Professional Documents
Culture Documents
S
DENGAN DIAGNOSA RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSJD dr. ARIF ZAINUDIN
SURAKARTA
Disusun oleh :
Ahmad Taisir
Andhy Ardat Pratama
Arrizqu Ardiansyah
Maya Yuliya Mahdarika
Mediana Sari Utami
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 49 tahun
Alamat : Surakarta
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Sudah menikah
Agama : Islam
Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. T
Umur : 50 tahun
Alamat : Surakarta
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dg. Klien: Suami
2. Riwayat Keperawatan
a. Alasan masuk
Pasien dibawa oleh suaminya ke IGD RSJD karena klien
teriak-teriak dan menangis dipinggir jalan.
b. Faktor Presipitasi
Keluarga klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien
mengamuk dengan berteriak-teriak dipinggir jalan dekat rumahnya
sambil menangis-nangis memanggil nama anaknya pertamanya dan
nama suaminya. Keluarga klien mengatakan klien sudah satu
minggu ini marah-marah sendiri saat di rumah dan yang paling
parah hingga kepinggir jalan di depan rumahnya. Saat marah klien
mengatkan hanya berteriak-teriak saja sambil menangis memanggil
nama anak pertamanya dan nama suakinya. Saat pengkajian
tampak mata klien melotot, tangan mengepal bergetar, badan kaku,
dan klien tampak tida.k tenang
c. Faktor Predisposisi
Klien mengatakan klien sedih dan dada lien terasa berat. Klien
mengatkan sudah 1 tahun ini anak perempuannya yang pertama
jarang pulang kerumah dan terakhir 2 bulan yang lalu anaknya
pamit ke Solo mencari pekerjaan hingga hari ini anaknya tidak ada
kabar ataupun pulang kerumah. Klien takut terjadi sesuatu dengan
anaknya, klien mengatakan 1 tahun anaknya terlibat pergaulan
bebas hingga hamil dan melahirkan anak yang sekarang entah
dimana.
Setiap hari klien mengatkan memikirkan anaknya hingga ingin
menangis namun tidak bisa keluar air mata. Selain masalah
anaknya, klien terbiasa buka tutup lubang (berhutang) dan tepatnya
pada tahun 2013 klien terlilit hutang untuk modal berjualan tempe,
hingga akhirnya tanah warisan disamping rumahnya terpaksa harus
dijual ke tetangga sebelah rumahnya. Klien mengatkan tidak ikhlas
karena tanah warisan itu dijual hanya untuk menutupi hutang yang
dimilikinya. Hingga klen sering merasa sakit, menggigil, tangan
gemetaran hingga teriak-teriak tidak jelas di satu minggu terakhir
ini. Klien belumpernah di rawat di rumah sakit jiwa ataupun
kontrol kejiwaan sebelumnya. Suami klien megatan tidak ada
anggota keluarganya yang mengalami gangguan kejiwaan.
d. Fisik
- Keadaan umum : Baik, composmentis
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Pernapasan : 27 x/menit, nafas cepat dan dangkal
Suhu : 36,6 oC
- Keluhan fisik : Klien mengatakan badan terasa menggigil,
tangan klien bergetar dan dada klien terasa
sesak
e. Data fokus
Subjektif Objektif
- Klien mengatakan sebelum masuk - Saat pengkajian tampak
rumah sakit klien mengamuk dengan mata klien melotot,
berteriak-teriak dipinggir jalan dekat tangan mengepal
rumahnya sambil menangis-nangis bergetar, badan kaku,
memanggil nama anaknya pertamanya dan klien tampak tidak
dan nama suaminya. tenang (gelisah)
- Saat ditanya mengapa klien berteriak - Pernapasan
berteriak saat di rumah klien : 27 x/menit , nafas
mengatakan tidak bisa mengontrol cepat dan dangkal
marahnya, karena sudah 2 bulan ini
anaknya tidak pulang-pulang
- Klien mengatakan klien sudah satu
minggu ini marah-marah sendiri saat
di rumah dan yang paling parah
hingga kepinggir jalan di depan
rumahnya.
- Saat marah klien mengatkan hanya
berteriak-teriak saja sambil menangis
memanggil nama anak pertamanya
dan nama suaminya.
B. ANALISA DATA
Nama : Ny. S Diagnosa : RPK
Umur : 49 tahun No. RM : 06XXXX
No Data Masalah
1 Data Subjektif: Resiko Perilaku
- Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit Kekerasan
klien mengamuk dengan berteriak-teriak dipinggir
jalan dekat rumahnya sambil menangis-nangis
memanggil nama anaknya pertamanya dan nama
suaminya.
- Saat ditanya mengapa klien berteriak berteriak
saat di rumah klien mengatakan tidak bisa
mengontrol marahnya, karena sudah 2 bulan ini
anaknya tidak pulang-pulang
- Klien mengatakan klien sudah satu minggu ini
marah-marah sendiri saat di rumah dan yang
paling parah hingga kepinggir jalan di depan
rumahnya.
- Saat marah klien mengatkan hanya berteriak-
teriak saja sambil menangis memanggil nama
anak pertamanya dan nama suaminya
Data Objektif:
- Saat pengkajian tampak mata klien melotot,
tangan mengepal bergetar, badan kaku, dan klien
tampak tidak tenang (gelisah)
- Pernapasan : 27 x/menit , nafas
cepat dan dangkal
C. POHON MASALAH
D. INTERVENSI
Nama : Ny. S Diagnosa : RPK
Umur : 49 tahun No. RM : 06XXXX
F. PEMBAHASAN
Diagnosa yang digunakan yaitu resiko perilaku kekerasan yang
dibuktikan dengan adanya keluarga klien mengatakan sebelum masuk
rumah sakit klien mengamuk berteriak teriak. Diagnosa resiko perilaku
kekerasan digunakan karena klien di rumah mengamuk sambil berteriak
dan menangis. Data yang diperoleh dan menunjang dalam penegakkan
diagnosa resiko perilaku kekerasan diantaranya klien mengatakan klien
sedih anaknya tidak pulang-pulang, klien mengatkan tidak bisa
mengontrol perasaan marahnya keluarga klien mengatakan tidak memiliki
penyakit keturunan gangguan jiwa.
Tindakan yang dilakukan antara lain :
1. Membina hubungan saling percaya
2. Melakukan restrain
3. Mengidentifikasi penyebab resiko perilaku kekerasan
Kendala yang dihadapi yaitu klien yang masih belum bisa
mengontrol perasaan takut, marah dan gelisahnya menyebabkan sulitnya
melakukan pengkajian dan melakukan strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan (SPTK) yang bertujuan agar klien mampu mengungkapkan
jenis perilaku kekerasan, menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan,
mengontrol perilaku kekerasan. Kesimpulannya dari 4 SPTK yang ada
pada diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan klien mampu
dilakukan SPTK yaitu tarik nafas dalam dan mengucapkan istighfar.