Professional Documents
Culture Documents
WEIGHT IN MAKASSAR
ANDRIANASTI PREPUTRI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
vi
DI KOTA MAKASSAR
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Kesehatan Masyarakat
ANDRIANASTI PREPUTRI
kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
vii
viii
ix
PRAKATA
Karya ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis, Drs.
Anwar Masab, M.Pd dan Asniwati, S.Kep.Ns, terima kasih telah menjadi
persembahkan karya sederhana ini sebagai bagian dari janji penulis untuk
2. Bapak Prof. Dr. dr. Andi Zulkifli A, M. Kes selaku penguji dari
pendidikan magister.
proses penelitian.
7. Kepada Anti, Ara, Marwah, Ainun, Sari, Intan, dan Nita, terima
Wardah, Indah, Hasmi, Uga, dan Adi, terima kasih karena telah
Serta terima kasih kepada semua pihak yang tidak sempat penulis
Penulis
xii
xiii
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ................................................................................................ v
ABSTRACT .............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
B. Pembahasan ............................................................................ 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 95
B. Saran ....................................................................................... 95
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 19. Besar risiko jumlah perokok aktif terhadap berat lahir 71
Tabel 21. Besar risiko durasi terpapar terhadap berat lahir bayi 72
xvii
Tabel 23. Besar risiko status gizi kurang terhadap berat lahir 74
DAFTAR GAMBAR
Halaman
kejadian BBLR 41
BB Berat Badan
cc Cubic centimeter
kg Kilogram
mg Miligram
O2 Oksigen
OR Odds Ratio
PP Peraturan Pemerintah
RF Rokok filter
lainnya
Fund
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
5. Persuratan 131
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang memiliki berat
lahir kurang dari 2500 gram saat ditimbang setelah satu jam pertama
konsekuensi jangka panjang (WHO, 2014). Bayi dengan berat badan lahir
anak.
dengan berat lahir normal (Metgud et al., 2012). Bayi BBLR berpotensi
Prevalensi global BBLR pada tahun 2014 adalah 15,5% atau sekitar
20 juta bayi BBLR lahir setiap tahun dengan 96,5% diantaranya berada di
beban global BBLR. Namun angka BBLR ini dapat lebih tinggi,
lahir dan masih adanya persalinan yang terjadi di rumah atau klinik
Indonesia pada tahun 2013 sebesar 10,2%. Angka ini masih tergolong
adalah sebesar 12,4%. Angka ini lebih tinggi dari prevalensi BBLR
2016).
3
Kota Makassar sebagai ibu kota provinsi menjadi salah satu daerah
tahun 2010 hingga 2015, persentase bayi BBLR di kota Makassar terus
(Dinkes Kota Makassar, 2014). Pada tahun 2015, persentase bayi BBLR
faktor gizi, paparan racun, serta antenatal care menjadi faktor-faktor yang
selain faktor paritas, status gizi dan pendapatan, paparan rokok juga
dianggap sebagai salah satu penyebab dari kejadian BBLR. Jumlah bayi
perokok terbanyak adalah laki-laki, yaitu sebesar 54,7% dan hanya 1,2%
4
kejadian BBLR dengan paparan asap rokok (Khattar et al., 2013; Gupta et
al., 2015; Abu-Baker et al., 2010). Angka kejadian BBLR dan perokok
namun sebagian besar hanya meneliti faktor bayi, faktor maternal dan
faktor nutrisi (Azhar et al., 2013; Wado et al., 2014; Liu et al., 2013).
ekonomi,dan lingkungan tidak saja bagi perokok tetapi juga bagi orang lain
yang terpapar asap rokok. Paparan asap rokok telah lama diketahui dapat
asap rokok pada ibu hamil dapat mengganggu proses distribusi makanan
kejadian BBLR (Gupta et al., 2015, Khattar et al., 2013, Liu et al., 2013),
2015), hanya meneliti mengenai paparan asap rokok yang berasal dari
rokok hanya dijadikan sebagai salah satu variabel penelitian dan hanya
paparan asap rokok sebagai faktor risiko kejadian BBLR seperti paparan
asap rokok dari suami, anggota rumah tangga lain, hingga jumlah anggota
Selain itu, penelitian ini perlu diteliti ulang mengingat data yang digunakan
Selain paparan asap rokok, paritas ibu juga dianggap sebagai salah
satu penyebab BBLR. Penelitian mengenai paritas dan BBLR telah dteliti
Bora & Das 2015). Sedangkan beberapa penelitian lain menemukan hasil
mempengaruhi berat lahir anak(Khan et al. 2016; Prudhivi & Bhosgi 2015;
Noor et al. 2015). Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
kejadian berat bayi lahir rendah (Assefa et al. 2012; Wado et al. 2014).
terhadap kejadian berat bayi lahir rendah (Sharma et al. 2015). Hal ini
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kejadian BBLR.
2. Tujuan Khusus
paparan asap rokok, dan jumlah rokok dengan kejadian berat bayi
lahir rendah.
BBLR.
BBLR.
9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat Institusi
3. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian BBLR
BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
gestasi pada saat itu atau disebut juga neonates kurang bulan
KMK).
KMK).
11
KMK).
2010):
a. Bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gr, disebut Bayi Berat
b. Bayi dengan berat lahir kurang dari 1.500 gr yang disebut juga Bayi
c. Bayi dengan berat lahir sangat rrendah sekali, yaitu bayi yang
memiliki berat lahir kurang dari 1000 gr, disebut Bayi Berat Lahir
2. Manifestasi Klinik
antara lain:
12
minora
noda mekonium.
yang lama.
13
f. Manifestasi klinik atau gambaran klinis BBLR apabila dilihat dari per
lebih besar daripada badan, dan berat badan < 2500 gram.
a. Faktor ibu
2) Ibu: kehamilan pada usia <20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
b. Faktor janin:
3) Disautonomia familial
4) Radiasi
5) Kehamilan ganda/kembar
6) Aplasia pancreas
c. Faktor plasenta:
(hidramnion)
15
4) Infark
d. Faktor lingkungan
2) Terkena radiasi
a. Gangguan Metabolik
1) Hipotermia
e) Pernafasan lambat
2) Hipoglikemia
b. Gangguan imunitas
dikonsumsi ibu. Selain itu, bayi akan dijaga jalan nafasnya agar
lebih dari 2 minggu, serta air seni berwarna tua seperti air
teh.
c. Gangguan pernafasan
2) Asfiksia
kesehatan.
19
Sulistyorini, 2010):
1) Gangguan eliminasi
2) Distensi abdomen
3) Gangguan pencernaan
bedah.
e. Masalah psikis
processing disorders).
f. Masalah fisik
bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,2°C untuk bayi yang lebih kecil.
rendah
23
diberikan sekitar 200 cc/kgBB/hari. Jika ASI tidak ada atau tidak
bayi BBLR.
dan bayi dibalik pada sisi kanannya. Sedangkan pada bayi pada
bayi lebih besar dapat diberi makanan dalam posisi dipangku. Pada
bayi BBLR yang lebih kecil, kurang giat mengisap dan sianosis
c. Pencegahan Infeksi
yang tepat.
nutrisis bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh
e. Pemberian Oksigen
1. Pengertian Rokok
Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar
nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Aula 2010).
2. Jenis-jenis Rokok
aren.
pembungkusnya.
1) Rokok putih yaitu rokok yang bahan baku atau isinya hanya
3) Rokok klembak yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa
2010):
terdapat gabus.
29
3. Kandungan Rokok
(Aula, 2010). Secara umum, bahan kimia ini dapat dibagi menjadi dua
golongan besar yaitu komponen gas dan komponen padat atau partikel
(Aditama, 1997).
a. Nikotin
nikotin.
b. Karbon Monoksida
1992). Gas berbahaya pada asap rokok ini seperti yang ditemukan
sekitar 15% jumlah oksigen, yang biasanya dibawa oleh sel darah
1992).
c. Tar
31
dan air (Aditama, 1997). Tar digunakan untuk melapisi jalan atau
aspal. Tar bukanlah zat tunggal, namun terdiri atas ratusan bahan
kimia gelap dan lengket. Pada rokok atau cerutu, tar mengandung
bahan kimia yang beracun, yang dapat merusak sel paru-paru dan
d. Arsenic
e. Amonia
f. Formic Acid
32
g. Acrolein
mengganggu kesehatan.
h. Hydrogen Cyanide
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Zat ini termasuk zat yang
i. Nitrous Oksida
Nitrous oksida ialah sejenis gas tidak berwarna. Jika gas ini
j. Formaldehyde
laboratorium (formalin).
k. Phenol
33
l. Acetol
m. Hydrogen Sulfide
n. Pyridine
Cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat
pembunuh hama.
o. Methyl Chloride
p. Methanol
bahkan kematian.
4. Tipe-tipe Perokok
34
dari asap dari ujung rokok yang dibakar dan asap utama yang
menjadi 5, yaitu:
kecil.
setiap hari.
jumlah rokok yang diisap setiap hari, tipe perokok dibagi menjadi tiga.
lebih dari 31 batang rokok tiap hari dengan selang merokok lima
tetapi perokok pasif memiliki risiko yang sama dengan perokok aktif
2016). Perokok aktif dan perokok pasif memiliki risiko yang sama karena
36
timbulnya kanker yang terdapat dalam asap rokok) dan 4.000 partikel
perokok aktif (Aula, 2010). Ibu hamil yang merokok baik secara aktif
rahim(Lestari et al., 2015; Eftekhar et al., 2016). Ibu hamil yang tidak
merokok dapat terpapar asap rokok melalui tempat kerja, rumah, dan
dengan berat badan lahir rendah. Beberapa senyawa kimia dalam asap
rokok dapat melewati plasenta. Misalnya nikotin dalam darah wanita yang
terpapar asap rokok dapat mengurangi aliran darah ke janin dan memiliki
efek buruk pada paru-paru, jantung fetus, sistem syaraf pusat, dan sistem
1. Paritas
minggu atau lebih (bayi tunggal atau kembar dianggap telah mampu
seorang ibu baik dalam keadaan hidup ataupun lahir mati (Manuaba
(Khan et al. 2016) dan kelahiran lebih dari 3 berisiko terhadap kejadian
2. Status Gizi
lebih besar utuk melahirkan bayi yang sehat. Salah satu cara untuk
penapisan staus gizi KEK (kurang energi kronis). Ibu hamil KEK
merupakan ibu hamil yang memiliki ukuran LILA <23,5 cm. Penapisan
juga diiringi dengan kekurangan zat gizi lain, seperti zat besi. Dapat
3. Pendapatan
nutrisi ibu hamil selama hamil. Konsekuensi dari asupan gizi yang tidak
kesehatan ibu, namun juga akan berdampak pada bayi yang dapat
rendah.
E. Tabel Sintesa
(Gupta et al,
2015)
40
aktif dan pasif, sehingga efek perokok pasif terhadap BBLR tidak dapat
hanya dibedakan menjadi dua kategori, yaitu terpapar dan tidak terpapar,
paparan asap rokok sebagai faktor risiko kejadian BBLR seperti paparan
asap rokok dari suami, anggota rumah tangga lain, hingga jumlah anggota
di Indonesia (Lestari et al., 2015), hanya melihat paparan asap rokok yang
berasal dari suami dan anggota keluarga, namun tidak meneliti mengenai
G. Kerangka Teori
kehamilan, faktor gizi, paparan racun, serta antenatal care menjadi faktor-
racun lainnya (Kramer, 1987). Paparan racun perokok aktif dan perokok
terdapat dalam asap rokok) dan 4.000 partikel lainnya yang terdapat di
asap rokok, sebagaimana yang dihirup oleh perokok aktif. Ibu hamil yang
asap rokok yang dihirup oleh ibu hamil akan terbawa ke aliran darah
bayi(Lestari et al. 2015; Abu-Baker et al. 2010; Aditama 1997; Amiruddin &
(Aditama, 1997).
Faktor Demografi
1. Umur
2. Status sosial
ekonomi rendah Merokok
aktif/pasif
Kesehatan Reproduksi
1. Paritas
Berat Badan
Status Gizi Lahir Rendah
(BBLR)
istri dan bayinya. Tingginya paparan nikotin dalam darah dan terakumulasi
dalam rahim untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi pada janin.
Hal ini akan berakibat pada lapisan plasenta yang akan semakin menipis
Perokok pasif
BBLR
H. Kerangka Konseptual
Umur
Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR)
Paritas
Status Gizi
Pendapatan
Ket:
: Variabel independen
: Variabel dependen
Berat badan lahir merupakan berat badan bayi yang tercatat pada
Kasus : bayi dengan berat badan lahir rendah, yaitu bayi yang
Kontrol : bayi dengan berat lahir normal, yaitu bayi yang memiliki berat
Paparan asap rokok yang dimaksud adalah paparan asap rokok yang
kehamilan terakhir.
terakhir.
kehamilan terakhir.
kehamilan terakhir.
Dua atau lebih : apabila terdapat dua atau lebih dari dua anggota
kehamilan terakhir
responden terpapar asap rokok oleh suami atau anggota keluarga saat
kehamilan terakhir.
≥1 jam/hari : apabila ibu terpapar asap rokok lebih dari atau sama
< 1 jam/hari : apabila ibu terpapar asap rokok selama kurang dari
7. Jumlah rokok
kehamilan terakhir.
50
> 20 batang : apabila ibu terpapar lebih dari 20 batang rokok per
hari
hari
<10 batang : apabila ibu terpapar kurang dari 10 batang rokok per
hari
Jumlah paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh ibu, baik mati
Rp 2.504.499.
J. Hipotesis Penelitian
kejadian BBLR.
BBLR.