Professional Documents
Culture Documents
I.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh batas ukur terhadap
hasil pengukuran.
2. Dapat mempergunakan alat ukur Amperemeter dan
Voltmeter dengan benar.
Dari gambar 1.1, terlihat bahwa induksi magnet ditimbulkan oleh medan
Y
+
F
X’ cermin
A D
B C
U S
pegas
X
-
Y’
magnet permanen, arah induksi magnet dan kutub U ke kutub S, sehingga kawat
kumparan dalam daerah CD akan mengalami gaya ke arah X, sedangkan kawat
dalam daerah AB akan mengalami gaya kearah X, dimana kedua gaya tersebut
sama besamya dan arahnya berlawanan dan tidak dalam satu garis kerja, sehingga
membentuk suatu momen yang akan memutar kumparan dengan besar momen
kopel. Gerak kumparan ini akan ditentang oleh torsi yang ditimbulkan oleh
konduktor F yang berupa pita tipis, sehingga simpangan kumparan akan dibatasi
oleh torsi yang ditimbulkan oleh F, dan besamya simpangan kumparan ini akan
sebanding dengan kuat arus yang melewatinya.
Kuat arus yang melewati kumparan akan mempengaruhi ketepatan
pengukuran, yang berkaitan dengan kepekaan alat ukur itu sendiri (Current
Sensitivity of Measurement Device) yaitu besar arus dalam kumparan alat ukur
yang dapat menimbulkan simpangan satu cahaya yang dipantulkan cermin besar
satu milimeter pada jarak 1 meter dari alat ukur, dimana momen penggerak ini
hanya ditentukan oleh besarnya arus dan tidak tergantung sudut putar dari jarum
penunjuk, maka bila sudut perputaran dan penunjuk dalam keadaan keseimbangan
antara momen penggerak dan momen pengontrol maka arus yang melalui alat
ukur dapat dinyatakan pada harga skala dimana penunjuk berhenti.
Pembacaan skala yang tepat dan teliti pada alat ukur dipengaruhi oleh
paralax pembaca yang juga tergantung pada pembagian skala minimal dan
besaran listrik yang akan diukur. Hal ini karena tidak mungkin menghasilkan
suatu ketelitian yang tinggi dengan mempergunakan hanya satu batas ukur yang
lebar karena akan terjadi banyak kesalahan paralax dengan cara seperti itu,
sehingga pembentukan partisi atau pembagian batas ukur kedalam range-range
yang lebih kecil dalam beberapa batas ukur akan menghasilkan suatu kesalahan
paralax yang lebih kecil sehingga kesalahan relatifnya dapat ditoleransikan
sedemikian rupa sehingga ketepatan pengukuran akan dipengaruhi oleh besaran
listrik yang akan kita ukur serta batas ukur yang kita pergunakan dalam
pengukuran.
5. Multimeter
Multimeter , yang dikenal sebagai AVO Meter (Ampere, volt, ohm
meter) adalah instrument yang dapat mengukur tegangan, hambatan, maupun arus
listrik.
(a) (b)
Gambar 1.6 (a) Multimeter Analog dan (b) Multimeter Digital
6. Tang Ampere
Tang ampere adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur arus,
tegangan, daya dan tahanan dalam jumlah yang besar, tanpa memutus sirkit. Tang
ampere digunakan untuk mengukur arus listrik pada saat melakukan perawatan
atau perbaikan AC. Untuk mengukur arus listrik caranya cukup mengkalungkan
tang ampere pada salah satu kabel (positif atau negatif).
Gambar 1.7 Tang Ampere
1. Magnet tetap
2. Kutub sepatu
3. Inti besi lunak
4. Kumparan putar
5. Pegas Spriral
6. Jarum penunjuk
7. Rangka kumparan putar
8. Tiang poros
Gambar 1.8 Kontruksi Alat Ukur Kumparan Putar
3. Thermocouple
Pada dasarnya, Thermocouple hanya terdiri dari dua kawat logam
konduktor yang berbeda jenis lalu kedua ujungnya digabungkan menjadi satu.
Ketika ujung logam ini dipanaskan maka kedua akan mengalami pemuaian.
Pemuaian ini diakibatkan oleh pergerakan atom atau electron dari temperature
tinggi menuju temperature rendah dan pergerakan electron ini tergantung pada
bahan logam itu sendiri, artinya logam satu dengan logam lain nya memiliki
kecepatan muai yang berbeda-beda. Hal ini lah yang menyebabkan perbedaan
potensial diujung-ujung logam tersebut.
A L L
1 4 5
L L L
V V 1 2 3
1 2
MCB 12 3 1 2
S S
1 Arus dan2 Tegangan
Gambar 1.11. Rangkaian Pengukuran
Kesalahan Relatif =
[ I Pengukuran − I Teori
I Teori ] x 100
16. Buatlah kurva daya sebagai fungsi arus dan pada I Teori dengan arus
hasil pengukuran dan masing - masing batas ukur, dan hitung serta
dapatkan persamaan regresi liniernya.
17. Berikan analisa penyebabnya berdasarkan grafik dan data di atas serta
berikan kesimpulan anda.
Tabel 1.1 Pengukuran Pengaruh Batas Ukur Terhadap Arus
Kesalahan Relatif =
[ V Pengukuran − V Teori
V Teori ] x 100
16. Buatlah kurva daya sebagal fungsi tegangan dan pada V Teori dengan
tegangan hasil pengukuran dari masing-masing batas ukur, dan hitung
serta dapatkan persamaan regresi liniernya.
17. Berikan analisa penyebabnya berdasarkan, grafik dan data diatas serta
berikan kesimpulan anda.
15 220 68,18
55 220 250
80 220 363,63
55 W 250 Overload
80 W 363,63 Overload
Dari data tabel 1.6 dapat dihitung kesalahan relatif pada pengukuran
dengan batas ukur 100 mA dimasing – masing beban menggunakan persamaan 1.2
Kesalahan relatif =
[
I Pengukuran−I Teori
I Teori ]x 100
Gambar 1.12 Grafik Perbandingan Arus Teori dan Pengukuran pada Batas Ukur 100mA
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada batas ukur 100 mA,
kesalahan pengukuran yang terjadi pada beban 15 W sebesar 4,13 %, sedangkan
untuk beban 55 W, 80 W, 180 W dan 280 W tidak didapatkan hasil pada
pengukuran dengan batas ukur 100 mA dikarenakan arus yang mengalir pada
rangkaian dengan beban tersebut melebihi batas ukur yaitu 100 mA. Perbedaan
arus hasil pengukuran dan hasil perhitungan ini dapat disebabkan karena adanya
kesalahan alat ukur maupun kesalahan pengamat juga dapat disebabkan karena
adanya rugi-rugi daya, misalnya panas, artinya daya tersebut tidak mutlak
nilainya.
Dari data tabel 1.8 dapat dihitung besarnya kesalahan relatif pada
pengukuran dengan batas ukur 1000 mA dimasing – masing beban menggunakan
persamaan 1.2
Kesalahan relatif = [
243,4−250
250 ]
x 100
Dari tabel 1.9 dapat disimpulkan bahwa pada batas ukur 1000 mA,
kesalahan pengukuran yang terjadi pada beban 15 W sebesar 4,14 %, pada beban
55 W sebesar 2,64% dan pada beban 80 W sebesar 3,06 %, sedangkan untuk
beban 180 W dan 280 W tidak didapatkan hasil pada pengukuran dengan batas
ukur 100 mA dikarenakan arus yang mengalir pada rangkaian dengan beban
tersebut melebihi batas ukur yaitu 1000 mA. Dapat dilihat juga kesalahan
pengukuran pada batas ukur 1000 mA relatif lebih besar dari pada kesalahan
dengan batas ukur 100mA.
Dari data tabel 1.10 dapat dihitung kesalahan relatif pada pengukuran
dengan batas ukur 10000 mA dimasing – masing beban menggunakan persamaan
1.2
1. Kesalahan relatif pada beban 15 W
Kesalahan relatif =
[ I Teori ]
I Pengukuran−I Teori
x 100
Kesalahan relatif = [
68−68,18
68,18 ] x 100
[
I −I
]
Kesalahan relatif = Pengukuran Teori x 100
I Teori
Kesalahan relatif = [
240−250
250 ]
x 100
Kesalahan relatif = 4 %
Dari tabel 1.11 dapat disimpulkan bahwa pada batas ukur 10000 mA,
kesalahan pengukuran yang terjadi pada beban 15 W 0,26%, pada beban 55 W
sebesar 4% dan pada beban 80 W kesalahan relatif sebesar 4,57 %, sedangkan
untuk beban 180 W sebesar 5,52 % dan 280 W sebesar 5,87 % . Dapat dilihat
juga kesalahan pengukuran pada batas ukur 10000 mA relatif lebih besar dari pada
kesalahan dengan batas ukur 1000 mA.
Jadi pengukuran arus kecil dengan batas ukur yang kecil akan
menghasilkan hasil yang lebih presisi, dimana kesalahan relative pada pengukuran
lebih rendah. Dan pengukuran rangkaian dengan arus yang besar akan mendapat
hasil lebih presisi dengan batas ukur yang lebih besar.
% Kesalahan Relatif = 2%
Tabel 1.12 Kesalahan Relatif pada Batas Ukur 100 V
Kesalahan Relatif =
[ 222,3−220
220 ]
x 100
Gambar 1.16 Perbandingan Tegangan Teori dan Pengukuran pada Batas Ukur 1000 V
LAPORAN
PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI
Ptot=W1+W2+
R W W3
1
S W
2
T W
3