Professional Documents
Culture Documents
Oleh Kelompok : 6
BANJARMASIN
2018
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI.................................................................................................4
A. DEFINISI...................................................................................................4
B. B. ETIOLOGI..............................................................................................4
C. KLARIFIKASI..............................................................................................5
D. MANIFESTASI KLINIS..................................................................................6
E. PATOFISIOLOGI.........................................................................................7
F. KOMPLIKASI.............................................................................................8
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN.............................................................................9
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG..................................................................11
I. PEMERIKSAAN FISIK................................................................................11
BAB II............................................................................................................... 13
TINJAUAN KASUS..............................................................................................13
A. IDENTITAS..............................................................................................14
B. RIWAYAT KESEHATAN...............................................................................14
C. PEMERIKSAAN FISIK................................................................................15
D. DATA FOKUS...........................................................................................16
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG.....................................................................17
F. ANALISIS DATA........................................................................................18
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................................19
H. INTERVENSI KEPERAWATAN.....................................................................19
BAB V.............................................................................................................. 22
PEMBAHASAN...................................................................................................22
KESIMPULAN....................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................26
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya
dari satu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) (Sylvia A.price). dengan gewjala
batuk disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri,
mycoplasma (fingi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai
eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologis.( Nanda, 2016)
B. B. ETIOLOGI
Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering disebabkan oleh streptoccus
pneumonia, melalui slang infuse oleh staphylococcus aureus, sedangkan pada pemakaian
ventilator oleh P.aeruginosa dan enterobacter dan masa kini terjadi karena perubahan
keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan,
penggunaan antibiotic yang tidak tepat, setelah masuk keparu-paru organisme
bermultiplikasi dan jika telah berhasil mengalahkan mekanisme pertahanan paru, terjadi
pneumonia. selain diatas penyebab terjadi pneumonia sesuai penggolonganya yaitu:
( Nanda, 2016)
1. Bacteria: Diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptokokus hemolyticus,
streptococcus aureus, hemophilus influinzae, mycobacterium, tuberkolusis,
bacillus Friedlander.
2. Virus : Respiratory syncytial virus, adeno virus, V. Sitomegalitik, V. influenza.
3. Mycoplasma pneumonia.
4. Jamur : histoplasma capsaulatum, Cryptococcus neuroformans, blastomyces
dermatitides, coccidodies imitis, aspergilus species, candida albicans.
5. Aspirasi : makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing.
6. Pneumonia hipostatik.
7. Sindrom loeffler.
C. KLARIFIKASI.
Klasifikasi melibatkan anatomi Pneumonia Lobaris, melibatkan seluru atau bagian
besar dari satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau ganda. (Nanda 2016)
1. Pneumonia komunitas
Di jumpai pada H. influenza pada pasien perokok. Pathogen atipikal pada lansia,
gram negative pada pasien dari rumah jompo dengan adanyab PPOK, Penyakit
penyerta kardiopolmonal/jamak, atau paska terapi antibiotika spectrum.
2. Pneumonia Nosokomial
Tergantung pada tiga factor yaitu tingkat berat sakit adanya resiko untuk jenis
pathogen tertentu dan masa menjelang timbul onset pneumonia.
Factor utama untuk pathogen tertentu :
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi
pada usia 6 bulan-3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5 bahkan dengan infeksi
ringan
2. Meningismus, yaitu tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meninges. Terjadi dengan
awitan demam yang tiba-tiba dengan disertai sakit kepala nyerio dan kekakuan
pada punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan akan berkurang
saat suhu turun.
3. Anoreksia merupakan hal yang paling umum disertai dengan penyakit masa kanak-
kanak. Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit, menetap sampai derajat
yang lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali
memanjang sampai ke tahap pemulihan.
4. Muntah, anak kecil muntah-muntah bersamaan dengan penyakit yang merupakan
petunjuk untuk awitan infeksi. biasanya berlangsung singkat etapi dapat menetap
selama sakit.
5. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi dioare berat. asering
menyertai infeksi pernafasan khisusnya karena virus.
6. Nyeri abdomen merupakan keluhan umum kadang tidak bisa dibedakan dari nyeri
apendeksitis.
7. Sumbatan nasal, pasase nafas kecil dari bayi mudah tersumbat oleh membekakan
mukosa dan eksudasi dapat mempengaruhi pernafasan dan menyusui pada bayi.
8. Keluaran nasal sering menyertai infeksi pernafasan, mungkin encer dan sedikit atau
kental dan purulent bergantung pada tipe dan tahap infeksi.
9. Batuk merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan dapat menjadi bukti
hanya selama fase akut.
10. Bunyi pernafasan seperti batuk,mengi ,mengorok. Auskultasi terdengar
mengikrekels.
11. Sakit tenggorokan merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih
besar, ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral.
12. Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusu atau makan/minum, atau
memuntahkan semua, kejang, letergis, atau tidak sadar, sianosis, distress,
pernafasan berat.
13. Disamping batuk atau kesulitan bernafas, hanya terdapat nafas cepat saja
- pada anak umur 2 bulan -11 bulan :>50 kali/menit
- pada anak umur 1 tahun -5 tahun : >40 kali/menit.
E. PATOFISIOLOGI
Pneumonia adalah hasil dari proliferasi patogen mikrobial di alveolar dan respons
tubuh terhadap patogen tersebut. Banyak cara mikroorganise memasuki saluran
pernapasan bawah. Salah satunya adalah melalui aspirasi orofaring. Aspirasi dapat terjadi
pada kaum geriatri saat tidur atau pada pasien dengan penurunan kesadaran. Melalui
droplet yang teraspirasi banyak patogen masuk. Pneumonia sangat jarang tersebar secara
hematogen.
Faktor mekanis host seperti rambut nares, turbinasi dan arsitektur trakeobronkial yang
bercabang-cabang mencegah mikroorganisme degan mudah memasuki saluran
pernapasan. Faktor lain yang berperan adalah refleks batuk dan refleks tersedak yang
mencegah aspirasi. Flora normal juga mencegah adhesi mikroorganiame di orofaring.
2. Empiema
3. Abses paru
Abses paru adalah nekrosis jaringan pulmoner dan pembentukan kavitas yang
berisi debrisnekrotik atau cairan yang disebabkan infeksi bakteri.
4. Gagal nafas
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2013) diagnosa yang mungkin muncul adalah :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Intoleransi aktivitas
Pathway
Bronchioles
Alveoli
Atelektasis
Gangguan ventikasi
Gangguan difusi
Gangguan
pertukaran gas
Suplai O2
ke jaringan menurun
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
Metabolisme meningkat
( David, 2014 )
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar x: mengidentifikasikan distribusi struktual (misal; lobar, bronchial, dapat
juga menyatakan abses)
2. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
3. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi semua
organisme yang ada.
4. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus.
5. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan
6. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
7. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
I. PEMERIKSAAN FISIK
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, biasanya diberikan antibiotik
per-oral dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak
nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik
diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan
alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap
pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan yang
dapat dapat diberikan antara lain:
RSCM. Mempunyai riwayat Sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita hipertensi dengan control
tidak teratur. 1 tahun yang lalu klien mengalamai kecelakaan dari mobil (terlempar ) dan dirawat
Ny. L usia 64 tahun, alamat Jl. Kp. Cabang – Karang Asih Cikarang Bekasi, , status menikah
dan mempunyai anak 2 orang anak, saat ini sedang dirawat di RSCM. Saat ini keluhan yang
dirasakan batuk dan lemas, 2 minggu yang lalu sebelum MRS klien mengatakan lemas, nafsu
makan menurun, batuk keluar dahak terutama malam hari. 2 hari kemudian oleh anaknya di
bawah ke Jakarta karena di Medan sendirian. Setelah di Jakarta klien tidur terus, maka oleh
anaknya klien di bawah ke di RS tarutung (Sumsel). Sejak itu klien berjalan dengan bantuan
tongkat selama 2 tahun .Tidak ada riwayat DM, TBC. Riwayat keluarga tidak ada yang
menderita penyakit hipertensi, DM, paru atau jantung. Suami meninggal karena kecelakaan.
Hasil pemeriksaan laboratorium : Hb : 10.5, Hematokrit : 31, Leukosit : 8.300, Trombosit :
156.000, MCV : 83, MCH : 38, MCHC : 34, Diff Count : -/1/1/65/33/-/23, Urien PH : 7.442,
Ureum : 32, Kreatinin : 0,6, SGOT : 3, SGPT : 20, Na : 44, Kalium : 3.1, Cl : 0.5, AGD : PCO2 :
38, PO2 : 136.7, HCO3 : 25,5, O2 Sat : 99.2. Radiologi : CTR > 50 % ( kardiomegali ). ECG,
Irama sinus,axis normal, HR : 110, S (v1) + R (v6) > 35 mm, R/S (v1) < 1, interval ST 0.12, ST
elevasi tidak ada, ST Depresi tidak ada, RBBB/LBBB tidak ada. Kesimpulan hiperteropi ventrikel
kanan dan mendapatkan terapi Terapi Obat-obatan. O2: 2 liter/menit, Cefriaxon : 1 x 1 gram,
Captopril: 1 x6.25 mg, KSR: 2x1, Lasix: 1 x 2 amp, Ascardia: 1x 80 mg. Diet Jantung III
( 1700kal ).
Pengkajian
A. IDENTITAS
1.IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. L
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 64 Tahun
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Alamat : Bekasi
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Tanggal masuk RS : 30 Oktober 2018
Diagnosa Medis : pneumonia
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan yang dirasakan saat ini batuk dan lemas
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Diisi tentang data-data tanda vital, tingkat kesadaran, dan antropometri
TTV = RR : x/menit
N : x/menit T :
Tingkat kesadaran
- Composmentis
GCS :E:4 V:6 M:5
Antropometri
PB/TB : cm
BB : kg
2. Kulit
Kulit pasien pucat, terdapat petekia, torgur kulit buruk, dan tidak terdapat
ulkus.
3. Kepala dan Leher
Kepala pasien simestris dan rambut berwarna hitam. Pada leher tidak
terdapat pelebaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
4. Penglihatan dan Mata
Konjungtiva tidak anemis, skelara tidak ekterik, .
5. Penciuman dan Hidung
Tidak ada cuping hidung, dan hidung terlihat bersih.
6. Pendengaran dan Telinga
Daun telinga simitres antara kanan dan kiri, tidak terdapat serumen pada
telinga, fungsi pendengaran baik.
7. Mulut dan Gigi
Mokusa bibir tampak kering, lidah kemerahan, keadaan mulut sedikit kotor,
dan gigi lengkap.
D. DATA FOKUS
DS : Pasien mengatakan batuk keluar dahak terutama malam hari.
: Pasien mengatakan lemas,
: Pasien mengatakan nafsu makan menurun
:Pasien mengatakan 5 tahun yang lalu menderita hipertensi dengan
control tidak teratur
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium selasa, 01 November 2018
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hb 10.5 g/dl
Hematokrit 31 3/ul10 %
Leukosit 8.300 6/ul10
Trombosit 156.000 3/ul10
MCV 83 Fl
MCH 38 Pg
MCHC 34 g/dl
Diff Count -/1/1/65/33/-/23,
Urien PH 7.442,
Ureum : 32,
Kreatinin : 0,6, ,
SGOT : 3,
SGPT :, 20
Na : 44
Kalium : 3.1,
Cl : 0.5,
AGD : PCO2 : 38,
PO2 : 136.7,
HCO3 : 25,5,
O2 Sat : 99.2
Radiologi : CTR > 50
% ( kardiomegali ).
ECG, Iramasinus,axis
normal,
F. ANALISIS DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
NOC NIC
1. Pengkajian
Pada tahap ini telah ditemukan adanya kesamaan yaitu dalam tinjauan pustaka
disebutkan bahwa tanda gejala terjadinya batuk yang merupakan gambaran umum dari
penyakit pernafasan dapat menjadi bukti hanya selama fase akut. Tanda dan gejala
lainnya yaitu anoreksia, karena kekurangan nutrisi merupakan hal yang paling umum
disertai dengan penyakit masa kanak-kanak. Seringkali merupakan bukti awal dari
penyakit, menetap sampai derajat yang lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap
demam dari penyakit, seringkali memanjang sampai ke tahap pemulihan. Setelah
mengalami anoreksia atau nafsu makan menurun lalu akan mengalami lemah
sehingga menyebabkan sulit beraktivitas.
Intervensi:
NO. Diagnosa Perencanaan keperawatan
Keperawatan
NOC NIC
Alsagaff Hood. (2010), Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press, Surabaya.
Marilynn E. Doenges Mary france Moorhouse. Alice C. Geissler. 2013. Rencana Asuhan
Keperawatan. Jakarta : EGC.
Misnadiarly. 2014. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak, Balita, Orang
Dewasa, Usia Lanjut. Pustaka Obor Populer : Jakarta
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Media
Action Publishing
Reevers, Charlene J, et all (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medica.
Smeltzer & Bare. 2014. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. Jakarta: EGC