Professional Documents
Culture Documents
MENINGITIS
Penguji :
Disusun oleh:
Fransiska Lumempouw
1261050302
JAKARTA
2016
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan.............................................................................................. 2
C. Manfaat............................................................................................ 2
D. Patofisiologi ...................................................................................... 8
F. Diagnosis ........................................................................................... 10
G. Tatalaksana ....................................................................................... 16
H. Prognosis........................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi SSP merupakan masalah kesehatan serius yang perlu segera diketahui
dan diobati untuk meminimalkan gejala sisa neurologis yang serius dan memastikan
keselamatan pasien, salah satunya adalah meningitis. Meningitis adalah infeksi pada
selaput pelindung yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meninges).
Selaput pelindung otak adalah selaput duramater, araknoid dan piamater. Selain
selaput, infeksi ini juga melibatkan cairan serebrospinal yang mengelilingi otak dan
sumsum tulang belakang. Meningitis dapat menjadi serius bila tidak ditangani dengan
cepat. Hal ini menyebabkan kerusakan permanen pada saraf dan otak. Meningitis
disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur.1 Infeksi pada meninges menunjukkan
gejala kaku kuduk, sakit kepala, demam, sedangkan bila parenkim otak yang terkena
dan kenaikan tekanan intrakranial. Meningitis dapat menyerang siapa saja, tetapi
paling sering terjadi pada bayi, anak - anak, remaja dan dewasa muda.2
pada cairan otak yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta. Meningitis serosa
ditandai dengan jumlah sel dan protein yang meninggi disertai cairan serebrospinal
iii
yang jernih. Penyebab yang paling sering dijumpai adalah kuman Mycobacterium
Meningitis purulenta atau meningitis bakteri adalah meningitis yang bersifat akut dan
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan refarat ini adalah untuk mengetahui hal - hal
yang berkaitan dengan meningitis dan sebagai salah satu pemenuhan tugas
Indonesia.
C. Manfaat
Meningitis
iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Meningitis
arachnoid dan piamater yang melapisi otak dan medulla spinalis yang dapat
disebabkan oleh beberapa etiologi dan dapat diidentifikasi oleh peningkatan kadar
B. Anatomi Fisiologis
Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti oleh meninges yang berasal dari
dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan serebrospinal. Tiga lapisan meninges dari
1. Duramater
Lapisan paling luar, kuat dan keras dan disebut juga “pachymeninx” (membran yang
kuat)
2. Araknoid
Membran avaskular yang tipis dan rapuh yang memisahkan duramater piamater.
serebrospinal.
3. Piamater
Meningitis serosa
Meningitis purulenta
bersifat akut dan menghasilkan eksudat berupa pus serta bukan disebabkan
vi
oleh bakteri spesifik maupun virus. Penyebabnya antara lain: Diplococcus
aeruginosa.
virus, parasit dan jamur. Mikroorganisme ini menginfeksi lapisan otak, darah dan
seperti pada penyakit AIDS, keganasan, diabetes mellitus, cedera fisik atau obat –
Meningitis dapat terjadi karena terinfeksi oleh virus, bakteri, jamur maupun parasit :
Virus :
Gejalanya ringan sehingga diagnosis meningitis virus luput dibuat. Tetapi pada
ensefalitis. Maka meningitis virus yang paling berat selalu merupakan komponen
meningoencephalitis. Gejala – gejala beratnya sakit kepala dan nyeri kuduk . Infeksi
• Virus Mumps
Bakterial :
terjadi hanya dalam beberapa jam. Namun banyak juga pasien meningitis yang
bersifat purulenta. Meningitis purulenta dapat menjadi komplikasi dari otitis media.
meningitis pada periode neonatus disebabkan oleh flora dalam saluran genitalia ibu.
penting bagi kelompok usia ini. Pada anak usia 6 bulan atau lebih. Haemophilus
Jamur :
patogenik dan opportunistik. Jamur patogenik adalah beberapa jenis spesies yang
dapat menginfeksi manusia normal setelah inhalasi atau inflantasi spora. Secara
alamiah, manusia dengan penyakit kronis atau keadaan gangguan imunitas lainnya
lebih rentan terserang infeksi jamur dibandingkan manusia normal. Jamur patogenik
viii
menyebabkan histoplasmosis, blastomycosis, coccidiodomycosis dan
Kelompok ini tidak menginfeksi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal,
tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk. Penyakit
(phycomycosis) dan
nocardiosis.
Infeksi jamur pada susunan saraf pusat dapat menyebabkan meningitis akut,
subakut dan kronik. Biasanya sering pada anak dengan imunosupresif terutama anak
dengan leukemia dan asidosis. Dapat juga pada pasien yang imunokompeten.
yang disebabkan oleh jamur kriptokokus. Jamur ini bisa masuk ke tubuh kita saat kita
menghirup debu atau tahi burung yang kering. Kriptokokus ini dapat menginfeksikan
kulit, paru, dan bagian tubuh lain. Meningitis Kriptokokus ini paling sering terjadi
pada orang dengan CD4 di bawah 100. Diagnosis : Darah atau cairan sumsum tulang
belakang dapat dites untuk kriptokokus dengan dua cara. Tes yang disebut ‘CRAG’
mencari antigen (sebuah protein) yang dibuat oleh kriptokokus. Tes ‘biakan’
dilakukan dan dapat memberi hasi pada hari yang sama. Tes biakan membutuhkan
waktu satu minggu atau lebih untuk menunjukkan hasil positif. Cairan sumsum tulang
belakang juga dapat dites secara cepat bila diwarnai dengan tinta India. 5.6
ix
D. Patofisologi
atau jaringan tubuh yang lain. Virus / bakteri menyebar secara hematogen sampai
perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan yang ada di dekat selaput
otak, misalnya Abses otak, Otitis Media, Mastoiditis, Trombosis sinus kavernosus
dan Sinusitis. Penyebaran kuman bisa juga terjadi akibat trauma kepala dengan
fraktur terbuka atau komplikasi bedah otak. Invasi kuman-kuman ke dalam ruang
subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada pia dan araknoid, CSS (Cairan
hiperemi; dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran sel-sel leukosit
Dalam beberapa hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dan dalam
minggu kedua sel- sel plasma. Eksudat yang terbentuk terdiri dari dua lapisan,
7
lapisan dalam terdapat makrofag.
Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks dan
x
dapat menyebabkan trombosis, infark otak, edema otak dan degenerasi neuron-
oleh bakteri.
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk
dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya
otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta
virus apa yang menyebabkannya, namun mayoritas gejalanya serupa. Gejala yang
paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala, pilek, mual, muntah, kejang.
Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku,
gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas. Gejala pada bayi yang
terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel, muncul bercak pada kulit,
tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku, dan terjadi
xi
F. Diagnosis
Diagnosis Meningitis
Anamnesis
Awitan gejala akut (<24 jam) disertai trias meningitis yaitu demam, nyeri
kepala hebat dan kaku kuduk. Gejala lain yaitu mual, muntah, fotofobia, kejang
fokal atau umum, gangguan kesadaran. Mungkin dapat ditemukan riwayat infeksi
paru-paru, telinga, sinus, ataupun katup jantung. Pada bayi atau neonatus, gejala
a. Pemeriksaan Fisik
fisis harus selalu dimulai dengan penilaian keadaan umum pasien. Dengan
penilaian keadaan umum ini dapat diperoleh kesan apakah pasien dalam
1. Tanda vital. Periksa jalan nafas, keadaan respirasi dan sirkulasi. Pastikan
bahwa jalan nafas terbuka dan pasien dapat bernafas. Otak membutuhkan
xii
pasokan oksigen yang kontinu, demikian glukosa. Tanpa oksigen sel-sel
otak akan mati dalam waktu 5 menit. Karena itu, harus ada sirkulasi darah
2. Kulit. Perhatikan tanda trauma, simata penyakit hati, bekas suntikan, kulit
DIC).
b. Pemeriksaan Neurologis
a. Pemeriksaan Neurologi
Perhatikan sikap penderita waktu berbaring apakah tenang dan santai yang
Kelopak mata yang terbuka dan rahang yang tergantung di dapatkan pada
3. Rangsangan Meningeal
Kaku kuduk merupakan gejala yang sering dijumpai pada kelainan rangsang
1. Flexi Kepala.
Terdapat kaku kuduk, didapatkan tahanan dan dagu tidak dapat mencapai
dada. Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau berat. Pada kaku kuduk yang
xiv
berat kepala tidak dapat ditekuk, malah sering kepala terkedik ke
belakang.
Pada pasien yang sedang berbaring, satu tungkai diflexikan pada persendian
panggul, sedangkan tungkai yang satu lagi berada dalam keadaan ekstensi
(lurus). Bila tungkai yang satu ini ikut pula terflexikan, maka disebut tanda
brudzinski II positif.
4. Tanda Kernig
Pada pemeriksaan ini, pasien yang sedang berbaring diflexikan pahanya pada
ekstensikan pada persendian lutut. Biasanya kita dapat melakukan ekstensi ini
sampai sudut 135O, antara tungkai bawah dan tungkai atas. Bila terdapat
tahanan dan rasa nyeri sebelum tercapai sudut ini, maka dikatakan bahwa
xv
5. Tanda Lasegue
c. Pemeriksaan Penunjang
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel dan protein
tekananintrakranial.
a. Pada Meningitis Serosa terdapat tekanan yang bervariasi, cairan jernih, sel
jumlah sel darah putih dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur (+)
Meningitis
Tes Meningitis Virus Meningitis TBC
Bakterial
xvi
Glukosa Normal/menurun Biasanya normal Rendah
b. Pemeriksaan darah
protein,neutrofil.
c. Pemeriksaan Radiologis
Pada pemeriksaan foto polos kepala, dapat ditentukan apakah terdapat fraktur
adanya pneumonia, abses paru, proses spesifik, dan massa tumor.CT Scan dan
MRI dapat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat edema
a. Pada Meningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala, bila mungkin
dilakukan CT Scan.
xvii
d. Tes Tuberkulin
pertama.10.11
G. Tatalaksana
terapi antibiotik yang digunakan harus dapat menembus sawar darah otak,
sekitar 30%-50%)
Pada orang dewasa, Benzyl penicillin G dengan dosis 1-2 juta unit diberikan
Pada anak dengan berat badan 10-20 kg. Diberikan 8 juta unit/hari, anak
xviii
Untuk pasien yang alergi terhadap penicillin, dapat diberikan sampai 5 hari
bebas panas.
Terapi meningitis TB
diberi anti emetik seperti ondansetron dosis dewasa 4-8 mg IV tiap 8jam,
dosis pediatrik 0,1 mg/kg IV lambat max 4 mg/dosis dan dapat diulang tiap 12
jam
B dipakai.
xix
Terapi suportive
pemberian cepat secara intravena dan dipertahankan pada dosis yang cukup
Pada udem cerebri dapat diberikan osmotik diuretik atau corticosteroid, tetapi
H. Prognosis
Penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik atau mental
a. umur penderita.
xx
xxi
BAB III
KESIMPULAN
(meninges) termasuk duramater, arachnoid dan piamater yang melapisi otak dan
medulla spinalis. Meningitis terjadi karena berbagai penyebab pada umumnya karena
virus dan bakteri serta jamur. Gejalanya mayoritas serupa. Keluhan pertama biasanya
nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi
kaku, kesadaran menurun. Tanda Kernig’s dan Brudzinky positif. demam yang tinggi,
pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher
terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.
lama akibat gejala sisa neurologis atau bahkan menyebabkan kematian. Diagnosis
yang segera dan manajemen terapi yang sesuai dapat menghentikan perjalanan
umur penderita, jenis kuman penyebab, berat ringan infeksi, lama sakit sebelum
penanganan penyakit.
xxii
DAFTAR PUSTAKA
xxiv