Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Traditional medicine is a material derived from plants, animals, minerals, sarian
galenic preparations or mixtures of these materials that have historically been used for
the treatment and can be applied in accordance with the norms prevailing in society.
Based on the Ministry of Health of the Republic of Indonesia 661 / Menkes / SK / VII /
1994 on the requirements of traditional medicine, traditional medicine powder
preparation containing preservative prohibited. Nipagin (Methyl paraben) is a
preservative that is efficacious as a deterrent to the growth of microorganisms.
Identification nipagin on herbal powder dosage stiff circulating in herbal shops in the
market area rejo Pringsewu ivory and as much as 6 samples obtained with different
brands. The method used in this research is the thin layer chromatography method,
because it is a method of separating a substance from a mixture using two phases,
namely the stationary phase and the mobile phase. The stationary phase used was
silica gel GF 254 while the mobile phase used was toluene: methanol: glacial acetic
acid. From the results of the identification of 6 samples with brand different herbs stiff
shows the results of which are not the appearance of spots on all Totolan samples, so
it can be concluded that the six samples taken, all negative nipagin contain
preservatives (Methyl paraben).
ABSTRAK
Obat tradisional merupakan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan,
mineral, sediaan sarian galenik atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.661/Menkes/SK/VII/1994 tentang persyaratan obat tradisional,
obat tradisional sediaan serbuk dilarang mengandung bahan pengawet. Nipagin
(Methyl paraben) merupakan pengawet yang berkhasiat sebagai pencegah
pertumbuhan mikroorganisme. Identifikasi Nipagin pada jamu pegal linu sediaan
serbuk yang beredar pada toko jamu di pasar wilayah gading rejo pringsewu dan
diperoleh sebanyak 6 sampel dengan merek yang berbeda. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kromatografi lapis tipis, karena merupakan metode
pemisahan suatu zat dari suatu campuran menggunakan dua fase, yakni fase diam
dan fase gerak. Fase diam yang digunakan ialah silika gel GF 254 sedangkan fase
gerak yang digunakan adalah toluen : metanol : asam asetat glasial. Dari hasil
identifikasi terhadap 6 sampel dengan merek jamu pegal linu yang berbeda
menunjukan hasil yaitu tidak munculnya bercak pada semua totolan sampel, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa keenam sampel yang diambil, semuanya negatif
mengandung bahan pengawet Nipagin (Methyl paraben).
Tabel 1
Komposisi jamu A, B, C, D, E dan F
Sampel A B C D E F
Curcumae Curcumae Bupleurum Zingiberis Equiseti Cinamomi
Rhizoma xanthorhiza falcatum purpurei herba fructus
rhizoma
Zingiberis Andrographi Curcuma Imperatae Alyxia cortex Boesenber
zerumbeti a paniculata domesticae radix giae
rhizoma rhizome rhizoma
Blumeae folium Curcumae Polyanthii Retrofracti Coriandri Languatis
rhizoma folium fructus fructus rhizoma
Baeckeae folium Piperis nigri Plantago Nigellae Piperis nigri Curcumae
fructus mayor sativa fructus aeruginosa
folium semen e rhizoma
Equiseti herba Alyxiae Cyperi Zingiberis Plantaginis Zingiberis
cortex rhizome aromaticae folium rhizoma
Komposisi rhizoma
Orthosiphonis Bahan Phaleriae Achyranthii Zingiberis Curcumae
folium lainnya fructus folium rhizoma rhizoma
Melaleucae Corrigents Curcumae Panacis radix
folium rhizoma
Myristicae Corrigents Curcumae
semen domestica
rhizoma
Parkiae semen Kaempferiae
rhizoma
Isorae fructus
Retrofracti
fructus
Tabel 2.
Deteksi sinar UV 254 nm dan Rf Kromatografi Lapis Tipis
baik pada sinar UV. Plat silika yang sediaan serbuk yang beredar di wilayah
digunakan yaitu plat yang berukuran Pasar Gading Rejo Pringsewu secara
20 cm x 20 cm yang langsung dapat kromatografi lapis tipis dapat
dipakai. disimpulkan bahwa jamu pegal linu
Fase gerak yang digunakan sediaan serbuk dengan keenam merek
terdiri atas beberapa campuran. Hal ini yang berbeda tidak mengandung bahan
dilakukan karena sampel yang pengawet nipagin (Methyl paraben).
dipisahkan terdiri dari senyawa -
senyawa multi komponen sehingga SARAN
senyawa pada sampel dapat 1. Pada penelitian selanjutnya penulis
dipisahkan. menyarankan agar dilakukan
Fase gerak yang dapat identifikasi nipagin (Methyl
digunakan dalam penelitian ini yaitu: paraben) pada jamu sediaan lain
1. Fase gerak pertama terdiri dari seperti sediaan cairan obat dalam.
campuran pentana : asam asetat 2. Dapat menggunakan metode
glasial (88 :12) dan pembanding lainnya selain
2. Fase gerak kedua terdiri campuran Kromatografi Lapis Tipis, yaitu
toluen : metanol : asam asetat contohnya identifikasi nipagin
glasial (90:16:8) (Methyl paraben) dengan reaksi
Fase gerak terdiri dari campuran warna.
beberapa larutan, hal ini bertujuan 3. Bagi masyarakat, penulis
agar fase gerak tersebut dapat menyarankan agar dapat memilih
mendekati kepolaran sampel. Sehingga jamu yang baik, dengan cara
dapat menghasilkan harga Rf yang melihat label / penandaan pada
baik. Namun fase gerak yang kemasan, antara lain nomor batch,
digunakan saat penelitian yaitu fase nama produk, komposisi , nomor
gerak yang kedua yaitu campuran registrasi dan tanggal kadaluarsa.
toluen : metanol : asam asetat glasial .
Berdasarkan tabel ke 2 yaitu DAFTAR PUSTAKA
hasil identifikasi nipagin dalam jamu 1) Adnan, Muhammad,1997, Teknik
pegal linu sediaan serbuk dengan Kromatografi Untuk Analisis Bahan
deteksi sinar UV 254 nm secara Makanan. Andi Yogyakarta .
kromatografi lapis tipis didapatkan hasil 2) Badan Pengawas Obat dan Makanan
bahwa keenam sampel jamu pegal linu RI. 2011. Laporan Tahunan Badan
sediaan serbuk negatif mengandung Pengawas Obat dan Makanan
bahan pengawet nipagin (Methyl Tentang Pengawasan Obat dan
paraben), hal ini terlihat dari tidak Makanan. Jakarta.
timbulnya bercak pada penotolan 3) Departemen Kesehatan Republik
sampel saat dibawah sinar UV 254 nm. Indonesia. 1979. Farmakope
Namun pada totolan sampel Indonesia Edisi III. Jakarta.
yang ditambah baku pembanding dan 4) Departemen Kesehatan Republik
baku pembanding terdapat bercak dan Indonesia. 2009. Undang-undang
warna yang sama yaitu ungu, serta No.36 tentang Kesehatan. Jakarta.
nilai Rf yang hampir mendekati. 5) Departemen Kesehatan Republik
Sehingga identifikasi nipagin Indonesia. 1994. KepMenKes RI No
(Methyl paraben) pada jamu pegal linu 661/Menkes/SK/VII/1994 tentang
sediaan serbuk yang beredar di wilayah syarat Obat
Pasar Gading Rejo secara kromatografi Tradisional.Jakarta:Menkes
lapis tipis dapat disimpulkan 0% 6) Departemen Kesehatan Republik
sampel jamu pegal linu tidak Indonesia. 2012. PerMenKes RI No
mengandung bahan pengawet nipagin 003 .2012 tentang Bahan
(Methyl paraben). Tambahan Pangan. Jakarta:Menkes
7) Yuliarti, Nurheti, 2009,
KESIMPULAN Sehat,Cantik,Bugar Dengan Herbal
Dari hasil identifikasi nipagin Dan Obat Tradisional, Andi
(Methyl paraben) pada jamu pegal linu Yogyakarta, Yogyakarta.