You are on page 1of 18

PANDUAN

KESELAMATAN DAN KEAMANAN

RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING


Jl. Wates KM 5,5 Gamping, Sleman, Yogyakarta—55294
Yogyakarta 55294
Telp. 0274 6499706, Fax. 0274 6499727
i
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
Nomor : 1802/SK.3.2/X/2016
Tentang
PANDUAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING


Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan kemanan dan keselamatan
rumah sakit diperlukan adanya Panduan Keamanan dan
Kselamatan.
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Panduan
Keamanan dan Kselamatan dengan Keputusan Direktur
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomer: 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
5. Surat Keputusan Badan Pelaksana Harian Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta nomer 0163/B-
II/BPH-III/III/2016 tanggal 2 Maret 2016 M, tentang
Penetapan Susunan Direksi Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping periode 2016 – 2020

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH GAMPING TENTANG PANDUAN
KESELAMATAN DAN KEAMANAN
KEDUA : Dengan ditetapkannya keputusan ini maka Keputusan
Direktur nomer 0404/SK.3.2/IV/2015 tentang Panduan
Keselamatan dan Keamanan dinyatakan tidak berlaku
lagi.

i
KETIGA : Panduan Keselamatan dan Keamanan sebagaimana
dimaksud diktum pertama diperguanak
diperguanakan sebagai acuan
dalam meningkatkan Keselamatan dan Keamanan dirumah
sakit.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
ditetapkan.

Ditetapkan di : Sleman
Pada Tanggal : 20 Oktober 2016
Direktur,

dr.
r. H. Ahmad Faesol, Sp. Rad. M. Kes.
NBM: 797.692

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah NYA sehingga Panduan Pengelolaan Keselamatan dan
Keamanan RS PKU Muhammadiyah Gamping ini berhasil disusun.program ini
diharapkan mampu menjadi pedoman bagi Rumah Sakit dalam pengelolaan
manajemen fasilitas dan keamanan di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

Terima kasih kami haturkan kepada Allah SWT atas nikmat NYA sehingga
diberikan izin dipermudahkan membuat panduan ini dengan lancar serta kepada
Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Gamping yang telah memberikan doa,
moril dan materil dalam pembuatan program ini,para pejabat struktural dan tenaga
fungsional dan tak lupa kepada rekan rekan POKJA MFK yang bersama bahu
membahu mengerjakan dokumen Manajemen fasilitas dan keselamatan juga
kepada seluruh staff di RS PKU Muhammadiyah yang telah berpartisipasi mulai
dari proses penyusunan, pelaksanaan sampai pada proses monitoring dan evaluasi
program kerja ini

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, Oktober 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
A. DEFINISI................................................................................................................ 1
B. RUANG LINGKUP................................................................................................ 1
C. TATA LAKSANA..................................................................................................
1. Upaya Keselamatan Dan Keamanan .................................................................. 2
2. Identifikasi Resiko .............................................................................................. 3
3. Evaluasi Tingkat Keamanan .............................................................................. 6
4. Identifikasi........................................................................................................... 9
5. Area Beresiko Tinggi ...........................................................................................8
6. Akses Keluar Masuk ............................................................................................9
7. Alur Kendaraan ....................................................................................................9
8. Prosedur Darurat ................................................................................................10
9. Penculikan Bayi Atau Anak ...............................................................................11
10. Pendidikan Dan Pelatihan ..................................................................................11
11. Pemantauan Dan Kepatuhan ..............................................................................13
D. DOKUMENTASI……………………………………………………………...........13

ii
PANDUAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN

A. DEFINISI

Rencana manajemen Keselamatan dan Keamanan menjelaskan


bagaimana organisasi akan menyediakan lingkungan fisik yang bebas dari
bahaya dan mengelola kegiatan staf untuk mengurangi risiko cedera. Setiap
rumah sakit memiliki risiko Keselamatan dan Keamanan yang melekat
sehubungan dengan penyediaan pelayanan bagi pasien, aktifitas sehari-hari
oleh staf, dan lingkungan fisik di mana pelayanan terjadi. RS PKU
Muhammadiyah Gamping berupaya mengidentifikasi resiko-resiko ini serta
menerapkan proses untuk meminimalkan kemungkinan risiko yang
menyebabkan insiden.
Rumah Sakit sebagai tempat umum terpapar oleh berbagai resiko
Keselamatan dan Keamanan . Baik terhadap pasien, pengunjung, karyawan,
ataupun terhadap properti rumah sakit, pasien, pengunjung dan
karyawan.Untuk itu RS PKU Muhammadiyah Gamping perlu membuat
perencanaan di bidang pengaturan Keselamatan dan Keamanan untuk
mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan.

B. RUANG LINGKUP

Dalam rangka menjamin mutu layanan keselamatan dan keamanan di


rumah sakit maka diperlukan dan dibuat prosedur tetap layanan Keselamatan
dan Keamanan yang mengacu pada standard perundang-undangan serta
sesuai rekomendasi dari team K3 dan dari pihak keamanan yang telah
mendapatkan pendidikan SATPAM serta sararn dari IPCN rumah sakit agar
terjamin Keselamatan dan Keamanan di rumah sakit.

1
Dalam menyusun program Keselamatan dan Keamanan ada beberapa
hal yang harus disiapkan, antara lain :
1. Membuat invetaris alat penunjang Keselamatan dan Keamanan
.inventarisasi mutlak dilakukan untuk menyiapkan protap maintenance
alat dan penyusunan program pemeliharaan,korektif dan evaluasi.
2. Membbuat prosedur tetap Keselamatan dan Keamanan secara preventif.
3. Membuat prosedur tetap Keselamatan dan Keamanan korektif.
4. Membuat denah jalur evakuasi
5. Melakuakan evaluasi Keselamatan dan Keamanan .
6. Kuisioner pelayanan pelanggan
7. Memetakan daerah resiko
8. Merencanakan sistem keamanan terpadu.
9. Perencanaan imunisasi karyawan
10. Pembuatan jalur evakuasi.
11. Membuat tanda tanda bahaya dan terjadinya.
12. Pemasangan CCTV
13. Pengawasan dan maintenece sistem kontruksi bangunan.

C. TATA LAKSANA

Berikut adalah langkah langkah kegiatan Keselamatan dan Keamanan :


1. Upaya Keselamatan dan Keamanan Pada Proses Renovasi Dan
Konstruksi
Proses konstruksi dan renovasi merupakan hal yang tidak terhindarkan
dari operasional rumah sakit. Kedua proses tersebut menimbulkan resiko
terkait dengan Keselamatan dan Keamanan maupun pencegahan dan
pengendalian infeksi di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Untuk itu perlu diatur bahwa sebelum pelaksanaan proyek renovasi/
kontruksi harus dilakukan analisa dampak proyek terhadap proses
pelayanan kesehatan, Keselamatan dan Keamanan dan pengendalian
2
infeksi yang dilakukan oleh Panitia Pengendalian Infeksi dengan
melibatkan Komite K3RS (Keselamatan dan Keamanan dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit).
Analisa dilakukan dengan menggunakan Formulir Penilaian Resiko, baik
untuk proses pelayanan kesehatan, Keselamatan dan Keamanan dan
pengendalian infeksi. Berikut adalah Formulir Penilaian resiko terkait
dengan Keselamatan dan Keamanan :
ANTISIPASI
Ya Tdk
RESIKO
Apakah rute jalan masuk / jalan keluar
normal akan terganggu akibat proyek ini?
Jika Ya, lokasi di ..
Apakah sistem deteksi dan penanggulangan
dini kebakaran akan terpengaruh dengan
proyek ini?
Jika Ya, sebutkan sistem yang terpengaruh
dan berapa lama.
Apakah pintu tahan api dan sistem exhaust
asap di tangga darurat akan terpengaruh oleh
proyek ini?
Jika Ya, sebutkan sistem yang terpengaruh
dan berapa lama
Apakah ada B3 atau Bahan mudah terbakar /
meledak yang dibawa ke lokasi proyek?
Jika Ya, bahan apa dan apakah sudah ada
MSDSnya?
Apakah ada sistem penanggulangan
kebakaran di lokasi proyek? Adakah pekerja
yang terlatih menggunakannya?
Apakah ada sistem utilitas atau security
yang terganggu?
Jika Ya, sebutkan sistem yang terpengaruh
dan berapa lama
Apakah ada hazard untuk lingkungan sekitar
proyek?
Di mana?
Apa?

2. Identifikasi Resiko
Identifikasi resiko (risk identification) adalah usaha-usaha yang
dilakukan untuk mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan
3
cedera, tuntutan atau kerugian, baik pada manusia, barang atau pun
proses pelayanan. Cara yang secara teratur dilakukan di RS PKU
Muhammadiyah Gamping untuk mengidentifikasi resiko adalah dengan
melakukan inspeksi fasilitas dan ronde lingkungan.
a. Inspeksi Fasilitas
Inspeksi adalah suatu proses pemantauan langsung terhadap kondisi
dan fungsi fasilitas-fasilitas rumah sakit yang disesuaikan dengan
sistem atau standar yang berlaku. Inspeksi dilakukan oleh:
1) Internal oleh petugas-petugas di jajaran Penunjang Non Medis
a) Petugas Unit Pemeliharaan Bangunan untuk bangunan,
proyek konstruksi, renovasi, dan peralatan non-medik
b) Petugas Unit Pemeliharaan Peralatan Non Medik untuk
Peralatan Medik
c) Petugas Unit Kesehatan Lingkungan untuk parameter-
parameter lingkungan
d) Dan lain-lain
Inspeksi dilakukan secara reguler sesuai dengan jadwal
kerja di masing-masing unit terkait (pada umumnya sebulan
sekali). Hasil pemeriksaan didokumentasikan pada log book
pemeriksaan setiap bangunan / alat. Pelaporan dilakukan
kepada Manajer Penunjang Non Medisbaik harian ataupun
bulanan tergantung dari tingkat urgenitas kerusakan yang
ditemukan. Pelaksanaan perbaikan disesuaikan dengan
prioritas dan sumber daya yang tersedia.

2) Eksternal oleh petugas dari dinas / badan pemerintahan terkait,


seperti Dinas Kebakaran untuk fasilitas pencegahan dan
penanggulangan kebakaran, petugas Dinas Kesehatan untuk
kesehatan lingkungan. Frekuensi pengecekan disesuaikan
dengan ketentuan yang berlaku. Hasil pengecekan eksternal
dilaporkan oleh petugas unit terkait kepada Manajer Penunjang
4
Non Medik. Pelaksanaan perbaikan disesuaikan dengan prioritas
dan sumber daya yang tersedia.

b. Ronde Lingkungan
1) Pengertian nya adalah :
a. Ronde lingkungan adalah upaya melakukan identifikasi
dengan cara berkeliling ke unit-unit di RS PKU
Muhammadiyah Gamping sambil melakukan pencatatan
terhadap jenis bahaya / resiko yang ditemukan.
b. Pelaku ronde lingkungan harus memiliki pengetahuan dasar
mengenai jenis-jenis bahaya yang perlu diidentifikasi
sehingga proses tersebut berjalan dengan baik dan
menghasilkan data yang akurat.
c. Hasil ronde harus ditindaklanjuti dengan melakukan
pengukuran terhadap bahaya-bahaya yang diidentifikasi
oleh tenaga yang lebih ahli, dan dengan peralatan yang
memadai.
2) Lokasi dan Pelaksanaan
a. Seluruh unit atau area harus dilakukan ronde lingkungan.
Ronde lingkungan dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah
ditentukan (terlampir), dilaksanakan oleh tim yang
beranggotakan minimal:
 Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3)
 Manajer Penunjang Non Medis atau yang mewakili
 Manajer Sumber Daya Insani atau yang mewakili
 Manajer dan kepala unit untuk area yang akan
dikunjungi
 Staf Infection control / PPI
b. Bahaya atau resiko yang teridentifiasi didokumentasikan
dalam checklist ronde lingkungan (terlampir).

5
c. Dikarenakan fungsi dan struktur dari tiap fasilitas berbeda,
diperlukan checklist tambahan yang dapat membantu
keperluan inspeksi dari masing-masing fasilitas (lihat
lampiran Health Surveilance checklist)

Hasil analisa dituangkan kedalam form persetujuan pelaksanaan


proyek konstruksi dan renovasi. Selain itu, pada saat pelaksanaan
proyek, dilakukan kegiatan inspeksi untuk memastikan kesesuaian
dengan ketentuan Keselamatan dan Keamanan .

3. Evaluasi Tingkat Keamanan Dan Sistem Pelaporan


a. RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki Satuan Keamanan
(Satpam) yang dilakukan atau dikelola oleh pihak ketiga yaitu Garda
Total Security. Pola kegiatannya dengan melakukan Patroli secara
menyeluruh selama 24 jam dan adanya penempatan anggota Satpam
yang ditempatkan dibeberapa area.
b. Pembagian tugas security terdiri atas 3 shift. Dan untuk shift pagi
mulai dari jam 07.00 s/d 14.00 wib berjumlah 5 orang termasuk
Supervisor, untuk shift sore mulai dari jam 14.00 s/d 21.00 wib
berjumlah 4 orang, dan Shift malam mulai dari jam 21.00 s/d 07.00
berjumlah 3 orang.
Adapun pembagian plotingannya sebagai berikut:
1) 1 Supervisor Satpam untuk jaga Pos Satpam / Pintu utama
2) 1 staff Satpam untuk depan lift barat
3) 1 staff Satpam untuk depan lift timur
4) 1 staff Satpam untuk depan UGD
5) 1 staff Satpam untuk Patroli seluruh area

c. Masalah keamanan atau kejadian kriminal yang melibatkan pasien,


pengunjung, karyawan atau gedung RS harus segera dilaporkan
kepada Petugas Satpam( POSKO Satpam di Lt. 1 dengan extension
6
1045 ), pelaporan akan ditangani dengan melakukan penyelidikan
lebih lanjut. Seluruh petugas wajib menganalisa setiap adanya
masalah keamanan dan memberikan rekomendasi atau corrective
action/perbaikan. Setiap anggota Satpam diharapkan dapat
meningkatkan pengembangan kinerja performa yang lebih baik
dengan cara melakukan pelatihan terpadu secara terus menerus
maupun pelatihan lainnya ( pelatihan bantuan medis, K3RS dll )
d. Program pelatihan kasus penculikan bayi/anak dilakukan secara
periodik. Program tersebut digunakan sebagai tindakan penanganan
dan pencegahan kejadian penculikan bayi dan anak, tindakan
penanganan tersebut melibatkan unit keperawatan dan unit Diklat,
apabila prosedur penanganan sudah tidak sesuai dengan kondisi
teknis lapangan maka dilakukan perbaikan atau koreksi terhadap
prosedur sebelumnya.

4. Identifikasi
a. Seluruh karyawan RS PKU Muhammadiyah Gamping wajib
menggunakan ID Card yang diberikan oleh Bagian SDI dan
digunakan pada saat bekerja sebagai tanda pengenal pada setiap area
kerja. Selain karyawan, tanda pengenal juga digunakan oleh pasien,
berupa gelang medis yang diberikan oleh unit keperawatan pada saat
pasien masuk/dirawat. Pengunjung ( Visitor ), Detailer,
pekerja/kontraktor dan lain-lain menggunakan ID Card sesuai dengan
kategori kepentinganya yang disediakan dan di data oleh Satpam.
b. Pada saat kegiatan konstruksi / renovasi, setiap pekerja wajib didata
dan diberi tanda pengenal khusus. Pekerja yang tidak menggunakan
tanda pengenal tidak diperbolehkan memasuki area kerja. Perusahaan
yang mempekerjakan wajib memberikan data nama pekerja tersebut
dan pemutakhiran datanya.

7
c. Khusus untuk kamar bayi pada saat kelahiran bayi diberikan
identifikasi khusus yang persis sama dengan yang diberikan pada
Ibunya berupa gelang medis yang dilekatkan pada pergelangantangan.

5. Area Beresiko Tinggi


a. Untuk pencegahan dan penanganan keamanan di setiap area maka
Rumah Sakit menetapkan beberapa area yang masuk dalam katagori
beresiko tinggi dalam hal perlakuan dari sisi keamanan dan prosedur
penempatan anggota. Pihak Satpam dan K3 akan selalu mengadakan
evaluasi terhadap area yang beresiko tersebut berdasarkan atas data
kejadian / incident report dan hasil evaluasi dan informasi lainnya.
b. Berikut adalah rincian area yang masuk dalam kategori area Beresiko
tinggi :
1) Poliklinik mulai dari timur sampai barat
2) Farmasi Rawat Jalan
3) Relasi / Kasir
4) IGD
5) Pendaftaran
6) Hemodialisa
7) Parkir kendaraan, baik tamu maupun karyawan
8) Masjid As Syifa
9) Lantai 2
10) Lantai 3
11) Lantai 4
12) Ruang tunggu ICU
13) Parkir Ambulance
14) Gudang Barat RS
15) Gedung Skill Lab

8
Setiap area tersebut diatas diperlakukan dengan tingkat keamanan
tinggi dengan sebagian dengan tambahan fasilitas kamera CCTV dan
petugas Patroli selama 24 Jam.

6. Akses Keluar – Masuk


a. Akses IGD diawasi oleh Satpam selama 24 jamdan dilengkapi oleh
CCTV, alarm dan petugas patroli.
b. Area yang beresiko tinggi memerlukan pengawasan yang lebih ketat
berupa pemasangan alat camera CCTV, dan patroli setiap 3 jam
sekali.
c. Petugas Satpam akan selalu memastikan bahwa selain pasien dan
pembesuk yang masuk wajib mengenakan ID Card.
d. Pengamanan terhadap pasien VIP akan dikomunikasikan dari SDI atau
Humas dan Kominfo kemudian akan diteruskan kepada petugas
Satpam.
e. Setiap media yang akan melakukan peliputan harus menghubungi
Humas dan Kominfo untuk mendapatkan izin dari petugas Satpam.
f. Pengacara yang ada kepentingan berhubungan dengan masalah hukum
atau pengacara pasien yang akandatang ke area rumah sakit diarahkan
ke Supervisor Hukum dan Relasi. Aparat penegak hukum diarahkan
untuk menghubungi Satuan Pengamanan RS PKU Muhammadiyah
Gamping saat melakukan aktifitas di area rumah sakit.

7. Alur Kendaraan
a. Satpam yang bertugas di area IGD selalu memastikan bahwa alur
kendaraan yang masuk maupun yang melintas di depan area pintu
masuk IGD berjalan dengan lancar. Petugas wajib memantau kondisi
lalu lintas sekitar IGD segera tanggap dan cepat mengarahkan
Ambulance yang datang maupun kendaraan darurat yang menuju ke
IGD. Petugas harus selalu siaga selama 24 jam.

9
b. Petugas Satpam bekerja sama dengan pengelola Parkir dari PCM
Gamping secara rutin melakukan pengawasan dan penertiban
terhadap pejalan kaki dan pengunjung dari luar yang masuk ke area
IGD agar tidak menghalangi jalur kendaraan dan mobilitas kegiatan
bantuan medis di area IGD.
c. Pemblokiran akses/jalan luar RS dapat dilakukan oleh pihak Satpam
bekerja sama dengan pengelola Parkir dari PCM Gamping dengan
terlebih dahulu mendapat perintah dan ijin dari Manajemen RS,
Pemblokiran area luar dilakukan dengan melakukan koordinasi
dengan pihak pengelola wilayah (POLSEK Wilayah Gamping)

8. Prosedur Darurat
a. Apabila terjadi keadaan darurat seperti: gangguan sipil, situasi
penyanderaan dan penculikan bayi, harus segera menghubungi Posko
Satpam. Petugas akan segera melakukan tindakan cepat dan tepat
sesuai kebijakan dan prosedur yang berlaku.
b. Setiap pekerja dan pimpinan disetiap unit bertanggung jawab terhadap
tindakan penanganan keadaan apabila terjadi bencana eksternal dan
internal gedung berdasarkan kepada kebijakan dan SOP Penanganan
Kesiapsiagaan Darurat.
c. Semua informasi mengenai dokumen klinis Pasien adalah rahasia dan
tidak boleh diketahui atau diinformasikan ke pihak lain atau media.
d. Supervisor Satpam maupun Pelaksana Satpam selalu berkoordinasi
dengan Manajer Penunjang Non Medik untuk memberikan
pemberitahuan mengenai kondisi darurat dapat melalui telpon ruangan
maupun handphone atau dengan system alarm. Hal ini mencakup
situasi seperti ancaman bom, insiden penyanderaan, penembakan atau
penculikan bayi.

10
9. Penculikan Bayi Atau Anak
a. Bila terjadi penculikan bayi atau anak, petugas Satpam bekerja sama
dengan pengelola Parkir dari PCM Gamping akan melakukan
penjagaan disetiap pintu keluar masuk dan melakukan pengamatan
terhadap setiap orang yang keluar masuk ke area rumah sakit. Dan
selalu berkoordinasi dengan petugas keamanan yang berada di kontrol
CCTV.
b. Petugas operator akan melakukan panggilan handphone apabila
terjadi keadaan darurat sesuai dengan SOP yang berlaku.
c. Semua informasi pasien bersifat rahasia dan tidak boleh disebarkan
tanpa melalui izin. Dan setiap media yang akan melakukan peliputan
harus menghubungi Humas /Kominfo untuk mendapatkan izin dari
petugas Satpam terlebih dahulu.
d. Staf yang berada di area terjadinya insiden atau area pediatric akan
melakukan sensus dan pencarian. Daerah penculikan akan dibiarkan
tidak disentuh agar tidak merusak barang bukti.
e. Petugas Satpam akan berkoordinasi dengan Polsek terdekat bila terjadi
penculikan anak dan bayi.

10. Pendidikan Dan Pelatihan


a. Pelatihan Karyawan
Pelatihan karyawan tentang Keselamatan dan Keamanan dilakukan
pada setiap acara Orientasi Umum untuk karyawan baru dan secara
periodik setiap tahun untuk karyawan lama. Materi yang diberikan
meliputi:
1) Budaya Keselamatan dan Keamanan
2) Prosedur pelaporan kecelakaan
3) Cara-cara pencegahan kecelakaan dan pengendalian bahaya
4) Topik-topik lain yang berhubungan dengan keamanan
dankeselamatan

11
5) Materi pelatihan karyawan baru dan karyawan lama tersebut dapat
berubah seiring waktu, disesuaikan dengan:
a) Temuan-temuan dalam ronde lingkungan (environmental
round)
b) Laporan-laporan kecelakaan yang menonjol
c) Resiko-resiko Keselamatan dan Keamanan yang menonjol di
masing-masing unit/ departemen
b. Salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan tentang
Keselamatan dan Keamanan kepada karyawan adalah dengan
penyusunan Buku Panduan Keselamatan dan Keamanan RS PKU
Muhammadiyah Gampingyang didistribusikan kepada setiap
karyawan RS.
c. Pelatihan Kepada Vendor / Kontraktor
Pelatihan Keselamatan dan Keamanan kerja juga dilakukan terhadap
vendor dan kontraktor pada kunjungan pertama untuk perbaikan
peralatan, pengerjaan renovasi/ konstruksi dan pekerjaan lainnya di
lingkungan RS PKU Muhammadiyah Gamping. Pada dasarnya materi
yang diberikan sama dengan materi pelatihan untuk karyawan RS
yang meliputi:
1) Budaya Keselamatan dan Keamanan
2) Prosedur pelaporan kecelakaan
3) Cara-cara pencegahan kecelakaan dan pengendalian bahaya
4) Topik-topik lain yang berhubungan dengan Keselamatan dan
Keamanan
d. Pelatihan Pasien Dan Pengunjung Lainnya
Sebagai salah satu komponen pengguna rumah sakit, pasien dan
pengunjung lainnya juga harus mendapatkan pendidikan mengenai
aspek-aspek Keselamatan dan Keamanan dan pencegahan
kecelakaan.Pendidikan diberikan melalui kegiatan orientasi pasien
baru di unit rawat inap, penempelan poster-poster, penempatan

12
signage, rambu-rambu dan lain-lain. Materi Keselamatan dan
Keamanan yang diberikan antara lain:
1) Prosedur ketika terjadi keadaan darurat/ bencana: denah lantai,
jalur evakuasi, tempat berkumpul
2) Larangan merokok
3) Dan topik-topik Keselamatan dan Keamanan lainnya

11. Pemantauan Dan Kepatuhan


a. Kinerja departemen dan karyawan dipantau pada saat ronde
lingkungan dan audit. Kepatuhan dengan kebijakan dan prosedur
dinilai dan dilaporkan kepada Tim K3
b. Tata cara pemantaun dan kepatuhan:
1) Hasil pemantauan dari Safety Round didokumentasikan oleh
sekretaris
2) Hasil pemantauan dirapatkan dalam rapat Tim K3RS minimal
satu bulan sekali.
3) Hasil dari rapat dilakukan grading risiko
4) Masukkan hasil ke Risk Register (lihat Kebijakan Manajemen
Risiko Program Keselamatan dan Keamanan )
5) Dari Risk Register, bila masalah masih dapat diselesaikan di unit,
maka notulen akan dikirim ke unit dan manajer yang
bersangkutan untuk dibahas penyelesaiannya
6) Hasil dari penyelesaian notulen dipantau penyelesaiannya oleh
Tim K3 RS sesuai action plan yang dibuat.

D. DOKUMENTASI.
Setiap kegiatan untuk peningkatan keselamatan dan kemanan
didokumentasikan dalam bentuk laporan kegiatan atau bentuk lain yang
sesuai.

13

You might also like