Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
sasaran dan manfaat serta kendali mutu. Kesemuanya itu ditujukan kepada
tercapainya keluarga sehat.
Dalam menjalankan fungsi mendukung Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga, puskesmas dituntut untuk mampu melakukan pemetaan
masalah kesehatan masyarakat, membuat prioritas masalah dan menetapkan
rencana pemecahan masalah melalui kegiatan lintas sektor dan lintas program
sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Puskesmas diharapkan mampu
menjalankan fungsinya tersebut melalui rangkaian kegiatan manajemen
puskesmas.
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
BAB II
GAMBARAN UMUM
PROGRAM KELUARGA SEHAT
2
Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 dalam
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap potensi
yang ada, baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun
masyarakat. Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat,
yaitu keluarga. Pembangunan keluarga, sebagaimana dimaksud dalam Undang
Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup
dalam lingkungan yang sehat. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga, untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan
fungsinya secara optimal. Sebagai penjabaran dari amanat Undang-Undang
tersebut, Kementerian Kesehatan menetapkan strategi operasional pembangunan
kesehatan melalui Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga.
A. KONSEP PENDEKATAN KELUARGA
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan
di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga
keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. Keluarga
sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat karena
menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk
membina sosialisasi pada anak, membentuk normanorma tingkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
3
tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan adalah:
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga-
nya,
2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya,
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.
4
Gambar 3.
Konsep
Pendekatan Keluarga
5
dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan,
dengan target keluarga, didasarkan pada data dan informasi dari Profil
Kesehatan Keluarga (gambar 4). Tujuan dari pendekatan keluarga adalah
sebagai berikut.
1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan
komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta
pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.
2. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Kabupaten/Kota dan SPM Provinsi, melalui peningkatan akses dan
skrining kesehatan
3. Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN
4. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam Ren-
cana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.
6
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dari Puskesmas. Karena keluarga
merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka pemberdayaan masyarakat
harus dimulai dari pemberdayaan keluarga. Pemberdayaan masyarakat yang
selama ini dilaksanakan di bidang kesehatan dipandu dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/X/ 2010 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Dalam pedoman ini disebutkan
bahwa pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan merupakan kelanjutan dari
pemberdayaan keluarga melalui pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. Tujuan dari pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif itu tidak lain adalah terciptanya Desa Sehat dan Kelurahan
Sehat. Kegiatan Puskesmas dalam melaksanakan upaya kesehatan perorangan
(UKP) tingkat pertama memang dapat menghasilkan individu sehat, yang diukur
dengan Indikator Individu Sehat (IIS). Tetapi dengan cara ini saja, Kecamatan
Sehat akan sulit dicapai. Melalui pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan
di wilayah kerjanya, Puskesmas akan lebih cepat mencapai Kecamatan Sehat.
Dengan mengembangkan dan membina desa dan kelurahan, Puskesmas
melaksanakan pemberdayaan keluarga dan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan keluarga akan menghasilkan keluarga-keluarga sehat yang
diukur dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS). Sedangkan pemberdayaan
masyarakat desa dan kelurahan akan menghasilkan peran serta masyarakat
berupa UKBM seperti Posyandu, Posbindu, Polindes, Pos UKK, dan lain-lain.
Sementara itu, kegiatan Puskesmas dalam pelaksanaan pembangunan wilayah
berwawasan kesehatan akan menghasilkan tatanan-tatanan sehat, seperti
sekolah sehat, pasar sehat, kantor sehat, masjid dan mushola sehat, dan lain-
lain yang diukur dengan Indikator Tatanan Sehat (ITS), dan masyarakat sehat
yang diukur dengan Indikator Masyarakat Sehat (IMS). Kesemua upaya
Puskesmas tersebut akhirnya akan bermuara pada terciptanya Kecamatan
Sehat, seperti pada skema gambar 5.
7
berkesinambungan (continuum of care). Hal ini berarti bahwa pelayanan
kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia (life
cycle), sejak masih dalam kandungan, sampai lahir menjadi bayi, tumbuh
menjadi anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda (usia produktif),
dan akhirnya menjadi dewasa tua atau usia lanjut (lihat gambar 6). Untuk dapat
melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan terhadap seluruh
tahapan siklus hidup manusia, maka fokus pelayanan kesehatan harus pada
keluarga. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, individuindividu harus dilihat
dan diperlakukan sebagai bagian dari keluarganya.
8
C. PELAKSANAAN PENDEKATAN KELUARGA
Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah,
ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu
rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah
tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan
bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau
indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati
adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga.
Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Jadwal dan Tim Pelaksana Pendataan Keluarga Sehat di Desa Jembul
10
Jumlah
TIM NAMA TIM RT
KK
TANGGAL
11
04 April 1 TRI SAPTA RT. 01 / RW.01 15
12
4 ESTERLIYA RT. 04 / RW 02 28
ERIKA
TITIN
Indikator keluarga
JAYANTI Hasil Target
No sehat Analisa Masalah
ARIPTINI (%)
(Desa Jembul)
(%)
Keluarga mengikuti
SRI FATMAWATI 46.7% warga Desa Jembul Tidak
1 53.3 100
program KB *) mengikuti Program KB
Persalinan IbuYONA
di TRISIA 0% Persalinan Ibu di Luar fasilitas
2 fasilitas pelayanan 100
KANTIN S 100 pelayanan kesehatan
kesehatan
IIN YULI
Bayi mendapatkan 0% Bayi di Desa Jembul belum
3 imunisasi dasar 100 100 mendapatkan imunisasi dasar
lengkap *) HARINI lengkap
Bayi mendapatkan
AGUNG 100 0% Bayi di Desa Jembul tidak
4 100
ASI Eksklusif ASI Eksklusif
PertumbuhanWIWINBalita 100 6.2% Balita di Desa Jembul
5 93.8
dipantau Tidak Mengikuti posyandu
Penderita TB Paru 0% Penderita TB paru di Desa
6 yang berobat sesuai 100 100 Jembul Tidak berobat sesuai
standar Standar
Penderita hipertensi 100 70.8%Penderita hipertensidi Desa
7 29.2
yang berobat teratur Jembul tidak berobat teratur
Penderita gangguan Tidak ada Penderita gangguan
jiwa berat, diobati 100 jiwa berat di Desa Jembul yang
8 -
dan tidak tidak diobati dan ditelantarkan
ditelantarkan
Anggota keluarga 67% Anggota keluarga di Desa
9 tidak ada yang 33.0 100 Jembul ada yang merokok *)
merokok *)
Keluarga sudah 100 50% Keluarga di Desa Jembul
10 50.0
menjadi anggota JKN belum menjadi anggota JKN
0% Keluarga di Desa Jembul
Keluarga memiliki 100 belum memiliki
100
11 akses/menggunakan akses/menggunakan sarana air
sarana air bersih bersih
59.1% Keluarga di Desa Jembul
Keluarga memiliki 100 belum memiliki
40.9
12 akses/menggunakan akses/menggunakan jamban
jamban keluarga keluarga
KETERANGAN : IKS-
8
> SEHAT
KETERANGAN : IKS-
62.5
> PRA SEHAT
KETERANGAN : IKS-
29.5
> TIDAK SEHAT
3.2 HASIL INDEKS KELUARGA SEHAT DESA JEMBUL
Hasil indeks keluarga tingkat Desa Jembul didapatkan hasil sebagai berikut:
Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas keluarga di desa Jembul
memiliki IKS dengan kategori Keluarga Prasehat.
13
3.3 HASIL INDEKS KELUARGA SEHAT DESA JEMBUL TINGKAT RW
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas Indeks Keluarga Sehat
(IKS) Desa Jembul pada tingkatan RW yaitu kategori Keluarga Prasehat. IKS Kategori
Keluarga sehat tertinggi yaitu RW 001 dengan jumlah 20.0%. Sedangkan RW yang
memiliki IKS dengan kategori Keluarga Tidak Sehat yaitu RW 001 yaitu 20.0%.
14
Keluarga mengikuti program KB *) 66.7 88.9
15
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif - -
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Warga di RW 002 Desa Jembul yang
memiliki IKS dengan Kategori keluarga sehat tertinggi yaitu RT 003 sebesar 4.3%.
sedangkan yang memiliki IKS kategori keluarga sehat terendah yaitu RT 004 sebesar
3.6%.Adapun wilayah di RW 002 yang memiliki IKS dengan kategori keluarga tidak
sehat tertinggi yaitu RT 003 sehingga wilayah tersebut perlu adanya perhatian khusus
terkait masalah kesehatan.
16
teratur
Maka masalah utama di Desa Jembul adalah penderita hipertensi yang berobat
tidak teratur yang menjadi prioritas utama dengan nilai total 18.
MANUSIA METODE
. Penderita HT berobat
tidak teratur sebesar
70.8 % pd RW.002
sebanyak 17 kk
17
SARANA DANA LINGKUNGAN
2. Keluarga
Sarana penyuluhan
yang Tidak memiliki
Dana untuk penyu
akses / menggunakan jamban
Anggapan penyait HT
kurang luhan tidak ada penyakit usia tua dan
keluarga susah di obati
MANUSIA METODE
Kunjungan
petugas kesling
Kurangnya sadar belum pernah
akan kebersihan ada Pemicuan
Peran serta aparat lingkungan
desa kurang
Keluarga yang Tidak
memiliki akses /
menggunakan jamban
keluarga sebesar
59.1% pd RW.002
Tidak ada dana
Sarana utk pembuatan Dekat dengan sebanyak 52 kk
penyuluhan jamban sungai/ mata air
tidak ada
18
3. Anggota keluarga ada yg merokok
MANUSIA METODE
Sarana penyulu
han kurang Dana untuk penyu
Budaya merokok
luhan tidak ada
yang sangat tinggi
di masyarakat
19
5. Keluarga yang belum menjadi anggota JKN
MANUSIA METODE
20
3.8 PENETAPAN PEMECAHAN MASALAH
PRIORITAS
NO PRIORITAS PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH
MASALAH
1P Penderita HT berobat Kurang sadarnya masyarakat akan Memberikan penyuluhan tentang penyakit HT Memberikan penyuluhan tentang HT dan
tidak teratur kesehatan bagi masyarakat penanggulanganna bagi masyarakat pd
posyandu lansia
Tidak pernah ada metode dalam Membuat inovasi tentang metode Membuat inovasi tentang metode
menangani Px HT penanganan HT penanganan HT
Mendatangkan narasumber dari kabupaten
untuk penyuluhan tentang HT
Sarana penyuluhan kurang Pengadaan leaflet / format Melakukan koordinasi dengan tenaga
Melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan
kesehatan
Kurang dana penyuluhan Mengusulkan pendanaan melalui BOK Mengusulkan pendanaan melalui BOK
Bekerjasama dengan aparatur desa
Anggapan penyait HT penyakit usia tua Melakukan penyuluhan di selah-selah acara Mencetak baner terkait referensi HT yang
dan susah di obati keagamaan masyarakat dengan narasumber merupakan penyakit tidak menular dan
tokoh agama dapat di cegah
Mencetak baner terkait referensi HT penyakit
berbahaya
NO PRIORITAS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH
MASALAH
21
PRIORITAS PENYEBAB MASALAH
2 Keluarga tidak Kunjungan petugas kesling ke desa Petugas kesling membuat jadwal kunjungan Peran kesling membuat kunjungan ke
memiliki akses / kurang ke desa desa
menggunaan jamban Memperbanyak penyuluhan ke masyarakat
keluarga
Peran serta aparat desa kurang Memberikan penyuluhan STBM ke Memberikan penyuluhan STBM ke
masyarakat masyarakat
Mengikuti rapat koordinasi di tingkat
kecamatan
Tidak ada pemicuan Melakukan pemicuan Melakukan pemicuan
Pemukiman dekat dengan sungai/mata Budaya bersih desa melalui penyuluhan Pembinaan kader kesehatan desa
air kader
Pembinaan kader kesehatan desa
22
3 Anggota keluarga ada Kurang sadarnya akan kesehatan dan Memberikan penyuluhan tentang bahaya Memberikan penyuluhan tentang bahaya
yang merokok kurangnya niat untuk berhenti merokok merokok merokok
Belum menemukan tips berhenti Membuat inovasi tentang metoda berhenti Membuat inovasi tentang metoda berhenti
merokok yang praktis merokok merokok
Mendatangkan narasumber dari kabupa ten
untuk penyuluhan berhenti merokok
Sarana penyuluhan kurang Pengadaan leaflet / format Melakukan koordinasi dengan tenaga
Melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan
kesehatan
Kurang dana penyuluhan Mengusulkan pendanaan melalui BOK Mengusulkan pendanaan melalui BOK
Bekerjasama dengan aparatur desa
Budaya merokok masyarakat tinggi Melakukan penyuluhan di selah-selah acara Mencetak baner terkait bahaya merokok
sosial kemasyarakatan penyakit berbahaya
Mencetak baner terkait bahaya merokok
penyakit berbahaya
PRIORITAS
NO PRIORITAS PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH
MASALAH
23
4 Keluarga Tidak Kurang sadarnya akan kebutuhan Memberikan penyuluhan akan penting nya Memberikan penyuluhan akan penting nya
mengikuti KB kesejahteraan keluarga di masa kesejahteraan keluarga dan penekanan kesejahteraan keluarga dan penekanan
mendatang pertumbuhan penduduk pertumbuhan penduduk
Metode promosi KB kurang menarik Membuat inovasi tentang KB Membuat inovasi tentang KB
Mendatangkan narasumber dari kabupaten
untuk penyuluhan KB
Sarana penyuluhan kurang Pengadaan leaflet / format Melakukan koordinasi dengan tenaga
Melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan
kesehatan
Kurang dana penyuluhan Mengusulkan pendanaan melalui BOK Mengusulkan pendanaan melalui BOK
Bekerjasama dengan aparatur desa
Anggapan KB tidak diperkenankan Melakukan penyuluhan di selah-selah acara Mencetak baner terkait referensi KB tidak
dalam keyakinan keagamaan masyarakat dengan bermasalah bagi keyakinan manapun
narasumber tokoh agama
Mencetak baner terkait referensi KB tidak
bermasalah bagi keyakinan manapun
Melaksanakan rapat koordinasi dengan Melaksanakan rapat koordinasi dengan
lintas program lintas program
Kerjasama dengan PJ program
24
4 Sekeluarga menjadi Kurang sadarnya masyarakat akan Memberikan penyuluhan tentang jaminan Memberikan penyuluhan tentang jaminan
peserta JKN jaminan kesehatan bagi diri dan kesehatan melalui JKN kesehatan melalui JKN
keluargamya
Kurang pendekatan terhadap Membuat inovasi tentang metoda menjadi Membuat inovasi tentang metoda menjadi
masyarakat yang enggan sebagai peserta JKN peserta JKN
peserta JKN Mendatangkan narasumber dari BPJS untuk
penyuluhan kepesertaan JKN
Sarana penyuluhan kurang Pengadaan leaflet / format Melakukan koordinasi dengan tenaga
Melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan
kesehatan
Kurang dana penyuluhan Mengusulkan pendanaan melalui BOK Mengusulkan pendanaan melalui BOK
Bekerjasama dengan aparatur desa
Anggapan mudahnya mendapatkan Melakukan penyuluhan di selah-selah acara Mencetak baner terkait bahaya jenis-jenis
pelaya nan kesehatan gratis tanpa sosial kemasyarakatan pelayanan umum gratis dan peserta JKN
menjadi peserta JKN Mencetak baner terkait bahaya jenis-jenis
pelayanan umum gratis dan peserta JKN
25
1 Pendataan Penyuluhan Agar masyara kat 35 kk yang belum ber PJ KIA Bidan LCD,Leaflet Pertemuan/dis Bidan Januari Konsumsi
desa,PJ KIA ,lembar kusi
KS KB memaha mi KB dari target 75 kk desa,dokter 2019 100% target sasaran ADD
balik
penting nya KB snack 35 org 10.000 350.000 mengikuti penyuluhan
di balai desa Jembul
Penyuluhan Agar masyarakat 17 kk yang hipertensi PJ UKM Bidan LCD,Leaflet Pertemuan/dis Dokter Februari Konsumsi
desa,PJ ,lembar kusi
HT memahami tentang belum berobat teratur 2019 100% target sasaran ADD
PTM balik
Komplikasi dari target 24 kk snack 17 org 10.000 170.000 mengikuti penyuluhan
penyakit HT di balai desa Jembul
Penyuluhan Agar masyarakat 59 kk yang anggota PJ UKM Bidan LCD,Leaflet Pertemuan/dis Dokter Maret Konsumsi
desa,Peraw ,lembar kusi
tentang mengubah prilaku keluarganya ada 2019 100% target sasaran ADD
at Desa,PJ balik
bahaya dari untuk tidak yang merokok dari snack 59 org 10.000 590.000 mengikuti penyuluhan
PTM
rokok merokok target 88 kk di balai desa Jembul
Pengadaan Sebagai pengingat Tempat2 umum yang PJ UKM Pengurus Kertas cetak Percetakan Januari Banner 3 buah 60.000 120.000 100% baner BOK
barang banner
baner masyara kat ada di desa(balai 2019
tentang tentang bahaya desa,polindes,sekola
bahaya rokok han)
rokok
Pemicuan Agar masyara kat 52 kk yang belum PJ UKM PJ Leaflet,lemb Pertemuan/dis Pj kesling Januari Konsumsi
Kesling,Bid ar balik kusi
jamban memahami tentang memiliki 2019 100% target sasaran ADD
an desa
keluarga petingnya BAB di akses/menggunakan snack 52 orang 10.000 520.000 mengikuti penyuluhan
jamban jamban dari target 88 di balai desa Jembul
kk
Sosialisasi Agar masyarakat 44 kk yang belum PJ BPJS Bidan desa LCD,Leaflet Pertemuan/dis Bidan desa Januari leaflet 44 orang 10.000 440.000 ADD
,lembar kusi
JKN mengetahui menjadi anggota JKN 2019 100% target sasaran
balik
manfaat JKN dari target 88 kk mengikuti penyuluhan
di balai desa Jembul
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Pendataan Keluarga Sehat Desa Jembul dapat
disimpulkan bahwa Indeks Keluarga Sehat Desa Jembul dengan
Kategori Keluarga Sehat sebanyak 8% sebanyak 7 kk, sedangkan IKS
dengan Kategori Keluarga Prasehat sebanyak 62,5% sebanyak 55 kk
dan IKS dengan kategori Keluarga Tidak Sehat sebanyak 29,5%
sebanyak . 26 kk.
4.2 Saran
Laporan Hasil Pendataan Keluarga Sehat Desa Jembul ini sebagai
gambaran kondisi kesehatan warga di wilayah Desa Jembul sesuai
dengan 12 indikator keluarga sehat. Beberapa warga Desa Jembul
menginginkan adanya pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, dan
diadakannya pembuatan jamban umum juga penyuluhan kesehatan
secara rutin.
27
LAMPIRAN
28
29