Professional Documents
Culture Documents
Kelompok B6 :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
1
Peredaran Darah Tepi
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi peredaran darah vena
2. Untuk mengetahui aktifitas kapiler pada kulit ketika terdapat pembuluh darah yang
terhambat.
C. CARA KERJA
2
8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup-
katupnya sesuai dengan pengamatan saudara di atas.
D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner)
1. Orang percobaan berbaring terlentang di meja praktikum dengan menggantungkan
salah satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena di pungguang tangan tersebut
terisi dan mengembang.
3
2. Angkatlah lengan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke
atas sehingga vena di punggung tangannya tetap mengosong.
3. Ukurlah jarak vertical (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung
tangan dan katup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukkan besar tekanan darah
vena punggung tangan dalam cm darah.
Letak katup trikuspidalis jantung :
- Pada orang yang berbaring terlentang : kira-kira di pertengahan jarak antara
meja dan sternum.
- Pada orang yang berdiri : pada sternum di ruang interkostal ke-4.
4. Ulangilah sub 1 sampai 3 dengan kedua tungkai orang percobaan diangkat
setinggi-tingginya.
5. Ulangilah sub 1 sampai 3 pada orang percobaan melakukan tindakan valsalva.
6. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan yang sama tetapi pada
sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung kebawah.
7. Terangkan hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran
tekanan darah vena di atas.
4
1. Pasanglah sekarang manset sfigmomanometer pada lengan yang lain dan pompalah
sampai 50-60mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi).
2. Masukkanlah sekarang tangan serta setengah bagian lengan bawah itu ke dalam air
panas 45oC selama 3 menit. Kemudian keluarkanlah tangan dan lengan itu dari air
panas dan perhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke dalam
air panas dan yang tidak.
3. Hilangkanlah tekanan di dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna kulit.
C. HASIL PERCOBAAN
5
B. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena
- Lengan kanan diangkat setinggi-tingginya dengan sikap lurus ke atas dan lengan
kiri dibiarkan dalam keadaan menggantung ke bawah. Setelah kedua lengan
berada di posisi setinggi jantung, terlihat perbedaan warna kulit kedua telapak
tangan. Hal ini disebabkan oleh aliran darah arteri dari jantung kurang mencukupi
atau aliran menjadi terhambat karena terjadi peningkatan tekanan yang
disebabkan oleh gaya gravitasi, terjadi penimbunan darah di vena-vena yang
melebar, dan aliran balik vena berkurang. Filtrasi menembus dinding kapiler juga
meningkat yang menyebabkan pergelangan tangan dan tangan membengkak,
kecuali apabila tindakan-tindakan kompensasi mampu melawan gaya gravitasi
tersebut.
- Warna kulit tangan kanan : Pucat
Warna kulit tangan kiri : Tidak terjadi perubahan warna
Pengembangan vena di tangan kanan : Vena tidak mengembang (kosong)
Pengembangan vena di tangan kiri : Vena mengembang
D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner)
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup
trikuspidalis jantung: 19cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung
pada saat kedua tungkai di angkat setinggi-tingginya: 17cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung
pada saat orang percobaan melakukan tindakan valsava: 25cm.
6
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung
pada saat berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah: 20cm.
D.PEMBAHASAN
7
dorongan ke arah perifer tidak merubah keadaan vena dimana vena akan tetap dalam
keadaan mengembang karena adanya katup yang menghambat aliran balik ke jaringan.
Sebaliknya, dorongan ke arah sentral melewati katup memperlihatkan adanya
pengosongan vena karena katup memungkinkan darah mengalir maju menuju ke
jantung.
Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi pada posisi tegak
dengan membantu meminimalkan aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika
seseorang berdiri dan secara temporer menunjang bagian-bagian dari kolom darah
ketika otot rangka melemas.1
8
akibatnya adalah pengembangan vena dan kulit yang kemerahan akibat banyak darah
yang tertimbun.
Dalam percobaan ini, lama waktu pengisian vena dari akhir pemompaan manset
sampai tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan
orang percobaan adalah 90 detik. Sedangkan lama waktu pengisian vena setelah
menggerakkan otot-otot lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan
sekuat-kuatnya selama 20 kali adalah 60 detik. Waktu pengisian vena setelah adanya
kontraksi otot lengan bawah menyebabkan waktu pengisian vena menjadi lebih cepat
karena kontraksi dari otot menyebabkan aliran darah menjadi lebih lancar sehingga
vena lebih mudah terisi.
D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner)
Metode Gartner adalah sebuah metode pengukuran tekanan vena. Berdasarkan
fenomena vena Gartner, dengan pasien duduk tegak, sebuah vena dipilih pada
punggung tangan yang harus tetap ditahan jauh di bawah ketinggian atrium kanan, dan
kemudian dinaikkan secara perlahan; bila vena yang diamati akan kolaps, jarak antara
ketinggiannya dan atrium diukur dengan milimeter; jarak ini memberikan tekanan vena
dalam milimeter darah; dengan demikian vena itu sendiri digunakan sebagai
penghubung manometer dengan atrium kanan; metode ini tidak akurat tertuama jika
dilakukan pada orang yang sudah tua.3 Metode Gartner yang dilakukan di dalam
percobaan ini adalah dengan mengukur jarak vertikal antara vena yang mengosong
dengan letak katup trikuspidalis jantung yang berada di pertengahan jarak antara meja
dan sternum. Namun pada orang yang berdiri, letak katup trkuspidalis jantung ada pada
sternum di ruang interkostal ke-4. Jarak yang didapat dengan metode ini menunjukkan
besar tekanan darah vena dalam cm darah.
9
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup
trikuspidalis jantung: 19cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung
pada saat kedua tungkai di angkat setinggi-tingginya: 17cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung
pada saat orang percobaan melakukan tindakan valsava: 25cm.
- Jarak vertikal antara vena yang mengosong dengan katup trikuspidalis jantung
pada saat berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah: 20cm.
Jarak vertikal terpendek antara vena yang mengosong dengan katup
trikuspidalis jantung menunjukkan kecepatan aliran darah yang lebih cepat kembali ke
jantung. Hal ini juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang mendorong aliran darah
untuk segera kembali mengalir ke jantung.3
Dari percobaan ini terlihat bahwa jarak terpendek adalah pada saat kedua
tungkai diangkat setinggi-tingginya. Pada saat kedua tungkai diangkat setinggi-
tingginya maka aliran darah akan semakin cepat kembali ke jantung karena posisi
tungkai yang lebih tinggi dari jantung. Sementara jarak paling jauh menunjukkan
bahwa aliran balik vena mengalir dengan lambat, terlihat pada percobaan saat berdiri
dengan kedua lengan tergantung ke bawah. Adanya gaya gravitasi yang menuju ke
pusat bumi dan letak lengan yang lebih rendah dari jantung menyebabkan pengosongan
vena terjadi lebih lambat.
Pada saat berbaring, efek gravitasi lebih rendah dibandingkan pada saat berdiri
tegak. Akibatnya jarak vertikal antara vena yang mengosong di punggung tangan dan
katup trikuspidalis jantung pada saat berbaring adalah 19cm. Sementara pengosongan
vena pada saat berdiri tegak, terjadi lebih lambat yaitu pada saat ketinggian 25cm.
10
Peredaran Darah Kulit
A. Vasodilatasi Aktif Kapiler
Vasodilatasi aktif adalah pelebaran pembuluh kapiler darah dari arteri dan vena
yang dapat disebabkan karena peningkatan temperatur tubuh.5 Untuk pendinginan
tubuh, aliran darah akan meningkat untuk memungkinkan pelepasan panas melalui
permukaan kulit; sebaliknya jika panas tubuh harus dipertahankan, maka aliran darah
akan menurun. Perangsangan panas menimbulkan vasodilatasi arterial reaktif. Hal ini
menyebabkan kemerahan pada kulit.6
11
Pada percobaan, tangan OP yang diobstruksi(tekanannya lebih rendah daripada
tekanan yang diberikan pada percobaaan vasodilatasi aktif), dan selama 3 menit
dimasukkan ke dalam waskom berisi air dengan suhu 45ͦC. Obstruksi bertujuan untuk
membendung vena. Warna kemerahan pada kulit OP setelah tiga menit direndam,
dikarenakan pembuluh darah arteri yang tidak ikut terobstruksi, hanya vena saja yang
terbendung sehingga vena-vena di tangan terlihat mengembang dan kemerahan. Setelah
obstruksi dihentikan, warna kulit kembali normal, ini disebabkan kerena pembuluh
darah terisi kembali oleh darah terdeoksigenasi yang stagnan.
E. KESIMPULAN
Kapasitas vena (volume darah yang dapat ditampung oleh vena) bergantung pada
daya regang (distensibilitas) dinding vena (seberapa banyak pembuluh ini dapat
diregangkan untuk menampung darah), pengaruh tekanan eksternal yang memeras vena
dan juga gravitasi.
Kulit adalah penghubung antara jaringan dalam tubuh dengan lingkungan sekitar.
Pada kulitlah terjadi penguapan dan pelepasan panas. Kulit mengandung reseptor yang
memberikan informasi ke hipotalamus mengenai ‘temperatur lingkungan’. Vasokontriksi
(penyempitan) atau vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah dapat mengubah kecepatan
aliran darah pada kulit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;
2011.h.399,400-2.
2. Guyton. Fisiologi manusia. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2008.h.346.
3. John H. Kamus kedokteran ringkas. Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2004.h.459.
4. Wahab AS. Kardiologi. Jakarta: EGC; 2009.h.250.
5. Gabriel JF. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC; 2002. h.567.
6. James J, Baker C, Swain H. Prinsip-prinsip kardiovaskular. Edisi 1. Jakarta: Erlangga;
2006. h.198.
12