You are on page 1of 8

Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (138-145)

EXPERIENCE OF NURSE ASSOSIATE TO IMPLEMENT TRIAGE IN


EMERGENCY ROOM INSTALLATION

Wiwit Febrina*, Indah Okzana Sholehat


Nursing Programe, Fort De Kock Health Science
*
wiwit.febrina@gmail.com

Submitted :06-10-2017, Reviewed:10-10-2017, Accepted:31-10-2017


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2579

ABSTRACT
Triage is a system of in the Emergency Room aims to select or classify all patients who need the help
and assign priority handling. A study on the phenomena that occur on experience in performing triage
nurse. Researchers use qualitative research design with phenomenology approach. The research was
conducted at Emergency Installation of Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Population and sample in
this research is numbered 3 participants, the study was obtained by purposive sampling.. Instrument
Participant of the research is the nurse in the room of the Emergency Room Installation, the research
in this research is the researcher himself. The study of 3 participants gained six themes, namely: (1)
skill Technically nurse triage, (2) the principle of triage, (3) the ability of sorting patients is still not
effective, (4) infrastructure, (5) the impact of doing mistakes triage and (6) solutions for patient safety.
Hospital and emergency room is recommended to add special training triage nurse triage, is expected
to provide motivation for the triage nurse and triage nurse are expected to be in the room triage to be
able to do sorting.

Keywords : Triage, Experience, Nurse

ABSTRAK
Triage adalah suatu proses yang dilakukan di Instalasi Gawat Darurat . Tujuan Triage adalah
mengelompokkan atau mengkategorikan semua pasien yang butuh pertolongan untuk menetapkan
prioritas penanganannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi
mengenai pengalaman perawat dalam melaksanakan triage. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi. Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu berjumlah 3 orang
partisipan, penelitian tersebut diperoleh dengan teknik purposive sampling.. Instrumen Partisipan
penelitian adalah perawat pelaksana diruangan Instalasi Gawat Darurat, penelitian dalam penelitian ini
adalah peneliti sendiri. Hasil penelitian terhadap 3 partisipan diperoleh 6 tema, yaitu: (1) keterampilan
teknikal perawat triage, (2) prinsip triage, (3) kemampuan dalam pemilahan pasien masih belum efektif,
(4) sarana prasarana, (5) dampak dalam melakukan kesalahan triage, dan (6) solusi untuk keselamatan
pasien. Rumah sakit dan Instalasi Gawat Darurat disarankan untuk menambahkan pelatihan khusus
triage bagi perawat triage, di harapkan dapat memberikam motivasi bagi para perawat triage, serta
perawat triage diharapkan dapat selalu berada di ruang triage untuk dapat melakukan pemilahan.

Kata kunci : Triage, Pengalaman, Perawat

PENDAHULUAN inap, rawat jalan dan gawat darurat.


Berdasarkan UU RI No. 44 tahun Pelayanan kesehatan paripurna merupakan
2009, rumah sakit merupakan instansi pelayanan kesehatan yang meliputi
pelayanan dalam bidang kesehatan untuk promotif, preventif, kuratif, dan
melakukan pelayanan kesehatan rehabilitatif.
perorangan secara komprehensif yang Azwar (2011) mengatakan, Tujuan
ditunjang dengan adanya pelayanan rawat utama didirikannya Instalasi Gawat Darurat

Kopertis Wilayah X 138


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (138-145)

adalah menyelenggarakan pelayanan gawat Yang Efektif Dalam Komunikiasi,


darurat dan menyelenggarakan informasi Hubungan Antar Pribadi (Oman, 2008).
medis darurat. Untuk masalah pelayanan Berdasarkan hasil observasi dari 17
Instalasi Gawat Darurat perlu dilengkapi orang perawat pelaksana termasuk kepala
dengan alat komunikasi yang memadai, ruangan baru 1 orang perawat yang dikirim
disamping tenaga medis yang terdiri dari langsung kepusat dalam pelatihan triage
dokter dan perawat yang bekerja di Instalasi itu sendiri. Sedangkan 16 perawat
Gawat Darurat Rumah Sakit. Perawat pelaksana lainnya mendapatkan pelatihan
Instalasi Gawat Darurat melaksanakan triage dengan mendatangkan tim dari pusat
tugas yang kompleks salah satunya adalah ke RSUD Achmad Mochtar langsung,
menerima pasien yang datang dan Selain pelatihan triage perawat pelaksana
melakukan pengkajian untuk menilai juga mendapatkan pelatihan lainnya seperti
kondisi kegawatannya melalui proses PPGD (Penanggulangan Pasien Gawat
triage (Departemen Kesehatan RI, 2006). Darurat), BTCLS (Basic Trauma Cardiac
Triage merupakan suatu tindakan Lifesupport).
yang dilakukan oleh perawat untuk Melalui hasil observasi di Instalasi
mengelompokkan pasien yang datang Gawat Darurat RSUD Achmad Mochtar
untuk mendapatkan pelayanan ke Instalasi pada tanggal 05 Desember 2016 terhadap 2
Gawat Darurat baik dalam keadaan sehari- orang perawat pelaksana didapatkan data
hari maupun dalam keadaan bencana. bahwa saat pasien datang ke Instalasi
Selain itu, triage juga meliputi cara Gawat Darurat tidak ditemukan perawat
menentukan diagnosis serta memilih pasien triage di depan pintu Instalasi Gawat
berdasarkan terapi yang dibutuhkan serta Darurat, sehingga triage awal dilakukan
sumber daya yang tersedia. Triage yang oleh satpam atau penjaga pintu. Akan tetapi
aman, efektif, dan efesiensi hanya dapat saat pasien sampai di ruang IGD, perawat
dilaksanakan oleh seorang perawat pelaksana mampu melakukan tindakan
profesional (RN) dan sudah terlatih dalam triage dan dapat menseleksi pasien sesuai
prinsip-prinsip triage dengan pengalaman dengan kondisi atau tingkat kegawat
kerja minimal selama 6 bulan dibagian daruratannya dengan menggunakan Skala
keperawatan kedaruratan, seorang perawat Triage (ST) bukan berdasarkan urutan
triage harus ada selama 24 jam per hari dan kedatangan pasien.
7 hari dalam seminggu di Instalasi Gawat Berdasarkan latar belakang tersebut
Darurat (Oman, 2008). maka peneliti tertarik untuk
Selain pengalaman kerja ada mengeksplorasi pengalaman perawat
beberapa kualifikasi untuk seorang perawat pelaksana dalam pelaksanaan triage di
triage sebagai berikut : Menunjukan Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.
Penguasaan Terhadap Program Orientasi Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017.
Kedaruratan Rumah Sakit Berdasarkan
Kompetensi, Sertifikasi Advanced Cardiac METODE PENELITIAN
Life Support (ACLS), Sertifikasi Pediatric Penelitian ini mengguakan metode
Advanced Life Support (PALS), lulus kualitatif deskriptif dengan pendekatan
Emergency Nurses Pediatric Course fenomenologi. Penelitian dilakukan di
(ENPC), lulus Trauma Nurse Core Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Achmad
Curriculum (TNCC), Sertifikasi Dalam Mochtar Bukittinggi. Partisipan dalam
Keperawatan Kedaruratan (Certification In penelitian ini adalah perawat triage dengan
Emergency Nursing, CEN), Pengetahuan kriteria inklusi adalah pawat triage dan
Tentang Kebijakan Intradepartemen, bersedia menjadi partisipan. Data
Pemahaman Tentang Berbagai Pelayanan dikumpulkan dengan cara wawancara (In-
Kedaruratan Setempat, Keterampilan depth Interview), observasi dan
Pengkajian Yang Tepat, Keterampilan dokumentasi. Jumlah informan dalam

Kopertis Wilayah X 139


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (138-145)

penelitian ini adalah 3 orang triage officer 1. Keterampian Teknikal Perawat


atau perawat. Key informan dalam Triage Belum Optimal
penelitian ini adalah kepala ruangan bagian Berdasarkan data hasil wawancara
Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Achmad dengan 3 Partisipan, yaitu perawat triage.
Mochtar Bukittinggi, yang mengetahui 3 partisipan mengatakan pelatihan yang
tentang apa yang dikerjakan oleh para rata-rata yang sudah mereka dapatkan
informan. Penelitian dilakukan sampai titik adalah berupa pelatihan PPGD, BTCLS,
jenuh atau saturasi data. Analisa data dari patient safety, dan satu partisipan saja yang
hasil penelitian ini diolah dengan teknik masih mendapatkan pelatihan BTCLS saja.
Colaizzi. Sebelum melakukan penelitian, Mereka juga mengatakan dari 17 orang
peneliti telah mengajukan surat perawat pelaksana termasuk kepala
permohonan penelitian kepada institusi dan ruangan baru 1 orang perawat pelaksana
diperbolehkan melakukan penelitian yang mendapatkan pelatihan triage khusus.
Dan perawat lainnya hanya mendapat
HASIL DAN PEMBAHASAN pelatihan berupa in house training atau
Pemberian pelayanan gawat darurat pelatihan lokal dari parawat yang sudah
yang bertujuan untuk menurunkan angka mendapatkan pelatihan triage di berikan
kesakitan dan angka kematian memerlukan saat breafing setiap pagi untuk mereview
kemampuan perawat untuk pengetahuan tentang triage.
mengklasifikasikan atau memilah pasien Seperti ungkapan beberapa
yang membutuhkan prioritas penanganan partisipan berikut ketika ditanya tentang
yang disebut triage yang mampu keterampilan teknikal perawat adalah
melakukan pengelompokan pasien dengan sebagai berikut :
baik terhadap setiap pasien yang datang ke
Instalasi Gawat Darurat. Peneliti “.....BTCLS, PPGD, Patien safety..... (P3)
melakukan eksplorasi terhadap pengalaman
serta pemahaman perawat dalam Menurut Oman (2008),
melaksanakan triage. Berdasarkan hasil merekomendasikan beberapa kualifikasi
wawancara didapatkan enam tema sebagai untuk seorang perawat triage sebagai
berikut : a) Keterampilan teknikal perawat berikut: a) Menunjukkan penguasaan
triage belum optimal, b) Prinsip triage terhadap program orientasi kedaruratan
sudah efektif, c) Kemampuan dalam rumah sakit berdasarkan kompetensi, b)
pemilahan pasien belum optimal, d) Sarana Sertifikasi Advance Cardiac Life Support
prasarana e) Dampak dalam melakukan (ACLS), c) Sertifikasi Pediatric Advanced
kesalahan triage, f) Solusi untuk Life Support (PALS), d) Lulus Emergency
keselamatan pasien. Nurse Pediatric Course (ENPC) e) Lulus
Peneliti menggali pengalaman dan Trauma Nurse Core Curriculum (TNCC),
pemahaman perawat triage dalam f) Sertifikasi dalam keperawatan
melaksanakan triage pada pasien yang kedaruratan (Certification in emergency
datang ke Instalasi Gawat Darurat, dari nursing; CEN), g) Pengetahuan tentang
hasil wawancara didapatkan tema sbagai kebijakan intradepartemen, h) Pemahaman
berikut : 1) Keterampilan teknikal perawat tentang berbagai pelayanan kedaruratan
triage belum optimal, 2) Prinsip triage setempat, i) Keterampilan pengkajian yang
sudah efektif, 3) Kemampuan dalam tepat, j) Keterampilan dan efektif dalam
pemilahan pasien masih belum optimal, 4) komunikasi, hubungan antar pribadi,
Sarana dan prasarana, 5) Dampak dalam penanganan konflik, pendelegasian, dan
melakukan kesalahan triage, 6) Solusi pengambilan keputusan. Di samping itu,
untuk keselamatan pasien. perawat triage harus fleksibel, dapat
beradaptasi.

Kopertis Wilayah X 140


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (138-145)

2. Prinsip Triage Sudah Efektif 3. Kemampuan Dalam Pemilahan


Berdasarkan data hasil wawancara Pasien Masih Belum Optimal
dengan 3 partisipan, telah melakukan Berdasarkan hasil wawancara
prinsip ABCD. Berdasarkan hasil observasi dengan 3 partisipan, masih ditemukan
tanggal 05 Desember 2016 perawat triage melakukan kesalahan dalam pemasangan
atau triage officer juga telah menjalankan gelang. 2 partisipan mengatakan pernah
pemeriksaan mengkaji riwayat utama melakukan kesalahan dalam pemasangan
pasien, melihat keadaan umum dan warna gelang pada pasien.
mengkaji ABCD serta mengkaji TTV Seperti ungkapan beberapa
apabila di butuhkan pada setiap pasien yang partisipan berikut ketika ditanya tentang
datang ke Instalasi Gawat Darurat. kemampuan perawat dalam pemilahan
Seperti ungkapan beberapa pasien adalah sebagai berikut :
partisipan berikut ketika ditanya tentang
prinsip triase adalah sebagai berikut : “....kalau warna merah ≤ 1menit, kuning ≤
5menit, hijau ≤ 10menit.....” (P3)
“.....yang pertama tentu kita pilah dulu Berdasarkan hasil observasi tanggal
pasiennya, terus kita beri label warna, dan 05 Desember 2016 peneliti menemukan di
kita masukan keruangan trauma dan non ruang triage tidak terdapat perawat triage
trauma sesuai kasus.....”(P1) atau triage officer, di sana hanya terdapat
seorang satpam yang menunggu, perawat
Menurut hasil penelitian Hosnaniah triage tidak ada di tempat nya sehingga
(2014), karena triage harus dilakukan pasien yang dating di terima oleh satpam
dengan cepat dan akurat maka diperlukan dan dibawa ke dalam Instalasi Gawat
perawat yang berpengalaman dan Darurat.
kompeten dalam melakukan triage adalah Menurut penelitian Hosnaniah
perawat yang telah bersertifikat pelatihan (2014), hal ini mungkin dipengaruhi oleh
PPGD (Penanggulangan Pasien Gawat kurangnya pengalaman dan berfikiran jika
Darurat) atau BTCLS (Basic Trauma pasien sudah kritis bukan tugas perawat
Cardiac Life Support). Selain itu perawat yang harus menanganinya akan tetapi
triage sebaiknya mempunyai pengalaman dokter yang harus menanganinya, oleh
dan pengetahuan yang memadai karena karena itu perawat tidak mengerti tentang
harus terampil dalam pengkajian serta pelabelan yang diberikan oleh perawat.
mampu mengatasi situasi yang komplek Triage dilakukan untuk memilih
dan penuh tekanan. atau menggolongkan semua pasien yang
Menurut Oman (2008) triage membutuhkan bantuan dan menetapkan
komperhensif meliputi pengkajian awal prioritas penanganan masalahnya (Acosta,
dengan memperhatikan keadaan umum Duro, & Lima, 2012). Rumah sakit
pasien, jalan nafas (A, Airway), pernafasan terutama ruangan IGD mempunyai tujuan
(B, Breathing), sirkulasi (C, Circulation) agar tercapai pelayanan kesehatan yang
dan tingkat kesadaran/ disabilitas (D, seoptimal mungkin pada pasien yang
Disability). Semua merupakan unsur dilakukan secara cepat dan tepat serta
penting dalam survey primer. Kemudian terintegrasi dalam penanganan tingkat
dilakukan pengkajian riwayat pasien dan kegawatdaruratan sehingga mampu
pemeriksaan fisik yang mendalam, mencegah resiko kecacatan dan kematian
termasuk ekspose (E) dan tanda vital secara (to save life and limb) dengan respon time
lengkap (F, full-set of vital sign). Agar lebih selama 5 menit dan waktu definitive (Jordi
tepat, perawat dapat pula menilai tanda- et al., 2015)
tanda vital secara lengkap. Berdasarkan wawancara dengan 3
partisipan, 2 partisipan menyebutkan
respont time nya merah ≤ 1 menit, kuning ≤

Kopertis Wilayah X 141


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (138-145)

5 menit, hijau ≤ 10 menit, dan 1 partisipan mengawasi, dan minta kepada keluarga
mengatan respont time merah segera, tidak meninggalkan pasien terlalu lama.
kuning ≤ 30 menit, hijau ≥ 30 menit. Seperti ungkapan beberapa
partisipan berikut ketika ditanya tentang
4. Sarana Dan Prasarana dampak jika melakukan kesalahan triage
Berdasarkan hasil wawancara dan adalah sebagai berikut :
dokumentasi di triage Instalasi Gawat
Darurat RSUD Dr. Achmad Mochtar “.....kesalahan dalam triage itu sangat
Bukittinggi, 2 partisipan mengatakan beresiko terhadap pasien, pasien bisa
bahwa sarana prasarana di triage sudah meninggal,kecacatan pada pasien, kita
mendukung dan 1 partisipan mengatakan sebagai perawat pasti akan merasa
masih kurang. Dari hasil dokumentasi di bersalah kalau itu terjadi....” (P2)
dapatkan bahwa sudah terdapat kit
pemeriksaan sederhana di ruang triage Menurut penelitian Lombogia
seperti, stetoskop, tensi meter, (2016), bahwa keselamatan pasien
thermometer, dan handscone. Sudah merupakan sesuatu yang jauh lebih penting
terdapat pula brankar dan kursi roda di dari pada sekedar efesiensi pelayanan.
dekat ruang triage, label warna. Perilaku perawat dengan kemampuan
Seperti ungkapan beberapa perawat sangat berperan penting dalam
partisipan berikut ketika ditanya tentang pelaksanaan keselaamatan pasien. Perilaku
sarana dan prasarana di ruang IGD adalah yang tidak aman, lupa, kurangnya
sebagai berikut : perhatian/motivasi, kecerobohan, tidak
teliti dan kemampuan yang tidak
“......yaa sudah bagus itu dari segi sarana memperdulikan dan menjga keselamatan
dan prasarananya.....” (P2) pasien beresiko umtuk terjadinya kesalahan
akan mengakibatkan cidera pada pasien
Berdasarkan hasil penelitian Triastuti (Elrifda, 2011).
(2014), wawancara dan dokumentasi di
triage mengatakan bahwa sarana prasarana 6. Solusi Untuk Keselamatan Pasien
di triage sudah mendukung dari Berdasarkan hasil wawancara
hasil dokumentasi di dapatkan bahwa sudah dengan 3 partisipan mengenai solusi
terdapat kit pemeriksaan sederhana di keselamatan pasien 2 partisipan
ruang triage seperti, stetoskop, tensi meter, mengatakan pencegahan yang dapat
thermometer, oxymetry, dan handscone. dilakukan selalu perhatikan pasien,
Sudah terdapat pula brankar dan kursi roda perhatikan pegangan kiri dan kanan pada
di dekat ruang triage, tetapi label pada bed pasien, dan 1 partisipan mengatakan
korban missal di letakan di dalam Instalasi pencegahannnya adalah fokus.
Gawat Darurat yang seharusnya di Mengenai penanganan untuk
tempatkan di ruang triage. keselamatan pasien ke 3 partisipan
menjawab dengan berbeda-beda, yaitu
5. Dampak Dalam Melakukan partisipan 1 menjawab ‘’ditangani’’,
Kesalahan Triage partisipan 2 menjawab ‘’selalu kolaborasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan dokter jaga, dan partisipan 3
dengan 3 partisipan, dampak dalam menjawab ‘’adakan pelatihan triage untuk
melakukan kesalahan triage adalah pasien perawat lainnya.
bisa meninggal, bisa terjadi kejadian tidak Seperti ungkapan beberapa
diinginkan, kecatatan pada pasien. ke 3 partisipan berikut ketika ditanya tentang
partisipan mengatakan pihak lain yang Solusi untuk keselamatan pasien adalah
dapat membantu keselamatan pasien sebagai berikut :
adalah, minta bantuan sama keluarga untuk

Kopertis Wilayah X 142


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (138-145)

“.....kita minta kepada keluarga bisa meninggal, kecacatan pada pasien.


memperhatikan pasien, dan kita perhatikan Solusi untuk pencegahan dan penanganan
pegangan samping kanan dan kiri pasien untuk keselamatan pasien dapat lakukan
pastikan terkunci. Dan jangan sampai lupa, dengan kolaborasi dengan dokter, minta
kita selau koordinasi dengan dokter jaga. kepada pihak keluarga untuk menjaga
Disini karena keterbatasan tenaga jadi pasien, pastikan pegangan kiri dan kanan
wajar aja kita ada lupa, tapi tidak ada pasien terpasangkan, dan fokus.
terjadi pasien jatuh disini....” (P2)
UCAPAN TERIMA KASIH
Menurut penelitian Eliwarti (2016), Terlaksananya penelitian ini tidak terlepas
salah satu cara untuk pencegahan dalam dari dukungan berbagai pihak. Maka dari
keselamatan pasien adalah dengan itu peneliti mengucapkan terima kasih
identifikassi pasien dengan tepat. kepada Bapak/Ibu jajaran pimpinan STIKes
Identifikasi pasien dengan membedakan Fort De Kock yang telah memfasilitasi
pasien dengan pasien satu dengan yang lain peneliti untuk menunjang kelancaran
sehingga memperlancar dan mempermudah penelitian ini. Tidak lupa juga ucapan
dalam pemberian pelayanan kepada pasien. terima kasih kepada teman sejawat yang
Keamanan pelayanan dirumah sakit telah memberikan kontribusi secara moril
salahsatunya dimulai dari ketepatan dalam penelitian ini.
identifikasi pasien. Kesalahan identifikasi
pasien diawal pelayanan akan berdampak DAFTAR PUSTAKA
pada kesalahan pelayanan pada tahap Acosta, A. M., Duro, C. L. M., & Lima, M.
selanjutnya A. D. D. S. (2012). [Activities of the
nurse involved in triage/risk
SIMPULAN classification assessment in
Berdasarkan hasil penelitian yang emergency services: an integrative
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan review]. Revista Gaúcha de
bahwa keterampilan tekhnikal perawat Enfermagem / EENFUFRGS, 33(4),
pelaksana di ruang Instalasi Gawat Darurat 181–90.
belum optimal, karena masih banyak https://doi.org/10.1590/S1983-
perawat pelaksana yang belum 14472012000400023
mendapattkan pelatihan triage khusus,
ddan juga masih ada perawat yang hanya Afiyanti, Y & Rachmawati, I. 2014.
mendapatkan satu pelatihan saja. Perawat Metodologi Penelitian Kualitatif
triage juga sudah menjalankan prinsip Dalam Riset Keperawatan. Jakarta:
triage dengan seharusnya dengan Rajawali Pers
memeriksa memilah pasien,, nilai kondisi
umum pasien, periksa ABCDE, TTV, Astuti, Zulmah, et al. (2010). Pengalaman
pengkajian riwayat pasien, pasangkan Perawat Melakukan Triase Lima Level
gelang warna. Masih di temukan adanya Pada Pasien Dengan Nyeri Dada.
kesalahan dalam pemilahan triage, terlebih Program Stuti Magisternfakultas
pada pasien, pemasangan gelang, kurang Kedokteran. Universitas Brawijaya
tepatnya respon time tindakan. Sarana dan
prasarana di ruang triage telah memenuhi Azwar, A. 2011. Menuju Pelayanan
syarat, hanya untuk tata kelola ruangan Kesehatan Yang Lebih Bermutu. Ikatan
perlu renovasi umtuk diperbesar, dan jarak Dokter Indonesia.
anatara ruang triage dengan ruang
resusitasi tidak bboleh terlalu jauh. Dampak Bungin, 2012. Metode Penelitian
dalam melakukan kesalahan triage dapat Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
mempengaruhi keselamatan pasien, pasien Persada

Kopertis Wilayah X 143


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (138-145)

sectional study in four Swiss hospitals.


Departemen Kesehatan RI. 2006. Panduan Scandinavian Journal of Trauma,
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Resuscitation and Emergency
Sakit (Patien Safety). Medicine, 23(1), 62.
https://doi.org/10.1186/s13049-015-
Departemen Kesehatan RI. 2011. Panduan 0142-y
Nasional Keselamatan Pasien Rumah
Sakit. Jakarta Krisanty, et al. 2014. Asuhan Keperawatan
Gawat Darurat. Jakarta : Trans Info
Departemen Kesehatan RI. 2006. Media.
Penatalaksanaan Korban Bencana
Massal. Lombogia, A, et al. 2016. Hubungan
Perilaku Dengan Kemampuan
Eliwarti. 2016. Analisis Faktor-Faktor Perawat Dalam Melaksanakan
Yang Berhubungan Dengan Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Kepatuhan Perawat Dalam Penerapan Di Ruang Akut Instalasi Gawat
Identifikasi Pasien Diruang Rawat Darurat RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
Inap Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Manado. E-Journal Keperawatan (E-
Djamil Padang. Tesis. Universitas Kp) Volume 4 Nomor 2, Juli 2016
Andalas
Misrawati, et al. (2010). Hubungan Tingkat
Elrifda, S. (2011). Budaya Patient Safety Pengetahuan Dan Sikap Petugas
dan Karakteristik Kesalahan Kesehatan IGD Terhadap Trindakan
Pelayanan : Implikasi Kebijakan di Triage Berdasarkan Prioritas.
Salah Satu Rumah Sakit di Kota Jambi Program Studi Ilmu Keperawatan.
Patient Safety Culture and Healthcare Universitas Riau
Error Characteristics : Implication of
Policy at A Hospital Mustikawati, Y. 2011. Analisis Determinan
in. Kesmas , Jurnal Kesehatan Kejadian Nyaris Cidera Dan Kejadian
Masyrakat Nasional, 6(5), 67–76. Tidak Diharapkan Di Unit Perawatan
Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta.
Hafizurrachman, et al. 2011. Beberapa Depok, Universitas Indonesia
Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Perawat Dalam Menjalankan Nurhanifah, Dewi. 2015. Hubungan
Kebijakan Keperawatan Di Rumah karakteristik, beban kerja dan
Sakit Umum Daerah. J indon Med supervise dengan motivasi perawat
Assoc, Volume 61 Nomor 10, Oktober dalam melaksanakan triase di instalasi
2011. gawat darurat rsud ulin Banjarmasin.
Caring, Vol.2, No.1, September 2015.
Hosnaniah, Jazilahtul. 2014. Pelaksanaan Oman, K, et al. 2008. Panduan Belajar
Triage Di Unit Gawat Darurat Rumah Keperawatan Emergensi. Jakarta:
Sakit Reksa Waluya Kota Mojokerto. EGC

Potter and Perry. 2005. Buku Ajar


Jordi, K., Grossmann, F., Gaddis, G. M., Fundamental Keperawatan; Konsep,
Cignacco, E., Denhaerynck, K., Proses dan Praktek. Jakarta: EGC
Schwendimann, R., & Nickel, C. H.
(2015). Nurses’ accuracy and self- Pusponegoro, A. 2015. Manajemen
perceived ability using the Emergency Trauma . Jakarta: Sagung Seto
Severity Index triage tool: a cross-

Kopertis Wilayah X 144


Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (138-145)

Surat Keputusan Direktur RSUD Dr.


Achmad Mochtar (2016). Panduan
triase. Bukittinggi

Triastuti, Lidwina, et al. (2014). Studi


Fenomenologi Pengalaman Perawat
Dalam Melaksanakan Triage Di Igd
Rumah Sakit Santo Borromeus
Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia. No.


44. 2009. Tentang rumah sakit.

Kopertis Wilayah X 145

You might also like