Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Alqur’an, Allah tidak hanya menyuruh kita shalat dan puasa saja tetapi juga
mencari nafkah secara halal. Proses memenuhi kebutuhan hidup inilah yang kemudian
menghasilkan kegiatan kebutuhan seperti jual beli, produksi, distribusi, termasuk bagaimana
membantu dan menanggulangi orang yang tidak bisa masuk dalam kegiatan ekonomi, baik
itu dengan zakat, infaq, wakaf dan sedekah.
Namun dari perkembangan ilmu modern, ekonomi islam masih dalam tahap
pengembangan. Persolannya hanyalah karena ilmu ekonomi Islam ditinggalkan umatnya
terlalu lama. Berbagai pemerintahan di dunia Islam dari mulai kolonial penjajah hingga saat
ini senantiasa memisahkan Islam dari dunia ekonomi.
Di awal kemunculannya, ekonomi Islam mendapat tanggapan beragam dari para pakar
Islam. Tanggapan tersebut berakar pada perbedaan sudut pandang dalam memaknai konsep-
konsep dalam al-Qur’an dan al-Hadis. Perbedaan sudut pandang tersebut meliputi 3 hal.
Pertama Metodologi yang di pakai dalam membangun ekonomi Islam dan sistem ekonomi
Islam. Kedua Perbedaan tafsir konsep ekonomi yang ditemukan dalam al-Qur’an seperti
istilah khilafah dan implikasi kepemilikan. Ketiga penafsiran yang berbeda terhadap
bangunan sistem ekonomi. Dari perbedaan sudut pandang tersebut, setidaknya dalam
diskursus pemikiran ekonomi kontemporer terbagi menjadi 3 mazhab utama, pertama mazhab
Baqir Sadr yang berpandangan antara ekonomi dengan Islam sama sekali tidak ada
hubungannya. Kedua Mazhab Mainstreem yang dipelopori M.A Mannan dengan pola
pendekatan ekletisnya dan Ketiga mazhab alternatif-kritis yang di pelopori Dr. Timur Kuran.
Dari sudut tujuan ekonomi Islam pada dasarnya para pakar ekonom kontemporer sepakat
bahwa tujuan ekonomi Islam adalah mewujudkan kehidupan yang sejahterah (hayyah
toiyibah) baik di dunia maupun di akhirat. Dr. Muhammad Ruwasi Qal’aji salah satunya
menyatakan bahwa tujuan ekonomi Islam terdiri atas 3 hal yakni pertama mewujudkan
pertumbuhan ekonomi dalam Negara, kedua mewujudkan kesejahteraan manusia dan ketiga
mewujudkan mekanisme distribusi kekayaan yang adil.
B. Rumusan Masalah
1) Pengertian Ekonomi Islam?
2) Tujuan Ekonomi Islam ?
1
C. Tujuan Masalah
Dengan rumusan masalah tersebut maka akan didapatbeberapa manfaat darimakalah ini,
diantaranya:
1) Mengetahui Pengertian Ekonomi Islam
2) Apa Saja Tujuan Ekonomi Islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
“ kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia
dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain atas beberapa
derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sbagian yang lain. “
Pemeratan harta :
“ supaya harta itu jangan beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu “
2. Tujuan ekonomi islam, yang dirangkum dalam beberapa hal, diantaranya adalah :
a. Memastikan Kebutuhan Ummat Manusia
Ekonomi islam bertujuan agar manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Allah sendiri menjamin bahwa Allah akan terus memberikan rezeki dan juga
limpahan nikmat kepada manusia dengan asumsi bahwa manusia harus taat dan
terus berikhtiar dan meminta kepada Allah.
Landasan ekonomi islam adalah ketauhidan atau ketaatan kepada Allah.
Orang-orang yang taat dan beriman kepada Allah akan mendasarkan aktivitas
ekonominya berdasarkan kepada etika, keseimbangan, universalitas, dan keadilan
dalam melangkah. Tentu ia tidak akan asal-asalan dan juga serabutan dalam ikhtiar.
4
Untuk itu, pelaksanaan ekonomi islam adalah jaminan bahwa kebutuhan
manusia akan selalu terpenuhi dengan rezeki dan limpahan nikmat Allah asalkan
perekonomian tersebut dijalankan dengan benar.
a. Konsumsi manusia dibatasi sampai pada tingkat yang dibutuhkan dan bermanfaat
bagi kehidupan manusia.
5
b. Alat pemuas kebutuhan manusia seimbang dengan tingkat kualitas manusia agar
iamampu meningkatkan kecerdasan dan kemampuan teknologinya guna menggali
sumber-sumber alam yang masih terpendam
c. Dalam pengaturan ditribusi dan sirkulasi barang dan jasa, nilai-nilai moral harus
diterapkan
d. Pemerataan pendapatan dilakukan dengan mengingat sumber kekayaan seseorang
yang diperoleh dari usaha halal, maka zakat sebagai sarana distribusi pendapatan
merupakan sarana ampuh.
Menurut Nik Mustafa, islam berorientasi pada tujuan (goal oriented). Prinsip-
prinsip yang mengarahkan pengorganisasian kegiatan-kegiatan ekonomi pada tingkat
individu dan kolektif bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan menyeluruh yang
menyeluruh dalam tata sosial islam.
Secara umum tujuan-tujuan itu dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Menyediakan dan menciptakan peluang-peluang yang sama dan luas bagi semua
orang untuk berperan serta dalam kegiatan-kegiatan ekonomi.
2. Memberantas kemiskinan absolute dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar bagi
semua individu masyarakat.
3. Mempertahankan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan, dan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekonomi Islam pada dasarnya merupakan aktualisasi nilai-nilai Islam dalam aktifitas
kehidupan manusia dalam rangka mewujutkan kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat.
Perbedaan pandangan diantara para tokoh ekonom Islam pada dasarnya berakar pada 3
permasalah utama yang diantaranya adalah Pertama Metodologi yang di pakai dalam
membangun ekonomi Islam dan sistem ekonomi Islam. Kedua Perbedaan tafsir konsep
ekonomi yang ditemukan dalam al-Qur’an seperti istilah khilafah dan implikasi kepemilikan.
Ketiga penafsiran yang berbeda terhadap bangunan sistem ekonomi.
1. Menyediakan dan menciptakan peluang-peluang yang sama dan luas bagi semua
orang untuk berperan serta dalam kegiatan-kegiatan ekonomi.
2. Memberantas kemiskinan absolute dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar bagi
semua individu masyarakat.
3. Mempertahankan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan, dan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi.
7
Daftar Pustaka
http://www.pengertianpakar.com/2014/12/pengertian-dan-tujuan-ekonomi-islam.html
https://ekonomi-islam.com/pengertian-ekonomi-islam/
https://marx83.wordpress.com/2008/10/23/tujuan-ekonomi-islam/
https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/tujuan-ekonomi-islam