You are on page 1of 15

LAPORAN PELAKSANAAN POSYANDU LANSIA

Laporan Ini Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Perkuliahan dan Kelulusan


Mata Kuliah Komunitas 2 pada Semester V Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan yang Diampu oleh Dosen : Ns. Dewi Setyawati

Disusun oleh kelompok 4 :

Elman Hardiansyah G2A016084 Agus Supriono G2A016091

Fivie Fridayanti G2A016085 Eka Sarima Hardiani G2A016092

Shindy Mayangsari G2A016086 Yoga Angga T G2A016093

Agstri Dwi Marsela G2A016088 Fitrian Dewi W G2A016094

Endah Titis Ningrum G2A016089 Khairisa Islamiati U G2A016095

Hanifah Sahar A G2A016090 Deddy Ramadhan G2A016098

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
a. Lanjut Usia (Lansia)
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia,
pengertian lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas. Keadaan ini dibagi menjadi dua, yaitu Lanjut Usia Potensial dan
Lanjut Usia Tidak Potensial. Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia yang masih
mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang
dan/ jasa, sedangkan Lanjut Usia Tidak Potensial adalah lanjut usia yang tidak
berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Sedangkan WHO menggolongkan lanjut usia menjadi empat, yaitu :
1. Usia Pertengahan (middle age) : umur 45-59 tahun
2. Lanjut Usia (elderly) : umur 60-74 tahun
3. Lanjut Usia Tua (old) : umur 75-90 tahun
4. Usia Sangat Tua (very old) : umur diatas 90 tahun
Departemen Kesehatan RI menggolongkan lanjut usia menjadi tiga kelompok,
yaitu :
- Kelompok Lansia Dini (55-64 tahun), merupakan kelompok yang baru
memasuki lansia
5. Kelompok Lansia (65 tahun ke atas)
6. Kelompok Lansia resiko tinggi yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun
b. Posyandu Lansia
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia
lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan
(Notoatmodjo, 2007).
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dengan menitik beratkan
pelayanan pada upaya promotif dan preventif. Pemberdayaan masyarakat dalam
menumbuh kembangkan posyandu lansia merupakan upaya fasilitas agar
masyarakat mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan
upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi,
kondisi kebutuhan setempat. Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam
pembentukan posyandu lansia, misalnya mengembangkan kelompok-kelompok
yang telah ada seperti kelompok arisan lansia, kelompok pengajian, kelompok
jemaat gereja, kelompok senam lansia dan lain-lain (Depkes RI,2005).
B. Tujuan
Tujuan umum posyandu lansia adalah meningkatkan derajat kesehatan dan
mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat dan Meningkatkan jangkauan pelayanan
kesehatan lansia dimasyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhan lansia ( Depkes, 2006 )
C. Sasaran
Pembinaan kesehatan lansia meliputi beberapa kelompok sasaran yaitu:
1. Sasaran langsung
a) Kelompok pra lansia 45-59 tahun.
b) Kelompok lansia 60-69 tahun.
c) Kelompok lansia risiko tinggi yaitu lansia lebih dari 70 tahun atau lansia
berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
2. Sasaran tidak langsung

a) Keluarga di mana lansia berada.


b) Masyarakat di lingkungan lansia berada.
c) Organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan kesehatan lansia.
d) Petugas kesehatan yang melayani kesehatan.
e) Masyarakat luas (Depkes RI, 2006).

D. Manfaat
Manfaat dari posyandu lansia adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat,
yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi
mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya
diri dihari tuanya.

E. Kegiatan Posyandu Lansia


Bentuk pelayanan pada posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik
dan mental emosional, yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah
kesehatan yang dihadapi. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada
lansia adalah :
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) meliputi
kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental.
Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan menggunakan
pedoman metode 2 menit (lihat KMS Usia Lanjut)
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes mellitus)
7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila mana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir-butir diatas.
9. Penyuluhan Kesehatan, biasa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan yang dihadapi oleh individu
dan kelompok usia lanjut.
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang
tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat :
11. Pemberian makanan tambahan (PMT) penyuluhan sebagai contoh menu
makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut serta
menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut.
12. Kegiatan olahraga antara lain senam lansia, gerak jalan santai dan lain
sebagainya (Kemenkes RI, 2010)

F. Sarana dan Prasarana


Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di posyandu lansia, dibutuhkan sarana dan
prasarana penunjang, antara lain :
1. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka)
2. Meja dan kursi
3. Alat tulis
4. Buku pencatatan kegiatan (buku register bantu)
5. Kit lanjut usia yang berisi timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan,
stetoskop, tensimeter, peralatan labolatorium sederhana, termometer.
6. Kartu Menuju Sehat (KMS) Lanjut Usia
7. Buku pedoman pemeriksaan kesehatan (BPPK) Lanjut Usia

G. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan (Kemenkes RI, 2010)


Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap Lanjut Usia di
kelompok, mekanisme pelaksanaan, kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah
sistem 5 tahapan (5 meja) sebagai berikut :
1. Tahap I : pendaftaran lansia, sebelum pelaksanaan pelayanan
2. Tahap II : melakukan pencatatan kegiatan sehari-hari yang
dilakukan oleh lansia, Pengukuran BB, TB dan TD
3. Tahap III : melakukan pengukuran tekanan darah, pemeriksaan
kesehatan dan pemeriksaan status mental.
4. Tahap IV : Pemeriksaan air seni dan kadar darah (labolatorium
sederhana)
5. Tahap V : Pemberian penyuluhan dan konseling.

H. Masalah kesehatan pada Lansia


Masalah kesehatan pada lansia tentu saja berbeda dengan jenjang umur yang
lain karena pada penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan
yang timbul akibat penyakit dan proses menua yaitu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti sel
serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Dr. Purma Siburian Sp PD, pemerhati masalah kesehatan pada lansia menyatakan
bahwa ada 14 yang menjadi masalah kesehatan pada lansia, yaitu:
1. Immobility (kurang bergerak), dimana meliputi gangguan fisik, jiwa dan faktor
lingkungan sehingga dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf dan
penyakit jantung.
2. Instability (tidak stabil/ mudah jatuh), dapat disebabkan oleh faktor intrinsik
(yang berkaitan dengan tubuh penderita), baik karena proses menua, penyakit
maupun ekstrinsik (yang berasal dari luar tubuh) seperti obat-obatan tertentu dan
faktor lingkungan. Akibatnya akan timbul rasa sakit, cedera, patah tulang yang
akan membatasi pergerakan. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan
psikologik berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjadi.
3. Incontinence (buang air) yaitu keluarnya air seni tanpa disadari dan frekuensinya
sering. Meskipun keadaan ini normal pada lansia tetapi sebenarnya tidak
dikehendaki oleh lansia dan keluarganya. Hal ini akan membuat lansia
mengurangi minum untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat
menyebabkan kekurangan cairan.
4. Intellectual Impairment (gangguan intelektual/ dementia), merupakan kumpulan
gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup
berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari.
5. Infection (infeksi), merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada
lansia, karena sering didapati juga dengan gejala tidak khas bahkan asimtomatik
yang menyebabkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan.
6. Impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalencence,
skin integrity (gangguan panca indera, komunikasi, penyembuhan dan kulit),
merupakan akibat dari proses menua dimana semua panca indera berkurang
fungsinya, demikian juga pada otak, saraf dan otot-otot yang dipergunakan untuk
berbicara, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan
trauma yang minimal.
7. Impaction (konstipasi=sulit buang air besar), sebagai akibat dari kurangnya
gerakan, makanan yang kurang mengandung serat, kurang minum, dan lainnya.
8. Isolation (depresi), akibat perubahan sosial, bertambahnya penyakit dan
berkurangnya kemandirian sosial. Pada lansia, depresi yang muncul adalah
depresi yang terselubung, dimana yang menonjol hanya gangguan fisik saja
seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggang, gangguan
pecernaan, dan lain-lain.
9. Inanition (kurang gizi), dapat disebabkan karena perubahan lingkungan maupun
kondisi kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih
makanan yang bergizi, isolasi sosial (terasing dari masyarakat), terutama karena
kemiskinan, gangguan panca indera; sedangkan faktor kesehatan berupa
penyakit fisik, mental, gangguan tidur, obat-obatan, dan lainnya.
10. Impecunity (tidak punya uang), semakin bertambahnya usia, maka kemampuan
tubuh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan akan semaki berkurang, sehingga
jika tidak dapat bekerja maka tidak akan mempunyai penghasilan.
11. Iatrogenesis (penyakit akibat obat-obatan), sering dijumpai pada lansia yang
mempunyai riwayat penyakit dan membutuhkan pengobatan dalam waktu yang
lama, jika tanpa pengawasan dokter maka akan menyebabkan timbulnya
penyakit akibat obat-obatan.
12. Insomnia (gangguan tidur), sering dilaporkan oleh lansia, dimana mereka
mengalami sulit untukmasuk dalam proses tidur, tidur tidak nyenyak dan mudah
terbangun, tidur dengan banyak mimpi, jika terbangun susah tidur kembali,
terbangun didini hari-lesu setelah bangun di pagi hari.
13. Immune deficiency (daya tahan tubuh menurun), merupakan salah satu akibat
dari prose menua, meskipun terkadang dapat pula sebagai akibat dari penyakit
menahun, kurang gizi dan lainnya.
14. Impotence (impotensi), merupakan ketidakmampuan untuk mencapai dan atau
mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan senggama yang
memuaskan yang terjadi paling sedikit 3 (tiga) bulan. Hal ini disebabkan karena
terjadi hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya kekakuan
pada dinding pembuluh darah, baik karena proses menua atau penyakit
I. Kader Posyandu
Kader posyandu, menurut Departemen Kesehatan RI (2006) adalah seseorang
atau tim sebagai pelaksana posyandu yang berasal dari dan dipilih oleh masyarakat
setempat yang memenuhi ketentuan dan diberikan tugas serta tanggung jawab
untuk pelaksanakan, pemantauan, dan memfasilitasi kegiatan lainnya (Henniwati,
2008).
J. Penilaian Keberhasilan Upaya Pembinaan Lansia melalui Posyandu Lansia
Menurut Henniwati (2008), penilaian keberhasilan pembinaan lansia melalui
kegiatan pelayanan kesehatan di posyandu, dilakukan dengan menggunakan data
pencatatan, pelaporan, pengamatan khusus dan penelitian. Keberhasilan tersebut
dapat dilihat dari :
1. Meningkatnya sosialisasi masyarakat lansia dengan berkembangnya jumlah
orang masyarakat lansia dengan berbagai aktivitas pengembangannya
2. Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah atau swasta yang memberikan
pelayanan kesehatan bagi lansia
3. Berkembangnya jenis pelayanan konseling pada lembaga
4. Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia
5. Penurunan daya kesakitan dan kematian akibat penyakit pada lansia

BAB II
RESUME KEGIATAN POSYANDU LANSIA

1. Identitas
Ketua Posyandu : Bapak Mujianto
Nama Posyandu : Posyandu Sumber Sehat
Alamat : Posyandu Sumber Sehat RT. 07/RW. 05
Kelurahan Kangkung Kecamatan Mranggen
2. Tempat Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal kegiatan : Minggu, 04 November 2018
b. Tempat kegiatan : Posyandu Lansia Sumber Sehat Mranggen
c. Waktu Kegiatan : 07.00 – selesai

3. Jumlah Kader : 18 orang (sudah terlatih)

4. Sistem Manajemen Posyandu


Pelaksanaan sistem manajemen posyandu yang diterapkan :
a. Meja 1: Pendaftaran, pengisian buku (2 Kader)
b. Meja 2: Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, Tekanan Darah (2 Kader)
c. Meja 3: Pemeriksaan status mental (2 Kader)
Pertanyaan: - Nama, umur, suku, dan Golongan Darah
- Sekarang tanggal berapa dan hari apa?
- Siapa Presiden sekarang dan sebelumnya?
- Sukar tidur, gelisah?
d. Meja 4: Pemeriksaan Laboratorium: Pengecekan Gula Darah (2 Kader)
e. Meja 5: Penyuluhan, Konseling dan Pemberian jajan (2 Kader)

5. Analisa Pelaksanaan Sistem Manajemen Posyandu


a. Aspek yang sudah sesuai : Penatalaksanaan 5 meja sudah baik.
b. Aspek yang belum sesuai : Untuk pemeriksaan laboratorium belum
lengkap
c. Penghambat: Jika tiba musim tanam dan panen yang datang ke posyandu
berkurang
d. Pendukung : Dana, dari iuran rt dan rw setiap pertemuan 20 ribu, dari dana
desa 3 tahun ada dana kesehatan
e. Alternatif yang ditawarkan : Penambahan alat laboratorium.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat guna
memberdayakan masyarakat dengan menitik beratkan pelayanan pada
upaya promotif dan preventif.
Kondisi dari posyandu lansia Sumber Sehat Mranggen di RT.
07/RW. 05 Kelurahan Kangkung Kecamatan Mranggen ini masih
belum memadai karena belum adanya tempat yang khusus untuk
posyandu ini, dikarenakan masih dalam proses pengajuan.
B. Saran
Saran bagi pemerintah, terutama pemerintah daerah agar lebih
memperhatikan lagi kesejahteraan posyandu-posyandu di daerah
pemerintahannya karena pada hakekatnya posyandu ada untuk
melayani masalah kesehatan ringan masyarakat yang ada di
lingkungan posyandu tersebut. Perhatian pemerintah daerah terhadap
posyandu harus lebih ditingkatkan lagi khususnya bagi posyandu
lansia karena masa lansia adalah masa-masa manusia mulai melemah
dan rentan terhadap penyakit.
Saran bagi posyandu itu sendiri adalah untuk lebih membenahi
stempat posyandu. Dengan dibenahinya tempat posyandu sehingga
terlihat lebih tertaata. Selain itu Para kader sebaiknya lebih
mengeluarkan ide-ide kreatif agar kegiatan posyandu lebih diminati
oleh para lansia.

LAMPIRAN

Dokumentasi saat Senam Lansia


Dokumentasi pada Meja 1

Dokumentasi pada Meja 2


Dokumentasi pada Meja 3

Dokumentasi pada Meja 4


Dokumentasi pada Meja 5

Dokumentasi Pemberian Snack

You might also like