You are on page 1of 22

DAFTAR ISI

Daftar Isi …………………………………………………. 1

Bab I Pendahuluan …………………………………………………. 2

Bab II Tinjauan Pustaka …………………………………………………. 5

Bab III Kerangka Konsep …………………………………………………. 8

Bab IV Metode Penelitian ………………………………………………….10

Bab V Hasil Penelitian ………………………………………………….15

Bab VI Kesimpulan dan Saran. ………………………………………………..19

Daftar Pustaka ………………………………………………….20

Lampiran 1 ………………………………………………….21

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


ASI Eksklusif (WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia
6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai
bayi berusia 2 tahun. ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa
makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama
kehidupan.
Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah ASI. ASI sangat cocok
memenuhi kebutuhan bayi. ASI mengandung komposisi gizi yang paling lengkap
dan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi selama 6 bulan pertama.
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, secara khusus
mengamanatkan setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu eksklusif sampai
dengan 6 (enam) bulan setelah dilahirkan, kecuali bila ada indikasi medis lain.
Selama pemberian ASI eksklusif ini, pihak keluarga, Pemerintah, Pemerintah
Daerah dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan
penyediaan waktu dan fasilitas khusus, misalnya di tempat kerja maupun tempat
sarana umum.
Berdasarkan Riskesdas 2013, presentasi cakupan bayi yang mendapat ASI
eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 34.7 %, di Sulawesi Utara, cakupan bayi
yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia 54.3 %. Pemberian ASI eksklusif
untuk bayi yang berusia < 6 bulan secara global dilaporkan kurang dari 40%.
Dengan demikian angka nasional ASI eksklusif Indonesia masih lebih tinggi jika
dibandingkan dengan angka global (Riskesdas, 2013).
Target nasional pemberian ASI eksklusif adalah 80% ini masih terpaut
jauh jika dibandingkan dengan Sulawesi Utara yang masih 34.7 %.
Kendala ibu dalam menyusui ada dua faktor yaitu faktor internal
kurangnya pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi
dan faktor eksternal ASI belum keluar pada hari-hari pertama sehingga ibu
berpikir perlu tambah susu formula, ketidakmengertian ibu tentang kolostrum dan

2
banyak ibu yang masih beranggapan bahwa ASI ibu kurang gizi, kualitasnya tidak
baik.
Kurangnya sikap, pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI
menjadi faktor terbesar yang menyebabkan ibu-ibu muda terpengaruh dan beralih
kepada susu botol atau susu formula. Selain itu, gencarnya promosi susu formula
dan kebiasaan memberikan makanan/minuman secara dini pada sebagian
masyarakat, menjadi pemicu kurang berhasilnya pemberian ASI maupun ASI
eksklusif.
Cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru masih
dibawah target. Pada bulan Desember tahun 2014 didapatkan cakupan ASI
eksklusif 66% sama seperti bulan Januari tahun 2015, ini masih jauh dari target
80%.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah terdapat hubungan sikap ibu terhadap perilaku pemberian ASI
eksklusif di daerah pelayanan Puskesmas Girian Weru Kota Bitung Provinsi
Sulawesi Utara.

1.3 Tujuan
Terdapat beberapa tujuan dilakukan penelitian ini, yaitu :
- Mengetahui ada tidaknya hubungan sikap ibu terhadap perilaku pemberian
ASI eksklusif di daerah pelayanan Puskesmas Girian Weru Kota Bitung
Provinsi Sulawesi Utara.
- Mengetahui hubungan sikap ibu terhadap perilaku pemberian ASI
eksklusif di daerah pelayanan Puskesmas Girian Weru Kota Bitung
Provinsi Sulawesi Utara.

1.4 Manfaat
Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini bisa terjadi :
- Perubahan dari sikap ibu terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif agar
nantinya para bayi bisa mendapat ASI eksklusif dan bisa tumbuh dengan
sehat dan baik.

3
- Peningkatan angka cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Girian Weru
- Kesadaran akan pentingnya pemberian ASI eksklusif
- Peningkatan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif oleh tenaga
kesehatan pada masyarakat

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian ASI Eksklusif


ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0 – 6
bulan tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Menurut ahli kesehatan,
bayi pada usia tersebut sudah terpenuhi gizinya hanya dengan ASI saja. Manfaat
ASI eksklusif yaitu agar bayi kebal terhadap beragam penyakit pada usia
selanjutnya (Depkes, 2007).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain, walaupun
hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah itu diberi makanan padat
pendamping yang cukup dan sesuai. Sedangkan ASI tetap diberikan sampai usia 2
tahun atau lebih.
ASI mempunyai nilai gizi yang tinggi. Kandungan ASI terdiri dari lemak,
karbohidrat, protein, vitamin, zat besi, seng, kalsium dan mineral.

II.2 Manfaat ASI Eksklusif


Bagi bayi dan ibu ASI eksklusif menyebabkan mudahnya terjalin ikatan
kasih sayang yang mesra antara ibu dan bayi baru lahir. Hal ini merupakan
keuntungan awal dari menyusui secara eksklusif. Bagi bayi tidak ada perbedaan
yang lebih berharga dari
ASI. Hanya seorang ibu yang dapat memberikan makanan terbaik bagi bayinya.
Selain dapat meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal, ASI juga
membuat anak potensial memiliki perkembangan sosial yang baik.
Manfaat ASI :
1. ASI sebagai nutrisi
2. Makanan terlengkap untuk bayi, terdiri dari proporsi yang seimbang
dan cukup karena mengandung zat gizi yang diperlukan untuk 6 bulan
pertama.
3. Mengandung antibody (terutama kolostrum) yang melindungi terhadap
penyakit, seperti diare dan gangguan pernafasan.

5
4. Menunjuang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi ASI
eksklusif akan lebih cepat jalan.
5. Meningkatkan jalinan kasih sayang.
6. Selalu siap tersedia, dan dalam suhu yang sesuai.
7. Mudah dicerna dan zat gizi mudah diserap.
8. Melindungi terhadap alergi karena tidak mengandung zat yang dapat
menimbulkan alergi.
9. Mengandung cairan yang cukup untuk kebutuhan bayi dalam 6 bulan
pertama (87% ASI adalah air)
10. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak
sehingga bayi dengan pemberian ASI Eksklusif potensial lebih pandai.
11. Menunjang perkembangan kepribadian dan kecerdasan emosional,
kematangan spiritual dan hubungan sosial yang baik.

II.3 Program Pemerintah untuk ASI Eksklusif


Pemerintah mengeluarkan kebijakan baru melalui Menteri Kesehatan RI
No. 450/
Menkes/SK/IV/2004 mengenai pemberian ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6
bulan dan dianjurkan untuk dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun dengan
pemberian makanan tambahan yang sesuai. Kebijakan terbaru mengenai ASI ini
dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif. Dalam setiap bagian dan pasal PP tersebut menggambarkan
bahwa Pemerintah bertanggung Jawab terhadap pemberian ASI Eksklusif bayi
usia 0-6 bulan. Dalam PP tersebut dijelaskan bahwa pengaturan pemberian ASI ini
bertujuan untuk :
a. Menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak
dilahirkan sampai dengan berusia 6 bulan dengan memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangannya.
b. Memberikan perlindungan kepada Ibu dalam memberikan ASI Ekslusif
kepada bayinya.
c. Meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, Pemerintah
Daerah, terhadap pemberian ASI Ekslusif.

6
Dalam PP 33 tersebut juga dijelaskan tentang pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus selalu di dukung demi kelancaran program
pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.
II.4 Sikap Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif
Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus social. Menurut Lawrence Green
dalam Notoadmodjo (2007) bahwa sikap merupakan factor pemudah atau
predisposisi (predisposing factors) dan faktor pendorong (renforcing factors) yang
terwujud dalam tindakan. sikap mempunyai 3 komponen utama yaitu:
1. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu obyek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).
Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude). Sikap tentang pemberian ASI eksklusif merupakan faktor yang
menentukan seseorang untuk bersedia atau kesiapan untuk memberikan ASI
secara eksklusif.

7
BAB III
KERANGKA KONSEP

III.1 Kerangka Konsep


Dalam Penelitian ini variabel independen (bebas) dibatasi pada faktor
sikap ibu. Sebagai variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah
pemberian ASI Eksklusif.

III.2 Skema Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep dari penelitian ini dapat dilihat pada skema berikut :

Pemberian ASI
Sikap Eksklusif

III.3 Hipotesis
Sesuai dengan judul penelitian yang diambil yaitu ““Hubungan Sikap Ibu
Terhadap Perilaku Pemberian ASI Eksklusif di Daerah Pelayanan Puskesmas
Girian Weru Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara”, maka hipotesa dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan antara sikap ibu terhadap perilaku
pemberian ASI eksklusif di daerah Pelayanan Puskesmas Girian Weru Kota
Bitung Provinsi Sulawesi Utara.

III.4 Definisi Operasional


Penelitian ini melibatkan 2 variabel yaitu sikap ibu sebagai variabel
independen atau bebas dan pemberian ASI eksklusif sebagai variabel dependen
atau terikat.

8
N Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala
o
Variabel Independen
1 Sikap Tanggapan ibu Mengisi Kuesioner Ordinal
dalam bentuk kuesioner
pernyataan setuju yang terdiri
atau tidak dari 5
terhadap pertanyaan
pemberian ASI
eksklusif
Variabel Dependen
1 Pemberian Bayi hanya Mengisi Kuesioner Ordinal
ASI diberi ASI tanpa Kuesioner
Eksklusif makanan
pendamping
pada usia 0-6
bulan

BAB IV

9
METODE PENELITIAN

IV.1 Desain Penelitian


Untuk mengetahui hubungan sikap ibu terhadap perilaku pemberian ASI
eksklusif di daerah pelayanan puskesmas girian weru kota bitung provinsi
sulawesi utara, maka akan digunakan metode penelitian cross sectional.
Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah dengan pembagian
kuesioner pada para Ibu dari bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun di wilayah cakupan
pelayanan puskesmas girian weru.

IV. 2 Kerangka Kerja

Populasi Sampel
Ibu menyusui yang mempunyai
bayi usia >6 bulan-2 tahun pada
Teknik sampling Ibu menyusui yang
mempunyai bayi usia >6 bulan-2
bulan Mei 2015 ( Purposive Sampling ) tahun pada bulan Mei 2015

Kesimpulan
Analisis Data Pengumpulan data

IV.3 Sampling Desain


a) Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang
mempunyai bayi usia > 6 bulan-2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru
kota Bitung.
b) Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu yang menyusui mempunyai anak berusia
> 6 bulan hingga 2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru kota Bitung.
Teknik Pengambilan Sampel (Sampling). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik purposive sampling.

IV.4 Pengumpulan Data

10
 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket atau
kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tipe tertutup, yaitu
suatu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal
memilih. Kuesioner tertutup dipakai untuk pertanyaan data umum, pertanyaan
mengenai sikap dan perilaku ibu terhadap pemberian ASI eksklusif.
 Lokasi Penelitian
Tempat penelitian adalah di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru kota
Bitung.
 Prosedur Pengumpulan Data
Data ibu yang sedang menyusui yang mempunyai bayi berusia > 6 bulan –
2 tahun. Peneliti melakukan pendataan di tempat posyandu wilayah kerja
Puskesmas Girian Weru kota Bitung pada bulan Mei. Responden diminta untuk
mengisi kuesioner dukungan keluarga dan pemberian ASI eksklusif sesuai pilihan
yang telah disediakan menurut pilihannya sendiri yang dibimbing oleh peneliti.

IV.5 Analisa Data


Analisis Univariat dipakai untuk mengetahui gambaran deskriptif dengan
menampilkan tabel frekuensi, sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
secara statistik. Jenis datanya adalah kategori maka analisis yang digunakan
adalah Chi Square.
Analisis bivariat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
hubungan variabel independen yaitu sikap dengan variabel dependen pemberian
ASI Eksklusif dengan menggunakan Uji Chi Square.
a) Editing
Proses editing ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut : pertama,
mengecek nama dan identitas responden. Kedua, mengecek kelengkapan data,
apabila ternyata ada kekurangan isinya, yaitu: memeriksa isi kuesioner, dan
apakah ada kuesioner yang sobek atau rusak. Ketiga, mengecek macam-macam
isian data.
b) Coding

11
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden, macam-
macamnya dengan memberikan kode pada masing-masing jawaban. Dan
mengumpulkan hasil observasi dari responden, dengan memberi kode
pada masing-masing hasil observasi.
(1) Sikap Ibu :
Kode 1 : sikap baik
Kode 2 : sikap tidak baik
(2) Perilaku Pemberian ASI Ekslusif:
Kode 1: ASI Ekslusif
Kode 2: tidak ASI Ekslusif

c) Scoring
. Untuk pengukuran sikap ibu dinilai dengan skor 1 jika responden menjawab
kearah yang positif dalam sikap terhadap pemberian asi eksklusif dan nilai 0 jika
tidak.
Nilai maksimal dari skoring ini adalah 5. Sikap dianggap baik jika nilai 4-5
dan dianggap kurang jika nilai 1-3.
Untuk pengukuran ASI eksklusif dinilai dengan skor : apabila menjawab “ ya
” maka diberi skor 1 dan apabila menjawab “ tidak ” maka di beri skor 0. Nilai
keseluruhan dari skor yaitu 2 x 1 = 2, dan dikategorikan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut : jika responden memperoleh nilai 2 maka termasuk eksklusif,
sedangkan apabila memperoleh nilai < 2 maka termasuk tidak eksklusif.

d) Tabulating
Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam suatu tabel tertentu
menurut sifat-sifat yang dimilikinya. Data yang telah ditabulasi dianalisa secara
deskriptif distribusi prosentase kemudian dianalisa secara analitik dengan tabel
untuk menghubungkan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif.

Cara penghitungannya yaitu:

Keterangan :

12
P = presentase
f = frekuensi responden
n = total responden
Skala kuantitatif :
100% : seluruh responden
76-99% : hampir seluruh responden
51-75% : sebagian besar dari responden
50% : setengah dari responden
25-49% : hampir setengah dari responden
1-24% : sebagian kecil dari responden
0% : tidak satu pun dari responden
(Nursalam, 2003:133)

e) Analisis Data
Data yang telah terkumpul dilakukan analisis lebih lanjut dengan
menggunakan bantuan software SPSS for windows versi 19. Berdasarkan
Sugiyono (2008) untuk membuktikan penafsiran terhadap yang ditentukan apakah
atau kecil tingkat hubungannya, maka di buat pedoman sebagai berikut:

Hubungan Variabel Penelitian Menurut Besarnya Koefisien Korelasi (Syarifudin,


2009).

Interval Koefesien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1000 Sangat kuat

13
Keputusan hipotesis yang dianjurkan diterima atau ditolak dengan
membandingkan harga X² hitung dengan harga X² tabel. Jika X² hitung ≥ X² tabel
maka Ho ditolak dan jika X² hitung < X² tabel maka Ho diterima (Hidayat, 2007 :
137-138).
Untuk mengetahui keeratan hubungan dukungan keluarga dengan
pemberian ASI eksklusif menggunakan rumus koefisien kontingensi.
Rumus :

x2
C=
N  x2

Keterangan :
C = koefisien kontingensi
X²= Chi Kuadrat
N = Jumlah responden

Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi.


Koefisien korelasi terbesar = +1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1,
sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel atau lebih
itu mempunyai koefisien korelasi = +1 atau -1, maka hubungan tersebut
sempurna. Dalam arti kejadian-kejadian pada variabel yang satu akan dapat
dijelaskan atau diprediksikan oleh variabel yang lain tanpa terjadi kesalahan
(error). Semakin kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar error untuk
membuat prediksi.
Dari hasil perbandingan kedua variabel terikat dan bebas tersebut akan
ditentukan apakah hipotesa diterima atau ditolak. Apabila nilai yang didapat lebih
besar dari nilai signifikansi (p< : α = 0,05), maka hipotesis diterima.

14
BAB V
HASIL PENELITIAN

V.1 Profil Wilayah Penelitian


A. Letak Geografis
Puskesmas Girian Weru berada di Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Luas
wilayah kerja dari Puskesmas ini yaitu sekitar 565.10 Ha dengan batas Kecamatan
Ranowulu di bagian utara, Selat Lembeh di bagian selatan, Kelurahan Paceda
dibagian timur dan Kelurahan Matuari dibagian barat.
B. Kependudukan
Wilayah kerja Puskesmas Girian Weru terdiri dari 7 Kelurahan dengan 8408
KK, Kepadatan penduduknya 49 jiwa/Km.

C. Kondisi Sosial Ekonomi


Tingkat sosial ekonomi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Girian
weru masih tergolong menengah kebawah. Sebagian besar dari penduduk disini
bekerja sebagai buruh harian, pekerja pabrik dan pegawai negeri.
D. Kondisi Sarana dan Prasarana Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan dari Puskesmas Girian Weru terdiri dari :
- Satu Puskesmas induk

15
- Satu Puskesmas pembantu
- Tujuh Poskesdes
- Lima belas Pos imunisasi

V.2 Distribusi Responsen Berdasarkan Sikap


Penelitian ini dilaksanakan di wilayah cakupan kerja dari puskesmas
Girian Weru yang berada di kota Bitung provinsi Sulawesi Utara.
Penelitian tentang “Hubungan Sikap Ibu Terhadap Perilaku Pemberian ASI
Eksklusif di Daerah Pelayanan Puskesmas Girian Weru Kota Bitung Provinsi
Sulawesi Utara’ bertujuan untuk mengetahui bagaimana ibu di daerah ini
menyikapi pentingnya pemberian ASI eksklusif.
Jumlah responden dalam penelitian ini ada 65 responden. Para responden
ini diambil dari kunjungan-kunjungan ke posyandu yang menjadi wilayah kerja
PKM Girian Weru. Kriteria responden yang dipilih adalah mereka yang memiliki
bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun.
Para responden dibagikan kuesioner dan dibantu jika mengalami kesulitan
dalam memahami maksud pertanyaan. Kuesioner yang dibagi berisi tentang data
umum responden dan juga beberapa pertanyaan tertutup untuk mengetahui cara
ibu menyikapi pemberian ASI eksklusif.

16
Berikut adalah tabel frekuensi distribusi sikap responden terhadap
pemberian ASI Eksklusif :

Sikap Frekuensi Presentase (%)


Baik 61 93.85
Tidak Baik 4 6.15
Total 65 100

Berikut adalah tabel frekuensi distribusi perilaku pemberian ASI Eksklusi :

Perilaku Pemberian Frekuensi Presentase (%)


ASI Ekslusif
ASI Ekslusif 48 73,8
Tidak ASI Ekslusif 17 26,2
Total 65 100

Perilaku Pemberian ASI Ekslusif


Dukungan
ASI Ekslusif Tidak ASI Total
Keluarga
Ekslusif
BAIK 48 (84,2%) 9 (15,8) 57 (87,7%)
KURANG 0 (0%) 8 (100%) 8 (12,3%)
48 (73,8%) 17 (26,2) 65 (100%)

17
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh para ibu
bayi 6 bulan sampai 2 tahun maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang kuat antara sikap ibu terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif.

VI.2 Saran

18
Dengan adanya penelitian ini maka disarankan agar puskesmas Girian
Weru bisa meningkatkan kegiatan promosi kesehatan berupa penyuluhan akan
pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi para ibu.
Kegiatan ini wajib dilakukan oleh semua tenaga kesehatan, karena dengan
aktif dilakukannya promosi kesehatan kepada para ibu. Program pemerintah
tentang pemberian ASI eksklusif dapat terselenggara dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. Infant and young child feeding. Geneva: WHO Press; 2009
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
3. Yulianah, Nana, dkk. 2013. Hubungan antara pengetahuan, sikap dan
kepercayaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja
puskesmas Bonto Cani Kabupaten Bone tahun 2013. Jurnal Ilmu gizi dan
kesehatan masyarakat Universitas Hasanuddin.

19
4. Latifah, dkk. 2010. Pengaruh Perilaku Pemberian ASI Dan Stimulasi
Pertumbuhan dan Psikososial TerhadapPerkembangan Sosial- Emosi
Anak Balita Pada Keluarga Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja. Bogor. Jurnal
Ilmu Keluarga dan Konsumsi diakses pada tanggal 5 mei 2014
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jikk/article/view/5182.
5. Nyoman, Ayu dan Jeanne Purnawati. 2008. Kendala pemberian ASI
eksklusif bedah ASI. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI
Jakarta.
6. Baskoro, A, 2008. Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta. Banyu
Media.
7. Darmayanti, D. 2009. Kapital Selekta ASI dan Menyusui. Jakarta :
Gramedia Pustaka
8. Kepmenkes. 2004. Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara
Eksklusif pada Bayi di Indonesia. Jakarta

Lampiran 1
KUESIONER
HUBUNGAN SIKAP IBU TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIAN WERU KOTA
BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA

IDENTITAS RESPONDEN
1. No responden :
2. Nama responden :

20
3.Alamat responden :
4. Umur responden :
a.< 18 tahun
b.18-25 tahun
c.26-30 tahun
d.> 30 tahun
5. Pendidikan terakhir :
a.Tidak tamat sekolah atau tidak tamat SD
b.SD
c.SLTP
d.SLTA
e.Perguruan tinggi
6. Pekerjaan responden :
a.Ibu rumah tangga
b.Wiraswasta
c.Buruh
d.Pegawai swasta
e.Pegawai negeri/TNI/POLRI

SIKAP
1.Apakah ibu setuju bila bayi diberikan ASI eksklusif ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
2. Apakah ibu setuju bahwa susu formula yang ada sekarang tidak cukup baik
untuk menggantikan ASI ?
a. Setuju
b. Tidak setuju

21
3. Apakah ibu setuju bahwa pemberian ASI diperlukan keahlian atau perlakuan
khusus dan benar
dalam menyusui ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
4. Apakah ibu setuju dengan anjuran pemerintah untuk menyusui bayi sampai usia
2 tahun ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
5. Bila jawaban no. 4 setuju apakah alasannya ?
a. Sangat banyak manfaat nya untuk bayi
b. Tanggung jawab seorang ibu

22

You might also like