Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan hidayahnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tri
Kurniati selaku dosen mata kuliah Manajemen pelayanan Pasien dan Keperawatan .
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………..….............1
Daftar Isi…………………………………………………………………………….....2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...........3
Kesimpulan…………………………………………………………………………..14
2
BAB I
PENDAHULUAN
Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi, karena setiap kebutuhan dan
keinginan tiap individu berbeda. Seseorang yang termotivasi tinggi akan menyelesaikan
semua tugas yang diberikan kepadanya. Manfaat utama dari motivasi adalah meningkatkan
gairah kerja sehingga produktivitas kerja tercapai. Sementara itu, manfaat yang diperoleh
karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan
dengan tepat. Artinya pekerjaan dilakukan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu
yang ditentukan, serta orang senang melakukan pekerjaannya (Suharto & Cahyono 2005).
Dalam teori Abraham Maslow dinyatakan bahwa kebutuhan manusia terdapt lima
tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Menurut Maslow bila kebutuhan tingkatan
pertama terpenuhi, kebutuhan tingkat berikutnya akan menjadi domianan. Manusia akan
didorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat sesuai waktu, keadaan dan
pengalaman yang bersangkutan mengikuti suatu hirarki. Proses diatas menunjukkan bahwa
kebutuhan –kebutuhan sebagai target dan saling menopang. Kebutuhan yang telah terpuaskan
akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. (Harsuko, 2011)
Setiap karyawan mempunyai kebutuhan bersifat material dan non material yang selalu
meningkatkan intensitasnya dan mendorong atau mengarahkan kinerja. Motivasi merupakan
predisposisi psikis bagi perilaku, yakni manusia berperilaku adalah tergantung pada
motivasinya. Dengan terpenuhinya setiap kebutuhan tersebut akan mendorong motivasi
individu untuk mempunyai kinerja yang lebih baik. Hasil penelitian Sutadji (dalam
Kurniawan 2012) yang membuktikan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan.
3
meningkat kinerja karyawan. Semakin tinggi motivasi karyawan akan semakin tinggi pula
kinerja karyawan. Semakin tinggi tingkat intensitas kerjanya, semakin karyawan memahami
tujuan organisasi dan semakin tekun kerjanya maka motivasi karyawan semakin tinggi.
Lebih lanjut hasil penelitian yang dilakukan oleh Listianto dan Setiaji (2007)
menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Hal ini sejalan juga dengan temuan Wibisono (2002) dan Fanco dkk. (2004),
bahwa secara empiris ada hubungan motivasi kerja terhadap kinerja. Tetapi terdapat juga
penelitan yang dilakukan oleh Gusti (2012), menyatakan motivasi tidak berhubungan atau
tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dimana dari hasil penelitian menyatakan
bahwa tinggi rendahnya motivasi kerja tidak mempengaruhi kinerja. Hal ini juga sejalan
dengan penelitian oleh Kurniawan (2012), yang menyatakan bahwa motivasi kerja
berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan.
1.3. Tujuan
Penulisan makalah ini secara umum bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengertian
motivasi, teori-teori motivasi, tujuan motivasi serta teknik dalam memotivasi karyawan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti “dorongan atau daya penggerak”.
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.Motivasi bisa juga diartikan sebagai
usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya.
Menurut Gray (dalam Winardi, 2011) mendefinisikan motivasi sebagai hasil sejumlah proses
yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya
autisiasme dan persistence dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Sedangkan menurut Stefan (dalam Arif, 2016) menjelaskan bahwa menjelaskan bahwa
motivasi sebagai keinginan dan energi seseorang yang diarahkan untuk pencapaian suatu
tujuan.
Adapun, menurut Sutrisno (2010) motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang
untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula
sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.
Menurut Anwar (dalam Edy, 2016) menguraikan teori-teori motivasi adalah sebagai
berikut:
1. Teori Kebutuhan
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara
suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Karyawan yang tidak terpenuhi
kebutuhannya akan menunjukkan perilaku kecewa, sebaliknya jika kebutuhan karyawan
terpenuhi maka karyawan tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira manifestasi
5
dari rasa puasnya. Menurut Abraham (dalam Edy,2016) mengemukakan bahwa hirarki
kebutuhan manusia adalah sebagai berikut:
b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya,
pertentangan dan lingkungan hidup.
c. Kebutuhan rasa memiliki (sosial) yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok,
berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.
d. Kebutuhan harga diri yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain.
Sedangkan menurut David (dalam Edy, 2016) ada tiga macam kebutuhan manusia antara
lain:
a. Need for achievenment yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi
dari dorongan akan tanggung jawab pemecahan masalah.
b. Need for affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan
untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau melakukan
sesuatu yang merugikan orang lain.
c. Need for power yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dari
dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain.
Menurut Abraham Maslow (dalam Emron, dkk 2016) ada lima jenjang kebutuhan yang
tersusun dalam hierarki, yaitu:
Yang termasuk kelompok ini adalah kebutuhan paling dasar, seperti mendapatkan makanan,
air, udara, istirahat, dan hubungan seksual. Kebutuhan dasar ini mulai tersusun terlebih
dahulu sebelum keinginan pada jenjang kedua, yaitu kebutuhan rasa aman.
6
b. Safety needs (kebutuhan rasa aman)
Kebutuhan akan rasa aman mencakup semua kebutuhan terhadap lingkungan yang aman dan
terlindungi, baik secara fisik maupun emosi, serta bebas dari ancaman termasuk lingkungan
yang tertib dan kemerdekaan dari tindak kekerasan. Dalam lingkup dunia kerja, kebutuhan ini
terefleksikan menjadi keamanan kerja., pungutan liar dan jenis pekerjaan yang aman, jaminan
hari tua dan kebutuhan masa pensiun nanti.
Kebutuhan untuk disukai (rasa memiliki, sosial dan cinta) merupakan kebutuhan yang lebih
tinggi, setelah terpenuhinya kebutuhan dasar fisik dan rasa aman.
Pada tingkatan ini, individu memiliki kebutuhan untuk berprestasi dan mendapat pengakuan
serta penghargaan dari orang lain.
Ini merupakan kebutuhan pada hierarki tertinggi yaitu memenuhi diri sendiri dengan
memaksimalkan keahlian dan potensi yang ada.
Teori ERG merupakan refleksi dari nama tiga dasar kebutuhan, yaitu:
a. Existnce needs
Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dan eksistensi karyawan, seperti makan, minum,
pakaian, bernafas, gaji, keamanan kondisi kerja dan
tunjangan.
b. Related needs
c. Growth needs
Kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan dengan
kemampuan dan kecakapan karyawan.
7
3. Teori Insting
Teori motivasi muncul berdasarkan teori evolusi Charles Darwin. Darwin berpendapat bahwa
tindakan yang cerdas merupakan refleksi dan instingsif yang diwariskan, oleh karenanya
tidak semua tingkah laku dapat direncakan sebelumnya dan dikontrol oleh pikiran.
Selanjutnya William James, Sigmund Freud dan McDougall mengembangkan teori insting
dari Darwin dan menjadikan insting sebagai sebagai konsep yang penting dalam psikologis.
Teori Freud menempatkan motivasi pada insting agresif dan seksual. McDougall menyusun
daftar insting yang berhubungan dengan tingkah laku: terbang, rasa jijik, rasa ingin tahu,
kesukaan berkelahi, rasa rendah diri, menyatakan diri, kelahiran, reproduksi, lapar,
berkelompok, ketamakan dan membangun.
4. Teori Drive
Drive adalah ketidakseimbangan fisiologis yang disebabkan oleh kehilangan atau kekurangan
kebutuhan komoditas untuk kelangsungan hidup.
5. Teori Lapangan
Teori lapangan merupakan pendekatan kognitif untuk mempelajari perilaku dan motivasi.
Teori lapangan lebih memfokuskan pada perkiraan nyata seorang karyawan ketimbang pada
insting.
Menurut Edy (2016) prinsip-prinsip dalam memotivasi kerja karyawan adalah sebagai
berikut:
1. Prinsip Partisipasi
Dalam memotivasi kerja, karyawan perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam
menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.
2. Prinsip Komunikasi
Pemimpin mengakui bahwa bawahan mempunyai andil di dalam usaha pencapaian tujuan.
Karyawan akan lebih mudah dimotivasi kerjanya dengan pengakuan tersebut.
8
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada karyawan bawahan sewaktu-
waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat
karyawan yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan
oleh pemimpin.
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan karyawan bawahan, akan
memotivasi karyawan bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin.
1. Pemenuhan Kebutuhan
Teknik komunikasi persuasif merupakan salah satu teknik memotivasi kerja karyawan yang
dilakukan dengan cara memengaruhi karyawan secara ekstralogis. Teknik ini dirumuskan:
A = ATTENTION (Perhatian)
I = INTEREST (Minat)
D = DESIRE (Hasrat)
D = Decision (Keputusan)
S = SATISFACTION (Kepuasan)
Menurut Uno (2009), dimensi dan indikator motivasi kerja dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
9
1. Motivasi internal
2. Motivasi eksternal
d. Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari teman dan atasan.
1. Teknis organisasi
Bentuk susunan organisasi dimana para karyawan bekerja, memberi pengaruh yang sangat
besar kepada semangat dan kepuasan kerja karyawan.
2. Struktur sosial
Struktur sosial suatu kelompok membawa pengaruh yang tidak kecil artinya bagi diri pribadi
para anggota. Mereka lebih senang bekerja dalam suatu kelompok dimana terdapat pergaulan
yang fleksibel.
10
Produktivitas masing-masing karyawan sangat tergantung kepada kemauan mereka untuk
bekerja keras.
Imbalan yang diterima para karyawan baik imbalan instrinsik maupun imbalan ekstrinsik
sangat berpengaruh terhadap semangat kerja mereka.
Dapat diterimanya karyawan sebagai anggota kelompok, akan membawa pengaruh terhadap
ketenangan kerja suatu kelompok atau karyawan itu sendiri.
Menurut Ishak Arep (2003:16) manfaat motivasi yang utama adalah : menciptakan gairah
kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu,manfaat yang diperoleh karena
bekerja dengan orang – orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan
tepat. Artinya, pekerjaan diselesaikan sesuai standart yang benar dan dalam skala waktu yang
sudah ditentukan, serta orang akan senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang dikerjakan
karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat orang senang mengerjakannya.
Banyak orang yang kesulitan memotivasi diri. Hal itu diantaranya disebabkan oleh hambatan
hambatan antara lain:
2. Cemas
Kata Cemas berasal dari kata Anglo Saxon “weirgan” yang artinya mencekik,
membekap jalan pernapasan sampai tidak mampu bernafas.
11
Kecemasan adalah salah satu faktor penghambat motivasi karena kecemasan
membekap berbagai kelebihan manusia. Termasuk juga motivasi yang dimiliki
manusia.
3. Opini Negatif
Opini negatif adalah salah satu penghambat motivasi yang paling sering dialami
manusia. Lingkungan kita seringkali dipenuhi oleh orang yang pandai melemparkan
opini negatif daripada memberikan opini positif. Lebih banyak orang yang bisanya
mencela, menjelek-jelekan dan melemahkan semangat kita untuk melakukan sesuatu.
Hal ini menyebaban motivasi kita terhambat untuk tumbuh berkembang.
7. Pengakuan Semu
Motivasi membutuhkan pengakuan yang tulus. Ketika pengakuan diberikan secara
semu, mungkin karena perasaan tidak enak, nepotisme, dan ketakutan, maka
pengakuan itu tidak akan menumbuhkan motivasi yang kuat bagi pelakunya.
12
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menangani hambatan dalam motivasi
antara lain sebagai berikut ;
13
BAB III
KESIMPULAN
Semakin tinggi motivasi yang diberikan, maka semakin tinggi pula kinerja karyawan.
Hubungan antara motivasi dan kinerja berbanding lurus, artinya bahwa semakin tinggi
motivasi karyawan dalam bekerja maka kinerja yang dihasilkan juga tinggi.
Begitu juga sebaliknya ketika motivasi karyawan semakin rendah dalam bekerja maka
kinerja yang dihasilkan akan semakin rendah dan kurang optimal. Sedangkan
karyawan dapat bekerja dengan baik bila memiliki kinerja yang tinggi sehingga dapat
menghasilkan kerja yang baik pula.
14
DAFTAR PUSTAKA
15