Professional Documents
Culture Documents
PERCOBAAN II
Disusun Oleh:
1. Dwi Jatmiko N. (1041511051)
2. Muhammas Nur Arif (1041511)
3. Pipit Sekarningrum (1041511226)
4. Eunike Dita Vega (1041411061)
5. Liya Lilistiana (1041511101)
6. Maysiya Elfiya F. (1041511112)
7. Nidya Putri A. (1041511126)
PERCOBAAN II
PENGARUH INDUKTOR DAN INHIBITOR TERHADAP EFEK
FARMAKOLOGI
I. TUJUAN
Mempelajari pengaruh beberapa senyawa kimia terhadap enzim pemetabolisme
obat dengan mengukur efek farmakologinya.
KELOMPOK WAKTU
Kontrol
2 - - - - -
Induktor 1
Induktor 2
Inhibitor 2
Kontrol
Induktor 1
Induktor 2
H 1 08:13 08:40 13:34 27 294
Inhibitor 1
Inhibitor 2
1 11:57 12:19 - 22 -
2 12:02 12:33 - 31 -
3 12:45 12:53 - 8 -
Induktor 1
Induktor 2
Inhibitor 1
1 12:23 - - - -
2 12:38 13:24 - 46 -
3 12:44 12:54 - 10 -
Inhibitor 2
Kontrol
1 12:32 13:07 - 35 -
2 12:55 13:15 - 20 -
3 12:42 13:12 - 30 -
Inhibitor 1
Inhibitor 2
Kontrol
Induktor 1
Induktor 2
Inhibitor 2
Kontrol
Induktor 1
Induktor 2
2 - - - - -
Inhibitor 1
1 09:32 - - - -
ONSET
INHIHIBITOR
NO KONTROL INDUKTOR 1 INHIHIBITOR 1 INDUKTOR 2 2
1 76 114 59 151 52
2 - 84 49 57 64
3 98 76 44 55 60
4 46 28 27 21 87
5 26 60 55 22 93
6 44 30 56 22 110
7 22 31 31 - 62
8 31 29 28 46 46
9 8 27 27 10 25
10 20 93 35 37 41
11 38 71 20 23 25
12 52 80 30 28 17
13 37 33 28 49 48
14 32 32 76 71 36
15 34 34 30 48 40
16 27 63 25 - 138
17 50 62 - 213 101
18 90 19 45 29 170
N 17 18 17 16 18 86
ΣX2t =
ΣX2 41043 65176 29817 91338 111243 338617
DURASI
INHIHIBITOR
NO KONTROL INDUKTOR 1 INHIHIBITOR 1 INDUKTOR 2 2
1 63 71 97 63 129
2 - 42 95 142 130
3 58 98 94 129 135
5 87 65 241 202 71
6 98 84 228 221 23
7 - 42 59 - 15
8 - 33 140 - 34
9 - 44 76 - 67
12 664 62 - 548 75
N 14 18 14 14 18 n = 78
ΣX2t
ΣX2 1767951 368816 378202 1090127 303048 =3908144
ΣX 270 59 208
ΣX2 32126 1163 19470
x 90 19.67 69.33
= 270+59+208
= 537
Σx2 T = Σ + Σ + Σ + Σ + Σ x25 +
2
Σ x6
= 32126+1163+19470
=52759
= 3+3+3
= 9
= 20718
b. JK Antar Kelompok
2 2 2 2
(∑X1) (∑X2) (∑X3) (∑XT )
∑X2b = n1
+ n2
+ n3
- N
2 2 2 2
(270) (59) (208) (537)
= 3
+ 3
+ 3
+ - 9
= 7840.67
f. F Hitung
RJKb 3920,335
RJKw
= 2146,22
= 1,83
K-1
3–1=2
↓
F Tabel → Daftar I N-K
9-3=6→
Kesimpulan :
F Hitung (1.83) < F Tabel (5.14)
Jadi, tidak ada Perbedaan Antar Kelompok Sehingga tidak perlu dilakukan Uji Pasca
Anava.
101157,2
a. F hitung = 3762,06 = 26,88 F tabel(daf tar I)
(k – 1)= 4– 1 = 3
(N –k) = 20 –4 = 16
Jadi F hitung ≤ F tabel berarti dalam kelompok tidak ada perbedaan yang signifikan.
INHIHIBITOR
NO KONTROL INDUKTOR 1 INHIHIBITOR 1 INDUKTOR 2 2
1 63 71 97 63 129
2 - 42 95 142 130
3 58 98 94 129 135
5 87 65 241 202 71
6 98 84 228 221 23
7 - 42 59 - 15
8 - 33 140 - 34
9 - 44 76 - 67
12 664 62 - 548 75
N 14 18 14 14 18 n = 78
ΣX2t
ΣX 2
1767951 368816 378202 1090127 303048 =3908144
2
2 (Σxt )
a. ΣΧT = Σx t − N
2
(12880)
= 3908144 − 78
= 1781292,718
2
2 (3849)2 (2052)2 (2106)2 (2871)2 20022 (12880)
b. ΣΧ b = 14
+ 18
+ 18
+ 14
+ 18
− 78
= 416644, 211
2
c. ΣΧ w = 1781292, 718 − 416644, 211
= 1364648,507
416644,211
d. RJK b = 5−1
= 104161, 05
1364648,507
e. RJK w = 78−5
= 18693,815
104161,05
f. F hitung = 18693,815
= 5,571
g. F tabel(daf tar I)
(k – 1)= 54– 1 = 4
(N –k) = 78 –5 = 73
= (5-1) x 2,18
Kontras Keterangan
=8,72
Tidak
Signifikan
Signifikan
= (5-1) x 2,18
Kontras Keterangan
=8,72
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
V. PEMBAHASAN
c. Kelompok inhibitor
Inhibitor adalah senyawa yang dapat menghambat aktivitas atau
pengeluaran enzim metabolisme sehingga menghambat proses metabolisme obat
yang diberikan bersamaan dengan senyawa lain. Obat yang digunakan sebagai
inhibitor adalah Simetidin. Pemberian Simetidin dilakukan 1 jam sebelum
pemberian obat lain (phenobarbital). Hal ini kadar puncak Simetidin pada plasma
dicapai setelah 1 jam. Simetidin mempunyai daya kerja menghambat enzim
sitokrom P450, maka menghambat metabolisme Phenobarbital sehingga kerja
Phenobarbital dalam hewan uji lebih lama.
Dalam percobaan ini, phenobarbital (luminal) yang digunakan termasuk
dalam metabolisme inaktif, karena obat yang semula aktif dengan adanya
penambahan senyawa lain diubah menjadi tidak aktif / inaktif. penambahan
senyawa lain diubah menjadi tidak aktif / inaktif.
Induktor yang diberikan bersamaan dengan obat lain, akan memicu
pengeluaran enzim pemetabolisme, sehingga metabolisme obat tersebut dipercepat,
hal ini menyebabkan jumlah metabolit inaktif jumlahnya meningkat. Padahal
tujuan metabolisme obat adalah mengubah senyawa yang aktif menjadi inaktif. Jadi
bila metabolit inaktif jumlahnya meningkat, maka kadar obat dalam plasma
jumlahnya menurun diikuti dengan efek farmakologi yang juga menurun. Sehingga
lebih beresiko menyebabkan toksisitas. Obat yang bersifat sebagai induktor jika
diperlakukan pemejanan berhari-hari dapat menimbulkan toleransi obat, yaitu
dengan meningkatkan sedikit dosis obat.
Inhibitor yang diberikan bersamaan dengan obat lain, akan menghambat
pengeluaran atau kerja enzim pemetabolisme, sehingga reaksi metabolisme dalam
tubuh berjalan lambat. Jika reaksi metabolisme berjalan lambat, maka kadar obat di
dalam plasma darah jumlahnya lebih banyak dari metabolit inaktif (hasil proses
metabolisme). Hal ini mengakibatkan efek farmakologi yang dihasilkan pun
meningkat, sehingga mengurangi terjadinya toksisitas. Simetidin cenderung
menurunkan aliran darah hati sehingga memperlambat klirens obat lain. Simetidin
menghambat enzim sitokrom P-450 sehingga menurunkan aktivitas enzim
mikrosomal hati, jadi obat yang merupakan substrat enzim tersebut akan
terakumulasi bila diberikan bersama Simetidin.
Perubahan kimia obat dalam tubuh terutama terjadi pada jaringan dan
organ-organ seperti hati, ginjal, paru, dan saluran cerna. Hati adalah organ tubuh
yang merupakan tempat utama metabolisme obat karena mengandung lebih banyak
enzim-enzim pemetabolisme dibanding organ lain. Enzim yang terpenting dalam
metabolisme adalah enzim sitokrom P-450. Enzim sitokrom P-450 adalah suatu
heme-protein. Dinamakan sitokrom P-450 karena bentuk tereduksi enzim, yaitu
(Fe2+) RH dapat membentuk kompleks dengan karbon monoksida (CO) yang bila
absorbansinya diamati dengan spektrofotometer mempunyai gelombang maksimum
450 nm. Peningkatan jumlah metabolit inaktif menyebabkan penurunan efek
farmakologi dalam tubuh. Luminal dapat memicu pengeluaran enzim sitokrom
P-450, sehingga mempercepat metabolisme obat lain (Simetidin). Sekitar 75%
metabolitnya bersifat inaktif. Luminal mengalami reaksi glukoronidasi dan
hidroksilasi. Luminal terutama diekskresikan melalui ginjal.
Parameter yang saling berpengaruh disini adalah durasi karena yang dilihat
adalah kadar obat di dalam plasma sehingga yang dilihat obat tersebut berefek
sampai obat tersebut tidak berefek. Jadi bukan onsetnya atau waktu mula kerja obat
sampai obat tersebut memberikan efek.
Menurut teori durasi yang tercepat adalah induktor, kontrol, inhibitor.
Namun pada praktikum, ternya yang memiliki durasi tercepat adalah inhibitor,
induktor dan kontrol. Pada saat praktikum, 2 mencit dari kelompok inhibisi, tidak
bisa menghasilkan reflek balik badan, sehingga disimpulkan mencit tersebut tidak
tidur, dan obat yang diberikan menjadi tidak berefek. Selain itu, lamanya wktu tidur
mencit kelompok inhibisi juga palig singkat. Hal ini mungkin terjadi karena:
a. Kondisi hewan uji dimana masing-masing hewan uji sangat bervariasi yang
meliputi produksi enzim, berat badan dan luas dinding usus, serta proses
absorbsi pada saluran cerna.
b. Faktor teknis yang meliputi ketetapan pada tempat penyuntikan dan banyaknya
volume pemberian luminal pada hewan uji.
c. Kelengkapan absorbsi obat berpengaruh terhadap durasinya misalnya lengkap
atau tidaknya obat yang berikatan dengan reseptor dan apakah ada faktor
penghambatnya.
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
● Anief, Moch. 1990. Perjalanan dan Nasib Obat Dalam Tubuh. Yogyakarta: UGM
Press.
● Syarif, Amin.1995.Farmakologi Dan Terapi,Edisi IV.Jakarta : Bagian Farmakologi
Fakulatas Kedokteran Universitas Indonesia.
● Siswandono dan Bambang.1995.Kimia Medisinal 1.Surabaya: Airlangga University
Press.
● Sulistia dan Gunawan. 2007. Farmakologi dan Terapi ed V Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta: Gaya baru.
● Tjay, Tan Hoa, Kirana Rahardja. 2003. Obat-Obat Penting. Jakarta: Gramedia.
Liya Lilistiana(1041511101)
Maysiya E. F. (1041511112)
1. PERHITUNGAN INHIBISI
A. Simetidin
Dosis 80 mg/kg BB Dosis mencit terbesar = 26,3 g
26,3 g
Etiket 10 mg/kg BB 1000 g
. 80 mg = 2,10 mg
2,10 mg
Vp = 1,0 mg/ml
= 0,21 ml
a. Dosis mencit 1
22,6 g
1000 g
. 80 mg = 1,808 mg
1,808 mg
Vp = 10 mg/ml
= 0,18 ml
b. Dosis mencit 2
22,4 g
1000 g
. 80 mg = 1,79 mg
1,79 mg
Vp = 10 mg/ml
= 0,17 ml
c. Dosis mencit 3
24,7 g
1000 g
. 80 mg = 1,97 mg
1,97 mg
Vp = 10 mg/ml
= 0,19 ml
d. Dosis mencit 4
24,3 g
1000 g
. 80 mg = 1,94 mg
1,94 mg
Vp = 10 mg/ml
= 0,19 ml
e. Dosis mencit 5
26,3 g
1000 g
. 80 mg = 2,10 mg
2,10 mg
Vp = 10 mg/ml
= 0,21 ml
Luminal
Phenobarbital 80 mg/kg BB mencit yang diberikan secara intramuscular
2,58 g
Cstok: 1/2
. 1 ml = 5,16 mg/ml = 51,6 mg/10 ml
51,6 mg
Volume yang di ambil: 200 mg
. 2 ml = 0,52 ml ad 10 ml aqua p.i
Kelompok 1
a. Dosis mencit 1
27 g
1000 g
. 87,57 mg = 2,36 mg
2,36 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,45 ml
b. Dosis mencit 2
22,5 g
1000 g
. 87,57 mg = 1,97 mg
1,97 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,38 ml
c. Dosis mencit 3
24,5 g
1000 g
. 87,57 mg = 2,14 mg
2,14 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,41 ml
Kelompok 2
a. Dosis mencit 1
g
28 1000 g . 87,57 mg = 2,45 mg
2,45 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,47 ml
b. Dosis mencit 2
29 g
1000 g
. 87,57 mg = 2,53 mg
2,53 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,49 ml
c. Dosis mencit 3
28,5 g
1000 g
. 87,57 mg = 2,49 mg
2,49 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,48 ml
Kelompok 3
a. Dosis mencit 1
19 g
1000 g
. 87,57 mg = 1,66 mg
1,66 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,32 ml
b. Dosis mencit 2
24 g
1000 g
. 87,57 mg = 2,10 mg
2,10 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,40 ml
c. Dosis mencit 3
23,5 g
1000 g
. 87,57 mg = 2,06 mg
2,06 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,39 ml
Kelompok 4
a. Dosis mencit 1
22 g
1000 g
. 87,57 mg = 1,92 mg
1,92 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,37 ml
b. Dosis mencit 2
29,5 g
1000 g
. 87,57 mg = 2,58 mg
2,58 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,50 ml
c. Dosis mencit 3
29,5 g
1000 g
. 87,57 mg = 2,58 mg
2,58 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,50 ml
Kelompok 5
a. Dosis mencit 1
25,5 g
1000 g
. 87,57 mg = 2,23 mg
2,23 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,43 ml
b. Dosis mencit 2
25,5 g
1000 g
. 87,57 mg = 2,23 mg
2,23 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,43 ml
c. Dosis mencit 3
25,5 g
1000 g
. 87,57 mg = 2,23 mg
2,23 mg
Vp = 5,2 mg/ml
= 0,43 ml
2. PERHITUNGAN INDUKSI
➢ Dosis luminal = 80 mg/KgBB
➢ Etiket = 50 mg/KgBB →vol. Ampul 2ml
➢ Pengenceran 5x
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 50mg/ml = 10 ml x 10 mg/ml
V1 = 2 ml ad 10 ml aq.p.i
➢ Volume Pemberian total induksi (3hr) = 3 ml
➢ Volume Pemberian total induksi (Hari H) = 1,9 ml