You are on page 1of 13

Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No.

Pemanfaatan Internet dalam Meningkatkan Kinerja Penyuluh Pertanian


di Kabupaten Cianjur

Utilization of Internet in Improving Performance of Agricultural Extension


in Cianjur Regency

Nanik Anggoro Purwatiningsih1, Anna Fatchiya2, Retno Sri Hartati Mulyandari3


1
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Bogor, Kementerian Pertanian
2
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor
3
Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Kementerian Pertanian

Abstract

As science and technology have developed rapidly and the current globalization as well, farmers’ needs are increasingly diverse
today. As a result, extension workers are required to develop their abilities to face current conditions and challenges. However,
they still have a lack of competence, which in turns causes a low performance as well. The reason for this is the lack of
training for extension workers. Therefore, it is necessary to improve the performance of extension workers, and the use of the
very rapidly growing media, the internet can be an answer. This study analyzed: 1) the level of internet utilization, 2) factors
influencing internet utilization, and 3) the effect of internet utilization on extension worker performance. A field study was
conducted in January-March 2017 in Cianjur Regency. The study sample involved 26 government extension workers and 74
contract-based extension workers. Descriptive statistics and inferential statistics (Multiple Linear Regression) were used for
the analytical method. The results showed that the use of internet by extension workers was moderate, especially for preparing
reports, designing extension methods, preparing “programma” and designing extension materials. The factors that affect the
internet use are age, formal education, internet perception, duration, and diversity of the accessed internet media. Internet
utilization affects the performance of extension-workers.

Keywords: agriculture, extension, internet, performance

Abstrak

Pemanfaatan internet sangat penting dalam meningkatkan kinerja penyuluh, karena penyuluh dituntut untuk selalu mengembangkan
kemampuannya sesuai kondisi dan tantangan saat ini.. Penelitian ini bertujuan menganalisis:1) tingkat pemanfaatan media internet
oleh penyuluh, 2) faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan internet oleh penyuluh, dan 3) pengaruh pemanfaatan internet
terhadap kinerja penyuluh. Sampel penelitian adalah 26 penyuluh PNS dan 74 penyuluh THL. Metode analisis menggunakan
statistik deskriptif dan statistik inferensial (Regresi Linier Berganda). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan internet
oleh penyuluh tergolong sedang, baik dalam hal penyusunan laporan, pembuatan rancangan metode penyuluhan, penyusunan
programa, dan pembuatan materi penyuluhan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan internet adalah umur,
pendidikan formal, persepsi terhadap internet, durasi, dan keragaman gawai/ gadget yang diakses. Pemanfaatan internet
berpengaruh terhadap kinerja penyuluh pertanian.

Kata kunci: internet, kinerja, penyuluh, pertanian

Pendahuluan mempunyai wawasan yang luas dan berorientasi


pada pasar. Hal ini berkaitan dengan peran penyuluh
Penyuluh merupakan ujung tombak pertanian sebagai motivator. Penyuluh pertanian
pembangunan pertanian di Indonesia, yang dapat juga berperan sebagai inovator, fasilitator, konsultan,
diartikan bahwa salah satu keberhasilan pertanian dan komunikator (Mardikanto, 2009). Mengingat
berada di tangan penyuluh karena penyuluh dapat pentingnya peran penyuluh kepada petani, penyuluh
berinteraksi langsung dengan petani, sehingga dituntut untuk mempunyai kompetensi dan kinerja
program-program pertanian dapat langsung diterapkan yang tinggi. Namun demikian masih banyak penyuluh
atau disampaikan kepada petani. Di samping yang mempunyai kompetensi rendah (Marliati et al.
menyampaikan program-program pembangunan, 2008; Utami et al. 2008; Hidayat 2009; Bahua et al.
penyuluh juga mendorong petani untuk lebih maju, 2013; Muliady 2009; dan Gatut 2008). Rendahnya
1
Korespondensi penulis
E-mail: nanik.anggoro@gmail.com 79
Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1

kompetensi penyuluh menghasilkan kinerja yang ketersediaan informasi melalui internet membantu
rendah pula, karena kompetensi berpengaruh terhadap proses penyuluhan pertanian lebih cepat dan efektif.
kinerja penyuluh pertanian (Kusmiati et al, 2010; Banyaknya informasi yang mudah diakses secara
Hidayat 2009; Gilley dan Eggland 1989). Faktor cepat dan murah tersebut dapat dimanfaatkan oleh
yang mempengaruhi kinerja salah satunya adalah penyuluh untuk menambah pengetahuan, sehingga
kurangnya program pendidikan dan pelatihan yang dapat meningkatkan kinerjanya.
sesuai untuk peningkatan kapasitas bagi penyuluh Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis:
(Turere 2013). 1) tingkat pemanfaatan internet oleh penyuluh di
Kendala keterbatasan penyelenggaraan Kabupaten Cianjur dalam mendukung tugas pokok
pelatihan bagi penyuluh ini, di antaranya dapat dan fungsinya, 2) faktor-faktor yang berpengaruh
ditanggulangi dengan pemenuhan kebutuhan terhadap tingkat pemanfaatan internet oleh penyuluh,
informasi yang berbasis internet, meskipun 3) pengaruh tingkat pemanfaatan internet terhadap
pemerintah melalui Permentan No 61 tahun 2008 peningkatan kinerja penyuluh.
telah mendorong penyuluh untuk meningkatkan
kinerja revitalisasi penyuluhan pertanian. Revitalisasi Metode Penelitian
penyuluhan pertanian yang sedang diupayakan berupa
perbaikan kegiatan penyuluhan melalui pendidikan Penelitian ini menggunakan pendekatan
dan pelatihan. kuantitatif dan metode survey. Menurut Silalahi
Salah satu daerah yang telah melakukan (2012), desain korelasional digunakan untuk melihat
revitalisasi penyuluhan di wilayah Jawa Barat adalah hubungan antara variabel-variabel dan menguji
Kabupaten Cianjur. Di wilayah ini telah mengadakan hipotesis yang telah dirumuskan, yaitu melihat
pendidikan/pelatihan dan kesempatan pendidikan gambaran peubah penelitian terkait tingkat kinerja
para penyuluh, namun karena keterbatasan anggaran, penyuluh pertanian. Penelitian ini dilaksanakan
hanya sebagian penyuluh yang memiliki kesempatan di Kabupaten Cianjur, dengan kriteria Kabupaten
pelatihan tersebut dan pelatihan yang diadakan masih Cianjur pernah mendapatkan pelatihan dan bantuan
sangat jarang. peralatan untuk mendukung akses internet dalam
Berkaitan dengan hal tersebut, penyuluh rangkaian program pemasyarakatan cyber extension
pertanian harus mencari alternatif untuk meningkatkan dari pemerintah melalui Kementerian Pertanian.
wawasan dan pengetahuan guna meningkatkan Dengan demikian penyuluh pertanian di Kabupaten
kinerjanya. Selain permasalahan tersebut, pada Cianjur pernah menggunakan internet.
saat ini hasil-hasil penelitian dan teknologi yang Pengumpulan data dilaksanakan dari bulan
dikembangkan di bidang pertanian sudah sangat Januari hingga April 2017. Jumlah populasi sebanyak
banyak dan selalu berkembang, namun hal ini belum 216 orang penyuluh pertanian, terdiri atas 57 orang
dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh penyuluh. penyuluh PNS dan 159 orang penyuluh THL.
Hal ini diakibatkan kurang diketahuinya informasi Jumlah Sampel sebanyak 100 orang penyuluh yang
tersebut meskipun telah dipublikasi di berbagai media terdiri atas 26 penyuluh PNS dan 74 penyuluh THL,
(Mulyandari 2011). berdasarkan konsep Fraenkel dan Wallen (1993).
Mengingat terbatasnya kesempatan Data penelitian ini meliputi data primer dan data
pelatihan/training yang diselenggarakan bagi para sekunder. Data yang terkumpul dianalisis secara
penyuluh, diperlukan upaya untuk meningkatkan diskriptif dengan melihat rataan dan persentase.
kinerja penyuluh namun dengan biaya yang murah Analisis data pada tingkat kinerja penyuluh pertanian
dan tidak dipengaruhi oleh jarak dan waktu, yaitu diukur berdasarkan panduan yang tercantum pada
dengan pemanfaatan internet, misalnya cyber Permentan No 91 tahun 2013. Tingkat pemanfaatan
extension. Internet merupakan salah satu media internet, karakteristik penyuluh, dukungan instansi,
yang dapat berperan sebagai alat bantu untuk persepsi terhadap internet dan pola penggunaan
mengoptimalkan dan mengembangkan kemampuan internet diolah dengan ditabulasikan dan dijelaskan
penyuluh pertanian. Melalui internet, informasi yang secara kualitatif. Analisis pengaruh setiap variabel
dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan X terhadap variabel Y1 dan Y2, pada data yang
tersedia dalam jumlah yang tidak terbatas dan bersifat ordinal dianalisis menggunakan regresi linier
dapat diakses secara cepat dan murah (Setiawan berganda dengan menggunakan SPSS versi 20 dan
2007). Ahuja (2011) juga mengemukakan bahwa excel 13.

80
Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1

Hasil dan Pembahasan petani karena masih tergolong usia yang produktif.
Penyuluh yang produktif juga berpotensi dapat
Karakteristik Penyuluh mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi
yang semakin canggih, seperti penggunaan internet
Karakteristik internal merupakan ciri-ciri sebagai media mendapatkan informasi yang lebih
khusus yang terdapat pada seseorang dan sangat banyak mengenai permasalahan-permasalahan yang
menentukan kebutuhannya sehingga mampu berkaitan dengan kegiatan penyuluhannya. Oleh
mengarahkan kekuatan berdasarkan tuntutan pribadi. karena itu, akan berdampak pada kinerjanya yang
Karakteriktik penyuluh yang diidentifikasi meliputi lebih baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
umur, pendikan, kepemilikan media internet, dan yang dilakukan oleh Bahua et al. (2013) bahwa umur
kebutuhan informasi, sebagaimana disajikan pada penyuluh sangat berpengaruh pada kinerja.
Tabel 1. Penyuluh yang berumur produktif memiliki
fisik yang lebih kuat dan lebih kreatif dibanding
dengan penyuluh yang sudah tidak produktif, namun
Tabel 1. Persentase Responden berdasarkan Karakteristiknya
yang menjadi kelemahan bagi penyuluh terutama
Status yang masih muda cenderung memiliki sifat cepat
Karakteristik Jabatan bosan pada pekerjaan yang dijalaninya, seperti hasil
kategori Total penelitian yang dilakukan Wuriani et al. (2014) bahwa
Penyuluh PNS THL
(%) (%) pekerja dengan umur yang masih muda memiliki
kelemahan cepat bosan, tanggungjawab yang rendah,
Tua
(48-60)
21 7 28 sering tidak masuk dan memiliki keinginan yang
Umur (th) tinggi untuk pindah-pindah kerja.
Dewasa
Rataan = 40,5 6 28 34 Pendidikan merupakan salah satu faktor
(36-47)
Stdev = 10,60 yang dapat mempengaruhi pola pikir seseorang.
Muda
6 32 38 Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
(23-35)
S2 2 1 3 seseorang, maka wawasannya akan semakin tinggi
Pendidikan S1 24 39 63 pula sehingga akan meningkatkan keterlibatan orang
Formal D4 3 12 15 tersebut dalam melaksanakan tugasnya (Lastinawati,
D1 1 2 3 2011). Tingkat pendidikan juga sangat berperan bagi
SMA 4 12 16 penyuluh dalam menjalankan tanggung jawabnya
Kepemilikan 4-6 pada petani.
6 24 30 Pendidikan formal penyuluh di Kabupaten
media internet 1-3
26 40 66
(unit) Tidak Cianjur mayoritas telah menempuh hingga Strata
1 3 4
Rataan = 3, Mempunyai 1 (S-1) yaitu mencapai 63%, sementara yang
Stdev = 1,32 berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya
Tinggi 16%. Hal ini menggambarkan bahwa penyuluh di
Kebutuhan (25,1-28) 8 35 43 Kabupaten Cianjur rata-rata telah berpendidikan
Informasi Sedang tinggi, sehingga memiliki kemampuan yang memadai
(skor) (22,1-25) 10 20 30
untuk melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh.
Rataan=25,02, Rendah
Stdev = 2,84 (19-22) 15 12 27 Pentingnya pendidikan bagi seorang penyuluh adalah
sebagai landasan dalam membentuk, mempersiapkan,
Keterangan: N= 100
membina serta mengembangkan kemampuan sumber
daya manusia seperti yang dikemukakan oleh
Ningrum (2013). Selain faktor umur dan pendidikan,
Umur penyuluh di Kabupaten Cianjur kepemilikan media internet juga akan mempengaruhi
ini sebagian besar (38%) tergolong muda yaitu kinerja penyuluh.
berkisar antara 23 tahun hingga 35 tahun. Sementara Kepemilikan media internet, berdasarkan
penyuluh yang tergolong tua sebanyak 28% dengan hasil penelitian pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa
kisaran usia lebih dari 48 tahun. Penyuluh yang media internet yang dimiliki oleh penyuluh di
masih berusia muda memungkinkan untuk dapat Kabupaten Cianjur sebagian besar (66%) 1-3 unit. Hal
terlibat aktif dalam memberikan penyuluhan kepada ini menggambarkan bahwa media untuk mengakses

81
Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1

internet yang dimiliki penyuluh sangat memadai. secara umum mulai dari informasi teknis produksi
Kondisi yang demikian memudahkan penyuluh hingga penanganan pasca panen dan pemasaran
untuk mendapatkan informasi-informasi yang hasil produksi. Namun demikian, informasi yang
berkaitan dengan kegiatan penyuluhannya. Adapun sangat dibutuhkan oleh penyuluh berdasarkan hasil
media internet yang banyak dimiliki oleh penyuluh penelitian ini adalah informasi mengenai pemasaran
di wilayah ini di antaranya adalah Hp berinternet dan hasil produksi.
laptop, iPad/Tab, ataupun Smart TV. Penelitian Suryantini (2004) juga menemukan
Teknologi informasi dan komunikasi bahwa informasi yang diperoleh penyuluh melalui
yang dimanfaatkan dengan baik dapat berpotensi internet digunakan untuk menyusun materi
meningkatkan kapasitas seseorang. Adanya penyuluhan, menyusun materi pengajaran pada kursus
peningkatan kapasitas tersebut akan berdampak petani, membuat pedoman teknis, untuk menyusun
pada kinerja yang lebih baik. Namun untuk hal rencana kerja penyuluh pertanian, sebagai acuan untuk
itu semua harus didukung dengan media internet melakukan pengkajian/pengujian teknologi anjuran,
yang memadai. Media yang dapat digunakan untuk untuk evaluasi dan pelaporan kegiatan penyuluhan,
mengakses internet di antaranya berupa Handphone menyusun programa penyuluhan, membuat makalah
(Hp), Laptop/netbook, iPad maupun Tablet (Tab), untuk seminar, lokakarya, temu teknis, temu tugas
Komputer, dan komputer/desktop yang terhubung dan untuk membuat karya tulis yang akan diterbitkan.
dengan jaringan internet. HP berinternet baik yang
berupa Tab maupun iPad merupakan media yang Dukungan Instansi
cukup praktis untuk transfer atau berbagi informasi.
Penelitian Lestari (2010) juga mengatakan bahwa Kelancaran dalam penggunaan internet oleh
akses internet sudah dapat diatasi dengan adanya penyuluh perlu adanya berbagai dukungan. Salah
media Hanphone atau ponsel. satu dukungan tersebut dapat berasal dari instansi
Selain umur, pendidikan formal, dan di mana penyuluh tersebut bekerja. Dukungan
kepemilikan media internet, karakteristik penyuluh instansi merupakan faktor-faktor dari luar pribadi
lainnya adalah kebutuhan informasi. Kebutuhan penyuluh yang diduga berpengaruh dengan tingkat
informasi yang dimaksud dalam penelitian ini pemanfaatan internet. Dukungan instansi yang
merupakan keharusan atau tuntutan bagi seorang dianalisis dalam penelitian ini meliputi pelatihan
penyuluh untuk memperkaya (memperoleh) berbagai dalam pemanfaatan TIK dan dukungan finansial
jenis informasi yang dibutuhkan mengenai pertanian. dengan hasil sebagaimana disajikan pada Tabel 2.
Informasi yang dibutuhkan oleh penyuluh dalam
penelitian ini adalah informasi mengenai: 1) Teknologi Tabel 2. Persentase Responden berdasarkan
produksi yang meliputi benih unggul, penanaman, Dukungan Instansi
pemupukan, pengairan, pengendalian OPT, dan
panen, 2) Informasi mengenai teknologi pasca panen Persentase
Dukungan Instansi Kategori
(%)
dan pengemasan produk, 3) Pemasaran hasil produksi
yang meliputi harga pasar dan peluang pasar, 4) Iklim Selalu (7,67-11) 36
Pelatihan TIK (skor)
Sering (4,34-7,66) 5
dan lingkungan pertanian, 5) Permodalan, dan 6) Rataan = 4,25
Informasi mengenai kelembagaan. Informasi yang Stdev = 3,63 Jarang (1-4,33) 59
diperoleh tersebut dapat digunakan sebagai bahan
Dukungan Finansial Tinggi (5,1-7) 11
penyusunan materi penyuluhan, dan menyusun (skor) Sedang (3,1-5) 20
laporan. Rataan = 3,64
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui Stdev = 1,33 Rendah (1-3) 69
bahwa kebutuhan informasi bagi penyuluh sebagian
besar (43%) dalam kategori tinggi. Kebutuhan akan Keterangan: N= 100
informasi ini merupakan hal penting yang mendorong
para penyuluh menggunakan internet. Hal ini Pelatihan TIK merupakan keterlibatan
sejalan dengan yang dikemukakan oleh Pittman penyuluh dalam kegiatan pelatihan pemanfaatan TIK,
(2009), bahwa internet saat ini menjadi cara utama khususnya dalam akses internet untuk peningkatan
untuk mengumpulkan informasi. Pada dasarnya, kapasitas penyuluh. Tujuan pelatihan TIK adalah
informasi yang dibutuhkan oleh para penyuluh meningkatkan pemahaman penyuluh dalam

82
Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1

pemanfaatan internet agar lebih terampil dalam menyediakan fasilitas internet. Fasilitas akses internet
menggunakannya untuk mendukung peningkatan yang disediakan oleh beberapa instansi tersebut di
kinerjanya. Berdasarkan hasil penelitian yang antaranya berupa WiFi.
disajikan pada Tabel 2, diketahui bahwa sebagian
besar (59%) responden mengatakan masih jarang Persepsi tentang Internet
terlibat dalam pelatihan TIK. Hal ini di karenakan
pelatihan yang diadakan untuk penyuluh masih Persepsi adalah pendapat maupun penilaian
jarang. Hanya terdapat 36% responden yang selalu responden tentang internet yang meliputi manfaat
mengikuti pelatihan TIK. Pelatihan yang pernah internet, kualitas internet, serta kemudahan
diikuti tersebut di antaranya adalah pelatihan mengakses internet tersebut. Persepsi penyuluh
mengenai cyber extension, sms center, membuat blog, tentang pemanfaatan internet secara keselurahan
dan pemanfaatan media sosial melalui WhatsApp termasuk positif. Persepsi penyuluh tentang internet
(WA), Facebook (FB), dan teknologi informasi untuk secara rinci disajikan pada Tabel 3.
pertanian. Selain dukungan berupa pelatihan TIK,
instansi juga perlu memberikan dukungan finansial Tabel 3. Persentase Responden berdasarkan Persepsi
bagi penyuluh dalam mengakses internet. tentang Internet
Berbagai media yang dimanfaatkan untuk Persentase
mengakses internet merupakan salah satu bentuk Persepsi Kategori
(%)
kemajuan teknologi. Suatu teknologi yang digunakan
akan membutuhkan biaya untuk operasionalnya, Sangat Bermanfaat
74
sehingga akan berdampak terhadap pengeluran (15,67-20)
Manfaat internet (skor) Bermanfaat
individu yang menggunakan teknologi tersebut. Hal Rataan = 17,35 24
ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Mardikanto (11,34-15,66)
Stdev = 2,39
(1993), bahwa teknologi yang tersedia membawa Tidak bermanfaat
2
konsekuensi ekonomi yang akan ditimbulkan (7-11,33)
(tambahan biaya investasi, pemelihaan, dan biaya Kualitas informasi Tinggi (25,1-30) 16
operasional). Selain itu, Mardikanto (2003) juga (skor) Sedang (20,1-25) 44
menuliskan bahwa di dalam manajemen, pembiayaan Rataan = 21,60
merupakan unsur penting, bahkan seringkali dianggap Stdev = 4,45 Rendah (15-20) 40
terpenting, karena sesuai perkembangan peradaban Tinggi (14,67-20) 74
Kemudahan diakses
hampir tidak ada sesuatu yang harus dibeli tanpa (skor) Sedang (9,34-14,66) 25
uang. Rataan = 15,76
Dukungan finansial sebagian besar Stdev = 2,43 Rendah (4-9,33) 1
responden untuk akses internet masuk dalam kategori Persepsi total (skor) Positif (38,35-52) 72
rendah. Penyuluh jarang mendapatkan biaya khusus Rataan = 41,82, Stdev Netral (24,68-38,34) 27
untuk akses internet dari instansi, sehingga untuk = 5,66 Negatif (11-24,67) 1
memenuhi kebutuhan biaya akses internet penyuluh
Keterangan: N= 100
harus menyediakan sendiri, padahal faktor penunjang
seperti pembiayaan dari instansi ini sangat penting
karena akan berpengaruh pada tingkat pemanfaatan Penilaian responden tentang manfaat
internet. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh dari menggunakan internet dalam
Anggoroseto (2012), bahwa pembiayaan mempunyai penelitian ini sebagian besar (74%) termasuk dalam
besar pengaruh yang dominan dan signifikan terhadap kategori sangat bermanfaat. Hal ini menggambarkan
pemanfaatan cyber extension. Rendahnya dukungan bahwa dengan adanya internet dapat memberikan
finansial ini akan menyebabkan terkendalanya kemudahan bagi penyuluh untuk mendapatkan
penyuluh dalam mengakses internet, karena untuk informasi yang diperlukan sebagai pendukung
mengaktifkan jaringan internet penyuluh harus kegiatan penyuluhannya. Manfaat dari informasi-
mengalokasikan dana setelah kebutuhan pokok informasi yang mudah didapat tersebut akan
lainnya terpenuhi. Instansi tempat penyuluh memperluas wawasan diri penyuluh.
bekerja yang menyediakan fasilitas internet hanya Manfaat lain yang dapat dirasakan penyuluh
ada beberapa instansi saja, tidak semua instansi dengan mengakses informasi melalui internet adalah

83
Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1

dapat segera mengetahui informasi-informasi yang Pola Penggunaan Internet


terbaru seputar perkembangan pertanian. Melalui
jaringan internet, penyuluh juga dapat melakukan Pola penggunaan internet dalam penelitian
diskusi bersama penyuluh lain maupun bersama ini meliputi durasi, keragaman gawai (gadget) untuk
petani binaannya melalui email, maupun media akses internet, dan pengeluran biaya untuk mengakses
sosial lainnya, misalnya: BBM, WhatsApps, ataupun internet. Durasi mengakses internet merupakan
Facebook. lamanya waktu penyuluh dalam menggunakan
Persepsi tentang kualitas informasi internet, sementara itu keragaman media internet
merupakan penilaian responden mengenai mutu yang diakses adalah jenis-jenis layanan yang diakses
informasi yang diperoleh melalui internet. Menurut melalui internet, dan pengeluaran biaya merupakan
Misrawi (2010) yang dikutip oleh anggoroseto persepsi penyuluh tentang banyaknya biaya yang
(2012) bahwa kualitas informasi dari website dapat dikeluarkan untuk menggunakan internet. Hasil
dilihat dari: tema, akurasi terkait sumbernya, tujuan, penelitian mengenai pola penggunaan internet secara
kompetensi pembuat informasi, dan aktualisasi. rinci disajikan pada Tabel 4.
Berdasarkan hasil penelitian persepsi responden
terhadap kualitas informasi yang diperoleh dari Tabel 4. Persentase Responden berdasarkan Pola
internet sebagian besar (44%) adalah dalam kategori Penggunaan Internet
sedang.
Bagi penyuluh, informasi-informasi yang Persentase
Peubah Kategori
diperoleh dari internet dapat dipercaya. Hal ini (%)
dapat diamati dari sumber informasinya yang sudah Durasi (skor) Tinggi (10,35-15) 27
jelas. Informasi seputar pertanian yang diakses oleh Rataan = 8,59 Sedang (5,68-10,34) 62
penyuluh berasal dari lembaga yang terpercaya, dan Rendah (1-5,67) 11
informasi yang berasal dari kasus-kasus petani yang Stdev = 3,15
telah berhasil di daerah lain. Oleh karena itu menurut Keragaman gawai Tinggi (> 3) 23
penyuluh kualitas informasi yang diakses tidak (gadget) internet
Sedang (2-3) 45
diragukan lagi akan kebenarannya. Berdasarkan hasil yang diakses (jenis) Rendah (˂ 2) 32
penelitian yang dilakukan Elian (2015) menemukan Pengeluaran untuk Tinggi (13,67-18) 51
bahwa kualitas dari informasi dapat meningkatkan mengakses internet Sedang (4,34-13,66) 46
kapasitas penyuluh sebagai penyuluh pertanian. Hasil (skor)
penelitian Anggoroseto (2012), juga menemukan Rataan = 7,53, Stdev Rendah (1-4,33) 3
bahwa aktualisasi dan sumber yang dapat dipercaya = 1,67
berpengaruh langsung terhadap kinerja penyuluh
Keterangan: N= 100
dalam pemanfaatan cyber extension.
Persepsi tentang kemudahan akses ini
merupakan penilaian responden terhadap kemudahan Durasi penggunaan internet atau lamanya
dalam mengakses informasi melalui internet. seseorang menggunakan internet dipengaruhi oleh
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan beberapa faktor, di antaranya adalah motif orang
pada Tabel 3 diketahui bahwa persepsi sebagian besar tersebut menggunakan internet, jaringan hubungan
(72%) responden tentang kemudahan mengakses internet (sinyal), dan biaya yang harus dikeluarkan
internet termasuk kategori tinggi. Penyuluh untuk akses internet. Hasil penelitian menunjukkan
menganggap bahwa informasi yang tersedia di internet bahwa sebagian besar (62%) responden, durasi dalam
tidak terbatas, sehingga memudahkan penyuluh menggunakan internet termasuk sedang. Lamanya
mencari berbagai informasi yang dibutuhkan. durasi penyuluh dalam menggunakan internet
Kemudahan mengakses informasi melalui internet disebabkan oleh penyuluh yang tidak hanya mencari
tersebut didukung dengan adanya smartphone yang informasi yang berkaitan dengan pertanian saja,
saat ini dapat mengakses internet dengan biaya yang melainkan juga mengakses informasi-informasi lain
terjangkau. Berdasarkan hal tersebut dapat membuat di luar sektor pertanian. Penyuluh terkadang setelah
penyuluh bisa mengakses informasi kapan dan di mengakses informasi utama, juga mengakses akun
mana saja sesuai dengan kebutuhan, selagi handphone media sosial yang dimilikinya, seperti Facebook,
tersebut menjangkau jaringan. instagram serta situs berita-berita sosial seperti olah

84
Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1

raga sepak bola dan hiburan lainnya. Sebagian besar hingga 100.000,-per bulan. Oleh karena itu bagi
responden menggunakan waktu mencari informasi sebagian besar responden berpendapat bahwa internet
melalui internet hanya selama 0 hingga 2 jam dalam tidak dapat diakses dengan biaya yang murah.
satu minggu. Keragaman media internet yang diakses
digolongkan menjadi tiga kategori yaitu: < 2 media Pemanfaatan Internet
internet, 2-3 media internet, dan > 3 media internet.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan Pemanfaatan internet dalam melaksanakan
pada Tabel 4, diketahui bahwa sebagian besar (45%) tugas penyuluh meliputi pemanfaatan untuk bahan
responden mengakses 2-3 media internet. Sedangkan penyusunan laporan, pembuatan materi peyuluhan,
jenis layanan yang diakses melalui internet oleh penyusunan programa penyuluhan, dan desain metode
penyuluh di antaranya meliputi website, media penyuluhan. Tingkat pemanfaatan internet oleh
sosial, email, dan video call. Dari beberapa jenis penyuluh secara keseluruhan termasuk dalam kategori
layanan tersebut, yang paling dominan diakses oleh sedang. Hasil penelitian terhadap masing-masing
penyuluh adalah media sosial. Penyuluh lebih banyak komponen pemanfaatan internet dideskripsikan pada
mengakses media sosial karena lebih ditujukan untuk Tabel 5:
berkomunikasi dengan komunitas maupun kerabat Tingkat pemanfaatan informasi yang
lainnya di samping juga untuk mendapatkan hiburan. diperoleh melalui akses internet dalam penyusunan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh laporan oleh penyuluh dinilai berdasarkan kategori
Veronice (2013) bahwa informasi yang sering diakses rendah, sedang, dan tinggi. Hasil penelitian
oleh penyuluh salah satunya adalah media sosial. menunjukkan bahwa pemanfaatan internet oleh
Pengeluaran untuk mengakses internet penyuluh dalam menyusun laporan sebagian besar
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: tinggi, (60%) termasuk kategori sedang.
sedang, dan rendah. Hasil penelitian yang disajikan Kondisi tersebut menggambarkan bahwa
pada Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar sebagian besar penyuluh tersebut hanya kadang-
(51%) responden, pengeluaran untuk mengakses kadang menyusun laporan berdasarkan referensi
internetnya termasuk dalam kategori tinggi. Sebagian dari internet. Penyuluh juga terkadang mengunjungi
besar responden menyatakan bahwa untuk mengakses website pertanian saat akan membuat laporan
internet tergantung kondisi keuangan yang dimiliki. penyuluhan. Hanya ada 27% penyuluh yang menyusun
Adapun besar biaya internet yang dikeluarkan oleh laporan selalu menggunakan informasi berasal dari
sebagian besar responden berkisar antara 50.000,- internet. Penyuluh tersebut juga memanfaatkan berita

Tabel 5. Persentasi Responden berdasarkan Tingkat Pemanfaatan Internet

Peubah Kategori Persentase (%)


Menyusun laporan (skor) Tinggi (13,67-18) 27
Rataan = 11,68 Sedang (9,34-13,66) 60
Stdev = 2,50 Rendah (5-9,33) 13
Pembuatan materi (skor) Tinggi (14,35-19) 20
Rataan = 11,93 Sedang (9,68-14,34) 58
Stdev = 2,99 Rendah (5-9,67) 22
Penyusunan program (skor) Tinggi (13,1-17) 30
Rataan = 11,56 Sedang (9,1-13) 52
Stdev = 2,92 Rendah (5-9) 18
Desain metode penyuluhan (skor) Tinggi (11,35-15) 15
Rataan = 8,83 Sedang (7,68-11,34) 55
Stdev = 2,35 Rendah (4-7,67) 30
Total pemanfaatan internet (skor) Tinggi (49,1-64) 3
Rataan = 44 Sedang (34,1-49) 83
Stdev = 8,93 Rendah (19-34) 14
Keterangan: N= 100

85
Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1

seputar pertanian dalam penyusunan laporannya Oleh karena itu sebagai seorang penyuluh mempunyai
dan berdiskusi sesama penyuluh melalui internet tanggung jawab dalam penyusunan programa
(misalnya email, BBM, dan Whatapps). tersebut. Agar programa yang akan dibuat dapat
Materi penyuluhan merupakan pesan yang tersusun dengan baik, maka seorang orang penyuluh
ingin dikomunikasikan oleh seorang penyuluh harus memperkaya informasi untuk menunjang
kepada masyarakat sasaran. Pesan-pesan yang akan penyusunan programa tersebut.
dikomunikasikan pada masyarakat sasaran dapat Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5,
berbentuk informatif maupun persuatif, namun pada diketahui bahwa sebagian besar (52%) responden
dasarnya informasi yang akan dikomunikasikan pada dalam penyusunan programa termasuk kategori
kegiatan penyuluhan haruslah bersifat inovatif. Hal sedang. Hal ini menggambarkan bahwa penyuluh
ini agar dapat mendorong terjadinya perubahan- terkadang menggunakan internet dalam penyusunan
perubahan pada masyarakat sasaran ke arah programa. Referensi yang akan digunakan dalam
pembaharuan dalam aspek kehidupan. Pembaharuan penyusunan programa, penyuluh menggunakan
tersebut demi selalu terwujudnya perbaikan-perbaikan jurnal-jurnal terkait yang diperoleh dari internet.
mutu hidup masyarakat sasaran. Adanya tuntutan bagi Penyuluh juga mengunjungi website pertanian untuk
seorang penyuluh untuk menyampaikan materi yang mencari referensi-referensi penyusunan programa.
inovatif tersebut, mengharuskan penyuluh selalu Selain itu penyuluh juga saling berdiskusi dengan
mengupdate informasi yang akan disampaikan dan penyuluh lainnya mengenai penyusunan programa
yang dibutuhkan oleh masyarakat sasarannya. Hal ini tersebut. Diskusi yang dilakukan kadang-kadang
dapat dengan mudah dilakukan melalui pemanfaatan melalui media sosial seperti BBM, Whatapps,
internet. facebook, dan email.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan Selain penyusunan programa, salah satu
pada Tabel 5, pemanfaatan internet oleh penyuluh hal yang harus menjadi perhatian penyuluh sebelum
untuk membuat materi penyuluhan sebagian besar mengkomunikasikan pesan kepada masyarakat sasaran
(58%) termasuk dalam kategori sedang. Penyuluh adalah metode penyuluhan yang akan digunakan.
dalam menyusun modul penyuluhan menggunakan Penyuluh dituntut untuk mampu memahami dan
referensi dari jurnal-jurnal terkait yang diakses memilih metode penyuluhan yang paling baik untuk
memalui internet. Selain itu, penyuluh juga sering diterapkan dalam proses penyuluhannya. Hal ini
membuat leaflet dan poster penyuluhan berdasarkan dilakukan dengan maksud agar tujuan penyuluhan
referensi yang diperoleh melalui internet. Pada yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
sisi lain, agar materi yang akan disampaikan pada Adapun hasil penelitian pada Tabel 5, menunjukkan
masyarakat sasaran mudah dipahami, terkadang bahwa pemanfaatan internet untuk desain metode
penyuluh menyiapkan materi tersebut dalam bentuk penyuluhan, sebagian besar (55%) tergolong
video. Pembuatan video tersebut dilakukan oleh sedang. Hal ini menggambarkan bahwa penyuluh
penyuluh dengan bantuan tutorial yang tersedia di terkadang menggunakan internet untuk mendesain
internet. metode penyuluhan yang akan diterapkan. Penyuluh
Programa merupakan rencana kegiatan kadang-kadang juga menggunakan internet untuk
penyuluhan yang memadukan aspirasi masyarakat mencari referensi metode-metode yang lebih efektif
sasaran dengan potensi wilayah serta program untuk digunakan dalam penyampaian pesan dalam
pembangunan pertanian yang menggambarkan penyuluhan.
keadaan sekarang, tujuan yang ingin dicapai, masalah-
masalah yang sedang dirasakan, dan alternatif Tingkat Kinerja Penyuluh Pertanian
solusinya, serta cara mencapai tujuan, disusun
secara partisipatif, sistematis, dan harus tertulis pada Kinerja merupakan suatu yang dicapai,
setiap tahunnya. Penyusunan programa penyuluhan prestasi yang diperlihatkan, ataupun kemampuan
harus melalui tahapan perumusan, penulisan, dan kerja. Kinerja menurut Uno dan Lamatenggo (2012)
pengesahan. Unsur-unsur tersebut berkaitan satu adalah pengekspresian dari potensi yang dimiliki oleh
dengan lainnya dan ada hubungan sebab akibat. seseorang dalam suatu bidang tertentu. Berkaitan
Penyusunan programa penyuluhan dilakukan oleh dengan kinerja penyuluh pertanian, kinerja dalam hal
penyuluh bersama-sama pelaku utama, pelaku usaha ini merupakan eksistensi penyuluh dalam memahami
dan organisasi petani yang ada secara partisipatif. keterkaitan tugas dan kebutuhan dasar program

86
Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1

penyuluhan pertanian berkualitas dan relevan dengan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
kebutuhan petani. Sebaran penyuluh berdasarkan Pemanfaatan Internet
kinerjanya disajikan pada Tabel 6.
Pengaruh karakteristik penyuluh, dukungan
instansi, persepsi terhadap internet dan pola
Tabel 6. Persentase Responden berdasarkan Nilai
penggunaan internet dengan tingkat pemanfaatan
Prestasi Kerja
internet dianalisis dengan menggunakan analisis
regresi linier berganda. Persamaan regresi yang
Nilai Prestasi Kerja Persentase (%) diperoleh dari peubah bebas terhadap tingkat
Baik 10 pemanfaatan internet adalah:
Cukup 61
Kurang 22 Y=30.272 - 0.329 X1.1 + 2.837X1.2 + 6.659 X1.3 - 0.181
X1.4 - 0.425 X1.5 - 0.359 X2 + 0.468 X3 + 1.484 X4.1 +
Buruk 7 3.834 X4.2 + 3.371 X4.3
Total 100
Hasil analisis dari setiap variabel tersebut
Keterangan: N= 100 terdapat pada Tabel 7.

Kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Tabel 7. Pengaruh Karakteristik Penyuluh, Dukungan


Cianjur berada pada kategori cukup, yaitu sebanyak Instansi, Persepsi, dan Pola Penggunaan
61%. Sementara hanya ada 7% responden yang terhadap Tingkat Pemanfaatan Internet
memperoleh nilai prestasi kerja yang termasuk Koefisien
dalam kategori buruk. Semua penyuluh di Kabupaten Sub Peubah t Sig
regresi
Cianjur dalam menjalankan tugasnya telah membuat Constant 30,272 3,433 0,001
data potensi wilayah yang terdiri dari peta wilayah Karakteristik
kerja, peta potensi wilayah kerja dan permasalahan Penyuluh (X1)
agribisnis yang ditemukan, monografi wilayah kerja, Umur (X1.1.) -0,329 -3,616 0,001**
dan RKPD (Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa). Tingkat pendidikan
6,659 3,105 0,003**
Selain itu semua penyuluh juga telah melakukan formal (X1.2)
Kepemilikan media
pengawalan dan pendampingan penyusunan RDKK, -0,181 -0,270 0,787
internet (X1.3)
juga penyusunan program penyuluhan dan rencana Kebutuhan informasi
-0,425 -1,539 0,127
kerja tahunan penyuluh pertanian (RKTPP). (X1.4)
Dukungan instansi
Penilaian yang rendah bagi penyuluh -0,359 -1,856 0,067
(X2)
pertanian di Kabupaten Cianjur di antaranya dalam hal Persepsi terhadap
0,468 2,814 0,006**
menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan internet (X3)
Pola Penggunaan
di masyarakat. baik pada Badan Usaha Milik Petani Internet (X4)
(BUMP) yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan Durasi (X4.1) 1,484 4,003 0,000**
sudah berbadan hukum, BUMP yang berbentuk PT Keragaman gawai/
gadget yang diakses 3,834 4,823 0,000**
& belum berbadan hukum, BUMP yang berbentuk
(X4.2)
Koperasi Tani sudah berbadan hukum, maupun
Pengeluaran akses
BUMP yang berbentuk Koperasi Tani belum berbadan 3,371 1,599 0,u113
internet (X4.3)
hukum.
Selain itu juga masih rendah dalam Keterangan: **) sangat nyata pada a = 0,01
pembuatan laporan tri wulan dan laporan setiap
semester. Penyuluh yang mengerjakan BUMP yang Karakteristik penyuluh yang berpengaruh
berbentuk PT dan sudah berbadan hukum hanya ada nyata terhadap tingkat pemanfaatan internet hanya
6%, sementara BUMP yang belum berbadan hukum variabel tingkat pendidikan formal. Hal tersebut
ada 10% penyuluh. Penyuluh yang mengembangkan menggambarkan bahwa semakin tinggi tingkat
dan menumbuhkan BUMP berbentuk Koperasi Tani pendidikan seorang penyuluh maka semakin tinggi
sudah berbadan hukum hanya ada 17 %, dan yang tingkat pemanfaatan internetnya. Hal ini disebabkan
belum berbadan hukum ada sebanyak 20% penyuluh. karena seseorang yang berpendidikan tinggi,

87
Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1

penggunaan media internet sudah tidak asing lagi, menggambarkan bahwa semakin meningkatnya
sehingga untuk keperluan penyuluhan langsung dukungan instansi tidak dapat meningkatkan
dapat menggunakan atau mengakses informasi pemanfaatan internet oleh penyuluh. Hal ini
melalui internet tersebut. Hasil penelitian ini sejalan disebabkan meskipun tidak adanya dukungan dari
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mundorf instansi, bagi penyuluh masih dapat mengakses
dan Laird (2008) bahwa pendidikan berpengaruh informasi di internet dengan menggunakan smartphone
terhadap penggunaan internet. Responden dengan yang digunakan secara individu. Beda halnya dengan
pendidikan formal yang lebih tinggi, akan membuat persepsi penyuluh terhadap pemanfaatan internet.
diri individu tersebut lebih terbuka dan lebih siap Persepsi penyuluh berpengaruh nyata terhadap
dengan pengetahuan baru. pemanfaatan internet. Hal ini menggambarkan bahwa
Sementara itu variabel kepemilikan media semakin baik persepsi penyuluh terhadap internet,
internet, dan kebutuhan informasi negatif tidak maka pemanfaatan internet akan semakin meningkat.
berpengaruh terhadap pemanfaatan internet. Hal Persepsi tersebut baik pada manfaat internet, kualitas
ini menggambarkan bahwa semakin meningkatnya informasi dari internet, maupun persepsi pada
variabel-variabel tersebut tidak dapat meningkatkan kemudahan mengakses internet. Hasil penelitian
pemanfaatan internet oleh penyuluh. Beda halnya menunjukkan bahwa persepsi sebagian besar
dengan variabel umur, variabel umur berpengaruh responden terhadap internet adalah tinggi. Penyuluh
negatif terhadap pemanfaatan internet. Hal ini mempercayai bahwa dengan menggunakan internet
menjelaskan bahwa semakin meningkatnya umur akan banyak manfaat yang diperoleh, penyuluh juga
seseorang maka akan menurunkan pemanfaatan berkeyakinan bahwa kualitas informasi yang berasal
internet oleh individu tersebut. Adanya penuaan dari internet dapat dipercaya, dan penyuluh juga
umur seseorang maka produktivitas individu tersebut merasakan mengakses informasi melalui internet
akan semakin menurun, keterampilan dalam hal lebih mudah dan lebih cepat dari pada menggunakan
kecepatan, kecekatan, kekuatan, dan koordinasinya sumber informasi yang lainnya. Hal ini sejalan
juga akan menurun seiring berjalannya waktu dengan yang dikemukakan oleh Leeuwis (2004)
(Robbins, 1998). Hasil penelitian ini sejalan dengan bahwa kecepatan/aktualitas informasi pada media
hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggoroseto internet lebih cepat dibandingkan dengan media
(2012), yang menyatakan bahwa umur berpengaruh massa lainnya, karena berita dan aktualitas sering ada
dalam pemanfaatan cyber extension. sebelum disiarkan oleh radio atau televisi maupun
Kepemilikan media internet dan kebutuhan surat kabar.
informasi juga negatif tidak berpengaruh pada tingkat Pada faktor pola penggunaan internet, variabel
pemanfaatan internet, yang berarti peningkatan yang tidak berpengaruh pada tingkat pemanfaatan
jumlah media internet yang dimiliki tidak membuat internet hanya variabel pengeluaran untuk akses
peningkatan pada pemanfaatannya. Padahal hasil internet, sementara variabel yang berpengaruh adalah
penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan media durasi dan keragaman gawai/gadget yang diakses
internet pada penyuluh di lokasi penelitian sebagian oleh penyuluh. Durasi dalam penggunaan internet
besar lebih dari tiga unit, yang artinya media internet berpengaruh positif terhadap pemanfaatan internet,
yang dimiliki sudah sangat mendukung untuk akses hal ini bermakna bahwa semakin lama durasi maka
internet. Namun pada kenyataannya belum mampu akan semakin meningkatkan pemanfaatan internet.
meningkatkan pemanfaatan internet tersebut. Hal ini Kondisi ini diakibatkan karena semakin lama
disebabkan meskipun sudah banyak memiliki media mengakses internet maka informasi yang diperoleh
internet, namun media tersebut jarang digunakan cenderung akan semakin banyak, sehingga hal
untuk mengakses internet, media tersebut hanya tersebut akan semakin menambah wawasan individu
sering digunakan untuk berkomunikasi melalui sms penyuluh untuk dikomunikasikan kepada petani
dan telepon saja. Hasil penelitian ini bertolak belakang sasaran.
dengan hasil penelitian yang dilakukan Anggoroseto Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan
(2012), bahwa kepemilikan sarana teknologi hasil penelitian yang dilakukan oleh Elian (2015),
informasi berpengaruh terhadap pemanfaatan cyber bahwa seberapa sering dan seberapa lamanya penyuluh
extension. menggunakan internet tidak berpengaruh terhadap
Dukungan instansi juga tidak berpengaruh pemanfaatan informasi tersebut oleh penyuluh.
terhadap pemanfaatan internet. Hasil ini Keragaman media internet juga berpengaruh

88
Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1

terhadap tingkat pemanfaatan internet. Hal ini penyuluhan maka kinerja penyuluh dalam persiapan
menjelaskan bahwa semakin tinggi keragaman media kegiatan penyuluhan pertanian, pelaksanaan kegiatan
internet yang diakses, maka semakin meningkatkan penyuluhan pertanian, dan evaluasi penyuluhan
pemanfaatan internet oleh penyuluh. Pengeluaran pertanian akan semakin baik. Hal ini seperti yang
untuk akses internet tidak berpengaruh terhadap dikemukakan Nort Carolina Cooperative Extension
tingkat pemanfaatan internet. Hal ini menggambarkan (2006) bahwa kinerja penyuluh pertanian lebih
bahwa semakin tinggi pengeluaran untuk membiayai mengarah pada kemampuan penyuluh dalam
akses internet, maka tidak dapat meningkatkan mendesain program-program penyuluhan. Adanya
pemanfaatan internet. Kondisi demikian berkaitan tuntutan akan kemampuan tersebut maka seorang
dengan ketersediaan biaya yang dimiliki penyuluh penyuluh membutuhkan banyak informasi yang
untuk mengakses internet. terkait. Suryantini (2001) berpendapat bahwa
kebutuhan informasi penyuluh pertanian adalah
Pengaruh Tingkat Pemanfaatan Internet Terhadap pengetahuan atau data dan fakta yang disadari
Kinerja Penyuluh sebagai sesuatu yang perlu diperoleh dan digunakan
oleh penyuluh pertanian dalam mendukung tugas
Kinerja penyuluh merupakan kemampuan dan fungsinya sebagai pemangku jabatan fungsional.
atau hasil kerja penyuluh berdasarkan pada status Berdasarkan kebutuhan tersebut Ahuja (2011)
kerja, kondisi kerja, dan kebijakan organisasi dalam mengemukakan bahwa ketersediaan informasi
mengimplementasikan program penyuluhan. Hal ini melalui internet membantu proses penyuluhan
meliputi persiapan kegiatan penyuluhan, pelaksanaan, pertanian lebih cepat dan efektif.
dan evaluasi kegiatan penyuluhan. Kinerja penyuluh
dalam kegiatan-kegiatan tersebut diduga dipengaruhi Kesimpulan
oleh tingkat pemanfaatan internet. Pemanfaatan
internet merupakan salah satu kinerja penyuluh dalam Tingkat pemanfaatan internet oleh penyuluh
memanfaatkan perkembangan TIK. Pemanfaatan pertanian tergolong sedang, baik dalam menyusun
media internet oleh penyuluh pertanian berkaitan laporan, pembuatan materi penyuluhan, penyusunan
dengan motif dan kebutuhan penyuluh terhadap program penyuluhan, dan pembuatan desain metode
informasi di media internet. penyuluhan. Artinya penyuluh kadang-kadang
memanfaatkan internet dalam melaksanakan kegiatan
Tabel 8. Pengaruh Tingkat Pemanfaatan Internet tersebut. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
terhadap Kinerja Penyuluh pemanfaatan internet adalah umur, pendidikan formal,
persepsi terhadap internet, durasi, dan keragaman
Koefisien gawai/gadget yang diakses. Pemanfaatan internet
Sub Peubah T Sig
regresi berpengaruh positif terhadap kinerja. Artinya tingkat
Constant 46.354 204.775 0.000** pemanfaatan internet tersebut dipengaruhi umur
Tingkat yang muda, pendidikan formal yang tinggi, persepsi
pemanfaatan 0.106 26.521 0.000** terhadap internet yang tinggi, durasi yang lebih lama,
internet banyaknya gawai/gadget yang diakses. Pemanfaatan
internet oleh penyuluh terbukti meningkatkan kinerja
Keterangan: **) sangat nyata pada a = 0,01
penyuluh.
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 8,
menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan internet Daftar Pustaka
berpengaruh terhadap kinerja penyuluh. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai signifikan sebesar 0,000, angka Ahuja V. 2011. Cyber Extension: A Convergence of
tersebut jauh lebih kecil dari nilai probabilitas sebesar Ict and Agricultural Development. Global Media
0,05. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa Journal-Indian Edition. 2 (2): 1-8.
semakin meningkatnya pemanfaatan internet maka Anggoroseto P. 2012. Faktor-faktor yang
akan meningkatkan kinerja penyuluh. mempengaruhi kinerja penyuluh dalam
Semakin sering penyuluh memanfaatkan pemanfaatan cyber extension di Kabupaten
internet dalam menyusun laporan, pembuatan materi, Bogor. [Tesis]. Surakarta (ID): UNS.
penyusunan programa, dan mendesain metode Bahua MI, Jahi A, Asngari PS, Saleh A, Purnaba

89
Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1

IGP. 2013. Factors affecting the performance memberdayakan petani (Kasus di Kabupaten
agricultural extension and their impact at behavior Kampar Provinsi Riau). Jurnal Penyuluhan. 4(2):
maize farmers in Gorontalo Province. Journal of 92-99.
Agricultural Education and Extension. 1: 1-10. Mulyandari RSH. 2011. Cyber extension sebagai
Elian N. 2015. Penggunaan internet dan pemanfaatan media komunikasi dalam pemberdayaan petani
informasi pertanian oleh penyuluh pertanian di sayuran di Jatim dan Jabar. [disertasi]. Bogor
Wilayah Barat Kabupaten Bogor. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
(ID): Institut Pertanian Bogor. Mundorf N, Laird KR. 2008. Social and psychological
Fraenkel J, Wallen N. 1993. How to Design and effects of imformation Technologies and other
evaluate research in education. 2nd ed. New York interactive in Jennings Bryant and Dolf Zillman
(US): McGraw-Hill Inc. Ied). Media Effects. Advances in theory and
Gatut BN. 2008. Kompetensi penyuluh sarjana dalam research. Lawrence Erlbaum Associates,
pembangunan pertanian: Kasus di Provinsi Jawa Publisher, Mahwah, New Jersey, London.
Barat. [Disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Ningrum W, Sunuharyo BW, Hakam MS. 2013.
Bogor. Pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap
Gilley WJ, Eggland SA. 1989. Principles of Human kinerja karyawan.
Resources Development. Toronto. Canada: North Carolina Cooperative Extension. 2006.
Addison Wesley Publishing Company, Inc. Extension Agent Competencies [internet].
Hidayat SI. 2009. Analisis kinerja penyuluh pertanian [diunduh 2016 Desember 23]. Tersedia pada: http:
di wilayah kerja unit penyuluhan pertanian //www. ces. ncsu. edu/ pods/ agents/ knowledge.
Sukodono, Sidoarjo. [Jurnal]. Surabaya (ID): com.
Habitat. 20(1): 45-56. Pittman RH. 2009. An Introduction to Community
Kusmiati, Maryani, Kusnadi. 2010. Kinerja Development. London & New York: Routledge.
penyuluh pertanian PNS dalam melaksanakan Robbin SP. 1998. Perilaku Organisasi. Jakarta (ID):
tupoksi di Kabupaten Bogor (Kasus di BP3K Prentice Hall.
Cibungbulang). Jurnal Penyuluhan Pertanian. Setiawan I. 2007. Strategi peningkatan Indeks
5(1): 87-103. Pembangunan Manusia (IPM) petani dengan
Lastinawati E. 2011. Partisipasi petani dalam pemanfaatan teknologi internet. Bandung (ID):
pelaksanaan program pengembangan usaha Universitas Padjadjaran.
agribisnis perdesaan (PUAP) di Kabupaten Oku. Silalahi U. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung
Jurnal Agronobis. 3(5):47-57. (ID): Reflika Aditama.
Lestari U. 2010. Makalah: Dampak teknologi Suryantini H. 2004. Pemanfaatan informasi
informasi dan komunikasi (TIK) terhadap teknologi pertanian oleh penyuluh pertanian:
aktivitas pendidikan. Jakarta (ID): Universitas Kasus Di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jurnal
Muhammadiyah Jakarta. Perpustakaan Pertanian. 13 (1): 17-23.
Leeuwis C. 2004. Communication for Rural Suryantini H. 2001. Pemanfaatan informasi oleh
Innovation (Rethingking Agricultural Extension). penyuluh pertanian (Kasus Di Kabupaten Bogor
Victoria (AUS): Blackwell Publishing. Jawa Barat). [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Mardikanto T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Bogor.
Pertanian. Surakarta (ID): UNS Press. Turere VN. 2013. Pengaruh pendidikan dan pelatihan
Mardikanto T. 2003. Penyuluhan Pembangunan terhadap peningkatan kinerja karyawan pada
Pertanian. Surakarta (ID): UNS Press. Balai Pelatihan Teknis Pertanian Kalasey. Jurnal
Mardikanto T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. EMBA. 1 (3): 10-19.
Surakarta (ID): UNS Press. Uno HB, Lamatenggo. 2012. Teori Kinerja dan
Muliady TR. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengukurannya. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
kinerja penyuluh pertanian dan dampaknya pada Utami, B.W., Widiyanti, E,. dan A. Wibowo. 2008.
perilaku petani padi di Jawa Barat. [disertasi]. Kinerja Penyuluh Pertanian Lapang (PPL)
Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. dalam pengembangan beras organic menuju
Marliati, Sumardjo, Asngari PS, Tjitropranoto P, terwujudnya Kabupaten Sragen sebagai sentra
Saefuddin A. 2008. Faktor-Faktor Penentu beras organic. Jurnal Agritexts. 24: 1-12.
peningkatan kinerja penyuluh pertanian dalam Veronice. 2013. Pemanfaatan Teknologi Informasi

90
Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1

dan Komunikasi dalam Peningkatan Kompetensi


Penyuluh. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Wuriani, Zakso A, Suib M. 2014. Kontribusi
karakteristik individu dan komitmen profesional
terhadap kepuasan kerja dosen prodi keperawatan.
[Jurnal]. Pontianak (ID). Universitas Tanjungpura.

91

You might also like