Professional Documents
Culture Documents
Mini Project
Disusun oleh
dr. Ananda Quratu Aini
Pembimbing
dr. Eva Lestari, M.Kes
NIP. 198204012010012022
Mini Project
Telah diterima sebagai salah satu syarat mengikuti Program Internsip Dokter
Indonesia periode November 2018 – Maret 2019.
Pembimbing
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Mini Project dengan judul
“Gambaran Karakteristik Pasien Dengan Hipertensi Di Puskesmas Air Itam
Periode 12 November 2018 sampai 12 Januari 2019” untuk memenuhi tugas yang
merupakan bagian dari sistem pembelajaran dan penilaian program internsip
dokter Indonesia di stase Puskesmas, yaitu Puskesmas Air Itam.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr.
Eva Lestari M.Kes, selaku pendamping dokter internsip di Puskesmas Air Itam
juga pembimbing yang telah membantu memberikan ajaran dan masukan
sehingga Mini Project ini dapat selesai.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................x
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................1
5.1 Kesimpulan.................................................................................................35
5.2 Saran...........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................37
LAMPIRAN.......................................................................................................38
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
Tabel 4.3 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Air Itam yang Aktif............29
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Usia pasien dengan Hipertensi di Puskesmas air
Itam......................................................................................................................30
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan derajat Hipertensi pada Pasien dengan
Hipertensi di Puskesmas Air Itam....................................................................... 31
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Usia berdasarkan Jenis Kelamin Pasien dengan
Hipertensi di Puskesmas Air Itam........................................................................31
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Derajat hipertensi Dengan Jenis Kelamin Pasien
Hipertensi di Puskesmas Air Itam........................................................................32
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Derajat hipertensi Dengan Usia Pasien Hipertensi
di Puskesmas Air Itam.........................................................................................32
DAFTAR GAMBAR
No Lampiran Halaman
BAB 1
PENDAHULUAN
Pengetahuan yang kurang dan kebiasaan yang masih kurang tepat pada lansia
hipertensi dapat mempengaruhi motivasi lansia dalam berobat. (Wolf,2006)
Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang
berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
mengesampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat. Motivasi yang kuat
yang berasal dari diri pasien hipertensi untuk sembuh akan memberikan pelajaran
yang berharga. Proses untuk menjaga tekanan darah pasien hipertensi tidak hanya
dengan perawatan non farmakologi seperti olah raga, namun juga dilakukan
dengan cara pengobatan farmakologi. Pengobatan farmakologi diperoleh salah
satunya dengan cara melakukan kontrol ke puskesmas. Pengobatan pasien
hipertensi lansia di puskesmas yang rutin sesuai jadwal kunjungan, akan
mempercepat kondisi tekanan darah pasien hipertensi lansia tetap terjaga dengan
normal. (Wolf, 2006)
Berdasarkan data dari WHO tahun 2010, menunjukkan sekitar 972 juta
orang atau 26,4% penduduk dunia menderita hipertensi, dengan perbandingan
50,54% pria dan 49,49 % wanita. Jumlah ini cenderung meningkat tiap tahunnya.
Data statistic dari Nasional Health Foundation di Australia memperlihatkan
bahwa sekitar 1.200.000 orang Australia (15% penduduk dewasa di Australia)
menderita hipertensi. Besarnya penderita di negara barat seperti, Inggris, Selandia
Baru, dan Eropa Barat juga hampir 15% (Maryam, 2008). Di Amerika Serikat
15% ras kulit putih pada usia 18-45 tahun dan 25-30% ras kulit hitam adalah
penderita hipertensi (Miswar, 2004).
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi hipertensi di
Indonesia tahun 2010 sekitar 14% dengan kisaran 13,4 - 14,6%, sedangkan pada
tahun 2015 meningkat menjadi 16-18%. Prevalensi kejadian hipertensi berkisar
antara 5-35 % di berbagai negara di Asia Kesehatan Dasar. (Miswar, 2004)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 kejadian hipertensi
di Indonesia secara nasional mencapai 31,7 % dan sekitar 30,9 % di daerah
kepulaun Bangka Belitung. Data Riskesdas (2013) juga menyebutkan hipertensi
sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya
mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia
(Depkes, 2013). Di puskesmas Air Hitam hipertensi masuk dalam 10 penyakit
3
terbanyak yang berada di peringkat 2 pada tahun 2018 dengan jumlah kasus 858,
berikut tabel dari 10 penyakit terbanyak di Pukesmas Air Itam:
Tabel 1.1 10 Penyakit Terbanyak Di Puskesmas Air Itam tahun 2018
1.2.Rumusan Masalah
Angka kejadian hipertensi Puskesmas Air Itam pada tahun 2018 berjumlah
858 (16,49%) yang berada di peringkat ke 2 dari SP2TP di Puskesmas Air Itam
tahun 2018, maka dari permasalahan di atas peneliti ingin mengetahui Bagaimana
Karakteristik Pasien Hipertensi Di Puskesmas Air Itam periode 12 November
2018 sampai 12 Januari 2019
1.3.Tujuan Mini Project
1. Tujuan umum
1.4. Hipotesis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140
mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
6
2.2 Epidemiologi
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang
mengganggu kesehatan masayarakat.Umumnya, terjadi pada manusia yang
berusia setengah baya (> 40 tahun).Namun banyak yang tidak menyadari bahwa
mereka menderita hipertensi akibat gejalanya tidak nyata.Pada stadium awal,
belum menimbulkan gangguan yang serius.Sekitar 1,8% - 28,6% penduduk
dewasa penderita hipertensi.Prevalensi hipertensi di seluruh dunia diperkirakan
antara 15- 20% (Depkes, 2013).
2.5 Patofisiologi
1) Sistem renin-angiotensin
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. (Azwar,2009)
a. Usia
Pada umumnya tekanan darah naik dengan bertambahnya umur terutama
setelah umur 40 tahun (Depkes, 2006). Sejalan dengan proses pertambahan umur,
resiko seseorang terkena penyakit kardiovaskular meningkat. Hal ini dikarenakan
efisiensi sistem kardiovaskular mengalami penurunan dan masalah-masalah yang
berhubungan dengan fungsi sistem tersebut.Survei epidemiologi menunjukkan
bahwa umur merupakan satu dari prediktor terkuat terjadinya penyakit
kardiovaskular termasuk hipertensi.Faktor resiko penyakit hipertensi berkembang
setelah umur mencapai 45 tahun (Black, 2008).
b. Jenis Kelamin
Selain itu angka istirahat jantung dan indeks kardiak pada pria lebih
rendah dan tekanan peripheralnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan
perempuan pramonopouse pada level tekanan arteri yang sama. Pria juga
merespon suatu latihan beban dengan kenaikan tekanan arteri lebih besar.Setelah
manapouse tidak ditemukan perbedaan hemodinamik antara perempuan sehingga
prevalen hipertensi tidak jauh berbeda (Masserli, 1997).
c. Berat Badan
Kelebihan berat badan dan obesitas adalah problem kesehatan yang paling
sering pada masyarakat maju atau bisa disebut orang yang mampu, namun bukan
berarti masyarakat sosial ekonomi rendah terlepas dari masalah ini.Menurut
penelitian di Australia obesitas mengakibatkan 2/3 penyakit diabetes tipe 2 dan
mengakibatkan 1/3 jumlah penderita hipertensi. Orang obesitas juga diperkirakan
akan meninggal dua kali lebih cepat dari orang dengan berat badan normal
(Depkes RI 2013).
a. Merokok
2) Mengisolasi penyebabnya
Tujuan kedua dari program diagnosis adalah mengisolasi penyebab spesifiknya.
4) Pemeriksaan dasar
Setelah terdiagnosis hipertensi maka akan dilakukan pemeriksaan dasar,
seperti kardiologis, radiologis, tes laboratorium, EKG (electrocardiography)
dan rontgen.
5) Tes khusus
Tes yang dilakukan antara lain adalah :
a. X- ray khusus (angiografi) yang mencakup penyuntikan suatu zat warna
yang digunakan untuk memvisualisasi jaringan arteri aorta, renal dan
adrenal.
Memeriksa saraf sensoris dan perifer dengan suatu alat
electroencefalografi (EEG), alat ini menyerupai electrocardiography (ECG atau
EKG).(He, Jiang and Whelton, Paul K, 2007).
JNC VII menyarankan pola makan DASH yaitu diet yang kaya dengan
buah, sayur, dan produk susu redah lemak dengan kadar total lemak dan lemak
jenuh berkurang. Natrium yang direkomendasikan < 2.4 g (100 mEq)/hari.
Aktifitas fisik dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga aerobik secara teratur
paling tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan
pasien. (He, Jiang and Whelton, Paul K, 2007).
2. Terapi Farmakologi
Ada 9 kelas obat antihipertensi .Diuretik, penyekat beta, penghambat
enzim konversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan
antagonis kalsium dianggap sebagai obat antihipertensi utama (tabel 5).Obat-obat
ini baik sendiri atau dikombinasi, harus digunakan untuk mengobati mayoritas
pasien dengan hipertensi karena bukti menunjukkan keuntungan dengan kelas
obat ini. (karyadi,2002)
Beberapa dari kelas obat ini (misalnya diuretik dan antagonis kalsium)
mempunyai subkelas dimana perbedaan yang bermakna dari studi terlihat dalam
mekanisme kerja, penggunaan klinis atau efek samping.Penyekat alfa, agonis alfa
2 sentral, penghambat adrenergik, dan vasodilator digunakan sebagai obat
alternatif pada pasien-pasien tertentu disamping obat utama. (Karyadi,2002)
dengan dua obat.Yang harus diperhatikan adalah resiko untuk hipotensi ortostatik,
terutama pada pasien-pasien dengan diabetes, disfungsi autonomik, dan lansia.
(Karyadi,2002)
2) Otak
- stroke atau transient ishemic attack
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitan ini dilakukan di Puskesmas Air Itam Pangkal Pinang dan waktu
penelitian di Bulan 12 November 2018 sampai dengan 12 Januari 2019
3.3.1 Populasi
Populasi yang dipakai pada penelitian ini adalah seluruh pasien Hipertensi
di Puskesmas Air Itam pada tahun 2018 yang berjumlah 858 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan di anggap mewakili seluruh populasi
yang akan diteliti (Notoatmodjo,2012). Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini ialah dengan menggunakan metode total sampling
1. Kriteria Inklusi
Semua pasien yang Tekanan Darah Sistolik ≥ 140 mmHg dan Diastolik ≥
90 mmHg
2. Kriteria Eksklusi
Data Rekam Medik pasien yang tidak tercantum Usia, Jenis Kelamin,
Berat Badan dan Tinggi Badan
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat
yaitu analisa yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan setiap
variable penelitian.
27
BAB IV
PROFIL PUSKESMAS
1. Luas wilayah
Secara administrasi pemerintahan, Luas wilayah Kerja Puskesmas Air Itam
Km². Wilayah Puskesmas Air Itam terbagi menjadi empat wilayah setingkat
kelurahan/desa yaitu :
(1) Kelurahan Air Itam dengan luas wilayah 3.43 Km
(2) Kelurahan Bacang dengan luas wilayah 3.92 Km
(3) Kelurahan Sinar Bulan dengan luas wilayah 3.65 Km
(4) Kelurahan Temberan dengan luas wilayah 1.661 Km
2. Kependudukan
Berdasarkan hasil pendataan dari Kelurahan/Desa dan Kecamatan, jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Air Itam pada tahun 2016 berjumlah
18.097 jiwa.
1) Sosial Ekonomi
a) Pendidikan
b) Mata Pencaharian Penduduk
28
2 Dokter Gigi 1 - 1
3 SKM 3 - 3
4 Perawat S1 2 - 2
5 Perawat DIII 9 - 9
6 Perawat SPK 5 - 5
7 Perawat Gigi DIII 1 - 1
8 Perawat Gigi SPRG 1 - 1
9 Bidan DIII 11 - 11
10 Bidan DI 2 - 2
11 Analis DIII 1 - 1
12 Analis Kesehatan - - -
13 Ahli Gizi 1 - 1
14 Farmasi DIII - - -
15 Asisten Apoteker 1 - 1
16 Apoteker 1 - 1
17 Pekarya Kesehatan - - -
18 Rekam Medis 3 - 3
19 Administrasi 1 - 1
20 Sanitarian 1 - 1
21 Satpam 2 - 2
22 Cleaning service 2 - 2
JUMLAH 52 - 52
BAB V
Dari hasil Pengumpulan data, pengolahan data dan analisa data yang telah
dilakukan pada 69 pasien dengan hipertensi di puskesma Air Itam diperoleh hasil
penelitian sebagai berikut
Laki-laki 25 36.2
Perempuan 44 63.8
Total 69 100
Berdasarkan tabel 5..1 dapat dilihat jenis kelamin pasien dengan hipertensi
di puskesmas Air Itam yaitu perempuan sebanyak 44 orang (63,8%) dan
selebihnya adalah laki-laki yaitu sebanyak 25 orang (36,2%).
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan Usia Pasien dengan Hipertensi di Puskesmas
Air Itam
20-29 3 4.3
30-39 6 8.7
40-49 5 7.2
50-59 21 30.5
60-69 23 33.4
70-79 11 15.9
Total 69 100
Berdasarkan Tabel 5.2 Dari data yang diteliti, ditemukan bahwa pasien
terbanyak berusia 60-69 tahun yaitu 33,4% dan paling sedikit berusia 320-29
tahun (4,3%).
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Derajat Hipertensi Pasien dengan Hipertensi
di Puskesmas Air Itam
Total 69 100
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Usia berdasarkan Jenis Kelamin Pasien dengan Hipertensi
di Puskesmas Air Itam
Jenis Kelamin
Usia N % N % N %
Jenis Kelamin
Derajat Hipertensi N % N % N %
34,1% (15 orang) menderita hipertensi stage I, sedangkan pasien dengan jenis
kelamin laki-laki 52% (13 orang) menderita hipertensi stage II dan sisanya dalah
hipertensi stage I sebanyak 48% (12 orang).
Derajat Hipertensi
Usia N % N % N %
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa pasien dengan hipertensi grade I
paling terbanyak ada usia 60-69 tahun sebanyak 11 orang(40,7%) dan pasien
dengan hipertensi stage II terbanyak adalah berusia 50-59 tahun yaitu sebanyak 13
orang(30,9%).
5.3 PEMBAHASAN
Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Hendra 2012 yang
menunjukan bahwa adanya hubungan antara usia dengan kejadian hipertensi. Hal
ini terjadi karena pada usia tersebut arteri besar kehilangan kelenterunnya dan
menjadi kaku karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya
tekanan darah (Sigarlaki, 2006).
BAB VI
6.1 KESIMPULAN
6.2 SARAN
6.2.1 Bagi DinasKesehatan :
1. Karena masih tingginya distribusi frekuensi hipertensi di Pangkal
Pinang, maka bagi instansi yang terkait agar lebih aktif lagi dalam
memberikan informasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang
hipertensi dan pola hidup.
6.2.2 Bagi Puskesmas :
DAFTAR PUSTAKA
1. American Heart Association (2010). Heart Disease and Statistics 2010
Update: A Report From the Amecan Heart Asscotion. Available from
http://crick.ahajournals.org/egi/content/full/121/121/7e46.
2. Adib, M. (2009). Cara Mudah memahami & menghindari hipertensi
danjantung,yogyakarta : Dianloka Printika.
3. Anggraini, A.D., Waren, A., Situmorang, E. Asputra, H., Siahaan, S.S.,
2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensip ada
Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode
Januari sampai Juni 2008. Available from:
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/02/files-of-drsmed-
faktoryang-berhubungan-dengan-kejadian-hipertensi.pdf.
4. Arjatmo, T, Hendra, U. (2001). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. Balai
Penerbit PKUI.
5. Armilawaty. 2007. Hipertensidan Faktor Resiko Dalam Kajian
Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS. http//ridwanamiruddin.
com/2007/12/08hipertensi-dan-faktor-risikonya-dalam-kajian epidemiologi/,
(online) diaksestanggal 12 September 2017.
6. Beavers , D.G (2002). Tekanan darah jakarta: Dian Rakyat.
7. Corwin, E. (2009). Buku Saku Patosikologi. Alih bahasa oleh Brahim U.
Pendit Jakarta : EKG. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
8. Dyaningtias, Y .& Hendari, L.Y. (2006) . Risiko Obesitas, Kebiasaan
Merokok pada pasien-pasien Hipertensi dan Konsumsi Garam Terhadap
Kejadian Hipertensi Pada Usia Produktif. The indonesia Journal of Public
Health 2(3): 105-10.
9. Denio, A.R (2007). Modifikasi Gaya Hidup dan Tekanan Darah: Bagian
Ilmu Penyakit Dalam Universitas Kristen Atma Jaya, Jakarta : Universitas
Kristen Atma Jaya.
37
LAMPIRAN
JENIS TEKANAN
NO NAMA KELAMIN USIA DARAH
1 JANNASIAH PEREMPUAN 54 160/80
2 MEGAWATI PEREMPUAN 50 160/80
3 NGATMIN PEREMPUAN 29 150/90
4 SRI ENDANG PEREMPUAN 74 160/100
38
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 44 63.8 63.8 63.8
Laki-Laki 25 36.2 36.2 100.0
Total 69 100.0 100.0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-29 3 4.3 4.3 4.3
30-39 6 8.7 8.7 13.0
40-49 5 7.2 7.2 20.3
50-59 21 30.4 30.4 50.7
60-69 23 33.3 33.3 84.1
70-79 11 15.9 15.9 100.0
Total 69 100.0 100.0
Hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hipertensi Stage I 27 39.1 39.1 39.1
Hipertensi Stage
42 60.9 60.9 100.0
II
Total 69 100.0 100.0
41