakat karena kebanyakan pasien DM akan meminum jus
buahan yang tidak dicampur gula dengan alasan ia tidak akan menaikkan kadar
glukosa darah, sebaliknya jus dari buah tersebut secara alami mengandungi gula
sukrosa yang boleh menaikkan kadar gula darah.
35
BAB VI
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
36
1. Pengetahuan mayoritas sampel dalam mini project ini masih dalam kategori
sedang. Maka, program-program penyuluhan perlu ditingkatkan lagi kepada
anggota prolanis di Puskesmas Bandarjaya.
2. Semua petugas kesehatan di bagian gizi harus bekerja sama meningkatkan
pelayanan dalam memberikan informasi dan program diet pada pasien dengan
diabetes mellitus.
3. Dokter definitive maupun dokter internsip harus menjelaskan kepada pasien
segala kemungkinan efek yang dapat timbul sebagai komplikasi dari DM. Hal
ini dapat membantu pasien supaya lebih memahami kepentingan control gula
secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA
Barclay L, 2010. Diabetes Diagnosis & Screening Criteria Reviewed. Available from :
http://www. medscape.com. [Accessed 14 April 2010]
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), EGC
Jakarta.
Haznam, MW. 1996. Kepatuhan Berobat pada Diabetes Mellitus. Sub. Unit.
Endokrinologi, Laboratorium/UPF Ilmu Penyakit Dalam FK Unpad / RSHS
Bandung. Dalam: Siregar, R. 2004. Pengaruh Penyuluhan Gizi. Fakultas Kedokteran
Masyarakat Universitas Indonesia.
Hiswani,2010. Peranan gizi dalam Diabetes Mellitus. USU Repository, 2006. Available
from: http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-hiswani4.pdf. [Accessed 15 April
2010]
37
International Diabetes Federation, 2008 : Latest diabetes figures paint grim global
picture. Available from: http://www.idf.org/latest-diabetes-figures-paint-grim-global-
picture. [Accessed 12 April 2010]
Iwan S, 2010. Askep Klien dengan gangguan Sistem Endokrin: Diabetes Mellitus.
Available from: http://ahmadyozi.blogspot.com/2010/01/askep-klien-dengan-
gangguan-sistem.html. [Accessed 15 April 2010]
Notoadmojo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 79-
92, 112-115, 117-136.
Pranadji DK. 1997. Perencanaan Menu untuk Diabetes Melitus. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sastroasmoro, S., Gatot, D., Kadri, N., Pujiarto, P.S, 2008 Usulan Penelitian. Dalam :
Sastroasmoro, S., Ismael, S., Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ketiga.
Jakarta : Sagung Seto. 46-51
WHO 1974. Handbook of human nutritional requirements. WHO monograph series 61,
Geneva.
Xinhua, 2007. Indonesia Ranks 4th in Terms of Diabetes Sufferers, English People Daily
Online. Available from: http://english.people.com.cn/90001/90782/6214592.html
[Accessed 2 April 2010]
Yaspelkis, Ben B., 2006. Resistance Training Improves Insulin Signaling and Action in
Skeletal Muscle. Available from : http://journals.lww.com/acsm-
essr/Abstract/2006/01000/Resistance_Training_Improves_Insulin_Signaling_and.9.a
spx [Accessed 10 April 2010]
38
LAMPIRAN
SURAT PERNYATAAN
PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Lampiran 2
KUISIONER
DIABETES MELITUS
Identitas
Nama:
Usia:
Jenis Kelamin: Laki-laki/Perempuan (lingkari jawaban)
Pendidikan terakhir: Tidak sekolah/ SD/ SMP/ SMA/ Diploma/ Sarjana/ lain-lain
(lingkari jawaban)
Pekerjaan:
Alamat: Desa……………………………….
Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus
1. Memakan terlalu banyak gula (glukosa) merupakan faktor utama
Diabetes Mellitus
a . YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
2. Diabetes Mellitus bisa menyebabkan ketajaman penglihatan berkurang .
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
3. Penyakit Diabetes Mellitus sudah pasti bisa diobati.
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
4. Jika anda mengambil insulin pada pagi hari tetapi tidak memakan sarapan
kadar gula darah anda akan menurun
40
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
5. Jus buahan yang tidak dicampur gula akan menaikkan kadar gula
darah.
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
6. Diabetes Mellitus adalah disebabkan kegagalan ginjal untuk
mempertahankan gula tubuh (glukosa) dari urine.
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
7. Diabetes Mellitus merupakan faktor utama yang menyebabkan badan
seseorang penderita sangat penat walaupun hanya melakukan kerja yang
ringan
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
8. Tindakan terbaik untuk memeriksa kadar gula penderita Diabetes Mellitus
adalah dengan periksa urine
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
9. Melakukan pemeriksaan kadar gula darah minimal 1 kali dalam sebulan di
poliklinik ?
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
10. Membandingkan perbedaan target kadar gula darah dulu dan sekarang ?
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
11. Memonitor target gula darah sesuai target yang ingin dicapai ?
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
12. Ketika berat badan Anda tiba-tiba turun/naik dengan drastis, apakah Anda
melakukan pemeriksa kadar gula darah?
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
13. Disaat Anda sering berada dalam kondisi lemas, apakah Anda segera
melakukan pemeriksaan kadar gula darah?
a. YA
b. TIDAK
41
c. TIDAK PASTI
14. Melakukan pengecekan kadar gula darah mandiri bila dirasakan tanda-
tanda peningkatan atau penurunan kadar gula darah ?
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
15. Mencari bantuan ke pelayanan kesehatan bila hasil pengecekan kadar gula
darah tinggi atau rendah ?
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
16. Insulin merupakan hormone utama yang mengatur kadar gula darah.
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
17. Kekurangan insulin atau penurunan dari kerja insulin menyebabkan kadar
gula darah naik (Diabetes Mellitus)
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
18. Makanan cepat saji (seperti Mie Instant) mempunyai kalori yang
lebih tinggi jika disbanding dengan semangkok nasi.
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
19. Pasien Diabetes Mellitus dianjurkan meminum minuman penambah
energi (e.gminumanisotonik).
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
20. Berolahraga secara teratur akan meningkatkan kebutuhan insulin atau
obat-obatan insulin sehari-hari
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
21. Menggeletar (shaking) dan berkeringat merupakan tanda peningkatan
kadar gula darah.
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
22. Selalu BAK dan dahaga merupakan tanda dari kadar gula darah yang
rendah.
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
42
23. Kadar gula darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan penurunan
kesadaran?
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
24. Hipoglikemia adalah kadar gula darah yang rendah di bawah normal?
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
25. Lemas, berkeringat, kebingungan, dan nyeri kepala merupakan tanda kadar
gula darah yang rendah?
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
26. Pemakaian insulin dan obat diabetes yang berlebihan dapat menyebabkan
penurunan kadar gula darah dengan cepat?
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
27. Diabetes mellitus menyebabkan luka sulit sembuh
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
28. Mati rasa pada kulit tidak mungkin disebabkan oleh kerusakan saraf akibat
diabetes mellitus
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
29. Kerusakan ginjal akibat diabetes mellitus mengakibatkan penderita harus
menjalani cuci darah rutin
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
30. Diabetes mellitus tidak dapat menjadi penyebab penyakit jantung koroner
a. YA
b. TIDAK
c. TIDAK PASTI
S
43