Professional Documents
Culture Documents
' (
$
)*++,-)).*
c
/! !
/ !
/ $'
/'%' '& '$''$ %&0&'%'''
%$1&2$'&0&2$ &'
))3
"'"$
&'%%'
-#-# " !
Serat sebagai elemen penguat menentukan sifat mekanik dari komposit karena meneruskan
beban yang diteruskan oleh matrik. Orientasi, ukuran, dan bentuk serta meterial serat adalah
faktor±faktor yang mempengaruhi bentuk mekanik dari komposit. Material komposit adalah
gabungan dari penguat (Y Y dan matrik. Kelebihan bahan material jika dibandingkan
dengan logam adalah perbandingan kekuatan terhadap serat yang tinggi, kekakuan, ketahanan
terhadap korosi dan lain±lain.
Dewasa ini teknologi komposit mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan
komposit tidak hanya dari serat sintetis tetapi juga mengarah kekomposit natural dikarenakan
keistimewaan sifatnya, sehingga mengurangi gangguan lingkungan hidup, serat sabut kelapa
adalah satu diantara serat alam lainya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan papan komposit.
Keunggulan serat sabut kelapa dibandingkan dengan fiber glass adalah serat sabut kelapa lebih
ramah lingkungan karena mampu terdegredasi secara alami dan harganya pun lebih murah
dibandingkan fiberglass. Sedangkan fiber glass sukar terdegredasi secara alami. Selain itu fiber
glass juga menghasilkan gas CO dan debu yang berbahaya bagi kesehatan jika fiber glass didaur
ulang, sehingga perlu adanya bahan alternatif yang memiliki sifat yang lebih baik. Serat sabut
kelapa yang dikombinasikan dengan resin sebagai matrik akan dapat menghasilkan alternatif
yang salah satunya aplikasi material untuk mendukung pemanfaatan komposit.(Antonia.,2006).
Meningkatkan ikatan (
) antara serat dan matrik (perekat).Peningkatan
kekuatan komposit serat alam dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan memberikan
perlakuan kimia serat dan dengan penambahan . Dalam Penelitian ini memilih
Perlakuan kimia serat, dilakukan perlakuan NaOH 5% dan Ca(OH)2 5%. Pemilihan larutan
NaOH dan Ca(OH)2 5% bertujuan untuk melarutkan lapisan yang menyerupai lilin di permukaan
serat, seperti hemiselulosa, lignin. Dengan hilangnya lapisan ini maka ikatan antara serat dengan
matrik menjadi lebih kuat, sehingga kekuatan tarik lebih tinggi (Kuncoro Diharjo., 2008).
Dari uraian diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
bagaimana membuat bahan yang lebih kuat dengan memberi lama perendaman serat sabut kelapa
dengan zat kimia untuk memperoleh serat yang lebih kuat dan ramah lingkungan serta
kekuatannya yang tinggi.
Pada penelitian sebelumnya dengan menggunakan serat Tebu dengan matrik
Urea-Formaldehid (Wita Armaya Siahaan, 2007) dengan konsenrasi 0% diperoleh nilai kekuatan
lentur 4.8 Mpa dan untuk pengujian tarik tegangan maksimum rata-rata 6.55 Mpa dengan
pertambahan panjang 0.76 mm dan regangan 1.53%. Untuk konsentrasi 5% diperoleh nilai
kekuatan lentur 4.97 Mpa dan untuk pengujian tarik tegangan maksimum rata-rata 10.87 Mpa
dengan pertambahan panjang 1.56 mm dan regangan 3.13%. Dan dengan serat Rami-Polyester
(Kuncoro Diharjo., 2008)., diperoleh nilai kekuatan tarik pada perendaman 0 jam 160.298 Mpa
dan regangannya 0.42% untuk 2 jam 190.270 Mpa dan regangannya 0.44%, untuk 4 jam 169.253
Mpa dan regangannya 0.39%, serta untuk 6 jam 147.099 Mpa dan regangannya 0.31%.
Pada penelitian ini Matriks yang digunakan adalah Matriks Polyester. Polyester
merupakan polimer termoset yang penting dan luas penggunaannya disamping epoksi dan urea-
formaldehid. Resin Poliester dipakai secara luas karena sifat-sifat elektrik dan mekaniknya baik
selain harganya juga masih murah. Penggunaan Poliester diantaranya di dalam industri otomotif
untuk panel body, alat rumah tangga, lemari perkantoran, peralatan elektronik, dan lain
sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti pengujian kekuatan lentur
dan kekuatan tarik komposit dengan menggunkan serat sabut kelapa dengan memberikan
perlakuan perendaman dengan NaOH 5% dan Ca(OH)2 5% dengan memvariasikan waktu
perendaman(0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam,10 jam) yang digunakan untuk menghasilkan serat
yang lebih kuat dengan menggunakan resin Polyester. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
tertarik membuat papan komposit dari sabut dari sabut kelapa serta menguji kekuatan tarik dan
lentur dimana penelitian ini Berjudul ³ Pengaruh Lama Perendaman Serat Sabut Kelapa Dengan
NaOH dan Ca(OH)2 Terhadap Sifat Mekanik Bahan Komposit.
-##"
Untuk membatasi ruang lingkup yang jelas berdasrkan uraian yang telah dikemukakan pada
latar belakang diatas, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :
1. Serat yang digunakan adalah serat sabut kelapa
2. Matriks yang digunakan adalah matriks Polyester.
3. Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik, uji lentur.
4. Perendaman serat sabut kelapa yang di lakukan selama 0 jam, 2 jam, 4 jam,
6 jam,8 jam dengan NaOH 5% dan Ca(OH)2 5%
-#.#2
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh lama perendaman serat sabut kelapa dengan perendaman NaOH
5% dan Ca(OH)2 5% pada pembuatan papan komposit ?
2. Bagaimana Pengaruh lama perendaman terhadap kuat tarik dan kuat tekan dari
komposit serat sabut kelapa yang direndam dengan NaOH 5% dan Ca(OH)2 5%
dengan matriks polyester ?
-#+# 4
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh lama perendaman serat sabut kelapa dengan NaOH 5% dan
Ca(OH)2 5%.
2. Mengetahui pengaruh lama perendaman serat sabut kelapa terhadap kekuatan tarik dan
kekuatan lentur papan komposit dengan matriks Polyester.
Secara garis besar ada tiga macam jenis komposit berdasarkan penguat yang digunakan :
1. Komposit serat
Y
Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu lapisan
menggunakan serat penguat. Fiber yang digunakan biasa berupa glass fibers, carbon fibers,
aramid fibers (poly aramide), dan sebagainya.
2. Komposit laminat (
Merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabungkan menjadi
satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat terasendiri.
3. Komposit partikel Y )
Merupakan komposit yang menggunkan partikel atau serbuk sebagai penguatnya dan
terdistribusi secara merata dalam matriks.
###6
Komposit terdiri dari dua macam yaitu komposit partikel Y dan
komposit serat (
Y Bahan komposit partikel terdiri dari partikel-partikel yang diikat
oleh matriks. Bentuk partikel ini dapat berupa bulatan, kubik, tetragonal atua bahkan bentu-
bentuk yang tidak beraturan tetapi secara rata-rata berdimensi sama.
Komposit yang diperkuat dengan serat dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu :
1. Komposit serat pendek
Y
Y
Komposit serat pendek biasanya seratnya dipotong-potong pendek sekitar 1mm-5mm.
Material komposit yang diperkuat dengan serat pendek dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Material komposit yang diperkuat dengan serat pemdek
yang terorientasi atau sejajar satu dengan yang lainnya.
b. Material komposit yang diperkuat denagn serat pendek
yang menagndung orientasi secara acak.
2. Komposit serat panjang
Y
Secara teori serat panjang dapat menyalurkan pembebanan atau tegangan dari satu titik kebagian
lainnya. Komponem serat panjang mempunyai serat yang lebih baik dari pada serat pendek tetapi
serat pendek lebih banyak bentuk rancangannya.
0 #-#
! " 7
% !
#.#
Serat merupakan bahan yang kuat, kaku, getas. Karena serat yang terutama menahan
gaya luar, ada dua hal yang membuat serat menahan gaya yaitu :
[ Perekatan (
) antara serat dan matriks ( YY
) sangat baik
dan kuat. Sehingga tidak mudah lepas dari matriks (
).
[ Kelangsingan ( Y) yaitu perbandingan antara panjang serat dengan
diameter serat cukup besar.
Arah serat penguat menentukan kekutan komposit, arah serat sesuai dengan arah
kekuatan maksimum. Arah serat mempengaruhi jumlah serat yang dapat diisikan kedalam
matrik. Makin cermat penataannya, makin banyak penguat dapat dimasukkan. Bila sejajar
berpeluang sampai 90%, bila separuh-separuh saling tegak lurus peluangnya 75%, dan tatanan
acak hanya berpeluang pengisian 15-50%. Hal tersebut menentukan optimum saat komposit
maksimum (Surdia , 1995).
0 ### 8 !
#.#-#
Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi serat adalah sebagai penguat bahan
untuk memperkuat komposit sehingga sifat mekaniknya lebih kaku, tangguh dan lebih kokoh
dibandingkan dengan tanpa serat penguat, selain itu serat juga menghemat penggunaan resin.
Kaku adalah kemampuan dari suatu bahan untuk menahan perubahan bentuk jika dibebani
dengan gaya tertentu dalam daerah alastis (pada pengujian tarik), tangguh adalah bila pemberian
gaya atau beban yang menyebabkan bahan-bahan tersebut menjadi patah (pada pengujian tiga
titik lentur) dan kokoh adalah kondisi yang diperoleh akibat benturan atau pukulan serta proses
kerja yang mengubah struktur komposit sehingga menjadi keras (pada pengujian impak) (Nurdin
Bukit, 1988). Beberapa syarat untuk dapat memperkuat matriks antara lain :
1. Mempunyai modulus elastisitas yang tinggi
2. Kekuatan lentur yang tinggi
3. Perbedaan kekuatan diameter serat harus relatif sama
4. Mampu menerima perubahan gaya dari matriks dan mampu menerima gaya yang
bekerja padanya.
#.## '
Serat alam dapat dapat diperoleh dari tanaman pisang, bambu, nenas, rosela,
kelapa, kenaf, lalang, dan lain-lain. Saat ini, serat alam mulai mendapatkan perhatian dari para
ahli material komposit karena :
1. Serat alam memiliki kekuatan spesifik yang tinggi karena serat alam memiliki berat
jenis yang rendah
2. Serat alam mudah diperoleh dan merupakan sumber daya alam yang dapat diolah
kembali, harganya relatif murah dan tidak beracun.
#.#.#
Kelapa merupakan tanaman perkebunan / industri berupa pohon batang lurus dari famili
Palmae. Tanaman kelap ( Y L ), marupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia, sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (Y ) karena
hampir seluruh bagian dari pohon, akar, batang, daun dan buahnya dapat dipergunakan untuk
kebutuhan kehidupan manusia sehari ± hari.
#.#+#
Natrium Hydroxide (NaOH) merupakan bahan utama selain minyak dalam pembuatan sabun.
NaOH merupakan basa yang ekonomis dan dapat digunakan sebagai media perendaman serat
karena NaOH dapat meningkatkan kekuatan serat, daya serap sehingga kekuatan tarik dan
kekuatan lenturnya lebih tinggi. Larutan NaOH
Natrium diperoleh dari elektrolisis lelehan NaCl dengan penambahan CaCl2 untuk
menurunkan titik leleh NaCl. Reaksi yang terjadi adalah :
2NaCl(l) 2Na+(l) + 2Cl-(l)
2Na+(l) + 2e- 2Na(s)
2Cl-(l) Cl2 (g) + 2e
2NaCl(l) 2Na(s) + Cl2 (g)
Larutan NaOH merupakan larutan yang bersifat basa diperoleh dari reaksi natrium
padatan dengan air.
2Na(s) + 2H2O(aq) 2NaOH(aq) + H2 (g)
Menurut Kuncoro Diharjo (2006) pada komposit yang diperkuat dengan serat tanpa
perlakuan, maka ikatan (mechanical bonding) antara serat dan UPRs menjadi tidak sempurna
karena terhalang oleh lapisan yang menyerupai lilin di permukaan serat. Perlakuan NaOH ini
bertujuan untuk melarutkan lapisan yang menyerupai lilin di permukaan serat, seperti lignin,
hemiselulosa, dan kotoran lainnya. Dengan hilangnya lapisan lilin ini maka ikatan antara serat
dan matriks menjadi lebih kuat, sehingga kekuatan mekanik komposit menjadi lebih tinggi
khususnya kekuatan tarik.
Namun, perlakuan NaOH yang lebih lama dapat menyebabkan kerusakan pada unsur
selulosa. Padahal, selulosa itu sendiri sebagai unsur utama pendukung kekuatan serat. Akibatnya
serat yang dikenai perlakuan alkali terlalu lama mengalami degradasi kekuatan yang signifikan
sehingga kekuatannya semakin rendah.
#.#5#
Kalasium Hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Kalsium
hidroksida dapat berupa kristal tak berwarna atau bubuk putih dan juga dihasilkan melalui reaksi
kalsium oksida (CaO) dengan air, yang menghasilkan endapan melalui reaksi kalsium clorida
(CaCl2) dengan larutan natrium hidroksida. Larutan Ca(OH)2 disebut air kapur dan merupakan
basa dengan kekuatan sedang.(Cristian. H, 2005). Larutan Ca(OH)2 bereaksi hebat dengan
berbagai asam, dan bereaksi dengan logam dengan adanya air. (Martiou et al, 1995). Ca(OH)2
dipilih sebagai media perendaman disamping NaOH 5% untuk memperoleh media yang lebih
baik ntuk digunakan sebagai bahan yang dapat meningkatkan kekuatan serat.
#+# !9
Matriks merupakan bahan yang digunakan untuk mengikat dan menyatukan penguat
tanpa bereaksi secara kimia dengan bahan pengisi tersebut.
Resin fenol :
Tanpa pengisi 4.9 - 5.6 1.0 - 1.5 5.2 - 7 7 - 21 8.4 - 10.5
Dengan serat gelas 3.6 ± 7 0.4 - 0.5 23.1 12 - 24 7 - 24
Resin melamin :
Dengan pengisi - - - - -
Dengan sellulosa 4.9 - 9.1 0.6 - 1.0 8.4 - 9.8 17.5 -30.1 7 -11.2
Resin urea :
Dengan sellulosa 4.2 - 9.1 0.4 - 1.0 7 - 10.5 17.5 -30.1 7 - 11.2
Resin Polyester
Dengan serat gelas. 1.75 -2.1 0.5 - 5.0 5.6 -1.4 10.5 - 21 7 - 28
Dengan serat sintetik 3.1 - 4.2 - - 14 - 21 7 - 8.4
Resin Epoksi :
Dengan pengisi 2.8 - 9.1 3-6 2.4 10.5 -17.5 9.3 -14.7
(coran)
Dengan serat gelas 2.1 - 9.8 4 4 21 -26 14 -21
(2.1)
ã
100
.#.#1
Pada penelitian ini variabel penelitian yang digunakan adalah :
1. Variabel Manipulasi (bebas) terdiri dari :
- Resin Polyester YUCOLAX 157 EX (ECER) $
- NaOH 5% dan Ca(OH)2 5%
- Serat sabut kelapa
2. Variabel Respon (terikat) terdiri dari :
- Nilai pengujian kekuatan tarik, kekuatan lentur setelah pengujian.
3. Variabel Kontrol (tetap) terdiri dari :
- Bahan sampel
- Cetakan sampel
- Komposisi sampel
Adapun Prosedur-prosedur yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
.#+#-# !
Persiapan yang dilakukan pada serat sabut kelapa adalah sebagai berikut :
1. Mengambil sabut dari pohon Kelapa.
2. Mengeringkan sabut untuk mempermudah pemisahan serat dari sabut kelapa selama dua
hari.
3. Membersihkan serat sabut kelapa dari sekam sekam sabut kelapa.
.#+## !
Perendaman serat sabut kelapa dilakukan dengan :
1. Merendam serat sabut kelapa dengan NaOH dan Ca(OH)2 masing-
masing dengan waktu 0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam.
2. Setelah direndam serat sabut kelapa dibersihkan dengan aquades.
20 mm 20 mm
80 mm
10 mm
4 mm
Persiapan Bahan
Penelitian
Resin Polyester
Serat sabut Kelapa
Pencetakan
Pembentukan
sample uji.
Pengeringan
se
Pengujian
Pengolahan Data
Hasil
.#,#!!'
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah :
1. Dengan memvariasikan waktu perendaman serat sabut kelapa dengan NaOH 5% dan
(CaOH)2. Komposit akan dipotong sesuai dengan bentuk pengujian sampel dan diukur
dimensinya dengan menggunakan jangka sorong. Pada masing-masing sampel dilakukan
pengujian kuat tarik, kuat lentur.
# Data hasil pengujian akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut : menghitung
tegangan maksimum ( max) dan regangan maksimum ( = max) pada uji kekuatan tarik,
menghitung ° dan defleksi maksimum pada uji kekuatan lentur dan menghitung rata-rata
hasil pengujian dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis of Varians (ANOVA).
Data hasil penelitian diolah dengan uji kesamaan beberapa rata-rata. Untuk meminimalkan nilai
nilai rata-rata (n3), digunakan analisis of variance (anova). Disebut juga analisis varians
(anova). Anova ada dua macam yaitu satu jalur dan dua jalur.
Anova satu jalur digunakan untuk menganalisis perbedaan antara beberapa variabel bebas
dengan variabel terikat dan masing-masing variabel tidak mempunyai jenjang.
Langkah langkah pengujian sebagai berikut :
1. Syarat penggunaan statistika harus dipenuhi.
2. Menulis rumusan hipotesisnya dalam bentuk kalimat.
Ho :Tidak terdapat pengaruh waktu perendaman serat sabut kela
Pa dengan NaOH dan (CaOH)2 terhadap kekuatan papan komposit.
Ha :Terdapat pengaruh waktu perendaman serat sabut kelapadengan
NaOH dan (CaOH)2 terhadap kekuatan papan komposit
3. Menuliskan Ho dan Ha dalam bentuk statistik.
Ho : $ $ $ $`
Ha : $ $2 $ $`
4. Membuat tabel penolong.
.#.
' :
Bebas Variabel
;1 ;1 2 ;1 ;1 2 ;1 ;1 2 ;1 ;1 2 ;1 ;1 2
###### ###### ###### ###### ######
###### ###### ###### ###### ######
###### ###### ###### ###### ######
2 ... 2 ... 3 ... 4 ... 5 ... ;1 ;1 2
1 ...
2 ... 3 ... 4 ... 5 ... ;1 ;1 2
2
1 ... 2
2 ... 2
3 ... 2
4 ... 2
4 ... ;1 ;1 2
Ö 1
2
Ö 2
2
Ö 3
2
(
1 2 3
Ö
1 2 3
2
(
1 2 3
6. Menghitung Jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus :
` 2
(
7. Hitung derajat kebebasan antar kelompok dengan rumus :
1, dimana K = banyak kelompok
8. Hitung derajat kebebasan dalam kelompok dengan rumus :
` , dimana N = jumlah anggota sampel
9. Hitung rata-rata jumlah kuadrat antara kelompok dengan rumus :
3
43
3
10. Hitung rata-rata jumlah kuadrat dalm kelompok dengan rumus :
3 `
43 `
3 `
11. Cari #
dengan rumus :
43
43 `
12. Tetapkan taraf signifikan (Į)
13. Cari Ftabel dengan rumus :
#
#Ö1ï Ö. ` dapat dilihat pada tabel distribusi F.
14. Masukkan semua nilai yang telah didapat kedalam tabel Anava.
.#+' :
Sumber Variasi dK JK Rata-rata F
kuadrat
Antar kelompok
Dalam kelompok k-1 Ö 1 3
3 `
RKA
RKD
Fhitung