You are on page 1of 6

JURNAL ANALIS FARMASI

Volume 1, No. 2 April 2016 Hal 103- 108

IDENTIFIKASI NIPAGIN (METHYL PARABEN) PADA JAMU PEGAL LINU


SEDIAAN SERBUK YANG BEREDAR DI WILAYAH PASAR GADING REJO
PRINGSEWU SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

NIPAGIN (METHYL PARABEN) IDENTIFICATION JAMU PEGAL LINU POWDER


WHICH SOLD AT GADING REJO PRINGSEWU MARKET REGION BY USING
THIN LAYER CHROMATOGRAPHY

Gusti Ayu Rai Saputri1, Robby Candra Purnama1

ABSTRACT
Traditional medicine is a material derived from plants, animals, minerals, sarian
galenic preparations or mixtures of these materials that have historically been used for
the treatment and can be applied in accordance with the norms prevailing in society.
Based on the Ministry of Health of the Republic of Indonesia 661 / Menkes / SK / VII /
1994 on the requirements of traditional medicine, traditional medicine powder
preparation containing preservative prohibited. Nipagin (Methyl paraben) is a
preservative that is efficacious as a deterrent to the growth of microorganisms.
Identification nipagin on herbal powder dosage stiff circulating in herbal shops in the
market area rejo Pringsewu ivory and as much as 6 samples obtained with different
brands. The method used in this research is the thin layer chromatography method,
because it is a method of separating a substance from a mixture using two phases,
namely the stationary phase and the mobile phase. The stationary phase used was
silica gel GF 254 while the mobile phase used was toluene: methanol: glacial acetic
acid. From the results of the identification of 6 samples with brand different herbs stiff
shows the results of which are not the appearance of spots on all Totolan samples, so
it can be concluded that the six samples taken, all negative nipagin contain
preservatives (Methyl paraben).

Keywords : identification , nipagin , herbs , thin layer chromatography

ABSTRAK
Obat tradisional merupakan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan,
mineral, sediaan sarian galenik atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.661/Menkes/SK/VII/1994 tentang persyaratan obat tradisional,
obat tradisional sediaan serbuk dilarang mengandung bahan pengawet. Nipagin
(Methyl paraben) merupakan pengawet yang berkhasiat sebagai pencegah
pertumbuhan mikroorganisme. Identifikasi Nipagin pada jamu pegal linu sediaan
serbuk yang beredar pada toko jamu di pasar wilayah gading rejo pringsewu dan
diperoleh sebanyak 6 sampel dengan merek yang berbeda. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kromatografi lapis tipis, karena merupakan metode
pemisahan suatu zat dari suatu campuran menggunakan dua fase, yakni fase diam
dan fase gerak. Fase diam yang digunakan ialah silika gel GF 254 sedangkan fase
gerak yang digunakan adalah toluen : metanol : asam asetat glasial. Dari hasil
identifikasi terhadap 6 sampel dengan merek jamu pegal linu yang berbeda
menunjukan hasil yaitu tidak munculnya bercak pada semua totolan sampel, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa keenam sampel yang diambil, semuanya negatif
mengandung bahan pengawet Nipagin (Methyl paraben).

Kata kunci : identifikasi, nipagin, jamu, kromatografi lapis tipis

1) Akafarma Putra Indonesia Lampung


Gusti Ayu Rai Saputri, Robby Candra Purnama

PENDAHULUAN memberikan perlindungan dari


Berdasarkan UU No.36 Tahun berbagai jenis mikroorganisme.
2009 [4] tentang kesehatan, Obat Bahan Pengawet adalah
Tradisional (OT) adalah bahan atau senyawa yang mampu menghambat
ramuan bahan berupa tumbuhan, dan menghentikan proses fermentasi,
hewan, mineral, sediaan sarian galenik pengasaman atau bentuk kerusakan
atau campuran dari bahan tersebut lainnya, atau bahan yang memberikan
yang secara turun temurun telah perlindungan terhadap bahan pangan
digunakan untuk pengobatan dan dapat dari pembusukan [6].
untuk pengobatan, dan dapat Berdasarkan Keputusan Menteri
diterapkan sesuai dengan norma yang Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
berlaku di masyarakat. 661/Menkes/SK/VII/1994 [5] Tentang
Saat ini penggunaan obat Persyaratan Obat Tradisional mengenai
tradisional makin di gemari oleh bahan tambahan dalam jamu ialah
masyarakat, karena mulai difungsikan Serbuk dengan bahan baku simplisia
sebagai pengobatan dan pencegahan. dilarang ditambahkan bahan pengawet.
Penggunaan obat tradisional memiliki Serbuk dengan bahan baku sediaan
beberapa keunggulan diantaranya tidak galenik dengan penyari air atau
menimbulkan efek samping berbahaya, campuran etanol air bila diperlukan
harga yang relatif murah dan mudah dapat ditambahkan bahan pengawet
dijangkau oleh masyarakat [7]. seperti Metil p - hidroksi benzoate
Obat tradisional sebelum diedarkan di (Nipagin), Propil p - hidroksi benzoat
Indonesia wajib didaftarkan pada (Nipasol), Asam sorbat atau garamnya,
Badan POM untuk dilakukan penilaian Garam natrium benzoat.
terhadap keamanan, manfaat dan Untuk melakukan analisa
mutunya terlebih dahulu oleh Tim terhadap pengawet nipagin (Methyl
Penilai Obat Tradisional dan tenaga paraben) yang terkandung dalam
ahli. Hal ini berkaitan dengan sampel jamu pegal linu sediaan serbuk,
pengawasan mutu obat tradisional maka penelitian dilakukan dengan
yang telah beredar. metode identifikasi secara Kromatografi
Selama tahun 2011 telah Lapis Tipis yaitu teknik pemisahan
dilakukan pengujian laboratorium dengan absorbsi pada lapisan tipis
terhadap 12.236 sampel obat adsorben.
tradisional. Pada obat tradisional lokal, Kromatografi lapis tipis memiliki
produk terdaftar yang mengandung beberapa kelebihan yaitu menghasilkan
bahan kimia obat (BKO) sebanyak 3 pemisahan yang lebih sempurna
sampel, produk tidak terdaftar yang dibandingkan kromatografi kertas,
mengandung bahan kimia obat (BKO) kepekaannya lebih tinggi dan
sebanyak 199 sampel, sedangkan menggunakan waktu yang singkat
produk yang tidak memenuhi standar untuk menyelesaikan analisis [1].
(TMS) farmasetik meliputi : Angka Penelitian ini dilakukan untuk
Lempeng Total (ALT) 785 sampel, mengetahui apakah jamu pegal linu
kapang 44 sampel, kadar air 434 sediaan serbuk yang beredar di wilayah
sampel, waktu hancur 168 sampel, Pasar Gading Rejo mengandung bahan
keseragaman bobot 714 sampel, etanol pengawet nipagin (Methyl paraben)
> 1% sebanyak 4 sampel, mikroba atau tidak.
patogen 6 sampel dan pengawet 8
sampel [2]. METODOLOGI PENELITIAN
Berkaitan dengan kasus diatas Populasi
maka perlu dilakukan pengawasan Populasi adalah keseluruhan
terhadap obat tradisional, salah subyek penelitian. Populasi dari
satunya ialah Jamu. Jamu merupakan penelitian ini adalah jamu pegal linu
salah satu obat tradisonal yang dibuat sediaan serbuk yang beredar di toko
dari bahan alami berupa tumbuhan, jamu di wilayah Pasar Gading Rejo
mineral dan sediaan sariaan galenik, Pringsewu.
sehingga penambahan bahan pengawet
terhadap jamu sering digunakan untuk

104 Jurnal Analis Farmasi Volume 1 No.2 April 2016


IDENTIFIKASI NIPAGIN (METHYL PARABEN) PADA JAMU PEGAL LINU SEDIAAN SERBUK YANG BEREDAR
DI WILAYAH PASAR GADING REJO PRINGSEWU SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Sampel dagang yang berbeda pada beberapa


Sampel berupa jamu pegal linu toko jamu yang terletak di wilayah
sediaan serbuk dengan enam merek Pasar Gading Rejo Pringsewu.

Tabel 1
Komposisi jamu A, B, C, D, E dan F

Sampel A B C D E F
Curcumae Curcumae Bupleurum Zingiberis Equiseti Cinamomi
Rhizoma xanthorhiza falcatum purpurei herba fructus
rhizoma
Zingiberis Andrographi Curcuma Imperatae Alyxia cortex Boesenber
zerumbeti a paniculata domesticae radix giae
rhizoma rhizome rhizoma
Blumeae folium Curcumae Polyanthii Retrofracti Coriandri Languatis
rhizoma folium fructus fructus rhizoma
Baeckeae folium Piperis nigri Plantago Nigellae Piperis nigri Curcumae
fructus mayor sativa fructus aeruginosa
folium semen e rhizoma
Equiseti herba Alyxiae Cyperi Zingiberis Plantaginis Zingiberis
cortex rhizome aromaticae folium rhizoma
Komposisi rhizoma
Orthosiphonis Bahan Phaleriae Achyranthii Zingiberis Curcumae
folium lainnya fructus folium rhizoma rhizoma
Melaleucae Corrigents Curcumae Panacis radix
folium rhizoma
Myristicae Corrigents Curcumae
semen domestica
rhizoma
Parkiae semen Kaempferiae
rhizoma
Isorae fructus
Retrofracti
fructus

Prosedur Penelitian kurang 30 menit dan disaring


1. Keseragaman Bobot [3] kedalam corong pisah.
a. Timbang isi tiap bungkus serbuk 2) Filtrat diasamkan dengan
Timbang sampel dalam bungkus larutan Asam sulfat (H2SO4)
kemudian keluarkan isi sampel 1 N hingga pH 4, lalu
lalu timbang kembali wadah diekstraksi 3 kali setiap kali
sampel yang kosong. dengan 20 ml eter.
b. Hitung bobot isi rata-rata. 3) Ekstrak eter dikumpulkan dan
2. Pembuatan fase gerak diuapkan sampai kering.
Toluen : Metanol : Asam asetat 4) Sisa penguapan dilarutkan
glasial dalam 114 ml yaitu 90 ml dengan 5 ml metanol (A).
Toluen : 16 ml Metanol : 8 ml asam b. Pembuatan larutan uji ditambah
asetat glasial. baku pembanding
3. Pembuatan larutan uji, larutan uji 1) Satu dosis jamu yang telah
ditambah baku pembanding serta diserbuk haluskan ditambah
larutan baku pembanding yaitu : 25 mg nipagin dan
a. Pembuatan Larutan uji dimasukan kedalam labu
1) Satu dosis jamu yang telah erlenmeyer 250 ml, lalu
diserbuk haluskan dimasukan dibasakan dengan larutan
kedalam labu erlenmeyer 250 Natrium hidroksida (NaOH) 1
ml, lalu dibasakan dengan N hingga pH 10, kemudian
larutan Natrium hidroksida ditambah 50 ml air dikocok
(NaOH) 1 N hingga pH 10 selama lebih kurang 30 menit
kemudian ditambah 50 ml dan disaring kedalam corong
air, dikocok selama lebih pisah.

Jurnal Analis Farmasi Volume 1 No.2 April 2016 105


Gusti Ayu Rai Saputri, Robby Candra Purnama

2) Filtrat diasamkan dengan dan dilakukan kromatografi lapis


larutan Asam sulfat (H2SO4) tipis sebagai berikut :
1 N hingga pH 4, lalu Fase diam : Silika Gel GF 254
diekstraksi 3 kali setiap kali Fase gerak : Toluen – metanol-
dengan 20 ml eter. asam asetat glasial (90 : 16 : 8)
3) Ekstrak eter dikumpulkan dan Penjenuhan : Dengan kertas saring
diuapkan sampai kering. Volume penotolan : Larutan A, B dan
4) Sisa penguapan dilarutkan C masing- masing 15 µl
dengan 5 ml metanol (B). Jarak rambat : 15 cm
c. Pembuatan larutan baku Penampak bercak :Cahaya ltraviolet
pembanding 254 nm.
Sejumlah 25 mg nipagin (Methyl
paraben) yang ditimbang HASIL DAN PEMBAHASAN
seksama dan dilarutkan dalam 25 Hasil Penelitian
ml metanol (C). Dari enam sampel jamu pegal
4. Identifikasi sampel jamu pegal linu linu sediaan serbuk yang beredar di
sediaan serbuk secara Kromatografi wilayah pasar gading rejo didapat jamu
Lapis Tipis dengan sediaan serbuk yang memiliki
Larutan uji (A), larutan uji ditambah indikasi mengobati atau mengurangi
baku pembanding (B) dan larutan pegal linu. Berat bersih pada sampel
baku pembanding (C) masing- jamu A, B, C , D, E dan F kurang lebih
masing ditotolkan secara terpisah sebanyak 7 gram.

Tabel 2.
Deteksi sinar UV 254 nm dan Rf Kromatografi Lapis Tipis

Sampel Pengulangan Larutan Warna Rf Kesimpulan


Uji - -
1 Uji + BP Ungu 0,17
BP Ungu 0,17
A Negatif
Uji - -
2 Uji + BP Ungu 0,17
BP Ungu 0,17
Uji - -
1 Uji + BP Ungu 0,16
BP Ungu 0,17
B Negatif
Uji - -
2 Uji + BP Ungu 0,17
BP Ungu 0,17
Uji - -
1 Uji+BP Ungu 0,16
BP Ungu 0,17
C Negatif
Uji - -
2 Uji + BP Ungu 0,15
BP Ungu 0,16
Uji - -
1 Uji + BP Ungu 0,17
BP Ungu 0,17
D Negatif
Uji - -
2 Uji + BP Ungu 0,17
BP Ungu 0,17
Uji - -
1 Uji + BP Ungu 0,20
BP Ungu 0,20
E Negatif
Uji - -
2 Uji + BP Ungu 0,21
BP Ungu 0,20
1 Uji - -
Uji + BP Ungu 0,20
BP Ungu 0,20
F Negatif
2 Uji - -
Uji + BP Ungu 0,20
BP Ungu 0,20

106 Jurnal Analis Farmasi Volume 1 No.2 April 2016


IDENTIFIKASI NIPAGIN (METHYL PARABEN) PADA JAMU PEGAL LINU SEDIAAN SERBUK YANG BEREDAR
DI WILAYAH PASAR GADING REJO PRINGSEWU SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Keterangan: Prosedur penanganan sampel


Uji : Larutan yang berisi sampel uji dilakukan dengan cara sampel
Uji + BP : Larutan yang berisi sampel dibasakan dengan larutan Natrium
uji ditambah baku hidroksida (NaOH) 1N sampai pH 10
BP : Larutan yang berisi Baku lalu ditambahkan air, tujuannya untuk
pembanding melarutkan senyawa terduga nipagin
dalam suasana basa.
PEMBAHASAN Prosedur tersebut merupakan
Identifikasi nipagin dalam jamu modifikasi penelitian dari identifikasi
pegal linu dilakukan pemeriksaan pada nipasol dalam jamu sediaan serbuk
label kemasan dan Kromatografi Lapis yang tercantum dalam peraturan BPOM
Tipis (KLT). Pemeriksaan label kemasan 1992, hal ini dikarenakan bahan
meliputi pemeriksaan nama produk, pengawet nipagin dan nipasol termasuk
komposisi, nomor registrasi, tanggal dalam satu golongan paraben,
kadaluarsa dan nomor batch. sehingga baik sifat fisika dan kimianya
Pada penelitiaan ini dilakukan hampir sama.
pemeriksaan terhadap enam merek Kemudian sampel di sentrifuge
sampel yang berbeda. Masing- masing lebih kurang 30 menit untuk
sampel dilakukan dua kali pengulangan memisahkan antara filtrat dengan
tujuannya untuk membuktikan padatan. Lalu filtrat diasamkan dengan
ketelitian dan kebenaran dari hasil larutan asam sulfat (H2SO4) 1 N
yang di analisa. Sebelum dilakukan sampai pH 4 sehingga senyawa dapat
penimbangan, sampel terlebih dahulu terlarut dalam eter saat dilakukan
dilakukan keseragaman bobot. ekstraksi. Ekstraksi bertujuan untuk
Keseragaman bobot dilakukan menarik analit yang ada dalam sampel
dengan cara menimbang sampel yang dan hasil ekstraksi diuapkan sampai
masih terdapat pembungkus dan isinya kering (sampai eter hilang) lalu
satu persatu sebanyak 20 sampel dilarutkan dengan metanol.
jamu, kemudian keluarkan isi jamu dan Pada penelitian ini digunakan
bungkusnya, lalu lakukan penimbangan sampel ditambah baku pembanding
bungkus sampel jamu satu persatu nipagin (Methyl paraben) yang
sampai keseluruhan sebanyak 20 berfungsi sebagai kontrol positif
sampel. Setelah itu dicari rata-rata dari terhadap sampel, dengan
bobot sampel . menggunakan pelarut yang sama dan
Tujuan keseragaman bobot ialah dilakukan perlakuan yang sama seperti
untuk menentukan bobot rata-rata pada sampel. Warna bercak yang
sampel yang akan digunakan sebagai didapat dari kontrol positif harus sama
penimbangan sampel uji. dengan warna bercak baku
Selanjutnya dilakukan pembanding, dan juga mempunyai nilai
identifikasi nipagin (Methyl paraben) Rf yang sama atau mendekati Rf baku
dalam sampel jamu pegal linu sediaan pembanding. Hal ini bertujuan untuk
serbuk secara KLT. KLT merupakan melihat cara penanganan terhadap
suatu metode yang dapat memisahkan sampel dan prosedur kerja sudah benar
suatu senyawa dari campurannya atau belum.
dengan menggunakan dua fase yaitu Pada penelitian ini digunakan
fase diam dan fase gerak. mikro sryinge 100µl berujung runcing,
Metode ini merupakan metode dengan penotolan 15µl. Cuplikan yang
yang sering digunakan untuk ditotolkan dibiarkan mengering terlebih
pemisahan senyawa-senyawa dahulu sebelum dilakukan penotolan
campuran, pada penelitian ini bahan selanjutnya, tujuannya agar diperoleh
pengawet nipagin (Methyl paraben) volume larutan cuplikan yang sesuai
dipisahkan dari senyawa- senyawa lain dengan prosedur dan bercak yang
yang terdapat dalam jamu pegal linu dihasilkan tidak terlalu lebar.
sediaan serbuk. Deteksi yang Pada pemisahan ini plat yang
digunakan dalam pemisahan nipagin digunakan sebagai fase diam adalah
(Methyl paraben) yaitu menggunakan silika gel GF254 yang bersifat polar
radiasi sinar ultraviolet 254 nm. sehingga mampu berflouresensi dengan

Jurnal Analis Farmasi Volume 1 No.2 April 2016 107


Gusti Ayu Rai Saputri, Robby Candra Purnama

baik pada sinar UV. Plat silika yang sediaan serbuk yang beredar di wilayah
digunakan yaitu plat yang berukuran Pasar Gading Rejo Pringsewu secara
20 cm x 20 cm yang langsung dapat kromatografi lapis tipis dapat
dipakai. disimpulkan bahwa jamu pegal linu
Fase gerak yang digunakan sediaan serbuk dengan keenam merek
terdiri atas beberapa campuran. Hal ini yang berbeda tidak mengandung bahan
dilakukan karena sampel yang pengawet nipagin (Methyl paraben).
dipisahkan terdiri dari senyawa -
senyawa multi komponen sehingga SARAN
senyawa pada sampel dapat 1. Pada penelitian selanjutnya penulis
dipisahkan. menyarankan agar dilakukan
Fase gerak yang dapat identifikasi nipagin (Methyl
digunakan dalam penelitian ini yaitu: paraben) pada jamu sediaan lain
1. Fase gerak pertama terdiri dari seperti sediaan cairan obat dalam.
campuran pentana : asam asetat 2. Dapat menggunakan metode
glasial (88 :12) dan pembanding lainnya selain
2. Fase gerak kedua terdiri campuran Kromatografi Lapis Tipis, yaitu
toluen : metanol : asam asetat contohnya identifikasi nipagin
glasial (90:16:8) (Methyl paraben) dengan reaksi
Fase gerak terdiri dari campuran warna.
beberapa larutan, hal ini bertujuan 3. Bagi masyarakat, penulis
agar fase gerak tersebut dapat menyarankan agar dapat memilih
mendekati kepolaran sampel. Sehingga jamu yang baik, dengan cara
dapat menghasilkan harga Rf yang melihat label / penandaan pada
baik. Namun fase gerak yang kemasan, antara lain nomor batch,
digunakan saat penelitian yaitu fase nama produk, komposisi , nomor
gerak yang kedua yaitu campuran registrasi dan tanggal kadaluarsa.
toluen : metanol : asam asetat glasial .
Berdasarkan tabel ke 2 yaitu DAFTAR PUSTAKA
hasil identifikasi nipagin dalam jamu 1) Adnan, Muhammad,1997, Teknik
pegal linu sediaan serbuk dengan Kromatografi Untuk Analisis Bahan
deteksi sinar UV 254 nm secara Makanan. Andi Yogyakarta .
kromatografi lapis tipis didapatkan hasil 2) Badan Pengawas Obat dan Makanan
bahwa keenam sampel jamu pegal linu RI. 2011. Laporan Tahunan Badan
sediaan serbuk negatif mengandung Pengawas Obat dan Makanan
bahan pengawet nipagin (Methyl Tentang Pengawasan Obat dan
paraben), hal ini terlihat dari tidak Makanan. Jakarta.
timbulnya bercak pada penotolan 3) Departemen Kesehatan Republik
sampel saat dibawah sinar UV 254 nm. Indonesia. 1979. Farmakope
Namun pada totolan sampel Indonesia Edisi III. Jakarta.
yang ditambah baku pembanding dan 4) Departemen Kesehatan Republik
baku pembanding terdapat bercak dan Indonesia. 2009. Undang-undang
warna yang sama yaitu ungu, serta No.36 tentang Kesehatan. Jakarta.
nilai Rf yang hampir mendekati. 5) Departemen Kesehatan Republik
Sehingga identifikasi nipagin Indonesia. 1994. KepMenKes RI No
(Methyl paraben) pada jamu pegal linu 661/Menkes/SK/VII/1994 tentang
sediaan serbuk yang beredar di wilayah syarat Obat
Pasar Gading Rejo secara kromatografi Tradisional.Jakarta:Menkes
lapis tipis dapat disimpulkan 0% 6) Departemen Kesehatan Republik
sampel jamu pegal linu tidak Indonesia. 2012. PerMenKes RI No
mengandung bahan pengawet nipagin 003 .2012 tentang Bahan
(Methyl paraben). Tambahan Pangan. Jakarta:Menkes
7) Yuliarti, Nurheti, 2009,
KESIMPULAN Sehat,Cantik,Bugar Dengan Herbal
Dari hasil identifikasi nipagin Dan Obat Tradisional, Andi
(Methyl paraben) pada jamu pegal linu Yogyakarta, Yogyakarta.

108 Jurnal Analis Farmasi Volume 1 No.2 April 2016

You might also like