You are on page 1of 6

1.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HAMBATAN LISTRIK


Secara umum, beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya hambatan listrik pada
sebuah kawat penghantar (atau bahan) adalah
1. Jenis Bahan
2. Panjang (l)
3. Luas Penampang (A)
4. Suhu (T)
Dari percobaan-percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa besar kecilnya
hambatan listrik suatu bahan dapat dinyatakan dengan
R= ρ. l/A
dengan ρ adalah besaran yang merupakan karakteristik suatu bahan, yang disebut hambatan jenis
(ingat definisi massa jenis, kalor jenis, dan sebagainya). Bagaimanakah hubungan antara
hambatan dengan suhu? dari persamaan diatas memang belum terlihat adanya pengaruh suhu
terhadap hambatan listrik. Setelah melalui berbagai percobaan akhirnya diketahui bahwa suhu
mempengaruhi besar kecilnya hambatan jeni ρ
ρ= ρ0 (1 +αΔT)

2. NILAI RESISTOR
a. Merah - Hijau – Merah = 2 – 5 – 102 = 2,5 KΩ ± 20%
b. Hijau - Merah - Kuning - Emas = 5 – 2 – 104 – 5% = 520 KΩ ± 5%
c. Biru - Kuning - Merah - Hijau - Coklat = 6 – 4 – 2 – 105 – 1% = 64,2 MΩ ± 1%

3. Gambar dan Simbol LDR, PTC, NTC, dan VDR


a. LDR

LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai
resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini. LDR
juga dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini
sangat bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka
akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin sedikit cahaya yang
mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi semakin besar sehingga arus
listrik yang mengalir akan terhambat. LDR berfungsi sebagai sebuah sensor cahaya dalam
berbagai macam rangkaian elektronika seperti saklar otomatis berdasarkan cahaya yang jika
sensor terkena cahaya maka arus listrik akan mengalir(ON) dan sebaliknya jika sensor dalam
kondisi minim cahaya(gelap) maka aliran listrik akan terhambat(OFF). LDR juga sering
digunakan sebagai sensor lampu penerang jalan otomatis, lampu kamar tidur, alarm, rangkaian
anti maling otomatis menggunakan laser, sutter kamera otomatis, dan masih banyak lagi yang
lainnya.
b. PTC dan NTC

Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai hambatannya
dipengaruhi oleh Suhu (Temperature). Thermistor merupakan singkatan dari “Thermal Resistor”
yang artinya adalah Tahanan (Resistor) yang berkaitan dengan Panas (Thermal). Thermistor
terdiri dari 2 jenis, yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor
PTC (Positive Temperature Coefficient).

Pada umumnya Thermistor NTC dan Thermistor PTC adalah Komponen Elektronika
yang berfungsi sebagai sensor pada rangkaian Elektronika yang berhubungan dengan Suhu
(Temperature). Suhu operasional Thermistor berbeda-beda tergantung pada Produsen Thermistor
itu sendiri, tetapi pada umumnya berkisar diantara -90°C sampai 130°C. Beberapa aplikasi
Thermistor NTC dan PTC di kehidupan kita sehari-hari antara lain sebagai pendeteksi
Kebakaran, Sensor suhu di Engine (Mesin) mobil, Sensor untuk memonitor suhu Battery Pack
(Kamera, Handphone, Laptop) saat Charging, Sensor untuk memantau suhu Inkubator, Sensor
suhu untuk Kulkas, sensor suhu pada Komputer dan lain sebagainya.

c. VDR

VDR adalah “ Voltage Dependent Resistor “ semikonduktor yang secara prinsip sebagai
penggabungan secara anti pararel dari hubungan seri PN Junction. Ketika sebuah tegangan
variabel DC disambungkan ke VDR (Voltage Dependent Resistor) tanpa memperhatikan
polaritas, arus mengalir menyebabkan tegangan diseluruh PN Junction yang terhubung seri. Oleh
karena itu, VDR (Voltage Dependent Resistor) mempunyai tahanan tinggi saat tegangan rendah
dan bertahanan rendah saat tegangan tinggi.

Gambar dan Simbol VDR (Voltage Dependent Resistor)

Karakteristik VDR (Voltage Dependent Resistor) VDR (Voltage Dependent Resistor)


disebut juga sebagai varistor yaitu suatu resistor dengan nilai tahanan yang variabel non-linier
tergantung dari nilai tegangan yang diberikan pada VDR (Voltage Dependent Resistor) tersebut.
Nilai resistansi VDR (Voltage Dependent Resistor) akan tinggi pada saat tegangan yang
diberikan pada VDR tersebut berda dibawah tegangan ambang (treshold) dan resistansi akan
turun dengan cepat pada saat tegangan yang diberikan pada VDR tersebut melebihi nilai ambang
(treshold).

4. Pengisian dan Pengosongan Kondensator / Kapasitor


Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat digunakan untuk menyimpan muatan
listrik dalam waktu tertentu. Kapasitor umumnya terbuat dari 2 buah lempeng konduktor yang
ditengah-tengahnya disisipkan lempengan isolator yang disebut dielektrikum. Apabila sebuah
kapasitor dihubungkan dengan sumber arus searah maka dalam beberapa saat akan ada arus
listrik yang mengalir masuk ke dalam kapasitor, kondisi ini disebut proses pengisian kapasitor,
apabila muatan listrik di dalam kapasitor sudah penuh, maka aliran arus listrik akan berhenti.
Bila hubungan ke kapasitor di tukar polaritasnya, maka muatan listrik akan kembali mengalir
keluar dari kapasitor. Tegangan listrik pada kapasitor besarnya berbanding lurus dengan muatan
listrik yang tersimpan di dalam kapasitor, hubungan ini dapat dituliskan menjadi : (V = Q / C).

Pengisian Kapasitor
Pada saat saklar S dihubungkan ke posisi 1 maka ada rangkaian tertutup antara tegangan
V, saklar S, tahanan R, dan C. Arus akan mengalir dari sumber tegangan Kapasitor melalui
tahanan R yang ditandai dengan panah warna merah. Hal ini akan menyebabkan naiknya
perbedaan potensial pada Kapasitor Dengan demikian, arus akan menurun sehingga pada suatu
saat tegangan sumber akan sama dengan perbedaan potensial pada Kapasitor. Akan tetapi arus
akan menurun sehingga pada saat tegangan sumber sama dengan perbedaan potensial pada
Kapasitor dan arus akan berhenti mengalir (I = 0). Pada saat saklar S dihubungkan pada posisi 2.
pada saat itu kapasitor masih penuh muatannya. Karena itu arus akan mengalir melalui tahanan
R. Pada saat sampai terjadi proses pengosongan kapasitor , tegangan kapasitor akan menurun
sehingga arus yang melalui tahanan R akan menurun. Pada saat kapasitor sudah membuang
seluruh muatannya (Vc = 0) sehingga demikian aliran arus pun berhenti (I = 0).

Pengisian dan Pengosongan Kapasitor dengan input kotak

Rangkaian uji untuk pengisian pengosongan seperti gambar dibawah ini, generator dengan
gelombang kotak mensimulasikan tegangan arus searah yang di”on-off”kan. Pada t = 0 – 50mS
tegangan generator tinggi mesimulasikan rangkaian mendapat tegangan arus searah, saat t = 50 -
100ms rangkaian mendapat tegangan 0V.

Gambar 5.17. Rangkaian Uji Pengisian dan Pengosongan Kapasitor

Dari hasil percobaan tergambar di layar CRO yang digambarkan pada gambar berikut ini.
Gambar 5.18. Kurva pengisian dan pengosongan kapasitor

Terlihat saat t = 0 tegangan generator tinggi (on), tetapi tegangan VC tidak segera setinggi
tegangan generator, tetapi secara eksponensial naik, yang pada puncaknya maksimum setelah 5
τ. Sementara arus, yang diukur oleh CRO pada tahanan R) pada t = 0 justru menunjukkan level
maksimum, yang kemudian secara eksponensial turun, hingga setelah 5 τ nilainya nol.

5. Perbedaan Transformator Step up dan Step down


a) Dari segi tegangan, pada transformator Step Up tegangan pada sisi primer lebih rendah
dari sisi sekunder, sementara pada transformator Step Down tegangan pada sisi primer
lebih tinggi dari sisi sekunder.
b) Dari segi arus, pada transformator Step Up arus yang mengalir pada sisi primer lebih
besar dibandingkan pada sisi sekunder, sementara pada transformator Step Down arus
yang mengalir pada sisi primer lebih rendah dari pada arus yang mengalir pada sisi
sekunder.
c) Dari segi lilitan, pada transformator Step Up lilitan pada sisi primer lebih sedikit
dibandingkan pada sisi sekunder, diameter dan luas penampang kabel lilitan pada sisi
primer lebih besar dibandingkan pada pada sisi sekunder. Sementara pada transformator
Step Down lilitan pada sisi primer lebih banyak dibandingkan pada sisi sekunder, dan
diameter dan luas penampang kabel lilitan pada sisi primer lebih kecil dibandingkan
pada sisi sekunder.
d) Dari segi daya listrik yang ditransfer dari sisi primer ke sisi sekunder, baik
transformator Step Up dan Step Down, daya yang ditransfer dari sisi primer tidak sama
dengan daya pada sisi sekunder karena dipengaruhi oleh faktor efisiensi dari
transformator. Namun secara teori, idealnya daya yang ditransfer pada sisi primer dan
sisi sekunder adalah sama baik itu pada transformator Step Up maupun Step Down.
Yang membedakan kedua transformator ini adalah dari segi tegangan dan arus pada sisi
primer dan sekunder masing-masing transformator. Untuk mentransfer daya listrik dari
sisi primer ke sisi sekunder, pada transformator Step Up tegangan pada sisi primer lebih
kecil daripada di sisi sekunder dan arus pada sisi primer lebih besar daripada di sisi
sekunder, sementara pada transformator Step Down tegangan pada sisi primer lebih
tinggi daripada di sisi sekunder dan arus pada sisi primer lebih rendah daripada di sisi
sekunder.

You might also like