You are on page 1of 9

Versi online:

Sofyan Arief http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/1408

PENGGUNAAN BEA MATERAI YANG BENAR DALAM RANGKA


SEMPURNANYAAKTAAUTENTIK.
Sofyan Arief

Staf Pengajar Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Malang


Alamat Korespondensi : Perum Bestari Indah Blok C2 No. 262 Malang
Email:sofyan695@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to understand pattern of postage expense payment and its procedure in
order to appropriate with law regulation, that is regulation number 13 year 1985 concerning Postage
Expense, so that it can help to solve the problem if there is negligence in postage expense usage.
Research about the role of postage expense in letter of authority’s legality which was legalized
by notary is a normative judicial research with emphasized in literature research to get primary data,
with data collecting through documents study. Data obtained from field research is secondary data
which was collected through interview. Interview method used in interviewing respondents is either
structured interview or unstructured interview. This research used analytics descriptive method.
Research result show that letter of authority not necessarily made in front of notary, but can be
made among parties. As authentic certificate, letter of authority made in front of notary must
appropriate with law regulation and had been paid off postage expense tax prescribed by the regulation.
If judge authentication assessment is determined by judge statutory, judge is affixed by evidences.
If the statute doesn’t regulate, judge is given freedom to evaluate authentication and judgment
cannot be accused and interfered. their letter of authority have law defect in attachable postage
expense, it does not given the date, month, and years like obligated in appointment article 7 verse (5)
regulation number 13 year 1985 about postage expense, so in the next days should fair when judge
use regulation number 13 year 1985 about postage expense.

Key Word : Authorization, Stamps Duty.

PENDAHULUAN sedangkan perbedaannya adalah dalam mewakili


orang lain adalah karena kesediaannya untuk
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat menolong dengan suka rela, maka suatu perbuatan
Indonesia mengenal dan melakukan perbuatan yang jasa itu dilakukan bukan atas dasar uang akan tetapi
menimbulkan perikatan-perikatan, perikatan dilakukan atas dasar kepatutan, lain halnya dengan kuasa dimana
dengan memberikan prestasi, prestasinya dapat disyaratkan suatu perintah, oleh karena itu maka
berupa memberikan sesuatu, berbuat sesuatu ataupun sebagai akibatnya maka pada saat mewakili orang
tidak berbuat sesuatu, baik dari perikatan yang lahir dalam penberian kuasa dapat diperjanjikan upah1.
dari undang undang semata, seperti perikatan untuk Bea Materai adalah pengenaan pajak atas
memberi nafkah pada buku I KUH Perdata atau dokumen, dan memberikan kekuatan yang
perikatan yang lahir dari undang-undang karena sempurna, dalam artian apabila telah dibayarkan bea
perbuatan manusia yang menurut hukum (halal) materianya maka akta tersebut terhindar dari sanksi
seperti mengurus kepentingan orang lain dalam Pasal administratif yang diatur dalam Undang-undang bea
1354 sampai dengan Pasal 1357 KUH Perdata, materai, apabila diperhatikan pemungutan bea materai
ketentuan ini memiliki persamaan dan perbedaan oleh pemerintah memenuhi kreteria tentang pajak
dengan kuasa, persamannya adalah keduannya sama- dengan ciri-ciri2:
sama memberikan kewenangan pada orang lain (yang 1. Bea materai dipungut oleh pemerintah pusat,
menerimanya) untuk dan atas nama pemberi walaupun diserahkan kepada Perum Peruri
kewenangan untuk menyelenggarakan suatu urusan, untuk mencetak dan PT Pos Indonesia untuk

44 HUMANITY, Volume 7, Nomor 1, September 2011: 44 - 52


HUMANIT Y Versi online:
Volume 7, Nomor 1, September 2011: 44 - 52 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/1408

mengedarkannya, tetap wewenang sebagainya. Suatu akta otentik ialah suatu akta yang
menerbitkan, memgedarkan dan izin dibuat dalam bentuk yang ditentukan undang-undang
pelunasan bea materai dengan cara lain ada oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang
pada pemerintah pusat. untuk itu (seperti Notaris, Hakim, Panitera, Juru Sita,
2. Hasil pelunasan bea materai seluruhnya Pegawai Pencatat Sipil),di tempat akta itu dibuat.(vide
masuk ke dalam kas pemerintah pusat. Pasal 1868 KUHPerdata, Pasal 165 Herziene
3. Tidak ada balas jasa (kontra prestasi) secara Indonesisch Reglemen (“HIR”), dan Pasal 285
langsung atas pelunasan bea materai. Rechtsreglement Buitengewesten (“RBg”)). Akta di
4. Hasil pelunasan bea materai digunakan untuk bawah tangan cara pembuatan atau terjadinya tidak
menjalankan pemerintahan dan dilakukan oleh dan atau dihadapan pejabat pegawai
pembangunan, yang merupakan kontra umum, tetapi cukup oleh pihak yang berkepentingan
prestasi yang bersifat secara umum atau tidak saja (vide Pasal 1874 KUHPerdata dan Pasal 286
langsung. RBg). Akta mempunyai fungsi formil (formalitas
5. Bea materai terutang apabila orang atau badan causa) dan fungsi sebagai alat bukti (probationis causa)
hukum melakukan perbuatan sesuai Undang- Akta sebagai fungsi formil artinya bahwa suatu
undang Bea Materai. perbuatan hukum akan menjadi lebih lengkap apabila
6. Pemungutan bea materai bersifat dapat dibuat suatu akta. Sebagai contoh perbuatan hukum
dipaksakan. yang harus dituangkan dalam bentuk akta sebagai
syarat formil adalah perbuatan hukum disebutkan
Dokumen oleh Siahaan didefinisikan sebagai dalam Pasal 1767 KUHPerdata mengenai perjanjian
kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti hutang piutang. Minimal terhadap perbuatan hukum
dan maksud tentang perbuatan, keadaan, atau yang disebutkan dalam Pasal 1767 KUH Perdata,
kenyataan bagi seseorang dan atau pihak–pihak yang disyaratkan adanya akta bawah tangan. Fungsi akta
berkepentingan.3, dalam masyarakat dikenal sebagai lainnya yang juga merupakan fungsi akta yang paling
surat dan dapat dikembangkan menjadi akta, penting adalah akta sebagai alat pembuktian.
perbedaan surat dengan akta adalah akta adalah surat Dibuatnya akta oleh para pihak yang terikat dalam
yang ditandatangani, yang khusus dibuat untuk suatu perjanjian ditujukan untuk pembuktian di
dijadikan bukti tentang suatu peristiwa atau perbuatan kemudian hari. Akta otentik merupakan alat
hukum. Surat sendiri dapat dibedakan menjadi dua pembuktian yang sempurna bagi kedua belah pihak
golongan besar yaitu surat dibawah tangan dan surat dan ahli warisnya serta sekalian orang yang mendapat
autentik, dimana perbedaannya terletak pada siapa hak darinya tentang apa yang dimuat dalam akta
yang membuatnya kalau dibuat oleh pejabat umum tersebut (vide Pasal 165 HIR, Pasal 285 RBg, dan
maka menjadi surat autentik apabila tidak dibuat oleh Pasal 1870 KUHPerdata).
pejabat umum maka surat dibawah tangan, begitu juga Dokumen sebagai objek yang dikenakan bea
dengan akta terbagi menjadi dua golongan yaitu akta materai adalah dokumen yang berbentuk:
autentik dan akta dibawah tangan. Akta dibawah a. Surat perjanjian dan surat-surat lain yang
tangan adalah surat tanda bukti berisi pernyataan dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai
(keterangan, pengakuan, keputusan, dan sebagainya) alat pembuktian mengenai perbuatan,
tentang peristiwa atau perbuatan hukum yang dibuat kenyataan, atau keadaan yang bersifat
secara sepihak ataupun melibatkan beberapa pihak perdata, surat-surat lain yang dimaksud antara
yang berkepentingan tanpa disaksikan dan disahkan lain surat kuasa, surat hibah, surat prenyataan;
oleh pejabat umum yang berwenang membuat akta b. Akta-akta notaris termasuk salinannya;
autentik atas surat tersebut, apabila dibuat dengan c. Surat yang memuat jumlah uang;
disaksikan dan disahkan oleh pejabat umum yang d. Akta akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat
berwenang maka merupakan akta autentik. Surat yang Akta Tanah termasuk rangkap-rangkapnya;
tidak ditandatangani dapat dikategorikan sebagai surat e. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep,
bukan akta (vide Pasal 1869 KUHPerdata). Contoh dan cek;
surat bukan akta adalah tiket, karcis, dan lain f. Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun;

Sofyan Arief, Penggunaan bea materai yang benar dalam rangka sempurnanya akta autentik. 45
Versi online:
Sofyan Arief http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/1408

g. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat HASIL DAN PEMBAHASAN


pembuktian dimuka pengadilan;
Penelitian ini dilakukan pada surat kuasa dibawah
Perumusan Masalah tangan Sumali SH dan Associate yang menerima kuasa
untuk mengajukan gugatan dalam perkara Tata usaha
Agar lebih mengarah pada suatu fokus, maka negara tentang keputusan sebagai nadzir objek ikrar
penulis memandang perlu kiranya untuk memberikan waqaf dan surat kuasa yang dilegalisir notaris untuk
batasan permasalahan yang akan dijawab dalam advokad mahyunis SH dan rekan, yang mana berdasar
pembahasan permasalahan ini. Batasan permasalahan putusan Pengadilan Tinggi Agama Padang, mengacu
tersebut antara lain, yakni : pada putusan Pengadilan Tinggi Agama Padang pada
1. Bagaimana arti penting pemakaian bea perkara banding perdata agama nomor 07& 08/Pdt-
materai yang benar pada surat kuasa sebagai G/2006/PTA.Pdg tentang perceraian dan harta
akta autentik ? bersama antara Irfan Bin Rustam melawan Hj Isteti
2. Bagaimana akibat dari ketidak sempurnaan Murni Binti Iskandar dan kawan-kawan. Putusan
dan pelanggaran penggunaan bea materai Pengadilan Tinggi Agama Padang ini telah inkrah dan
dalam akta autentik? diperkuat dengan dikeluarkannya Putusan Mahkamah
Agung Indonesia nomor 272.K/AG/2006.
METODELOGI PENELITIAN Gugatan Banding ke Pengadilan Tinggi Agama
Padang dilakukan oleh kedua belah pihak baik dari
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis pihak suami maupun pihak istri, dan dalam putusan
normatif maksudnya penelitian ini lebih ditekankan pada Pengadilan Tinggi Agama Padang dinyatakan3 :
penelitian kepustakaan untuk memperoleh data primer,
akan tetapi penelitian ini terlebih dahulu dilakukan Menimbang bahwa permohonan banding
dengan memperhatikan data sekunder. Pembanding telah diajukan oleh para
Pengumpulan data dilakukan melalui studi Pembanding (O, S.H. sebagai Kuasa Hukum dari
dokumen. Semua data yang diperoleh melalui studi Irfan bin Rustam, juga sebagai Terbanding dan
dokumen tersebut merupakan data primer yang akan Mayunis, S.H. sebagai Kuasa Hukum dari Hj
disusun secara sistematis sehingga mudah untuk Isteti Murni binti Iskandar juga sebagai
dianalisis. Terbanding) dalam tenggang waktu banding,
Studi ini menggunakan metode penulisan diskriptif akan tetapi para pembanding tersebut ternyata
analitis. Artinya data yang telah terkumpul dianalisis bukan pesona Standi in Judicio, karena dalam
dan dipecahkan dengan merujuk pada konsep-konsep, Surat Kuasa Khusus yang bersangkutan terdapat
asas-asas dan ketentuan hukum yang ada. cacat hukum yaitu pada materai yang
Dalam penelitian ini, analisa data atau bahan akan ditempelkan dalam surat kuasa itu tidak dibubuhi
digunakan logika formil dengan silogisme deduktif. tanggal, bulan dan tahun sebagaimana diharuskan
Menurut Syamsudin1, melalui deduksi orang akan dapat dalam ketentuan Pasal 7 Ayat (5) Undang-
menemukan premis-premis dasar yang akan melandasi undang nomor 13 tahun 1985 tentang Bea
kebenaran suatu kaidah hukum in concreto kita Materai, oleh karena itu banding pembanding
mengetahui bahwa dalam penelitian-penelian doktrinal, tidak dapat diterima.
para pencari “apa hukum untuk suatu perkara”
memang bermisi mencari dan menemukan dasar Dengan putusan tersebut maka dalam perkara
legitimasi suatu kaidah atau suatu putusan hukum. tingkat banding pokok perkaranya tidak diadili
Lebih lanjut Syamsudin2 menjelaskan bahwa dikarenakan permasalahan penggunaan materai pada
model analisis penelitian hukum doktrinal atau normatif, surat kuasa para pihak.
dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: (1) identifikasi fakta Bertolak belakang dengan kasus yang dijalani
hukum, (2) pemeriksaan atau penemuan hukum yang oleh Mahyunis SH dan rekan pada surat kuasa yang
terkait dengan fakta hukum, dan (3) penerapan hukum. digunakan oleh Sumali SH dan associate dibuat dengan
cara pemateraian yang sama akan tetapi dalam

46 HUMANITY, Volume 7, Nomor 1, September 2011: 44 - 52


HUMANIT Y Versi online:
Volume 7, Nomor 1, September 2011: 44 - 52 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/1408

persidangan tidak pernah menjadi permasalahan baik suatu perbuatan tertentu. Sehingga dapat diartikan
bagi hakim maupun kuasa hukum tergugat. bahwa orang yang menerima kuasa dalam melakukan
urusan tersebut adalah mewakili dan dalam hal ini
Arti Penting Pemakaian Bea Materai Pada Surat berarti sipenerima kuasa berbuat untuk dan atas nama
Kuasa Sebagai Akta Autentik si pemberi kuasa, serta akan menimbulkan hak dan
kewajiban baik dari si pemberi kuasa maupun penerima
Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai kuasa tersebut.
Pustaka) pengertian dari: SURAT adalah kertas dsb Pemberian kuasa dapat diserahkan dan
yang tertulis (berbagai-bagai isi maksudnya) KUASA diterimakan dalam suatu akta umum, dalam suatu
terdapat dua pengertian yaitu: tulisan dibawah tangan, bahkan dalam sepucuk surat,
ataupun secara lisan dapat dilakukan secara diam-diam
1. Kuasa adalah kewenangan atau kesanggupan (Pasal 1793 BW). Jadi pada dasarnya si penerima
(untuk berbuat sesuatu); kuasa pada dasarnya melakukan perbuatan hukum
2. Kuasa adalah wewenang atas sesuatu atau atas nama pemberi kuasa atau atas tanggungan si
untuk menentukan (memerintahkan, pemberi kuasa, dalam hal ini ia mewakili pemberi
mewakili, mngurus, dlsb) sesuatu. SURAT kuasa1.
KUASA adalah surat yang berisi tentang Bea materai yang merupakan pajak atas
pemberian kuasa kepada seseorang untuk dokumen yang mempunyai arti penting guna
mengurus sesuatu. memberikan pemasukan pada kas negara yang akan
digunakan dalam membiayai pengeluaran-pengeluaran
Sesuai Kamus Hukum – Prof R. Soebekti, SH negara dan mengatur kondisi sosial masyarakat, serta
& Tjitrosoedibio): KUASA adalah Wenang memberikan kekuatan yang sempurna dan sesuai
PEMBERIAN KUASA (lastgeving, Bld) adalah Pasal 11 undang-undang bea materai pejabat
pemberian kewenangan kepada orang lain untuk pemerintah, hakim, panitera, juru sita, notaris, dan
melakukan perbuatan-perbuatan hukum atas nama si pejabat umum lainnya, masing-masing dalam tugas
pemberi kuasa. atau jabatannya tidak dibenarkan untuk melakukan
Sesuai Kamus Perbankan – Institus Bankir tindakan diantaranya:
Indonesia: KUASA (Authority, Ingg) adalah
wewenang untuk melakukan sesuatu. Sesuai Kitab 1. menerima, mempertimbangkan, atau
Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) menyimpan dokumen yang bea materainya
pasal 1792 memberikan pengertian tentang tidak atau kurang bayar,
2. melekatkan dokumen yang bea materainya
pemberian kuasa yaitu:
tidak atau kurang dibayar sesuai ketentuan
Kesimpulan penulis: pemberian kuasa pada
tarifnya pada dokumen yang lain yang
intinya adalah seseorang (pemberi kuasa)
berkaitan,
melimpahkan kewenangannya kepada orang lain
3. membuat salinan, tembusan, rangkapan, atau
(penerima kuasa) untuk melakukan perbuatan-
petikan dari dokumen yang bea materainya
perbuatan (suatu urusan) yang mengatas-namakan
tidak atau kurang dibayar; atau
pemberi kuasa.
4. memberikan keterangan atau catatan pada
Yang perlu dicermati dan digarisbawahi dalam
dokumen yang tidak atau kurang dibayar
pengertian diatas adalah definisi menurut KUH
sesuai dengan tarif bea materainya.
Perdata (Pasal 1972 BW), dimana disitu terdapat kata-
kata “menyelenggarakan suatu urusan” dan kata-kata
Melihat uraian bahwasannya bea materai
“untuk atas namanya” ditinjau dari sisi yuridis kata-
merupakan salah satu solusi atas penghimpunan dana
kata “menyelenggarakan suatu urusan” berarti bahwa
oleh pemerintah dan dalam Pasal 1 ayat (1) undang-
disitu terdapat suatu perbuatan hukum yang akan
undang nomor 13 tahun 1985 tentang bea materai
mengakibatkan akibat hukum tertentu sedangkan kata-
menyatakan:
kata “untuk atas namanya” berarti adanya sesrorang
yang mewakilkan kepada orang lain untuk melakukan

Sofyan Arief, Penggunaan bea materai yang benar dalam rangka sempurnanya akta autentik. 47
Versi online:
Sofyan Arief http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/1408

“Dengan nama bea materai dikenakan pajak atas Suhaidi yang berkantor di Payakumbuh Padang,
dokumen yang disebut dalam undang-undang ini” dengan tujuan untuk mendapat kan kepastian hukum2
atas akta yang dibuatnya sama sebagaimana surat
Sebagai pajak, bea materai merupakan pungutan kuasa antara Sumali SH dengan kliennya.
pemerintah yang dapat di paksakan hal ini juga termuat Kuasa antara “O” dengan Irfan bin Rustam yang
dalam Pasal 11 Undang-undang Bea Materai, dibuat dihadapan notaris Suhaidi, telah dibubuhkan
termasuk untuk pajak bea materai terhadap alat bukti materai senilai 6000 (enam ribu) rupiah dan telah
di pengadilan. ditandatangani oleh para pihak dihadapan notaris,
Pada Pasal 8 Ayat (1) diperjelas bahwasannya namun dalam surat kuasa tersebut tidak dilakukan
dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 penanggalan di dalam materai tempel yang digunakan
apabila materainya kurang atau tidak dilunasi hal yang sama juga terjadi pada surat kuasa yang dibuat
sebagaimana mestinya akan dikenakan denda sebesar oleh Sumali SH dan patner.
200 persen dari bea materai yang tidak atau kurang Hakim Pengadilan Tinggi Agama Padang dalam
bayar, disini disebutkan kurang bayar artinya apabila putusan terhadap kasus pembagian harta bersama
tidak dibayar sebagaimana yang diatur oleh undang- antara Irfan Bin Rustam melawan Hj Isteti Murni Binti
undang. Iskandar dan kawan-kawan dalam perkara nomor
Pembuktian dalam hukum acara perdata adalah 07&08/Pdt-G/2006/PTA.Pdg memutuskan
pembuktian yang bersifat yuridis1, karena tujuan bahwasannya gugatan yang ada Niet Onvankelijke
pembuktian adalah untuk menetapkan hubungan Verklaard (NO) atau gugatan tidak diterima, hal ini
hukum antara kedua belah pihak, setelah itu hakim dikarenakan bahwasannya para pembanding dianggap
tinggal menjatuhkan Putusan hukim yang didasarkan bukan pesona standi in Judicio, ‘karena dalam surat
pada pembuktian, dalam Kitap Undang-undang kuasa khusus yang bersangkutan terdapat cacat
Hukum Perdata dikenal adanya alat bukti tertulis yang hukum yaitu pada materai yang ditempelkan dalam
berupa akta atau bukan akta. surat kuasa khusus yang dibuat dihadapan notaris pada
Penilaian pembuktian hakim bila diatur atau tanggal 17 September. 2004 itu tidak dibubuhi tanggal,
ditentukan oleh undang-undang maka hakim terikat bulan dan tahun sebagaimana diharuskan dalam
pada alat bukti oleh sebab itu, bila undang-undang tidak ketentuan Pasal 7 ayat (5) Undang-undang nomor 13
mengatur maka hakim diberikan kebebasan untuk tahun 1985 tentang Bea Materai, dan sesuai Pasal
menilai pembuktian. 11ayat (1) huruf a Undang-undang nomor 13 tahun
Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang 1985, hakim tidak dibenarkan menerima,
Bea Materai mengatur obyek dari bea materai mempertimbangkan dokumen yang oleh hakim
termasuk didalamnya dokumen yang akan digunakan dianggap tidak bermaterai tersebut. Apabila ditelaah
sebagai alat pembuktian dimuka hakim ketentuan lebih jauh dari ketentuan pasal Pasal 11 ayat (1) huruf
tersebut ada pada Pasal 2 Ayat (1), sehingga jelas a Undang-undang nomor 13 tahun 1985 yang mana
bahwasannya setiap dokumen yang akan digunakan larangan menerima, mempertimbangkan dokumen
di muka persidangan sebagai alat bukti wajib dengan ketentuan tidak atau kurang bayar, dalam hal
dikenakan bea materai. ini kurang bayar bea materai, berhubungan dengan
Dalam hukum acara perdata dikenal asas tidak ketentuan Pasal 8 ayat 1 mengenai denda administrasi
ada keharusan mewakilkan atau memberi kuasa terhadap bea materai yang kurang atau tidak dibayar
artinya para pihak dapat langsung berperkara di artinya bea materi yang kurang atau tidak dibayar akan
pengadilan tanpa harus dikuasakan kepada para pihak, dikenakan denda administrasi, dalam hal ini surat kuasa
namun pada tingkat banding apabila para pihak kurang Irfan Bin Rustam telah dibayar lunas dengan
mengerti tentang hukum dapat dikuasakan, baik dalam dibubuhkan materi sebesar enam ribu rupiah sesuai
bentuk kuasa tertulis ataupun lisan sebagaimana diatur ketentuan Undang-undang, selain mengacu pada Pasal
dalam Kitap Undang-undang Hukum Perdata Buku 11 hakim juga mengacu pada Pasal 7 yang mengatur
ke tiga Perikatan Bab XVI bagian 1 Pasal 1793. cara penggunaan atau pelunasan bea materai dimana
Dalam pembuatan kuasa antara “O” dengan apabila dalam penggunaan bea materai tidak sesuai
Irfan bin Rustam kuasa dibuat dihadapan notaris dengan ketentuan akan dianggap tidak bermaterai,

48 HUMANITY, Volume 7, Nomor 1, September 2011: 44 - 52


HUMANIT Y Versi online:
Volume 7, Nomor 1, September 2011: 44 - 52 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/1408

akan tetapi pada penjelasan Undang-undang nomor Dalam melakukan pembayaran bea materai
13 tahun 1985 tentang bea materai Pasal 8 ayat 7 apabila tidak dilakukan sesuai ketentuan undang-
dijelaskan bahwasannya sehelai materai hanya bisa undang 13 tahun 1985 maka akan dikenakan sanksi
digunakan untuk satu kali pemakaian apabila pada oleh negara sanksi tersebut dapat berupa sanksi
dokumen tersebut akan ditambahkan tulisan pada administratif berupa denda atau juga sanksi pidana,
bagian yang kosong akan ditambahkan tulisan atau setiap sanksi administratif dapat dimintakan
keterangan akan terhutang bea materai sebagaimana keringanan, pengurangan atau pembebasan, karena
ketentuan Pasal 2, dari penjelasan tersebut terlihat jelas denda yang tidak dibayar dapat ditagihkan dengan surat
bahwasannya yang dimaksud dengan penanggalan bea paksa, sedangkan untuk sanksi pidana bisa dikenakan
materai dalam Undang-undang nomor 13 tahun 1985 pada pemalsuan, penggunaan materai bekas,
adalah pada pada dokumen bukan pada materai menggelapkan benda materai dan menggunakan
tempelnya akan tetai memang pembubbuhan tanggal Taxograph (materai teraan) tanpa izin.
dan tahun harus dilakukan dengan tinta yang sama Mengingat arti penting penggunaan bea materai
yang digunakan untuk menandatangani materai dan yang telah diatur dalam ketentuan undang-undang
tercantum hanya tanda tangan yang harus sebagian nomor 13 tahun 1985 dan memgimgat bahwa Notaris
ada pada diatas kertas sebahagian yang lain ada di adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat
atas materai. akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana
Dalam peristiwa ini ada perbedaan anatara dimaksud dalam Undang-Undang ini (Undang-Undang
pertuaran Undang-undang nomor 13 tahun 1985 Nomor 30 tahun 2004).1 Sebagai pejabat umum, maka
dengan putusan hakim karena Undang-undang nomor Notaris menjalankan profesi dalam pelayanan hukum
13 tahun 1985mengatur untuk dikenakan denda kepada masyarakat, Pembuatan akta otentik ada yang
administratif dan boleh menambahkan kekurangan diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dalam
yang ada pada dokumen bermaterai, krena itu maka rangka menciptakan kepastian, ketertiban, dan
digunakan asas res judicata pro varitate habetur perlindungan hukum. Selain akta otentik yang dibuat
(putusan hakim harus dianggap benar), dimana apabila oleh atau di hadapan Notaris, bukan saja karena
terjadi konflik antara undang-undang dengan hukum diharuskan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi
kebiasaan yang bersifat pelengkap maka hukum juga karena dikehendaki oleh pihak yang berpentingan
kebiasaanlah yang didahulukan. untuk memastikan hak dan kewajiban para pihak demi
Dalam suatu persidangan apabila pihak yang kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum bagi
berperkara menggunakan kuasa maka surat kuasa pihak yang berkepentingan sekaligus bagi masyarakat
dibutuhkan sebagai alat bukti bahwasannya benar telah secara keseluruhan.2
ada perjanjian kuasa, surat kuasa yang dibuat harus Artinya seharusnya selaku Profesi baik sebagai
sesuai ketentuan perundang-undangan, dan tidak ada advokad maupun sebagai notaris harus profesional dan
kewajiban untuk surat kuasa harus dibuat di hadapan cermat dalam memberikan pelayanan terhadap
notaris. masyarakat, termasuk dalam hal penggunaan bea
Maka sebenarnya dalam pembuatan surat kuasa materai.
tidak harus dibuat dihadapan notaris akan tetapi dapat Secara umum Bea Materai yang terutang atas
dibuat diantara para pihak dan sebagai akta otentik suatu dokumen dilunasi dengan menggunakan benda
surat kuasa yang dibuat dihadapan notaris harus sesuai materai yaitu materai tempel dan kertas materai yang
ketentuan undang-undang dalam pembuatannya dan dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
telah melunasi pajak bea materai sesuai ketentuan Selain itu pemerintah melalui Menteri keuangan
yang berlaku. menetapkan pelunasan bea materai dengan cara lain
yaitu dengan pembubuhan lunas bea materai
Akibat Dari Ketidak Sempurnaan Dan menggunakan mesin teraan, teknologi percetakan dan
Pelanggaran Penggunaan Bea Materai Pada akta sistem komputerisasi. Pada bea materai pembayaran
Autentik dan Akta Dibawah Tangan pajak yang terutang sangat terkait dengan saat terutang
pajak, karena merupakan pajak tidak langsung maka
pada saat dibuatnya atau diserahkannya dokumen yang

Sofyan Arief, Penggunaan bea materai yang benar dalam rangka sempurnanya akta autentik. 49
Versi online:
Sofyan Arief http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/1408

merupakan objek pajak yang terutang pajak, pada saat peraturan dengan peraturan lain yang lebih tinggi
itulah pajak yang terutang harus dilunasi.3 ataupun menyangkut kekhususan-kekhususan yang
Sesuai Pasal 11 undang-undang bea materai dimiliki suatu aturan dibandingkan dengan norma-
pejabat pemerintah, hakim, panitera, juru sita, notaris, norma yang berlaku umum. 3
dan pejabat umum lainnya, masing-masing dalam tugas Noer Muddin dalam putusan atas perkara nomor
atau jabatannya tidak dibenarkan untuk melakukan 07&08/Pdt-G/2006/PTA.Pdg, beliau menyampaikan:
tindakan diantaranya: “Putusan dibuat sebagaimana tercantum
mengacu pada Undang-undang nomor 13 tahun
1. menerima, mempertimbangkan, atau 1985, karena apabila pemakaian materainya
menyimpan dokumen yang bea materainya sudah tidak sempurna maka kami tidak
tidak atau kurang bayar, diperbolehkan menjadikan pertimbangan
2. melekatkan dokumen yang bea materainya atasnya4”
tidak atau kurang dibayar sesuai ketentuan Selanjutnya dengan Noer Muddin mengacu pada
tarifnya pada dokumen yang lain yang putusan Pengadilan Tinggi mengenai mengapa perkara
berkaitan, ini bisa sampai ke Pengadilan Tinggi Agama, yang
3. membuat salinan, tembusan, rangkapan, atau artinya pokok perkaranya telah di putus di Pengadilan
petikan dari dokumen yang bea materainya Agama:
tidak atau kurang dibayar; atau “Hakim Pengadilan Agama tidak teliti dalam
4. memberikan keterangan atau catatan pada memutuskan perkara pembagian harta bersama
dokumen yang tidak atau kurang dibayar antara Irfan Bin Rustam melawan Hj Isteti Murni
sesuai dengan tarif bea materainya. Binti Iskandar, sehingga pada putusan Pengadilan
Tinggi Agama juga memutuskan untuk
Klasifikasi merupakan ciri sistem hukum, kita membatalkan putusan Pengadilan Agama5”.
mengenal klasifikasi hukum menjadi hukum materiil
(subtansi) dan hukum formil (ajektif), hukum materiil Dari hasil kedua hasil putusan diatas dapat
adalah hukum yang mengatur subtansi atau isi disimpulkan bahwasannya sebenarnya peristiwa
hubungan antara perorangan atau hukum yang gugatan pembagian harta bersama antara Irfan bin
mengatur hak dan kewajiban, sedangkan hukum formil Rustam melawan Hj Isteti Murni sudah dianggap tidak
mengatur cara melaksanakan atau menegakkan hukum dapat diterima sejak dilakukan pada Pengadilan Agama
materiil. Payakumbuh, dengan keluarnya putusan Pengadilan
Baik dalam kepustakaan maupun dalam praktik Tinggi Agama Padang.
dikenal adanya dua macam hak menguji Dalam menghadapi permasalahan yang seperti
(toetsingrecht),1 yaitu hak menguji formal dan hak ini lalu apa yang dapat dilakukan oleh para pihak guna
menguji material. Hak menguji formal adalah dapat memperoleh keadilan dan kepastian hukum,
wewenanguntuk menilai sesuatu produk legislatif dalam sebuah wawancara dengan Nurhadi membahas
seperti undang-undang, misalnya terjelma melalui cara- mengenai apa yang seharusnya dilakukan pada saat
cara (prosedure) sebagaimana telah ditentukan/diatur perkara sedang berjalan di Pengadilan Tinggi Agama
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku Padang, atau di Pengadilan Agama Payakumbuh,
ataukah tidak. Pengujian formal biasanya terkait sebagai berikut:
dengan soal-soal prosedural dan perkenaan dengan “seharusnya dapat dilakukan usaha untuk
legalitas kompetensi institusi yang membuatnya.2 Hak melakukan pembayaran atas bea materai
menguji material adalah suatu wewenang untuk terhutang yang diakibatkan ketidak sempurnaan
menyelidiki dan menilai isi apakah suatu peraturan dalam penanggalan materai tempel sebagaimana
perundang-undangan sesuai atau bertentangan dengan yang diatur dalam ketentuan Undang-undang
peraturan yang lebih tinggi derajatnya, serta apakah nomor 13 tahun 1985 tentang Bea Materai ada
suatu kekuasaan tertentu berhak mengeluarkan sanksi administratif berupa denda yang bisa
peraturan tertentu. Pengujian material berkaitan dibayarkan selama prosedurnya masih
dengan kemungkinan pertentangan materi suatu berjalan1”.

50 HUMANITY, Volume 7, Nomor 1, September 2011: 44 - 52


HUMANIT Y Versi online:
Volume 7, Nomor 1, September 2011: 44 - 52 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/1408

Sebagaimana dalam peristiwa persidangan undang Bea Materai 1985 Pasal 1. Bea materia
Pengadilan Tinggi Agama Padang dimana dalam sebagai pajak mempunyai fungsi sebagai salah satu
perkara gugatan pembagian harta bersama antara sumber penerimaan negara, yang merupakan
Irfan bin Rustam melawan Hj Isteti Murni nomor pembayaran wajib yang dikenakan berdasarkan
07&08/Pdt-G/2006/PTA.Pdg, putusan yang undang-undang, menjadi salah satu sumber dana bagi
dikeluarkan oleh Hakim Pengadilan Tinggi Agama pemerintah untuk membiayai pengeluaran-
Padang adalah Gugatan Niet Onvankelijke pengeluarannya dan menjadi alat untuk mengatur atau
Verklaard (NO) atau gugatan tidak diterima, hal ini melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang
dikarenakan para pembanding bukan Pesona Standi sosial ekonomi. Pemberian kuasa dapat diserahkan
in Judicio, karena dalam surat kuasa yang dan diterimakan dalam suatu akta umum, dalam suatu
bersangkutan terdapat cacat hukum yaitu pada materai tulisan dibawah tangan, bahkan dalam sepucuk surat,
yang ditempelkan dalam surat kuasa khusus itu tidak ataupun secara lisan dapat dilakukan secara diam-
dibubuhi tanggal, bulan dan tahun sebagaimana diam. Penilaian pembuktian hakim bila diatur atau
diharuskan dalam ketentuan Pasal 7 ayat (5) Undang- ditentukan oleh undang-undang maka hakim terikat
undang nomor 13 tahun 1985 tentang Bea Materai, pada alat bukti oleh sebab itu, bila undang-undang tidak
oleh karena itu banding pembanding tidak dapat mengatur maka hakim diberikan kebebasan untuk
diterima, dengan menimbang bahwasannya semua menilai pembuktian dan keputusan hakim tidak dapat
dokumen yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan diganggu gugat seharusnya dalam prosesnya surat
sebagai alat bukti merngenai perbuatan, kenyataan kuasa dilakukan pembayaran kurang bayar materai.
atau keadaan yang bersifat perdata termasuk surat
kuasa khusus dikenakan bea materai dan harus Saran
mengikuti ketentuan sebagaimana dalam pertimbangan
diatas dan hakim tidak dibenarkan menerima atau Agar dikemudian hari dapat dijadikan pelajaran
mempertimbangkan apabila penggunaan materai tidak bagi para pihak yag berkepentingan baik notaris,
sejalan dengan ketentuan perundang-undanganyang advokad maupun hakim yang terlibat agar lebih teliti
berlaku, putusan tidak dapat diterima atau N.O dapat dalam menggunakan objek bea materai, dan
dilakukan gugatan ulang, dalam kasus ini gugatan ulang melakukannya sesuai ketentuan peraturan perundang-
pada tingkat pertama dikarenakan putusan Pengadilan undangan yang berlaku, yang telah dirancang
Ttinggi Padang membatalkan putusan Pengadilan sedemikian rupa agar dapat dilaksanakan dengan baik.
Agama Payakumbuh, akan tetapi dalam kasus ini para
pihak memilih melakukan kasasi ke Mahkamah Agung, DAFTAR PUSTAKA
dan hsilnya adalah putusan Mahkamah Agung
menyatakan permohonan Kasasi tidak dapat diterima. Asshiddiqie Jimly, Menelaah Putusan Mahkamah
Agung tentang Judicial Review atas PP No 19/
KESIMPULAN DAN SARAN 2000 yang bertentangan dengan UU Nomor 31
tahun 1999, (tanpa tempat, tanpa tahun)
Kesimpulan
Djanil Faturrahman, Mariam Darus Badrulzaman,
Dalam pembuatan surat kuasa tidak harus dibuat Remy Sutan Syahdeini, Soepraptomo Heru,
dihadapan notaris akan tetapi dapat dibuat diantara Soenandar Taryana, 2001, Kompilasi Hukum
Perikatan, PT Citra Aditya Bakti, Bandung
para pihak dan sebagai akta otentik surat kuasa yang
dibuat . dihadapan notaris harus sesuai ketentuan
H. Salim. S, 2003, Hukum Kontrak Teori dan Teknik
undang-undang dalam pembuatannya dan telah
Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta
melunasi pajak bea materai sesuai ketentuan yang
berlaku, Bea materai adalah pajak tidak langsung yang
Jan Remmelink, 2003, Komentar Atas Pasal-
dipungut secara insidental jika dibuat dokumen yang
Pasal Terpenting Dalam Kitab Undang-
disebut oleh Undang-undang dari suatu keadaan, Undang Hukum Pidana Belanda Dan
perbuatan atau peristiwa dalam masyarakat, Undang- Padanannya Kitab Hukum Undang-

Sofyan Arief, Penggunaan bea materai yang benar dalam rangka sempurnanya akta autentik. 51
Versi online:
Sofyan Arief http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/1408

Undang Pidana Indonesia, Gramedia, antara Irfan bin Rustam melawan Hj Isteti Murni
Jakarta binti Iskandar dan kawan-kawan

Kohar, A, SH, 1983, Notaris Dalam Praktek Hukum,


Alumni, Bandung Sumber Perundang-undangan ;

Mahmud, Marzuki Peter, 2005, Penelitian Hukum, Kitap Undang-undang Hukum Perdata
Prenada Media, Jakarta
Undang-undang nomor 13 tahun 1985 tentang Bea
Meliala, Djaja. S, 1982, Pemberian kuasa menurut materai Lembaran Negara nomor 1985/69;
KUH Perdata, Tarsito, Bandung Tambahan Lembaran Negara Nomor. 3313

Ph Kleintjes, sebagaimana dikutip Sri Soemantri, Hak Undang-undang nomor 19 tahun 1997 tentang
Uji Material di Indonesia, Alumni, Bandung, Penagihan Paksa dengan Surat Paksa.
1997
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24
Rai Widjaya I.G, 2004, Merancang Suatu tahun 2000 tentang Perubahan Bea Tarif Materai
Kontrak, Kesaint Blanc, Bekasi dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal
yang dikenakan Bea Materai
Siahaan, Mariot Pahala, 2004, Utang pajak,
pemenuhan kewajiban, dan penagihan
pajak dengan surat paksa, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta

Soekanto, Soerjono, 2006, Pengantar Penelitian


Hukum, UI-Press, Jakarta

Soegondo, R, Notodiserjo, 1982, Hukum Notariat


di Indonesia suatu penjelasan, Cv Rajawali,
Jakarta

Soerjopratiknjo, hartono, 1994, perwakilan


berdasarkan kehendak, PT Mustika Wikasa,
Yogyakarta

Soemitro Rochmat, 1992, Aturan Bea Meterai, PT


Eresco, Bandung

Sri Soemantri, Hak Uji Material di Indonesia, Alumni,


Bandung

Sularto, Materi Perkuliahan PJN

Syamsudin, M., 2007, Operasional Penelitian


Hukum, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Pengadilan Tinggi Agama Padang, 2006, salinan


putusan nomor 07&08//Pdt-G/2006/PTA.Pdg,
tanggal 29 Maret 2006 tentang Harta Bersama

52 HUMANITY, Volume 7, Nomor 1, September 2011: 44 - 52

You might also like