Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sumber daya manusia yang berkuliatas. Di dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1)
setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia serta
pusat pembudayaan nilai, Sikap dan kemampuan, Serta berorientasi pada masa
depan.
1
2
pembelajaran (instruction). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan
pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang positif dari peserta didik
umunya.
sesuai dengan hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang dialami oleh
masing-masing anak.
1
Murtini. upaya meningkatkan kemampuan membaca dengan model pembelajaran talking stick pada
siswa kelas IV Tunagrahita ringan di SDLB Dharma waninit.(Banjarmasin : Skripsi 2012), hal. 2 - 3
3
secara umumnya.
Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yang kurang atau
intelegensi normal dengan skor IQ sama atau lebih rendah dari 70. Intelegensi
yang di bawah rata-rata anak normal, Jelas ini akan menghambat segala aktifitas
tunagrahita itu sudah duduk kelas V SD. Jadi dari hasil pengamatan saat anak
2
Dedy Kustawan dan Yani Meimulyani.mengenal pendidikan khusus&pendidikan layanan khusus
serta implementasikan.(Jakarta timur.Pt luxima.2013), hal 28-29.
4
ditunjuk angka secara acak anak kebingunan dan tidak bisa menyebutkan angka
secara benar. 3
B. Rumusan Masalah
mengenal konsep bilangan angka 1 sampai 10 pada anak tunagrahita sedang kelas
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah agar anak
box smile.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Aplikatif
pembelajaran color box smile pada anak tunagrahita sedang di kelas VB SDLB
3
Ibid. Hal.30
5
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti
b. Bagi Guru
c. Bagi Siswa
d. Bagi Sekolah
matematika.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Anak Tunagrahita
rendah dari 70. Intelegensi yang dibawah rata-rata anak normal jelas akan
sebayanya.4
menjelaskan kondisi anak yang kecerdasan jauh di bawah rata-rata. Anak itu
sosial.5
4
kemis dan Ati.pendidikan anak berkebutuhan khusus tunagrahita.jakarta timur.PT luxima
media.2013.hal 15-17
5
E.kosasih.cara bijak memahami anak berkebutuhan khusus.Bandung.Yrama widya.2012.hal 140
7
bawah dari anak pada umumnya, hal ini dapat menghambat aktifitasnya
dan yang lebih tampak adalah sulitnya dalam menerima pelajaran, khususnya
a. Genetik
c. Kelainan (pre-natal) yang disebabkan oleh kejadian yang terjadi pada saat
kelahiran.
8
pada selaput Otak) dan problem nutrisi, yaitu kekurangan gizi seperti
kekurangan protein.
f. Gangguan metabolisme/nutrisi.
1) Phenylketonuria
2) Gargoylisme
3) Cretinisme
e. Akibat penyakit atau pengaruh sebelum lahir (pre-natal) yang tak diketahui
i. pengaruh lingkungan
Tunagrahita sedang 51 – 36 54 – 40
Tunagrahita berat 32 – 90 39 – 25
2006: 110).
IQ 51-36 pada skala binet dan 54-40 menurut skala weschler (WISC)
menerus. Hal ini dilakukan supaya anak dapat bekerja di tempat terlindung
sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akedemik seperti menulis,
sedang akan terlihat saat anak melakukan aktivitas atau kegiatan, dari
kategori sedang biasa memiliki karaktristik dan gejala klinik dan pada usia
kira-kira 20% dari jumlah anak kategori retardasi mental sedangkan khusus
a. Karakteristik fisik
6
Mumpurianti.ortotidatik tunagrahita.yogjakarta.fiy uny.2003.hal 24
12
keterbelakangan.
b. Karekteristik psikis
c. karakreristik sosial
baik, rasa etisnya kurang dan tampak tidak mempunyai rasa terimakasih,
d. karakteristik akedemik
abstrak.
Ahli lain juga berpendapat yang lebih luas dari karakteristik di atas,
abstrak.
merupakan gejala yang umum dijumpai pada retardasi mental dan sering pula
7
muhammad efendi.pengeantar psikopegagogik anak berkalainan.fkipuns.surakarta.2006.hal 110
8
Muhammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), Hal. 98.
14
disabilities)9.
sosial yang memerlukan arahan dan bimbingan khusus serta bekal kehidupan
yang harus diberikan untuk masa depannya. Anak tunagrahita sedang hanya
pandang para pakar. Media pembelajaran adalah metode dan teknik yang
9
Lumban Tobing,, Anak dengan Mental Terbelakang, ( Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2001), Hal .8.
15
pesan.
perasan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga
fungsinya tidak jauh berbeda dengan media pembelajaran. Sudah pasti media
10
Yani meimulyani dan Golyoto.media pembelajaran adaftif.PT LUXIMA.Jakarta timur.2013.hal 34
11
Rostina sundayani.media pembelajaran matematika. ALFABETA Bandung.2013.Hal 6.
16
kebutuhan anak.
saja, seperti radio, casette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok
Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti flim strip,
slider (flim bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media
visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film
3. Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
yang diperuntukan dalam penelitian ini untuk anak tunagrahita sedang yang
angka bilangan 1-10. Bahwa media pembelajaran color box smile Dalam
penggunaan media color box smile ini menggunakan kardus yang mana
setiap sisi kanan dari color box smile ini bertulisan angka bilangan 1-10
sedangkan disisi kiri dari color box smile ini bertulisan bilangan dengan
ditambah gambar benda sesuai dengan angaka yang tertera di color box
smile.
a) kardus
e) Bola kecil
warna biru ditempelkan sisi kiri, setelah itu setiap sisi kanan diisi
a) Bila ditunjuk angka bilangan satu atau bilangan angka dua pada sisi
color box smile ( setiap sisi color box smile ada angka bilangan 1
sampai 10), Maka anak diminta memasukan benda sesuai dengan jumlah
anak memasukan benda didalam color box smile dan bila anak berhasil
smile maka anak minta menunjuk angka bilangan yang sisi sebelah
kanan atau sebelah kiri (setiap sisi color box box smile ada tulisan
4). Kelebihan dan Kekurangan Permaianan Media color box smile memiliki
beberapa kelebihan :
a). Media color box smile sebagai sarana meningkatkan dalam mengenal
sampai 10.
g). Permainan ini semi kongkrit dan bisa juga permainan ini menjadi
semi.
Kekurangan media ini adalah media cepat rusak karena bahannya terbuat
dari kardus.
4. Pengertian Bilangan
dan bilangan seringkali dianggap dua entitas yang sama, mereka pun
20
matematika.
komunikasi dalam ilmu sains, sehingga belum ada konsensus resmi bahwa
dengan kata nomor. Kata nomor biasanya menunjuk satu atau lebih angka
bilangan bulat yang berurutan. Misalnya kata nomor 3 menunjuk salah satu
digits), yaitu angka 1 dan angka 0.'' tanpa penjelasan lebih lanjut, kata
Macam-macam Bilangan :
1) Bilangan Asli
2) Bilangan Prima
21
oleh dirinya sendiri dan satu, atau bilangan yang memiliki 2 faktor dan
3) Bilangan cacah
contoh:0,1,2,3,4,5,6,7,....
4) Bilangan Bulat
Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri dari seluruh bilangan baik
5) Bilangan Rasional
C. Kerangka Berpikir
13
Dian Astari.meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan menggunakan media
pembejaran ular tangga bagi anak tunagrahita riang.(Banjarmasin: Fkip Universitas Lambung
Mangkurat, 2013), hal.
22
tunagrahita sedang lemah dalam bidang akedemik. Maka dari itu untuk
kemampuan anak dalam mengenal angka. salah satu media permainan yang
Color box smile ini sebuah kontak setiap sisi kontak tulisan bilangan
angka dan dimasuki bola didalam kontak itu sesuai jumlahnya. Anak
diminta memasuki bola sesuai dengan jumlah di dalam kontak itu dan anak
bilangan angka pada sisi color box smile. Pembuatan media color box
smile angka ini disesuaikan dengan kemampuan anak tunagrahita yang sulit
Gambar 2.1
skema kerangka berfikir
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah media color
Banjarmasin.
24
BAB III
METOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
ini, karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan
penentuan teknik analisa dan uji statistik yang akan digunakan pendekatan ini
juga lebih memberikan makna dalam hubungan dengan penafsiran angka statistik,
membagi desain eksperimen menjadi tiga yaitu desain pra eksperimen, desain
B. Desain penelitian
dependen. bukan semata- mata dipengaruhi oleh variabel indepen.'' Hal ini dapat
14
Syofian siregar.Statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif.PT BUMI AKSAR.jakarta.tahun
2013.hal 30
26
terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara
dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one
group pretest posttest design. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan
terlebihi dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan akhir pembelajaran sampel
diberi post test design. Desain ini gunakan sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai yaitu ingin mengetahui peningkatan keterampilan proses sains dan hasil
Tabel 3.1
O1 X O2
(Sugiono, 2008:111)
Keterangan :
Pengambilan data pada desain penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali
C. Tempat Penelitian
Sekolah ini adalah salah satu sekolah berkebutuhan khusus yang memiliki
banyak siswa ABK, Seperti anak Autis, Tunarungu, Tunagrahita dan Tunadaksa,
tertarik dan memilih untuk melakukan penelitian disekolah tersebut karena lebih
efisien dalam waktu dan sangat terbuka dalam memberikan data-data penelitian
SDLB B/C Paramita Graha Banjarmasin. Anak didk yang diteliti dalam peneliti
D. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu yang dijadikan bahan atau sasaran dalam
penelitian. Penelitian ini terfokus pada satu subjek saja. "Subjek penelitian
adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian yang
dipermasalahkan melekat15.
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa tunagrahita sedang yang duduk
kelas V di SLDB B/C Paramitha Graha Banjarmasin, dengan jenis kelamin laki-
laki yang bernama Saifullah alamat rumah di Jalan Sungai lulut, Banjarmasin.
E. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru kelas V di SDLB B/C
pengajaran yang selama ini digunakan serta untuk memperoleh data tentang
orang siswa, 1 anak autis dan 1 anak tunalaras. jadi didalam kelas berjumlah 3
15
Arikunto. Prosuder penelitian suatu pendekatan pratik.PT rineka cipta.Jakarta.2003.hal 81
29
orang siswa semua berbeda ABK yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar tes kemampuan yang telah
1.) Observasi
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek
alam yang lain. mengemukan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari perbagi proses biologis dan
2.) Tes
jenis, yaitu fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau
kemampuan anak, tes bisa berbentuk serangkaian soal yang di kerjakan oleh
pelajar.
Tes ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada saat pretest (sebelum
yang diberikan terhadap siswa pada saat pretest berbeda tetapi mempunyai
Data yang telah terkumpul melalui tes disusun sedemikian rupa untuk
memudahkan pengolahaan dan analisis data, teknik analis data yang digunakan
16
Sugiyono.metode peneliti pendidikan pendekatan kuantitatif ,kualitatif,dan
R&D.ALFABETA.bandung.hal 203
17
Arikunto.Prosuder penelitian suatu pendekatan pratik.PT rineka cipta.Jakarta.hal 266.
31
SDLB B/C Paramita Graha Banjarmasin melalui penggunakan media color box
ini:
skor anak
x 100 %
skor maks
Maka selanjutnya dilakukan tes akhir terhadap kemampuan anak lalu hasilnya
skor anak
x 100 %
skor maks
32
besar nilai kemapuan mengenal bilangan angka 1 sampai 10 pada anak sebelum
I. Jadwal penelitian
b.Persetujuan Proposal
4. Ujian a. Ujian
Skripsi
b. Perbaikan
BAB IV
Banjarmasin, Tepatnya di Jalan Kelayan B, Gang Suka ria Kelurahan Kelayan barat
dari 4 ruangan, 2 ruangan digunakan untuk belajar mengajar, didalam satu ruangan
terbagi jadi 3 kelas, 1 ruangan untuk perpustakaan dan sisanya untuk ruangan guru.
memadai, hanya saja ruangan yang belum sesuai dengan kapasitas buku dan siswa.
Selain buku – buku pelajaran sekolah, perpustakaan ini juga memiliki majalah,
3m dengan sarana dan prasarana seperti papan tulis, lemari, kipas angin, meja dan
kursi. halaman yang ada disekolah ini bergabung dengan lapangan sekolah SDN
lingkungan sekolah terlihat sederhana. Bagian luar sekolah tidak ada tempat khusus
untuk menanam pohon sebagai upaya penghijauan sekolah. jumlah murid disekolah
ini 65 orang dan guru pengajar berjumlah 12 orang, terdiri 2 laki-laki 10 wanita.
Kelas V mempunyai lima orang siswa. Semua siswa laki-laki. pada penelitian
ini, tidak semua siswa kelas V yang menjadi subjek penelitian, melainkan hanya satu
orang siswa tunagrahita sedang yang dijadikan subjek penelitian. Udara di dalam
ruangan kelas cukup baik, karena kelas mempunyai jendela yang memudahkan udara
untuk masuk sehingga kondisi ruangan tidak terlalu panas dan juga tidak lembab.
C. Pelaksanaan Penelitian
Data hasil penelitian adalah data yang peroleh dari hasil pengukuran
bilangan menggunkan media pembelajaran Color Box Smile serta hasil observasi.
selama pelaksanaan tindakan. Data peneliti ini diolah dalam cara yaitu secara
Tes awal penelitian ini dilakukan pada 12 Mei 2016 dikelas V SDLB Paramita
sampai 10. Ada pun kemampuan anak dalam mengenal angka, peneliti sajikan
Tabel 4.1
Hasil Tes awal (pre test)
Skala
1 2 3 4 5 Skor Skor
No Perilaku Indikator
anak maks
1 Menyebutkan angka 1 sampai 5 5,3,2,4,1 √ 4 10
secara acak
12 40
Keterangan skala :
Skala 1 : anak tidak mampu.
Skala 2 : anak dibantu secara penuh.
Skala 3: sedikit di bantu.
Skala 4: anak mampu mengeal angka 1 -10 tetapi kadang-kadang salah.
Skala 5 : anak mampu mengenal bilangan secara mandiri.
Grafik 4.2
Hasil Tes Awal
37
10 Skor skala 1
Maks
10 Skor Maks
Skala 2
10 Skor Maks
Skala 3
10 Skor Maks
Skala 4
pertama anak memperoleh skala 2 artinya anak dibantu secara penuh untuk
skor anak
38
x 100 %
skor maks
35
30
25
20
15 30
10
0
pre test
2016. pertemuan kelima pada tanggal 18 Mei 2016. Untuk lebih jelasnya,
Tabel 4.4
Jadwal Pertemuan Treatment
No Hari dan Tanggal Jam Pelaksanaan Tempat
sejumlah benda kedalam color box smile sesuia dengan angka yang tanyakan
oleh peneliti. Contohnya, Peneliti menujukan sebuah angka ada sisi color box
angka bilangan pada sisi color box smile kemudian anak menyebutkan angka
tersebut setelah itu anak memasukan benda kedalam color box smile sesuai
40
pada sisi color box smile. yaitu hasilnya anak berhasil menyebutkan
memasukan benda kedalam color box smile sesuai angka bilangan 5 dan 6,
hasilnya anak berhasil memasukan 5 benda kedalam color box smile dan
memasukan 6 benda kedalam color box smile sesuai dengan jumlah bilangan
box smile. Anak hanya berhasil menyebutkan bilangan tetapi anak tidak
sisi color box smile. Anak menyebutkan angka bilangan yaitu hasilnya anak
kedalam color box smile sesuai angka bilangan 8, hasilnya anak tidak sampai
8 buah benda yang di masukan benda kedalam color box smile yang masuk
sisi color box smile. Anak menyebutkan angka bilangan 6 hasilnya anak
benda kedalam color box smile sesuai angka bilangan 9, hasilnya anak tidak
sampai 9 buah benda yang di masukan benda kedalam color box smile yang
Tes akhir (post tes) dalam penelitian ini dilaksanakan pada pertemuan
kemampuan anak sesudah dilakukan Treatment dapat dilihat pada tabel tes
Tabel 4.5
Hasil Tes akhir (post Test)
Skala
Skor 28 40
Keterangan skala :
10 Skor Maks
Skala 2
Skala 4
Pada perilaku tes pertama, Dari kegiatan indikator yang dinilai anak
mencapai skala 4 yang berarti anak mampu mengenal angka tetapi terkadang
salah untuk menyebutkan angka 1 sampai 5 secara acak. Pada perilaku tes
kedua, anak mencapai skala 3 yang berarti anak sedikit bantu untuk
mencapai skala 4 ini berarti anak mampu mengenal angka tetapi terkadang salah
keempat anak mencapai rentang skala 3 berarti anak sedikit dibantu untuk
tes akhir (post test) diketahui bahwa skor peroleh anak yang diperoleh anak
44
media color box smile adalah 65%. Melalui hasil tes akhir (post test) dapat
Grafik 4.7
Hasil Tes Akhir
70%
60%
50%
40%
65%
30%
20%
10%
0%
post tes
E. PEMBAHASAN
Graha Banjarmasin yang menjadi subjek penelitian ini. Anak Tunagrahita adalah
anak memiliki taraf kecerdasan yang sangat rendah sehingga untuk meneliti
51-36 pada skala binet dan 54-40 menurut skala weschler (WISC) dalam
ini dilakukan supaya anak dapat bekerja di tempat terlindung sangat sulit bahkan
tidak dapat belajar secara akedemik seperti menulis, membaca, serta berhitung
namun anak dapat menulis hal-hal paling sederhana yakni nama, dengan kata
lain tunagrahita sedang lebih ditekankan pada kemampuan yang berasal dari
bimbingan dan pelayanan khusus. Pada tahap ini media color box smile
telah dijelaskan bahwa fungsi dari media color box smile adalah media
mengenal angka bilangan 1-10. Bahwa media pembelajaran color box smile.
Dalam penggunaan media color box smile ini menggunakan kardus yang mana
setiap sisi kanan dari color box smile ini bertulisan angka bilangan 1-10
47
sedangkan disisi kiri dari color box smile ini bertulisan bilangan 1 sampai 10
dengan ditambah gambar benda sesuai dengan angka yang tertera di color box
smile.
Berdasakan hasil tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) yang sudah
angka 1 sampai 10 pada Tes awal yaitu 30% dan besar nilai kemampuan
mengenal bilangan angka 1 sampai 10 pada Tes akhir anak yaitu 65% . Agar
sebagai berikut .
Grafik 4.3
70
60
50
40
30 60%
20
10
30%
0
tes awal(pre test) Tes akhir (pos test)
48
Dari grafik di atas dapat dilihat dengan jelas terdapat peningkatan mengenal
Treatment. Sesuai dengan hasilnya peneliti di lapangan dan teori kajian pustaka
pada bab sebelumnya, didapatkan kecocokan atau kesamaan hasil. Ternyata anak
mengalami perubahan sikap menjadi lebih semangat dan antusias dalam belajar,
hipotesisi peneliti benar atau diterima karena menggunakan media color box
smile dapat meningkatan dalam mengenal bilangan angka 1 sampai 10 bagi anak
ajaran 2016.
49
BAB V
A. Kesimpulan
sampai 10 pada anak tunagrahita sedang kelas V SDLB B/C Paramita Graha
disimpulkan media color box smile dapat memberi pengaruh yang positif
bilangan 1 sampai 10. Kesimpulan dari hasil pengamatan dan analisa dari
1. Anak yang diteliti bisa mengenal angka 1 sampai 10 tapi secara beurutan,
namun secara tidak berutan atau secara acak kemampuan anak masih
3. Hasil keseluruhan yang dilalui dengan membandingkan pre test dan pos
tes dengan menggunakan permainan media color box smile hasil 60%
B. Saran
1. Bagi anak atau siswa di sekolah, diharapkan anak lebih aktif lagi dalam
2. Bagi orang tua, media color box smile sebagai media yang bias menjadi
3. Bagi guru, media color box smile menjadi media yang representatif guna
DAFTAR PUSTAKA
Yani meimulyani dan Golyoto.2013. media pembelajaran adaftif. Jakarta timur : PT.
Luxima
No Skala
1 menyebutka 5,3,2,4,1
n angka 1
sampai 5
secara acak
menyebutka 7,9,6,8,10
n angka 1
sampai 5
secara acak
menuliskan
bilangan
angka sesuai
uruta
sesuai
urutannya
54
Indikator skala
No Perilaku 1 2 3
1 menyebutkan 5,3,2,4,1 √
angka 1 sampai 5
secara acak
menyebutkan
2 7,9,6,8,10
angka 6 sampai 10
secara acak
3 menuliskan
bilangan angka
5,4,3,2,1
sesuai urutannya 1
sampai 5
menuliskan
4 bilangan angka 10,9,8,7,6
sesuai urutannya 6
sampai 10
55
56
No.
4
57