You are on page 1of 12

SISTEM INFO MANAJEMEN

PERKEMBANGAN SIM DALAM KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Imelda kartika, S.kep, M.kep

DISUSUN OLEH:
Muhammad irpanverdyan
(1641201059)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


KEPERAWATAN III B
STIkes FORT DE KOCKBUKITTINGGI
2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalahsistem
info manajemen (sim)

makalah sistem info manajemen (sim) ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah sistem info manajemen (sim)

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang sistem info manajemen (sim) dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Bukittinggi, September 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................2

DAFTAR ISI……………………………...…………………………………………………..3

BAB I : PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ..................................................................................................4

B. Manfaatsim…...........................................................................................4

C. Rumusanmasalah...............................................................................................5

D. Tujuan…………………………………………………………………………...5

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertiansim……………….....................................................................6

B. Faktor-Faktor Pendukung..........................................................................9

C. Alternatifepemecahan masalah..................................................................10

BAB III : PENUTUP

A. Penutup................................................................................................................11

B. Saran....................................................................................................................11

DAFTAR PUSAKA..........................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sisteminformasiadalahsistemkomputer yang mengumpulkan, menyimpan,
memproses, memperolehkembali, menunjukkan, danmengkomunikasikaninformasi yang
dibutuhkandalampraktik, pendidikan, administrasidanpenelitian (Malliarou et al., 2007
dalamMalliarou&Zega, 2009). Banyakmanfaat yang didapatkandalampenggunaan system
informasi.Manfaattersebuttidakhanyamengurangikesalahandanmeningkatkankecepatansertak
eakuratandalamperawatan,
tetapitetapijugamenurunkanbiayakesehatandengankoordinasidanpeningkatankualitaspelayana
n.
Sisteminformasikeperawatanadalahkombinasiilmukomputer,
ilmuinformasidanilmukeperawatan yang disusununtukmemudahkanmanajemendan proses
pengambilaninformasidanpengetahuan yang
digunakanuntukmendukungpelaksanaanasuhankeperawatan (Gravea&
Cococran,1989dikutipoleh Hariyati, RT., 1999)
Keperawatanjugaberkewajibanuntukmenyediakanpelayanan/asuhankeperawatan yang
didasarkanpadakaedah-
kaedahsuatuprofesitermasukadanyabuktipertanggungjawabanmelaluisisteminformasi yang
tepat yang ditunjukkanolehsistempendokumentasianasuhankeperawatan yang
baik.Namunpadarealitanyadilapanganpendokumentasianasuhankeperawatan yang
dilakukanmasihbersifat manual dankonvensional,
belumdisertaidengansistem/perangkatteknologi yang memadai,
sehinggaperawatmempunyaipotensi yang besarterhadap proses
terjadinyakelalaiandalampraktek. Selainitudalampelaksanaandokumentasikeperawatan,
perawatseringmengeluhterhadapdokumentasi yang
memakanwaktudanterlalubanyakperawatbelumsepenuhnyafahammenuliskannya.

B. MANFAAT SIM-KEP
Denganadanyakemajuanteknologiinformasidankomunikasi,
makasangatdimungkinkanbagiperawatuntukmemilikisistempendokumentasianasuhan kepera
watan yang lebihbaik.

4
Metodependokumentasianasuhankeperawatansaatsudahmulaimenunjukkanperkembangan,
dari yang sebelumnya manual,
bergeserkearahkomputerisasi.MetodependokumentasiantersebutdenganmenggunakanSistemI
nformasiManajemen.
Sisteminformasimanajemenberbasiskomputertidakhanyabermanfaatdalampendokume
ntasianasuhankeperawatan,
namunjugadapatmenjadipendukungpedomanbagipengambilkebijakan/pengambilkeputusan
dikeperawatan/Decision Support System dan Executive Information System (Eko,I. 2001).
Manfaatsisteminformasidalamkeperawatan (Malliarou&zyga, 2009):
1) Lebihbanyakwaktudenganpasiendanlebihsedikitwaktu di nurse station
2) Mengurangipenggunaankertas
3) DokumentasikeperawatansecaraautomatiS
4) Standar yang samadalamperawatan (proses keperawatan)
5) Mengurangibiaya
6) Kualitaspelayanankeperawatandapat di ukur

C. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanaperkembangansimdalamkeperawatan…?

D. Tujuan
Untuk mengetahui seberapa penting sistem informasi manajemen.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SIM
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah rangkaian kegiatan atau komponen
pengumpulan data yang satu sama lain berkaitan dalam mengolah data kemudian diproses
menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang akurat, cepat dan
bermutu (Hafizurachman, 2000). Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari
komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan
pengaliran informasi. Sistem informasi mempunyai komponen-komponen yaitu proses,
prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier dan rekanan
(Eko, 2001).

Kelompok ad hoc the Nursing Information systems National Study Group (1982) di
USA menghasilkan konsep Sistem Informasi Keperawatan : “ Suatu sistem komputer yang
digunakan untuk membantu dalam administrasi pelayanan keperawatan, pemindahan pasien
dan mendukung pendidikan dan penelitian keperawatan”. Sistem Informasi Keperawatan
merupakan sistem yang menggunakan komputer untuk memproses data keperawatan menjadi
satu bentuk informasi yang mampu menunjang aktivitas/fungsi perawat.

Sistem informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai banyak keuntungan


jika dilihat dari segi efisien dan produktivitas.Beberapa keuntungan menggunakan sistem
informasi manajemen keperawatan adalah meningkatkan kualitas dokumentasi,
meningkatkan kualitas asuhan, meningkatkan produktifitas kerja, memudahkan komunikasi
antara tim kesehatan, memudahkan dalam mengakses informasi, meningkatkan kepuasan
kerja perawat, perawat memiliki waktu lebih banyak untuk melayani pasien, menurunkan
Hospital Cost, menurunkan Lost of data and information, mencegah Redundancy
(Kerangkapan Informasi).

Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi pendukung pedoman


bagi pengambil kebijakan/keputusan di keperawatan /Decision support system dan Executive
information system (Eko, 2001). Informasi asuhan keperawatan dalam sistem informasi
manajemen yang berbasis komputer dapat digunakan dalam menghitung pemakaian tempat
tidur, BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan budget keperawatan . Data yang akurat
pada keperawatan dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem
informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset
keperawatan secara khusus dan riset kesehatan pada umumnya.

6
Trend/Kecenderungan yang sedang berkembang tentang SIM keperawatan di Indonesia
adalah :

1. Semakin tingginya beban kerja perawat di rumah sakit menuntut adanya suatu sistem
teknologi informasi yang mampu mengatasinya. Tuntutan adanya dokumentasi
keperawatan yang lengkap dengan hanya menggunakan cara manual tulisan tangan
selama ini hanya menambah beban kerja perawat dan semakin mengurangi jumlah
waktu perawat bersama pasien. Sangat tepat apabila SIM keperawatan bisa
diaplikaskan.
2. Sistem informasi keperawatan di luar negeri sudah modern dan canggih dengan
memanfaatkan sistem teknologi informatika, sehingga perawat di luar negeri mampu
bekerja secara efisien dan dan berkualitas tinggi. Kondisi tersebut diharapkan mampu
diikuti oleh perawat di Indonesia.
3. Perlunya keperawatan di Indonesia memiliki sistem informasi manajemen
keperawatan dalam melakukan pelayanan kepada pasien di rumah sakit, sehingga
perawat bisa bekerja lebih efektif dan efisien.
4. Pelaksanaan proses asuhan keperawatan akan lebih cepat, efektif dan efisien dengan
menggunakan SIM.
5. Diharapkan hari rawat pasien lebih cepat karena interaksi pasien-perawat lebih
banyak sehingga tujuan asuhan keperawatan lebih cepat tercapai
6. Profesionalisme perawat akan semakin meningkat dan pengakuan kesetaraan antara
profesi perawat dengan medis akan lebih baik.
7. Citra perawat di masyarakat dan diantara profesi lain akan semakin baik.
8. Penggunaan SIM keperawatan akan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit
9. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) mulai tahun 2001 telah
mengembangkan suatu sistem asuhan keperawatan yang berbasis dengan komputer.
Sampai saat ini sistem ini baru digunakan untuk proses akademik pembelajaran
komputer keperawatan. Sistem informasi asuhan keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan masih dalam tahap awal dan masih memerlukan penyempurnaan
(Haryati, 2001). Diharapkan sistem informasi asuhan keperawatan FIK-UI di masa
datang dapat mempercepat perkembangan sistem informasi yang dapat diaplikasikan
di rumah sakit maupun pelayanan keperawatan yang lain.

Sedangkan isu tentang SIM keperawatan di Indonesia sampai saat ini adalah :

7
1. Perawat di Indonesia memiliki keinginan yang tinggi untuk memiliki program SIM
keperawatan
2. Belum dilaksanakannya SIM keperawatan di Indoneisa berdampak terhadap semakin
tingginya beban kerja perawat. Sehingga perawat berharap pihak manajemen RS
segera mengaplikasikan program SIM keperawatan.
3. Beberapa rumah sakit di Indonesia, sampai saat ini yang berkembang adalah Sistem
Informasi Rumah Sakit yang baru berupa billing system.
4. Rumah Sakit di Indonesia 99% masih melaksanakan pendokumentasian keperawatan
secara manual .
5. Untuk aplikasi sistem informasi manajemen asuhan keperawatan baru beberapa
rumah sakit saja yang sudah menerapkan dan itu pun masih terbatas, seperti Rumah
Sakit Fatmawati Jakarta dan rumah sakit Charitas Palembang. Di RS Fatmawati
Jakarta, sejak tahun 2002 mulai mengembangkan sistem pendokumentasian
keperawatan berupa SIM keperawatan. Sistem pendokumentasian keperawatan yang
terkomputerisasi sudah mulai diimplementasikan sejak tahun 2004. Sistem Informasi
Manajemen keperawatan ini baru sebatas menentukan rencana keperawatan. Di RS
Charitas Palembang, sistem dokumentasi keperawatan terkomputerisasi mulai
dikembangkan sejak tahun 2002. Di RSUD Banyumas sistem pendokumentasian ini
baru menerapkan dengan sistem NIC-NOC. Di RSUD Cengkareng Jakarta baru
sebatas pelaksanaan Clinical pathway.
6. Pihak manajemen rumah sakit masih memandang SIM keperawatan belum menjadi
suatu prioritas utama untuk diaplikasikan karena salah satu penyebabnya adalah
membutuhkan biaya yang cukup besar, masih belum memilki pemahaman yang baik
tentang dampak apabila program ini diberlakukan terhadap kualitas pelayanan
keperawatan dan rumah sakit secara umum, adanya pemikiran bahwa pekerjaan
perawat tidak memerlukan bantuan teknologi/alat yang canggih. Pihak manajemen
juga masih khawatir tentang kemampuan SDM keperawatan dalam pemanfaatan
tekonolgi ini.
7. Masih banyak perawat yang tidak mengenal apa sistem informasi manajemen
keperawatan yang berbasis komputer tersebut. Kondisi ini karena sangat bervariasinya
tingkat pendidikan keperawatan.
8. Belum adanya aspek legal/UU tentang praktek keperawatan.

8
B. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan SIM Keperawatan
di Indonesia

Sistem informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak kegunaannya, namun


pelaksanan SIM di Indonesia masih banyak mengalami kendala. Ada beberapa faktor
pendukung dalam pelaksanaan SIM keperawatan di Indonesia yaitu saat ini sudah mulai ada
perusahaan (yang dikelola oleh profesi keperawatan) yang menawarkan produk SIM
keperawatan yang siap pakai untuk diterapkan di rumah sakit. Sekalipun memiliki harga
yang cukup tinggi tetapi keberadaan perusahaan ini dapat mendukung pelaksanaan SIM
keperawatan di beberapa rumah sakit yang memiliki dana cukup untuk membeli produk
tersebut.

Semakin mudahnya akses informasi tentang pelaksanaan SIM keperawatan juga


memudahkan rumah sakit dalam memilih SIM yang tepat. Selain itu faktor pendukung yang
lain adalah adanya UU No 8 tahun 1997 yang mengatur tentang keamanan terhadap
dokumentasi yang berupa lembaran kertas. Undang-undang ini merupakan bentuk
perlindungan hukum atas dokumen yang dimiliki pusat pelayanan kesehatan, perusahaan
atau organisasi. Aspek etik juga dapat menjadi salah satu faktor pendukung karena sistem ini
semaksimal mungkin dirancang untuk menjaga kerahasiaan data pasien. Hanya orang-orang
tertentu saja yang boleh mengakses data melalui SIM ini, misalnya dokter, perawat, pasien
sendiri.

Terdapat beberapa aspek yang menjadi kendala dalam penerapan SIM di Indonesia.

1. Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer ke


dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak
manajemen harus memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur organisasi keperawatan
di Indonesia, sebagai contoh pengambil keputusan/kebijakan bukan dari profesi
perawat, sehingga seringkali keputusan tentang pelaksanaan SIM yang sudah disepakati
oleh tim keperawatan dimentahkan lagi karena tidak sesuai dengan keinginan pengambil
kebijakan. Pihak manajemen rumah sakit masih banyak yang mempertanyakan apakah
SIM keperawatan ini akan berdampak langsung terhadap kualitas pelayanan
keperawatan dan kualitas pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.

2. Sumber daya manusia di institusi pelayanan kesehatan yang belum siap menghadapi
sistem komputerisasi, hal ini dapat disebabkan karena ketidaktahuan dan
ketidakmampuan mereka terhadap sistem informasi teknologi yang sedang berkembang.
Pemahaman yang kurang tentang manfaat SIM menjadi salah satu faktor penyebab
ketidaksiapan SDM keperawatan.

3. Sumber dana. Sebagaimana kita tahu bahwa untuk mendapatkan sistem informasi
manajemen keperawatan yang sudah siap diterapkan di rumah sakit, membutuhkan biaya

9
yang cukup besar, tidak setiap rumah sakit memiliki dana operasional yang cukup besar,
sehingga seringkali SIM keperawatan gagal diterapkan karena tidak ada sumber dana
yang cukup.

4. Kurangnya fasilitas Information technology yang mendukung. Pelaksanaan SIM


keperawatan tentunya membutuhkan banyak perangkat keras atau unit komputer untuk
mengimplementasikan program tersebut.

C. Alternatif pemecahan masalah dalam penerapan sim keperawatan di indonesia

Ada beberapa alternatif pemecahan masalah dalam penerapan SIM keperawatan di Indonesia
diantaranya;

1. Perlu adanya pemahaman yang sama diantara pihak manajemen rumah sakit dengan tim
keperawatan tentang pentingnya pelaksanaan SIM keperawatan di rumah sakit yang
diwujudkan dalam bentuk pengalokasian dana yang memadai untuk implementasi SIM
keperawatan, pemberian pelatihan bagi perawat tentang pelaksanaan SIM keperawatan,
pengadaan fasilitas informasi teknologi yang memadai.
2. Perlu adanya integrasi program SIM dalam kurikulum pendidikan keperawatan.
3. Peningkatan standarisasi tingkat pendidikan perawat agar memiliki pemahaman yang
tepat tentang teknologi informasi dalam keperawatan.
4. Adanya aspek legal berupa Undang-undang praktek keperawatan
5. Perlu adanya penelitian yang lebih jauh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan aplikasi SIM di Indonesia.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa terhadap perkembangan Sistem Informasi Manajemen keperawatan
di Indonesia, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu:

1. Perkembangan SIM keperawatan di Indonesia masih sangat minim dan tampaknya


belum menjadi suatu kebutuhan dan prioritas utama bagi pihak manajemen rumah
sakit.
2. Beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan SIM keperawatan di Indonesia
adalah pengambil kebijakan bukan dari profesi keperawatan, SDM keperawatan yang
belum siap dengan sistem komputerisasi, Sedangkan faktor pendukungnya adalah
adanya kemudahan dalam mengakses informasi tentang SIM keperawatan.

B. SARAN
Pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keperawatan perlu diterapkan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap, karena
memuat berbagai aspek pendokumentasian
Perludibuatsuatumekanismependokumentasian yang
mudahdancepatberkaitandengandokumentasi proses
keperawatandenganmenggunakanSistemInformasiManajemen.Keperawatan.
Beberapa alternatif yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan SIM
keperawatan di Indonesia diantaranya adalah; peningkatan alokasi dana, peningkatan kualitas
SDM keperawatan, pengadaan fasilitas teknologi informasi yang lebih memadai dan
terintegrasinya program SIM keperawatan dalam kurikulum pendidikan keperawatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

A. Carpenito. (1985). Nursing diagnosis application to clinical practice. J.B. Lippincott


Co.,..Philadelphia.
B. Hariyati, S. T. (1999). Hubungan antara pengetahuan aspek hukum dari perawat dan
karakteristik perawat terhadap kualitas dokmentasi keperawatan di RS.Bhakti Yudha,
Tidak dipublikasikan.
C. Teknologi Informasi, diakses dari tanggal 12 Maret 2008
D. Jasun, (2006), Aplikasi Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Nanda NOC dan
NIC Dalam Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Di Banyumas.

12

You might also like