You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

PEREDARAN DARAH TEPI

Kelompok B6 :

Nama NIM Tanda


Tangan
Viona Nadya 102011106
Mongan
Livia Brenda 102014050
Patty
Rio Yosua 102014088
Saputra
Restika Sukur 102014127
Minati Puspa 102014149
Wardani
Vania Christy 102014201
Ega 102014278
Apriliyanti

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

1
Peredaran Darah Tepi

A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi peredaran darah vena
2. Untuk mengetahui aktifitas kapiler pada kulit ketika terdapat pembuluh darah yang
terhambat.

B. ALAT YANG DIPERLUKAN


1. Sfigmomanometer
2. 1 buah waskom berisi air panas 45ºC
3. Termometer
4. Mistar

C. CARA KERJA

Peredaran Darah Vena

A. Pembuluh Darah Vena Lengan Bawah


1. Pilihlah sebagai orang percobaan seorang dengan pembuluh vena lengan bawah
yang terlihat jelas.
2. Perhatikan dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di permukaan lengan
bawah bagian voler orang percobaan tersebut.
3. Tekanlah salah satu vena di dekat siku dan perhatikanlah vena-vena yang
mengembang.
4. Pilihlah diantara beberapa vena yang mengembang itu sebuah vena yang paling
jelas tampak di permukaan dan cobalah mendorong darah di dalamnya ke arah
perifer dengan perlahan-lahan.
5. Hentikanlah tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu
vena di dekat pergelangan tangan yang jelas terlihat mengembang.
6. Kosongkanlah sebagian vena yang mengembang tersebut dengan cara mendorong
darah di dalamnya ke arah sentral melewati katup dan perhatikanlah bagian vena
yang kosong itu.
7. Ulangi pengosongan seperti sub 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain di
lengan bawah bagian voler orang percobaan tersebut.

2
8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup-
katupnya sesuai dengan pengamatan saudara di atas.

B. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena


1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara setinggi-tingginya dengan sikap
lurus ke atas sedangkan lengan kiri dibiarkan menggantung lurus ke bawah.
2. Sesudah 1 menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan tetap lurus ke suatu
tempat setinggi jantung dan bandingkanlah warna kulit kedua telapak tangan
saudara.
3. Ulangilah percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan vena kedua
punggung tangan tersebut.
Catatlah hasil pengamatan saudara.

C. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena


1. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang
berbaring terlentang.
2. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan
pompalah manset dengan cepat sehingga tekanan di dalam manset sedikit di bawah
teknan diastolic ( 50-60 mmHg) untuk membendung vena.
3. Catatlah lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan manset sampai
tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan orang
percobaan.
4. Ulangilah sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, gerakkanlah otot-otot
lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya
sebanyak 10 atau 20 kali.
5. Catatlah lama waktu pengisian vena sampai tampak derajad pengembangan vena
seperti pada sub 3.

D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner)
1. Orang percobaan berbaring terlentang di meja praktikum dengan menggantungkan
salah satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena di pungguang tangan tersebut
terisi dan mengembang.

3
2. Angkatlah lengan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke
atas sehingga vena di punggung tangannya tetap mengosong.
3. Ukurlah jarak vertical (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung
tangan dan katup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukkan besar tekanan darah
vena punggung tangan dalam cm darah.
Letak katup trikuspidalis jantung :
- Pada orang yang berbaring terlentang : kira-kira di pertengahan jarak antara
meja dan sternum.
- Pada orang yang berdiri : pada sternum di ruang interkostal ke-4.
4. Ulangilah sub 1 sampai 3 dengan kedua tungkai orang percobaan diangkat
setinggi-tingginya.
5. Ulangilah sub 1 sampai 3 pada orang percobaan melakukan tindakan valsalva.
6. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan yang sama tetapi pada
sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung kebawah.
7. Terangkan hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran
tekanan darah vena di atas.

Peredaran Darah Kulit

A. Vasodilatasi Aktif Kapiler


1. Sediakanlah ember yang berisi air panas 45oC.
2. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas orang percobaan.
3. Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah (oklusi) dalam lengan orang percobaan
tersebut dengan cara memompa manset secepat-cepatnya sampai 150-175mmHg
dan masukkanlah tangan serta setengah bagian lengan bawah ke dalam air panas
45oC selama 3 menit.
4. Perhatikanlah perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.
5. Hentikanlah oklusi pada lengan orang percobaan tersebut dengan menghilangkan
tekanan dalam manset.
6. Perhatikanlah sekarang perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.

B. Vasodilatasi Pasif Kapiler

4
1. Pasanglah sekarang manset sfigmomanometer pada lengan yang lain dan pompalah
sampai 50-60mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi).
2. Masukkanlah sekarang tangan serta setengah bagian lengan bawah itu ke dalam air
panas 45oC selama 3 menit. Kemudian keluarkanlah tangan dan lengan itu dari air
panas dan perhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke dalam
air panas dan yang tidak.
3. Hilangkanlah tekanan di dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna kulit.

C. HASIL PERCOBAAN

Peredaran Darah Vena

A. Pembuluh Darah Vena Lengan Bawah


- Saat pengembangan vena, dorongan ke arah perifer tidak merubah keadaan vena.
Vena tetap dalam keadaan mengembang.
- Saat pengembangan vena, dorongan ke arah sentral melewati katup
memperlihatkan adanya pengosongan vena.

Gambar 1. Letak Katup pada Orang Percobaan

5
B. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena
- Lengan kanan diangkat setinggi-tingginya dengan sikap lurus ke atas dan lengan
kiri dibiarkan dalam keadaan menggantung ke bawah. Setelah kedua lengan
berada di posisi setinggi jantung, terlihat perbedaan warna kulit kedua telapak
tangan. Hal ini disebabkan oleh aliran darah arteri dari jantung kurang mencukupi
atau aliran menjadi terhambat karena terjadi peningkatan tekanan yang
disebabkan oleh gaya gravitasi, terjadi penimbunan darah di vena-vena yang
melebar, dan aliran balik vena berkurang. Filtrasi menembus dinding kapiler juga
meningkat yang menyebabkan pergelangan tangan dan tangan membengkak,
kecuali apabila tindakan-tindakan kompensasi mampu melawan gaya gravitasi
tersebut.
- Warna kulit tangan kanan : Pucat
Warna kulit tangan kiri : Tidak terjadi perubahan warna
Pengembangan vena di tangan kanan : Vena tidak mengembang (kosong)
Pengembangan vena di tangan kiri : Vena mengembang

C. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena


- Lama waktu pengisian vena dari akhir pemompaan manset sampai tampak
dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan orang
percobaan : 90 detik.
- Lama waktu pengisian vena setelah menggerakkan otot-otot lengan bawah
dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya selama 20 kali :
60 detik.

D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner)
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup
trikuspidalis jantung: 19cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung
pada saat kedua tungkai di angkat setinggi-tingginya: 17cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung
pada saat orang percobaan melakukan tindakan valsava: 25cm.

6
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung
pada saat berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah: 20cm.

Peredaran Darah Kulit

A. Vasodilatasi Aktif Kapiler


- Warna kulit tangan OP saat oklusi dan setelah dimasukkan ke dalam air panas
45oC selama 3 menit: pucat kebiruan.
- Setelah oklusi dihentikan, warna kulit tangan OP: memerah dan berangsur
kembali normal.

B. Vasodilatasi Pasif Kapiler


- Warna tangan OP saat obstruksi setelah dimasukkan ke dalam air panas 45oC
selama 3 menit : kemerahan.
- Warna kulit setelah obstruksi dihentikan: sedikit merah dan berangsur kembali
normal.

D.PEMBAHASAN

Peredaran Darah Vena


A. Pembuluh Darah Vena Lengan Bawah
Aliran balik vena adalah volume darah yang masuk ke masing-masing atrium
per menit dari vena. Terdapat lima faktor yang dapat meningkatkan aliran balik vena:
vasokonstriksi vena yang dipicu oleh saraf simpatis, aktivitas otot rangka, efek katup
vena, aktivitas pernapasan dan efek penghisapan oleh jantung. Sebagian besar dari
faktor sekunder ini mempengaruhi gradien tekanan antara vena dan jantung.1

Vasokontriksi vena dan kompresi vena eksternal mendorong darah menuju


jantung. Jika pembuluh darah di hambat di suatu titik, akan menyebabkan darah
terdorong ke kedua arah dari titik hambatan. Darah tidak mengalir mundur dan maju
oleh vasokontriksi dan pompa otot rangka karena darah hanya dapat terdorong maju
karena vena-vena besar dilengkapi oleh katup-katup satu arah yang berjarak 2 sampai 4
cm satu sama lain; katup ini memungkinkan darah mengalir maju menuju jantung tetapi
menghambatnya mengalir balik ke jaringan.1 Oleh karena itu pada percobaan ini,

7
dorongan ke arah perifer tidak merubah keadaan vena dimana vena akan tetap dalam
keadaan mengembang karena adanya katup yang menghambat aliran balik ke jaringan.
Sebaliknya, dorongan ke arah sentral melewati katup memperlihatkan adanya
pengosongan vena karena katup memungkinkan darah mengalir maju menuju ke
jantung.

Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi pada posisi tegak
dengan membantu meminimalkan aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika
seseorang berdiri dan secara temporer menunjang bagian-bagian dari kolom darah
ketika otot rangka melemas.1

B. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena


Efek gravitasi atau gaya berat dapat mempengaruhi sistem vena. Arteri juga
mendapat efek gravitasi tetapi arteri tidak terlalu mudah teregang dan tidak
mengembang seperti vena.1 Vena-vena yang dapat teregang akan melebar akibat
adanya tekanan hidrostatik sehingga kapasitasnya bertambah. Efek gravitasi
menyebabkan banyak darah yang masuk dari kapiler cenderung berkumpul di vena-
vena tungkai bawah yang mengembang dan tidak kembali ke jantung. Karena aliran
balik vena berkurang, maka curah jantung menurun dan volume sirkulasi efektif
menciut.2

Dalam percobaan ini, lengan kanan yang diangkat setinggi-tingginya dengan


sikap lurus ke atas dan lengan kiri dibiarkan dalam keadaan menggantung ke bawah.
Setelah kedua lengan berada di posisi setinggi jantung, terlihat perbedaan warna kulit
kedua telapak tangan dimana warna kulit telapak tangan kanan merah muda dan agak
pucat serta tidak terlihat adanya pengembangan vena karena efek gravitasi
menyebabkan aliran darah turun menuju ke jantung. Posisi lengan kanan yang lebih
tinggi dari jantung menyebabkan aliran darah menuju ke jantung sehingga warna kulit
telapak tangan kanan merah muda dan agak pucat karena aliran darah tidak tertimbun.
Sementara pada lengan kiri yang dibiarkan menggantung ke bawah menyebabkan
warna kulit telapak tangan kiri kemerahan dan terlihat banyak vena yang mengembang;
hal ini disebabkan karena posisi dari tangan kiri yang lebih rendah dari jantung
sehingga aliran darah bukan kembali ke jantung tetapi menumpuk di tangan kiri. Efek
gravitasi menyebabkan aliran balik vena di tangan kiri tidak kembali ke jantung dan

8
akibatnya adalah pengembangan vena dan kulit yang kemerahan akibat banyak darah
yang tertimbun.

C. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena


Pada saat vena dibendung, efeknya adalah meningkatkan pengisian pembuluh
darah vena. Akibatnya, banyak vena-vena yang terlihat mengembang. Waktu pengisian
pembuluh darah vena dapat dipengaruhi oleh efek kontraksi dari otot ketika vena
dibendung sehingga bisa mempercepat pengisian vena.1

Dalam percobaan ini, lama waktu pengisian vena dari akhir pemompaan manset
sampai tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan
orang percobaan adalah 90 detik. Sedangkan lama waktu pengisian vena setelah
menggerakkan otot-otot lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan
sekuat-kuatnya selama 20 kali adalah 60 detik. Waktu pengisian vena setelah adanya
kontraksi otot lengan bawah menyebabkan waktu pengisian vena menjadi lebih cepat
karena kontraksi dari otot menyebabkan aliran darah menjadi lebih lancar sehingga
vena lebih mudah terisi.

D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner)
Metode Gartner adalah sebuah metode pengukuran tekanan vena. Berdasarkan
fenomena vena Gartner, dengan pasien duduk tegak, sebuah vena dipilih pada
punggung tangan yang harus tetap ditahan jauh di bawah ketinggian atrium kanan, dan
kemudian dinaikkan secara perlahan; bila vena yang diamati akan kolaps, jarak antara
ketinggiannya dan atrium diukur dengan milimeter; jarak ini memberikan tekanan vena
dalam milimeter darah; dengan demikian vena itu sendiri digunakan sebagai
penghubung manometer dengan atrium kanan; metode ini tidak akurat tertuama jika
dilakukan pada orang yang sudah tua.3 Metode Gartner yang dilakukan di dalam
percobaan ini adalah dengan mengukur jarak vertikal antara vena yang mengosong
dengan letak katup trikuspidalis jantung yang berada di pertengahan jarak antara meja
dan sternum. Namun pada orang yang berdiri, letak katup trkuspidalis jantung ada pada
sternum di ruang interkostal ke-4. Jarak yang didapat dengan metode ini menunjukkan
besar tekanan darah vena dalam cm darah.

Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

9
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup
trikuspidalis jantung: 19cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung
pada saat kedua tungkai di angkat setinggi-tingginya: 17cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung
pada saat orang percobaan melakukan tindakan valsava: 25cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung
pada saat berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah: 20cm.
Jarak vertikal terpendek antara vena yang mengosong dengan katup
trikuspidalis jantung menunjukkan kecepatan aliran darah yang lebih cepat kembali ke
jantung. Hal ini juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang mendorong aliran darah
untuk segera kembali mengalir ke jantung.3

Dari percobaan ini terlihat bahwa jarak terpendek adalah pada saat kedua
tungkai diangkat setinggi-tingginya. Pada saat kedua tungkai diangkat setinggi-
tingginya maka aliran darah akan semakin cepat kembali ke jantung karena posisi
tungkai yang lebih tinggi dari jantung. Sementara jarak paling jauh menunjukkan
bahwa aliran balik vena mengalir dengan lambat, terlihat pada percobaan saat berdiri
dengan kedua lengan tergantung ke bawah. Adanya gaya gravitasi yang menuju ke
pusat bumi dan letak lengan yang lebih rendah dari jantung menyebabkan pengosongan
vena terjadi lebih lambat.

Pada saat berbaring, efek gravitasi lebih rendah dibandingkan pada saat berdiri
tegak. Akibatnya jarak vertikal antara vena yang mengosong di punggung tangan dan
katup trikuspidalis jantung pada saat berbaring adalah 19cm. Sementara pengosongan
vena pada saat berdiri tegak, terjadi lebih lambat yaitu pada saat ketinggian 25cm.

Tindakan valsava merupakan usaha ekspirasi dengan glotis tertutup.Valsalva


maneuver adalah usaha pernafasan secara paksa menutup glottis,menghasilkan
peningkatan tekanan intrathoracic, meningkatkan tekananintracranial, menghambat
venous return dan menurunkan heart rate sehingga pada percobaan ini, terlihat bahwa
pada saat melakukan tindakan valsava, jarak vertikal antara vena yang mengosong
dengan katup trikuspidalis jantung terbilang tinggi karena tindakan ini menghambat
aliran balik menuju jantung.4

10
Peredaran Darah Kulit
A. Vasodilatasi Aktif Kapiler
Vasodilatasi aktif adalah pelebaran pembuluh kapiler darah dari arteri dan vena
yang dapat disebabkan karena peningkatan temperatur tubuh.5 Untuk pendinginan
tubuh, aliran darah akan meningkat untuk memungkinkan pelepasan panas melalui
permukaan kulit; sebaliknya jika panas tubuh harus dipertahankan, maka aliran darah
akan menurun. Perangsangan panas menimbulkan vasodilatasi arterial reaktif. Hal ini
menyebabkan kemerahan pada kulit.6

Pada percobaan, tangan OP yang dioklusi dan selama 3 menit dimasukan ke


dalam waskom berisi air dengan suhu 45 ͦ C. Di sini, tekanan darah yang ditunjukkan
sfigmomanometer menurun. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa panas
tubuh menurunkan aliran darah. Karena itu tekanan pada lengan atas OP terus
dipertahankan dengan cara memompa balon sfigmomanometer sampai batas yang telah
ditetapkan untuk mencegah tekanannya turun (150-175 mmHg).

Oklusi atau penyumbatan menimbulkan pengosongan pembuluh darah, warna


pucat kebiruan akibat penurunan tekanan arteri sehingga volume di dalam kapiler akan
berkurang. Perubahan warna kulit yang kembali merah diakibatkan karena tekanan
yang meningkat dan menyebabkan darah pada pembuluh darah terisi kembali oleh
darah terdeoksigenasi yang stagnan.5 Setelah tiga menit dengan manset yang masih
terpasang, warna kulit OP menjadi lebih pucat dengan sedikit kebiruan. Hal ini
disebabkan karena tekanan pada pembuluh darah yang menurun sehingga terjadi
pengosongan pembuluh darah. Setelah oklusi dilepaskan warna kulit kembali merah
namun masih meninggalkan sedikit warna pucat. Warna kulit OP yang kembali merah
ini disebabkan kerena pembuluh darah terisi kembali oleh darah terdeoksigenasi yang
stagnan.

B. Vasodilatasi Pasif Kapiler


Vasodilatasi pasif adalah pelebaran pembuluh kapiler darah vena yang dapat
disebabkan karena peningkatan temperatur tubuh. Vasodilatasi pasif tidak melibatkan
pembuluh arteri. Pada prinsipnya vasodilatasi pasif pada vena sama dengan vasodilatasi
aktif, di mana pengaturan suhu dilakukan oleh kulit juga dengan mengubah aliran darah
dari dalam kulit.5

11
Pada percobaan, tangan OP yang diobstruksi(tekanannya lebih rendah daripada
tekanan yang diberikan pada percobaaan vasodilatasi aktif), dan selama 3 menit
dimasukkan ke dalam waskom berisi air dengan suhu 45ͦC. Obstruksi bertujuan untuk
membendung vena. Warna kemerahan pada kulit OP setelah tiga menit direndam,
dikarenakan pembuluh darah arteri yang tidak ikut terobstruksi, hanya vena saja yang
terbendung sehingga vena-vena di tangan terlihat mengembang dan kemerahan. Setelah
obstruksi dihentikan, warna kulit kembali normal, ini disebabkan kerena pembuluh
darah terisi kembali oleh darah terdeoksigenasi yang stagnan.

E. KESIMPULAN
Kapasitas vena (volume darah yang dapat ditampung oleh vena) bergantung pada
daya regang (distensibilitas) dinding vena (seberapa banyak pembuluh ini dapat
diregangkan untuk menampung darah), pengaruh tekanan eksternal yang memeras vena
dan juga gravitasi.
Kulit adalah penghubung antara jaringan dalam tubuh dengan lingkungan sekitar.
Pada kulitlah terjadi penguapan dan pelepasan panas. Kulit mengandung reseptor yang
memberikan informasi ke hipotalamus mengenai ‘temperatur lingkungan’. Vasokontriksi
(penyempitan) atau vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah dapat mengubah kecepatan
aliran darah pada kulit.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;
2011.h.399,400-2.
2. Guyton. Fisiologi manusia. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2008.h.346.
3. John H. Kamus kedokteran ringkas. Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2004.h.459.
4. Wahab AS. Kardiologi. Jakarta: EGC; 2009.h.250.
5. Gabriel JF. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC; 2002. h.567.
6. James J, Baker C, Swain H. Prinsip-prinsip kardiovaskular. Edisi 1. Jakarta: Erlangga;
2006. h.198.

12

You might also like