Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Minyak merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi kebutuhan tubuh
manusia, karena minyak merupakan sumber energi dimana satu gram minyak dapat
menghasilkan 9 kkal. Minyak (nabati) mengandung asam lemak tak jenuh dan
beberapa asam lemak esensial seperti asam olet, linolet dan linolenat. Minyak
berperan penting bagi pengolahan bahan pangan, kerena minyak mempunyai titik
didih yang tinggi (±200oC). Oleh karena itu minyak dapat digunakan untuk
menggoreng makanan sehingga bahan yang digoreng menjadi kehilangan kadar air
dan menjadi kering. Pada umumnya, minyak dapat diperoleh dari kelapa, kelapa
sawit, dan lain-lain (Suastuti, 2009)
Minyak kelapa yang dihasilkan dengan cara basah memerlukan pemanasan yang
cukup lama sehingga membutuhkan bahan bakar yang cukup banyak pula. Cara ini
kurang efisien karena selain membutuhkan waktu yang lama dan biaya untuk bahan
bakar yang cukup tinggi. Cara lain yang dapat dilakukan untuk mendapatkan minyak
kelapa adalah dengan memanfaatkan kegiatan mikroorganisme yang dikenal dengan
cara fermentasi. Pembuatan minyak kelapa dengan fermentasi merupakan salah satu
alternatif untuk mengatasi masalah pada pembuatan dengan cara tradisional.
Pembuatan minyak kelapa dengan fermentasi juga membutuhkan waktu yang cukup
lama tetapi tidak membutuhkan proses pemanasan untuk mendapatkan minyaknya
sehingga lebih hemat (Suastuti,2009)
Minyak kelapa dapat diperoleh dengan bererapa cara yaitu kering maupun basah.
Dengan cara basah, memiliki kekurangan dalam pemanasan yang boros dan kurang
efektif. Maka dari itu, dilakukan dengan cara fermentasi santan kelapa. Pada
praktikum ini sendiri dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara memproduksi
minyak kelapa dari santan, bagaimanakah hubungan pH terhadap waktu,
bagaimanakah hubungan densitas terhadap waktu dan bagaimanakah analisa fisik
kimia terhadap minyak kelapa yang dihasilkan.
2.1 Kelapa
Buah kelapa (Cocos nucifera) termasuk jenis tanaman palma yang
mempunyai buah berukuran cukup besar. Termasuk tumbuhan monokotil tingkat
tinggi sehingga mempunyai daun berbentuk sejajar dan batang tiak bercabang.
Buahnya terbungkus dengan serabut dan batok yang cukup kuat. Tanaman kelapa
banyak tumbuh di daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Indonesia menjadi negara
agraris yang menempati posisi ketiga setelah Filipina dan India sebagai penghasil
kelapa terbesar di dunia. Penggunaan minyak kelapa di Indonesia nomor dua
terbanyak setelah minyak sawit (lebih dari 70%). Minyak kelapa dapat diperoleh
melalui proses basah dan proses kering. Namun, terdapat metode alternative lain,
yaitu Pembuatan minyak kelapa dengan cara fermentasi yang membutuhkan waktu
cukup lama tetapi tidak membutuhkan proses pemanasan untuk mendapatkan
minyaknya (Suastuti,2009).
Buah kelapa yang sudah tua mengandung kalori yang tinggi, sebesar 359 kal
per 100 gram; daging kelapa setengah tua mengandung kalori 180 kal per 100 gram
dan daging kelapa muda mengandung kalori sebesar 68 kal per 100 gram.
Tabel 2.1 Komposisi kimia daging buah kelapa segar pada 3 tingkatan umur
Umur buah
No Komposisi per 100 gram bahan Satuan
Muda Setengah tua Tua
1 Kalori Kal 68 180 359
2 Protein G 1 4 3,4
3 Lemak G 0,9 15 34,7
4 Karbohidrat G 14 10 14
5 Kalsium Mg 7 8 21
6 Fosfor Mg 30 55 98
7 Besi Mg 1 1,3 2
8 Vitamin A SI 0 10 0
9 Vitamin B1 Mg 0,06 0,05 0,1
10 Vitamin C Mg 4 4 2
11 Air G 83 70 46,9
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI (1981)
Air kelapa mengandung nilai kalori rata-rata berkisar 17 kalori per 100 gram.
Air kelapa hijau dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin
atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi. Kandungan zat kimia lain yang
menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun. Komposisi
kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau
vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium. Mineral yang
terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor, dan gula yang terdiri dari glukosa,
fruktosa, dan sukrosa. Kadar air yang terkandung pada buah kelapa sejumlah 95,5
gram dari setiap 100 gram (Direktorat Gizi Depkes RI, 1981).
Buah kelapa terdiri dari beberapa bagian yaitu kulit luar (epicarp), sabut
(mesocarp), tempurung (endocarp), kulit daging buah (testa), daging buah
(endosperm), air kelapa dan lembaga.
6. Enzimatis
Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan pemisahan
minyak dalam santan tanpa pemanasan melainkan dengan bantuan enzim.
Enzim bisa disintessis atau disuplai dari alam. Beberapa jenis enzim yang
bisa digunakan untuk memecah ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak yaitu
papain (papaya), bromelin (nanas), dan enzim protease yang berasal dari
kepiting sungai. Enzim papain banyak terdapat dalam getah daun papaya.
Sementara enzim bromelin banyak terdapat pada bagian bonggol (hatinya)
nanas.
Dengan rusaknya protein maka ikatan lipoprotein dalam santan juga
akan terputus dengan sendirinya. Kemudian, minyak yang diikat oleh ikatan
tersebut akan keluar dan mengumpul menjadi satu. Karena minyak memiliki
massa (berat) jenis lebih rendah dibandingkan dengan air, maka posisinya
kemudian berada paling atas, disusul dengan protein dan terakhir (bawah)
yaitu air (Sari, 2009)
7. Fermentasi
Pada pembuatan minyak secara fermentasi ini sebenarnya yang
diperlukan adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh jamur Saccharomyces
sp Enzim yang diproduksi oleh jamur Saccharomyces sp ini dilepaskan ke
lingkungan sekitar jamur untuk menghancurkan subtrat tempat tumbuhnya
menjadi senyawa-senyawa organik dapat larut. Subtrat yang dihancurkan ini
pada umumnya beruapa senyawa karbohidrat. Di dalam endosperm biji
kelapa. Minyak umumnya terdapat berikatan dengan karbohidrat dan protein.
Dengan dihancurkannya karbohidrat oleh enzim yang dihasilkan
Saccharomyces sp , maka minyak maupun protein masing-masing akan
terlepas. Minyak akan berada di permukaan karena memiliki BJ yang lebih
ringan, sedangkan proteinnya akan mengendap (Diana,2010).
Kelapa
Santan Krim
Diinkubasi
selama 1 malam
Atur pH 7,
ukur densitas
Inkubasi
Ukur densitas,
pH
Inkubasi
Starter dimasukkan ke
cuvet
Disentriugasi, kecepatan
3000 rpm selama 20
menit
Minyak
diambil
Uji Organoleptik
Hitung Densitas
Keterangan gambar:
1. Klem
2. Statif
3. Buret
4. Erlenmeyer
𝑚1 − 𝑚0
𝜌=
𝑉
𝑉 𝑥 𝑁 𝑥 200
𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 =
𝑚 𝑥 10
dengan:
V = volume NaOH yang diperlukan dalam penitaran (ml)
N = normalitas NaOH
m = bobot contoh (g)
200 = berat molekul asam laurat
DAFTAR PUSTAKA
Pasaribu. N. 2004. Minyak Buah Kelapa Sawit. Universitas Sumatera Utara Jurusan
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan.
Suastuti. (2009). Kadar Air dan Bilangan Asam dari Minyak Kelapa yang Dibuat
dengan Cara Tradisional dan Fermentasi. 3 (2): 69-74.