Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu
Oleh
Kelompok 10
Eliya Arya Udaya
Nahla Hayyatu Syifa
Trias Ayuningrum
PENDAHULUAN
Setiap orang pasti ingin memiliki masa tua yang bahagia tetapi
keinginan tidaklah selalu dapat menjadi nyata. Pada kehidupan nyata, banyak
sekali lansia-lansia yang menjadi depresi, stress, dan berpenyakitan. Banyak
kita temukan lansia yang dikirim ke panti jompo dan tidak terurus oleh
keluarga, ada lansia yang diasingkan dari kehidupan anak cucunya meskipun
hidup dalam lingkungan yang sama, ada lansia yang masih harus bekerja
keras meskipun sudah tua, dan masih banyak hal-hal lainnya yang menjadi
penyebab (Lueckenotte, 2000; Hall & Hassett, 2002).
1.1 Definisi
Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar
dari ancaman bahaya / kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian yang
tidak dapat diduga dan tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian,
sedangkan keamanan adalah keadaan aman dan tentram.
Tugas seorang perawat :
a. Tugas utamanya adalah meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya
sakit.
b. Mengurangi resiko terjadinya kecelakaan yang mungkin terjadinya di RS.
c. Lingkungan adalah semua faktor baik fisik maupun psikososial yang
mempengaruhi hidup dan keadaan klien.
d. Faktor Penyakit
Penyakit sangat mempengaruhi seseorang untuk mengalami masalah
dalam pemenuhan kebutuhan keamanan. Penyakit seperti HIV/AIDS,
hepatitis merupakan penyakit yang dapat menjadikan tubuh untuk
mengalami penurunan yang drastis. Perlu adanya kewaspadaan yang baik
dalam pengenalan hal tersebut, termasuk tindakan pencegahan sehingga
infeksi nosokomial tidak terjadi atau dapat dicegah baik dalam seting RS,
klinik ataupun keluarga.
STUDI KASUS
3.1 Pengkajian
a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sistem sensori komunikasi pasien
seperti adanya perubahan perilaku pasien karena gangguan sensori
komunikasi:
1) Halusinasi;
2) Gangguan proses pikir;
3) Kelesuan;
4) Ilusi;
5) Kebosanan dan tidak bergairah;
6) Perasaan terasing;
7) Kurangnya konsentrasi;
8) Kurangnya koordinasi dan keseimbangan.
c. Imobilisasi
Penggunaan alat bantu
b. Riwayat kecelakaan
Beberapa orang memiliki kecenderungan mengalami kecelakaan
berulang, oleh karena itu riwayat sebelumnya perlu dikaji untuk
memprediksi kemungkinan kecelakaan ituterulang kembali
c. Keracunan
Beberapa anak dan orang tua sangat beresiko tinggi terhadap keracunan.
Pengkajian meliputi seluruh aspek pengetahuan keluarga tentang resiko
bahaya keracunan dan upaya pencegahannya.
d. Kebakaran
Beberapa penyebab kebakaran dirumah perlu ditanyakan tentang sejauh
mana klien mengantisipasi resiko terjadi kebakaran, termasuk
pengetahuan klien dan keluarga tentang upaya proteksi dari bahaya
kecelakaan akibat api.
e. Pengkajian Bahaya
Meliputi mengkaji keadaan: lantai, peralatan rumah tangga, kamar
mandi, dapur, kamar tidur, pelindung kebakaran, zat-zat berbahaya,
listrik, dll apakah dalam keadaan aman atau dapat mengakibatkan
kecelakaan.
a. Data Subjective
Pengkajian difokuskan pada masalah riwayat kesehatan klien yang
terkait dengan kebutuhan keamanan seperti: pernahkah klien jatuh,
mengalami patah tulang, pembatasan aktivitas, dan sebagainya. Klien
perlu ditanyakan tentang tindakan pengamanan di mobil, perhatian
terhadap tanda bahaya, tindakan pengamanan anak atau bayi di rumah,
status imunisasi, pengertian dan pemahaman klien tentang kesehatan dan
keamanan. Perlu digali juga tentang perubahan lingkungan, support
sistem, tahap tumbuh kembang.
Perawat perlu mengidentifikasi adanya faktor risiko untuk keamanan
klien mencakup: kondisi dewasa, fisiologi, kognitif, pengobatan,
lingkungan, dan kondisi anak-anak.
1. Dewasa seperti, riwayat terjatuh, usia yang lebih tua pada wanita,
penggunaan alat bantu (alat bantu jalan, tongkat), prosthesis anggota
badan bagian bawah, umur lebih 65 tahun, dan hidup sendiri.
2. Fisiologi seperti: kehadiran penyakit akut, kondisi post operasi,
kesulitan penglihatan, kesulitan pendengaran, arthritis, orthostatik
hipotensi, tidak dapat tidur, pusing ketika memutar kepala atau
menegakkan kepala, anemia, penyakit vaskuler, neoplasma, kesulitan
mobilitas fisik, kerusakan keseimbangan dan neuropati.
3. Kognitive, seperti: penurunan status mental (kebingungan, delirium,
dimensia, kerusakan orientasi orang, tempat dan waktu)
4. Pengobatan, seperti obat anti hipertensi, penghambat ACE,
antidepresan trisiklik, obat anti cemas, hipnotik atau transquilizer,
diuretik, penggunan alkohol, dan narkotika.
5. Lingkungan, seperti: adanya restrain, kondisi cuaca atau lingkungan,
pencahayaan, kelembaban, ventilasi, penataan lingkungan.
b. Data Objective
Data objective dapat diperoleh perawat dengan melakukan pemeriksaan
fisik terkait dengan sistem: neurologis, cardiovaskuler dan pernafasan,
integritas kulit dan mobilitas. Pengkajian juga mencakup prosedur test
diagnostik.
1. Sistem Neurologis
Status mental
Tingkat kesadaran
Fungsi sensori
Sistem reflek
Sistem koordinasi
Test pendengaran, penglihatan dan pembauan
Sensivitas terhadap lingkungan
3.2 Diagnosa
Diagnosa Keperawatan dan Intervensi (Tarwoto dan Wartonah, 2003)
a. Injuri ( jatuh )
Definisi: kondisi dimana pasien berisiko mengalami injuri akibat
hubungannya dengan kondisi lingkungan, adaptasi, dan sumber-sumber
yang mengancam.
Kemungkinan berhubungan dengan:
Kurangnya informasi tentang keamanan
Kelemahan
Gangguan kesadaran;
Kurangnya koordinasi otot;
Epilepsi;
Episode kejang;
Vertigo;
Gangguan persepsi.
Secara umum kriteria hasil paling penting pada kasus resiko tinggi cidera
adalah membantu klien untuk mengidentifikasi bahaya, dan mampu
melakukan tindakan menjaga keamanan. Kriteria hasil yang lebih spesifik
diantaranya, Klien mampu: mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat
meningkatkan kemungkinan cidera, mengidentifikasi tindakan preventif atas
bahaya tertentu, melaporkan penggunaan cara yang tepat dalam melindungi
diri dari cidera.
1. Risiko injuri
AIDS;
Demensia;
Pengobatan barbiturat, halosinogen, dan benzodiazepin;
Epilepsi;
Penyakit perdarahan.
Intervensi:
a. Cek keadaan pasien setiap jam dan berikan penghalang pada tempat
tidurnya
j. Lakukan kajian keadaan kulit pasien dan gunakan tempat tidur khusus
untuk mencegah dekubitus.
Rasional:
a. Pencegahan primer
e. Mempertahankan keamanan
f. Mencegah aspirasi
g. Mencegah jatuh
i. Mencegah kecelakaan
k. Mencegah injuri
2. Perubahan proteksi
Defisit imunologi;
Malnutrisi;
Kemoterapi atau efek pengobatan;
Penglihatan yang kurang;
Kurang informasi tentang keselamatan.
Intervensi:
d. Monitor tanda vital, integritas kulit, efek obat, dan pendarahan dari bekas
suntikan
• Pemberian pengobatan
• Mempertahankan keamanan
• Teknik isolasi
Rasional:
e. Menghindari pendarahan