You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas kesehatan tingkat
pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Agar puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus
melaksanakan manajemen Puskesmas.
Kepala puskesmas, penanggung jawab upaya kesehatan dan staf
Puskesmas harus melaksanakan manajemen puskesmas agar pengelolaan
sumber daya dan upaya puskesmas dapat terlaksana dengan maksimal. Oleh
sebab itu, kepala, penanggung jawab upaya kesehatan dan staf puskesmas harus
mempunyai kompetensi dalam melakukan manajemen Puskesmas, terutama
menindaklanjuti program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga di suatu wilayah administrasi, akan menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Hal ini harus dipahami oleh kepala puskesmas dan
jajarannya tentang pentingnya upaya memberdayakan keluarga untuk hidup sehat
melalui kunjungan luar dan dalam gedung maupun program upaya kesehatan
berbasis masyarakat.
Program Indonesia Sehat bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia. Sasaran program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat
kesehatan kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama
yaitu : 1. Penerapan paradigma sehat, 2. Penguatan Pelayanan Kesehatan dan 3.
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. (JKN). Penerapan paradigma sehat
dilakukan dengan strategi pengaruh atau keutamaan kesehatan dalam
pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif dan pemberdayaan
masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan,
peningkatan mutu menggunakan strategi continuum of care dan intervensi
berbasis resiko kesehatan. Pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan

1
sasaran dan manfaat serta kendali mutu. Kesemuanya itu ditujukan kepada
tercapainya keluarga sehat.
Dalam menjalankan fungsi mendukung Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga, puskesmas dituntut untuk mampu melakukan pemetaan
masalah kesehatan masyarakat, membuat prioritas masalah dan menetapkan
rencana pemecahan masalah melalui kegiatan lintas sektor dan lintas program
sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Puskesmas diharapkan mampu
menjalankan fungsinya tersebut melalui rangkaian kegiatan manajemen
puskesmas.

1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM

Memberikan gambaran umum kesehatan berdasarkan 12 indikator Keluarga Sehat


di Desa Jembul.

1.2.2 TUJUAN KHUSUS


1. Memberikan gambaran hasil Indeks Keluarga Sehat Desa Jembul
2. Memberikan gambaran hasil Indeks Keluarga Sehat Desa Jembul tingkat RW
3. Memberikan gambaran hasil Indeks Keluarga Sehat Desa Jembul tingkat RT
4. Memberikan gambaran hasil Indeks Keluarga Sehat Desa Jembul tingkat
Keluarga

BAB II
GAMBARAN UMUM
PROGRAM KELUARGA SEHAT

2
Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 dalam
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap potensi
yang ada, baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun
masyarakat. Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat,
yaitu keluarga. Pembangunan keluarga, sebagaimana dimaksud dalam Undang
Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup
dalam lingkungan yang sehat. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga, untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan
fungsinya secara optimal. Sebagai penjabaran dari amanat Undang-Undang
tersebut, Kementerian Kesehatan menetapkan strategi operasional pembangunan
kesehatan melalui Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga.
A. KONSEP PENDEKATAN KELUARGA
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan
di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga
keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. Keluarga
sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat karena
menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk
membina sosialisasi pada anak, membentuk normanorma tingkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar

3
tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan adalah:
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga-
nya,
2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya,
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.

Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini


merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan
perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang
meliputi kegiatan berikut Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan
data Profil Kesehatan Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan
datanya, Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai
upaya promotif dan preventif, Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti
pelayanan kesehatan dalam gedung, Pemanfaatan data dan informasi dari
Profil Kesehatan Keluarga untuk pengorganisasian/pemberdayaan
masyarakat dan manajemen Puskesmas. Kunjungan rumah (keluarga)
dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga. Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian
Prioritas Pembangunan Kesehatan memanfaatkan data dan informasi dari
Profil Kesehatan Keluarga (family folder). Dengan demikian, pelaksanaan
upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) harus diintengrasikan
ke dalam kegiatan pendekatan keluarga. Dalam menjangkau keluarga,
Puskesmas tidak hanya mengandalkan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM) yang ada sebagaimana selama ini dilaksanakan,
melainkan juga langsung berkunjung ke keluarga. Perlu diperhatikan, bahwa
pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah ini tidak berarti mematikan
UKBMUKBM yang ada, tetapi justru untuk memperkuat UKBM-UKBM yang
selama ini dirasakan masih kurang efektif.

4
Gambar 3.
Konsep
Pendekatan Keluarga

Dengan mengunjungi keluarga di rumahnya, Puskesmas akan


dapat mengenali masalahmasalah kesehatan (dan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat-PHBS) yang dihadapi keluarga secara lebih menyeluruh
(holistik). Individu anggota keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan
kesehatan kemudian dapat dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang
ada dan/atau pelayanan Puskesmas. Keluarga juga dapat dimotivasi
untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan berbagai faktor
risiko lain yang selama ini merugikan kesehatannya, dengan
pendampingan dari kader-kader kesehatan UKBM dan/atau petugas
profesional Puskesmas (gambar 3). Untuk itu,

diperlukan pengaturan agar setiap keluarga di wilayah Puskesmas


memiliki Tim Pembina Keluarga.

Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan oleh


Puskesmas yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP)

5
dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan,
dengan target keluarga, didasarkan pada data dan informasi dari Profil
Kesehatan Keluarga (gambar 4). Tujuan dari pendekatan keluarga adalah
sebagai berikut.
1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan
komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta
pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.
2. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Kabupaten/Kota dan SPM Provinsi, melalui peningkatan akses dan
skrining kesehatan
3. Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN
4. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam Ren-
cana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.

B. KELUARGA SEBAGAI FOKUS PEMBERDAYAAN


Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan satuan (unit) terkecil
dari masyarakat, terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga yang seperti ini
disebut rumah tangga atau keluarga inti (keluarga batih). Sedangkan keluarga
yang anggotanya mencakup juga kakek dan atau nenek atau individu lain yang
memiliki hubungan darah, bahkan juga tidak memiliki hubungan darah (misalnya
pembantu rumah tangga), disebut keluarga luas (extended family). Oleh karena
merupakan unit terkecil dari masyarakat, maka derajat kesehatan rumah tangga
atau keluarga menentukan derajat kesehatan masyarakatnya. Sementara itu,
derajat kesehatan keluarga sangat ditentukan oleh PHBS dari keluarga tersebut.
Dengan demikian, inti dari pengembangan desa dan kelurahan adalah
memberdayakan keluarga-keluarga agar mampu mempraktikkan PHBS. PHBS
adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan
lingkungan harus dipraktikkan perilaku mencuci tangan dengan sabun,
menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik
nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan, dan lain-lain. Di bidang kesehatan ibu
dan anak serta keluarga berencana harus dipraktikkan perilaku meminta
pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan, menimbang balita dan memantau
perkembangannya secara berkala, memberikan imunisasi dasar lengkap kepada
bayi, menjadi aseptor keluarga berencana, dan lain-lain.
Di bidang gizi dan farmasi harus dipraktikkan perilaku makan dengan gizi
seimbang, minum Tablet Tambah Darah (TTD) selama hamil, memberi bayi Air
Susu Ibu saja (ASI eksklusif), dan lain-lain.
Sedangkan di bidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktikkan perilaku
ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan atau
memanfaatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM),
memanfaatkan Puskesmas dan sarana kesehatan lain, dan lain-lain. PHBS
harus dipraktikkan di semua bidang kesehatan masyarakat karena pada
hakikatnya setiap masalah kesehatan merupakan hasil perilaku, yaitu interaksi
manusia (host) dengan bibit penyakit atau pengganggu lainnya (agent) dan
lingkungan (environment). Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari fungsi

6
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dari Puskesmas. Karena keluarga
merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka pemberdayaan masyarakat
harus dimulai dari pemberdayaan keluarga. Pemberdayaan masyarakat yang
selama ini dilaksanakan di bidang kesehatan dipandu dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/X/ 2010 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Dalam pedoman ini disebutkan
bahwa pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan merupakan kelanjutan dari
pemberdayaan keluarga melalui pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. Tujuan dari pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif itu tidak lain adalah terciptanya Desa Sehat dan Kelurahan
Sehat. Kegiatan Puskesmas dalam melaksanakan upaya kesehatan perorangan
(UKP) tingkat pertama memang dapat menghasilkan individu sehat, yang diukur
dengan Indikator Individu Sehat (IIS). Tetapi dengan cara ini saja, Kecamatan
Sehat akan sulit dicapai. Melalui pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan
di wilayah kerjanya, Puskesmas akan lebih cepat mencapai Kecamatan Sehat.
Dengan mengembangkan dan membina desa dan kelurahan, Puskesmas
melaksanakan pemberdayaan keluarga dan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan keluarga akan menghasilkan keluarga-keluarga sehat yang
diukur dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS). Sedangkan pemberdayaan
masyarakat desa dan kelurahan akan menghasilkan peran serta masyarakat
berupa UKBM seperti Posyandu, Posbindu, Polindes, Pos UKK, dan lain-lain.
Sementara itu, kegiatan Puskesmas dalam pelaksanaan pembangunan wilayah
berwawasan kesehatan akan menghasilkan tatanan-tatanan sehat, seperti
sekolah sehat, pasar sehat, kantor sehat, masjid dan mushola sehat, dan lain-
lain yang diukur dengan Indikator Tatanan Sehat (ITS), dan masyarakat sehat
yang diukur dengan Indikator Masyarakat Sehat (IMS). Kesemua upaya
Puskesmas tersebut akhirnya akan bermuara pada terciptanya Kecamatan
Sehat, seperti pada skema gambar 5.

Pentingnya pendekatan keluarga juga diamanatkan dalam Rencana


Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019. Dalam Renstra
disebutkan bahwa salah satu acuan bagi arah kebijakan Kementerian Kesehatan
adalah penerapan pendekatan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan

7
berkesinambungan (continuum of care). Hal ini berarti bahwa pelayanan
kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia (life
cycle), sejak masih dalam kandungan, sampai lahir menjadi bayi, tumbuh
menjadi anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda (usia produktif),
dan akhirnya menjadi dewasa tua atau usia lanjut (lihat gambar 6). Untuk dapat
melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan terhadap seluruh
tahapan siklus hidup manusia, maka fokus pelayanan kesehatan harus pada
keluarga. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, individuindividu harus dilihat
dan diperlakukan sebagai bagian dari keluarganya.

Melalui pendekatan keluarga, yaitu mengunjungi setiap keluarga di


wilayah kerja, diharapkan Puskesmas dapat menangani masalah-masalah
kesehatan dengan pendekatan siklus hidup (life cycle). Dengan demikian, upaya
mewujudkan Keluarga Sehat menjadi titik awal terwujudnya masyarakat sehat
(lihat gambar 7). Hal ini berarti pula bahwa keberhasilan upaya membina PHBS
di keluarga merupakan kunci bagi keberhasilan upaya menciptakan kesehatan
masyarakat. Oleh sebab itu, Indikator Keluarga Sehat sebaiknya dapat sekaligus
digunakan sebagai Indikator PHBS.

8
C. PELAKSANAAN PENDEKATAN KELUARGA
Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah,
ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu
rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah
tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan
bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau
indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati
adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga.
Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat


(IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator,
mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan. Dalam
pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau
dikembangkan, yaitu:
1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga
2. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga
3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas

Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.


1. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa
family folder, yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan)
data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga
meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan
akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga
mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan,
dan lain-lain) serta kondisi individu yang bersangkutan: mengidap
penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya
(merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita,
pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).
2. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer,
leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga
sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang
Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil,
Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai
balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita
hipertensi, dan lain-lain.

Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat


berupa forum-forum berikut.
1. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas
9
2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group
discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK
3. Kesempatan konseling di UKBM- UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK,
dan lain-lain)
4. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rem- bug
desa, selapanan, dan lain-lain.

Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat


diupayakan dengan menggunakan tenagatenaga berikut.
1. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader
Poskestren, kader PKK, dan lain-lain.
2. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, PKK,
pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Jadwal dan Tim Pelaksana Pendataan Keluarga Sehat di Desa Jembul

Pelaksanaan pendataan Keluarga Sehat di Desa Jembul dilakukan oleh


sebagian besar karyawan UPT Puskesmas Jatirejo untuk mendata penduduk
desa Jembul sebanyak 88 kk dengan rincian sebagai berikut:

10
Jumlah
TIM NAMA TIM RT
KK

TANGGAL

11
04 April 1 TRI SAPTA RT. 01 / RW.01 15

2018 DEWI MUNAWAROH


BAYU RATULANGI
NINA WIDYA
OCTA
SITI MASRIKAH
NANIK MAYA
ISTUNING
SRI WAHYUNI KORIM
SITI MUALIFAH
LILIK P

2 WAHYU RT. 02 / RW.01 22


DWI ANGGRAENI
NUR WIJI
FETY NUR W
NISA ARISANTI
FIRA
SUPIYAH
SRI WINARNI
SRI WAHYUNI
ISTIANAH
NASICHUN AMIN

3 EKO AKHMA RT. 03 / RW 02 23


RURI AGUSTIN
DWI WIJAYANTI
SITI KHALIMATUS S
ROSY I
LELI
SUTINI
JUHERLIS
SILVI
JUMAIYAH
HIMATUL

12
4 ESTERLIYA RT. 04 / RW 02 28
ERIKA
TITIN
Indikator keluarga
JAYANTI Hasil Target
No sehat Analisa Masalah
ARIPTINI (%)
(Desa Jembul)
(%)
Keluarga mengikuti
SRI FATMAWATI 46.7% warga Desa Jembul Tidak
1 53.3 100
program KB *) mengikuti Program KB
Persalinan IbuYONA
di TRISIA 0% Persalinan Ibu di Luar fasilitas
2 fasilitas pelayanan 100
KANTIN S 100 pelayanan kesehatan
kesehatan
IIN YULI
Bayi mendapatkan 0% Bayi di Desa Jembul belum
3 imunisasi dasar 100 100 mendapatkan imunisasi dasar
lengkap *) HARINI lengkap
Bayi mendapatkan
AGUNG 100 0% Bayi di Desa Jembul tidak
4 100
ASI Eksklusif ASI Eksklusif
PertumbuhanWIWINBalita 100 6.2% Balita di Desa Jembul
5 93.8
dipantau Tidak Mengikuti posyandu
Penderita TB Paru 0% Penderita TB paru di Desa
6 yang berobat sesuai 100 100 Jembul Tidak berobat sesuai
standar Standar
Penderita hipertensi 100 70.8%Penderita hipertensidi Desa
7 29.2
yang berobat teratur Jembul tidak berobat teratur
Penderita gangguan Tidak ada Penderita gangguan
jiwa berat, diobati 100 jiwa berat di Desa Jembul yang
8 -
dan tidak tidak diobati dan ditelantarkan
ditelantarkan
Anggota keluarga 67% Anggota keluarga di Desa
9 tidak ada yang 33.0 100 Jembul ada yang merokok *)
merokok *)
Keluarga sudah 100 50% Keluarga di Desa Jembul
10 50.0
menjadi anggota JKN belum menjadi anggota JKN
0% Keluarga di Desa Jembul
Keluarga memiliki 100 belum memiliki
100
11 akses/menggunakan akses/menggunakan sarana air
sarana air bersih bersih
59.1% Keluarga di Desa Jembul
Keluarga memiliki 100 belum memiliki
40.9
12 akses/menggunakan akses/menggunakan jamban
jamban keluarga keluarga
KETERANGAN : IKS-
8
> SEHAT
KETERANGAN : IKS-
62.5
> PRA SEHAT
KETERANGAN : IKS-
29.5
> TIDAK SEHAT
3.2 HASIL INDEKS KELUARGA SEHAT DESA JEMBUL
Hasil indeks keluarga tingkat Desa Jembul didapatkan hasil sebagai berikut:

Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas keluarga di desa Jembul
memiliki IKS dengan kategori Keluarga Prasehat.

13
3.3 HASIL INDEKS KELUARGA SEHAT DESA JEMBUL TINGKAT RW

N Indikator keluarga sehat


o RW. 001 RW. 002
1 Keluarga mengikuti program KB *)
80.0 35.6

2 Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan


100.0 -

3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *)


100.0 -

4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif


100.0 -

5 Pertumbuhan Balita dipantau


80.0 100.0

6 Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar


100.0 100.0
23.
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur 1
36.4

Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak


8 ditelantarkan
- -

9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok *)


29.7 35.3

10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 56.8 45.1


Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air
11 bersih 100.0 100.0
Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban
12 keluarga 43.2 39.2

KETERANGAN : IKS-> SEHAT 20.0 3.9

KETERANGAN : IKS-> PRA SEHAT 60.0 62.7

KETERANGAN : IKS-> TIDAK SEHAT 20.0 33.3

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas Indeks Keluarga Sehat
(IKS) Desa Jembul pada tingkatan RW yaitu kategori Keluarga Prasehat. IKS Kategori
Keluarga sehat tertinggi yaitu RW 001 dengan jumlah 20.0%. Sedangkan RW yang
memiliki IKS dengan kategori Keluarga Tidak Sehat yaitu RW 001 yaitu 20.0%.

3.4.1 HASIL INDEKS KELUARGA SEHAT DESA JEMBUL TINGKAT RT RW 01

Indikator keluarga sehat


RT. 001 RT. 002

14
Keluarga mengikuti program KB *) 66.7 88.9

Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan 100.0 -

Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 100.0 100.0

Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 100.0 100.0

Pertumbuhan Balita dipantau 75.0 100.0

Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar - 100.0

Penderita hipertensi yang berobat teratur 16.7 28.6


Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak
- -
ditelantarkan

Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 40.0 22.7

Keluarga sudah menjadi anggota JKN 73.3 45.5


Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air
100.0 100.0
bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban
53.3 36.4
keluarga

KETERANGAN : IKS-> SEHAT 20.0 9.1


KETERANGAN : IKS-> PRA SEHAT 60.0 63.6
KETERANGAN : IKS-> TIDAK SEHAT 20.0 27.3
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Warga di RW 001 Desa Jembul yang
memiliki IKS dengan Kategori keluarga sehat tertinggi yaitu RT 001 sebesar 20.0%.
sedangkan yang memiliki IKS kategori keluarga sehat terendah yaitu RT 002 sebesar
9.1%.Adapun wilayah di RW 001 yang memiliki IKS dengan kategori keluarga tidak
sehat tertinggi yaitu RT 001 sehingga wilayah tersebut perlu adanya perhatian khusus
terkait masalah kesehatan.

3.4.2 HASIL INDEKS KELUARGA SEHAT DESA JEMBUL TINGKAT RT RW 02

No Indikator keluarga sehat


RT.03 RT.04
1 Keluarga mengikuti program KB *) 20 48.0
2 Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan - -

3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) - -

15
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif - -

5 Pertumbuhan Balita dipantau 100.0 100.0

6 Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar - 100.0

7 Penderita hipertensi yang berobat teratur 0 66.7


Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak
8 - -
ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 56.5 17.9

10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 47.8 42.9

11 Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air bersih 100.0 100.0

12 Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban keluarga 17.4 57.1

KETERANGAN : IKS-> SEHAT 4.3 3.6


KETERANGAN : IKS-> PRA SEHAT 52.2 71.4
KETERANGAN : IKS-> TIDAK SEHAT 43.5 25.0

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Warga di RW 002 Desa Jembul yang
memiliki IKS dengan Kategori keluarga sehat tertinggi yaitu RT 003 sebesar 4.3%.
sedangkan yang memiliki IKS kategori keluarga sehat terendah yaitu RT 004 sebesar
3.6%.Adapun wilayah di RW 002 yang memiliki IKS dengan kategori keluarga tidak
sehat tertinggi yaitu RT 003 sehingga wilayah tersebut perlu adanya perhatian khusus
terkait masalah kesehatan.

3.5 PENENTUAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN DI


DESA JEMBUL

NO INDIKATOR NILAI U S G F NILAI PRIORITAS


CAKUPAN TOTAL

1. Keluarga tidak 46,7% 4 3 3 2 12 4


mengikuti program
KB

2. Penderita HT yang 70.8% 4 4 5 5 18 1


berobat tidak

16
teratur

3. Anggota keluarga 67% 4 3 3 2 12 3


ada yg merokok

4. Keluarga tidak 59.1% 4 4 4 3 15 2


memiliki akses /
menggunakan
jamban keluarga

5. Keluarga yang 50% 3 3 3 2 11 5


belum menjadi
anggota JKN

Maka masalah utama di Desa Jembul adalah penderita hipertensi yang berobat
tidak teratur yang menjadi prioritas utama dengan nilai total 18.

3.6 PERUMUSAN MASALAH


1. Di Desa Jembul terdapat 70.8% penderita hipertensi yang berobat tidak teratur
yaitu sebanyak 17 kk
2. Di Desa Jembul terdapat 59.1% Keluarga belum memiliki akses / menggunakan
jamban keluarga yaitu sebanyak 52 kk
3. Di Desa Jembul terdapat 67% Anggota keluarga ada yg merokok yaitu sebanyak
59 kk
4. Di Desa Jembul terdapat 46.7% Keluarga tidak mengikuti program KB yaitu 35 kk
5. Di Desa Jembul terdapat 50% Keluarga yang belum menjadi anggota JKN yaitu
44 kk.
3.7 PENYEBAB MASALAH

1. Penderita HT berobat tidak teratur

MANUSIA METODE

Tidak pernah ada


Kurang sadarnya akan metode dalam mena
kesehatan ngani Px HT

. Penderita HT berobat
tidak teratur sebesar
70.8 % pd RW.002
sebanyak 17 kk

17
SARANA DANA LINGKUNGAN

2. Keluarga
Sarana penyuluhan
yang Tidak memiliki
Dana untuk penyu
akses / menggunakan jamban
Anggapan penyait HT
kurang luhan tidak ada penyakit usia tua dan
keluarga susah di obati

MANUSIA METODE
Kunjungan
petugas kesling
Kurangnya sadar belum pernah
akan kebersihan ada Pemicuan
Peran serta aparat lingkungan
desa kurang
Keluarga yang Tidak
memiliki akses /
menggunakan jamban
keluarga sebesar
59.1% pd RW.002
Tidak ada dana
Sarana utk pembuatan Dekat dengan sebanyak 52 kk
penyuluhan jamban sungai/ mata air
tidak ada

SARANA DANA LINGKUNGAN

18
3. Anggota keluarga ada yg merokok

MANUSIA METODE

Kurang sadarnya akan


kesehatan dan kurannya
niat untuk berhenti Belum menemukan
merokok tips berhenti merokok
yang praktis Anggota keluarga ada
yang merokok sebesar
67% pd RW.002
sebanyak 59 kk

Sarana penyulu
han kurang Dana untuk penyu
Budaya merokok
luhan tidak ada
yang sangat tinggi
di masyarakat

anSARANA DANA LINGKUNGAN

4. Keluarga tidak mengikuti program KB


MANUSIA METODE

Kurang sadarnya akan


kebutuhan kesejhatera
an keluarga di masa
mendatang Metode promosi
KB kurang menarik Keluarga Tidak
mengikuti program KB
sebesar 46.7% pd
RW.002 sebanyak 35
kk
Sarana penyulu
han kurang Kurang dana Anggapan KB tidak
an penyuluhan diperkenankan dalam
keyakinan

SARANA DANA LINGKUNGAN

19
5. Keluarga yang belum menjadi anggota JKN

MANUSIA METODE

Kurang sadarnya masya


rakat akan jaminan Kurang pendekatan
kesehatan bagi diri dan terhadap masyarakat
keluargamya yang enggan sebagai
peserta JKN Keluarga yang belum
menjadi peserta JKN
50% pd RW 2
sebanyak 44 kk

Sarana penyulu Anggapan mudahnya


han kurang Dana untuk penyu
mendapatkan pelaya nan
luhan tidak ada
kesehatan gratis tanpa
menmjadi peserta JKN

anSARANA DANA LINGKUNGAN

20
3.8 PENETAPAN PEMECAHAN MASALAH

PRIORITAS
NO PRIORITAS PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH
MASALAH

1P Penderita HT berobat Kurang sadarnya masyarakat akan  Memberikan penyuluhan tentang penyakit HT  Memberikan penyuluhan tentang HT dan
tidak teratur kesehatan bagi masyarakat penanggulanganna bagi masyarakat pd
posyandu lansia

Tidak pernah ada metode dalam  Membuat inovasi tentang metode  Membuat inovasi tentang metode
menangani Px HT penanganan HT penanganan HT
 Mendatangkan narasumber dari kabupaten
untuk penyuluhan tentang HT

Sarana penyuluhan kurang  Pengadaan leaflet / format  Melakukan koordinasi dengan tenaga
 Melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan
kesehatan
Kurang dana penyuluhan  Mengusulkan pendanaan melalui BOK  Mengusulkan pendanaan melalui BOK
 Bekerjasama dengan aparatur desa

Anggapan penyait HT penyakit usia tua  Melakukan penyuluhan di selah-selah acara  Mencetak baner terkait referensi HT yang
dan susah di obati keagamaan masyarakat dengan narasumber merupakan penyakit tidak menular dan
tokoh agama dapat di cegah
 Mencetak baner terkait referensi HT penyakit
berbahaya
NO PRIORITAS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH
MASALAH

21
PRIORITAS PENYEBAB MASALAH

2 Keluarga tidak Kunjungan petugas kesling ke desa  Petugas kesling membuat jadwal kunjungan  Peran kesling membuat kunjungan ke
memiliki akses / kurang ke desa desa
menggunaan jamban  Memperbanyak penyuluhan ke masyarakat
keluarga
Peran serta aparat desa kurang  Memberikan penyuluhan STBM ke  Memberikan penyuluhan STBM ke
masyarakat masyarakat
 Mengikuti rapat koordinasi di tingkat
kecamatan
Tidak ada pemicuan  Melakukan pemicuan  Melakukan pemicuan

Pemukiman dekat dengan sungai/mata  Budaya bersih desa melalui penyuluhan  Pembinaan kader kesehatan desa
air kader
 Pembinaan kader kesehatan desa

NO PRIORITAS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH


MASALAH
PRIORITAS PENYEBAB MASALAH

22
3 Anggota keluarga ada Kurang sadarnya akan kesehatan dan  Memberikan penyuluhan tentang bahaya  Memberikan penyuluhan tentang bahaya
yang merokok kurangnya niat untuk berhenti merokok merokok merokok

Belum menemukan tips berhenti  Membuat inovasi tentang metoda berhenti  Membuat inovasi tentang metoda berhenti
merokok yang praktis merokok merokok
 Mendatangkan narasumber dari kabupa ten
untuk penyuluhan berhenti merokok

Sarana penyuluhan kurang  Pengadaan leaflet / format  Melakukan koordinasi dengan tenaga
 Melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan
kesehatan
Kurang dana penyuluhan  Mengusulkan pendanaan melalui BOK  Mengusulkan pendanaan melalui BOK
 Bekerjasama dengan aparatur desa

Budaya merokok masyarakat tinggi  Melakukan penyuluhan di selah-selah acara  Mencetak baner terkait bahaya merokok
sosial kemasyarakatan penyakit berbahaya
 Mencetak baner terkait bahaya merokok
penyakit berbahaya

PRIORITAS
NO PRIORITAS PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH
MASALAH

23
4 Keluarga Tidak Kurang sadarnya akan kebutuhan  Memberikan penyuluhan akan penting nya  Memberikan penyuluhan akan penting nya
mengikuti KB kesejahteraan keluarga di masa kesejahteraan keluarga dan penekanan kesejahteraan keluarga dan penekanan
mendatang pertumbuhan penduduk pertumbuhan penduduk

Metode promosi KB kurang menarik  Membuat inovasi tentang KB  Membuat inovasi tentang KB
 Mendatangkan narasumber dari kabupaten
untuk penyuluhan KB
Sarana penyuluhan kurang  Pengadaan leaflet / format  Melakukan koordinasi dengan tenaga
 Melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan
kesehatan
Kurang dana penyuluhan  Mengusulkan pendanaan melalui BOK  Mengusulkan pendanaan melalui BOK
 Bekerjasama dengan aparatur desa

Anggapan KB tidak diperkenankan  Melakukan penyuluhan di selah-selah acara  Mencetak baner terkait referensi KB tidak
dalam keyakinan keagamaan masyarakat dengan bermasalah bagi keyakinan manapun
narasumber tokoh agama
 Mencetak baner terkait referensi KB tidak
bermasalah bagi keyakinan manapun
 Melaksanakan rapat koordinasi dengan  Melaksanakan rapat koordinasi dengan
lintas program lintas program
 Kerjasama dengan PJ program

NO PRIORITAS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH


MASALAH
PRIORITAS PENYEBAB MASALAH

24
4 Sekeluarga menjadi Kurang sadarnya masyarakat akan  Memberikan penyuluhan tentang jaminan  Memberikan penyuluhan tentang jaminan
peserta JKN jaminan kesehatan bagi diri dan kesehatan melalui JKN kesehatan melalui JKN
keluargamya

Kurang pendekatan terhadap  Membuat inovasi tentang metoda menjadi  Membuat inovasi tentang metoda menjadi
masyarakat yang enggan sebagai peserta JKN peserta JKN
peserta JKN  Mendatangkan narasumber dari BPJS untuk
penyuluhan kepesertaan JKN

Sarana penyuluhan kurang  Pengadaan leaflet / format  Melakukan koordinasi dengan tenaga
 Melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan
kesehatan
Kurang dana penyuluhan  Mengusulkan pendanaan melalui BOK  Mengusulkan pendanaan melalui BOK
 Bekerjasama dengan aparatur desa

Anggapan mudahnya mendapatkan  Melakukan penyuluhan di selah-selah acara  Mencetak baner terkait bahaya jenis-jenis
pelaya nan kesehatan gratis tanpa sosial kemasyarakatan pelayanan umum gratis dan peserta JKN
menjadi peserta JKN  Mencetak baner terkait bahaya jenis-jenis
pelayanan umum gratis dan peserta JKN

3.9 RENCANA USULAN KEGIATAN DI DESA JEMBUL TAHUN 2020


UPAYA PENANG KEBUTUHAN SUMBER DAYA WAKTU KEBUTUHAN ANGGARAN SUMBER
MITRA
NO KESEHAT KEGIATAN TUJUAN TARGET SASARAN GUNG MAN MATERIAL MACHINE PELAK Jenis yang INDIKATOR KINERJA PEMBIA
KERJA Jumlah Satuan Total
AN JAWAB (tenaga) (alat) (metode) SANAAN dibutuhkan YAAN

25
1 Pendataan Penyuluhan Agar masyara kat 35 kk yang belum ber PJ KIA Bidan LCD,Leaflet Pertemuan/dis Bidan Januari Konsumsi
desa,PJ KIA ,lembar kusi
KS KB memaha mi KB dari target 75 kk desa,dokter 2019 100% target sasaran ADD
balik
penting nya KB snack 35 org 10.000 350.000 mengikuti penyuluhan
di balai desa Jembul
Penyuluhan Agar masyarakat 17 kk yang hipertensi PJ UKM Bidan LCD,Leaflet Pertemuan/dis Dokter Februari Konsumsi
desa,PJ ,lembar kusi
HT memahami tentang belum berobat teratur 2019 100% target sasaran ADD
PTM balik
Komplikasi dari target 24 kk snack 17 org 10.000 170.000 mengikuti penyuluhan
penyakit HT di balai desa Jembul

Penyuluhan Agar masyarakat 59 kk yang anggota PJ UKM Bidan LCD,Leaflet Pertemuan/dis Dokter Maret Konsumsi
desa,Peraw ,lembar kusi
tentang mengubah prilaku keluarganya ada 2019 100% target sasaran ADD
at Desa,PJ balik
bahaya dari untuk tidak yang merokok dari snack 59 org 10.000 590.000 mengikuti penyuluhan
PTM
rokok merokok target 88 kk di balai desa Jembul

Pengadaan Sebagai pengingat Tempat2 umum yang PJ UKM Pengurus Kertas cetak Percetakan Januari Banner 3 buah 60.000 120.000 100% baner BOK
barang banner
baner masyara kat ada di desa(balai 2019
tentang tentang bahaya desa,polindes,sekola
bahaya rokok han)
rokok

Pemicuan Agar masyara kat 52 kk yang belum PJ UKM PJ Leaflet,lemb Pertemuan/dis Pj kesling Januari Konsumsi
Kesling,Bid ar balik kusi
jamban memahami tentang memiliki 2019 100% target sasaran ADD
an desa
keluarga petingnya BAB di akses/menggunakan snack 52 orang 10.000 520.000 mengikuti penyuluhan
jamban jamban dari target 88 di balai desa Jembul
kk

Sosialisasi Agar masyarakat 44 kk yang belum PJ BPJS Bidan desa LCD,Leaflet Pertemuan/dis Bidan desa Januari leaflet 44 orang 10.000 440.000 ADD
,lembar kusi
JKN mengetahui menjadi anggota JKN 2019 100% target sasaran
balik
manfaat JKN dari target 88 kk mengikuti penyuluhan
di balai desa Jembul

26
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Pendataan Keluarga Sehat Desa Jembul dapat
disimpulkan bahwa Indeks Keluarga Sehat Desa Jembul dengan
Kategori Keluarga Sehat sebanyak 8% sebanyak 7 kk, sedangkan IKS
dengan Kategori Keluarga Prasehat sebanyak 62,5% sebanyak 55 kk
dan IKS dengan kategori Keluarga Tidak Sehat sebanyak 29,5%
sebanyak . 26 kk.

4.2 Saran
Laporan Hasil Pendataan Keluarga Sehat Desa Jembul ini sebagai
gambaran kondisi kesehatan warga di wilayah Desa Jembul sesuai
dengan 12 indikator keluarga sehat. Beberapa warga Desa Jembul
menginginkan adanya pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, dan
diadakannya pembuatan jamban umum juga penyuluhan kesehatan
secara rutin.

27
LAMPIRAN

28
29

You might also like