You are on page 1of 8

Thoharoh

A. Pengenalan Thoharoh
Dalam segi bahasa Thoharoh berarti bersih dan suci, sedangkan Thoharoh dalam segi
istilah adalah membersihkan diri dari hadats kecil maupun besar dan menghilangkan
najis dengan menggunakan bahan yang terdiri dari air, debu, batu dan benda padat yang
kasar.

Air yang boleh untuk bersuci( berthaharoh) ada tujuh macam, yaitu: (1) air hujan, (2) air laut,
(3) air sungai, (4) air sumur, (5) air mata air (sumber air), (6) air es (salju), (7) air embun.

Pembagian air Air tersebut dibagi menjadi 4, yaitu :

1. Air mutlak (air yang suci dan mensucikan), yaitu air yang masih murni, dan tidak bercampur
dengan sesuatu yang lain.
2. Air musyammas (air yang suci dan dapat mensucikan tetapi makhruh digunakan), yaitu air yang
dipanaskan dengan terik matahari di tempat logam yang bukan emas.
3. Air musta’mal (air suci tetapi tidak dapat mensucikan), yaitu air yang sudah digunakan untuk
bersuci.
4. Air mutanajis (air yang najis dan tidak dapat mensucikan), yaitu air telah kemasukan benda najis
atau yang terkena najis.

Thoharoh terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:


1. Wudlu
2. Tayammum
3. Mandi
4. Istinja
B. Wudlu
Wudlu menurut bahasa berarti sesuatu yang kecil, sedangkan wudlu menurut istilah
yaitu membersihkan diri dari hadats kecil.
1. Syarat sah Wudlu
a. Islam
b. Tamyiz; orang yang dapat membedakan sesuatu yang baik dan buruk.
c. Tubuhnya tidak dalam keadaan kotor, seperti terkena berak atau kencing
d. Tidak sedang dalam keadaan haid, nifas atau wiladah
e. Masuk waktu shalat, ini dikhususkan bagi yang sedang terkena beser atau
istihadloh.
f. Airnya suci
2. Rukun-rukun Wudlu
a. Niat, niat harus dilakukan bersamaan dengan membasuh muka
b.
c. Membasuh muka hingga merata
d. Membasuh kedua tangan hingga siku
e. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
f. Tertib
3. Sunah-sunah Wudlu
a. Membaca basmalah sebelum melakukan wudlu
b. Membersihkan telapak tangan ketika memasukkannya ke tempat wudlu
c. Membersihkan mulut dan hidung terlebih dahulu dengan air
d. Mengusap semua rambut kepala
e. Mengusap kedua telinga
f. Dilakukan secara berkesinambungan dalam waktu yang sama
g. Meratakan air ke dalam sela-sela jenggot yang lebat
h. Mengalirkan air hingga merata ke sela-sela jari kedua tangan dan kaki
i. Mendahulukan anggota sebelah kanan dengan mengakhiri anggota kiri
j. Semua pelaksanaan wudlu dilakukan sebanyak tiga kali
k. Melakukan sikat gigi terlebih dahulu
l. Membaca doa setelah wudlu

4. Hal-hal Yang Membatalkan Wudlu


a. Mengeluarkan segala sesuatu dari salah satu dua jalan, yaitu kelamin dan jalan
belakang
b. Hilang akal yang disebabkan oleh tidur, mabuk atau lainnya.
c. Bersentuhan kulit dengan seseorang dengan lawan jenisnya yang tidak mahram
dengan tidak memakai penghalang apapun
d. Menyentuh kelamin dan anus manusia walaupun miliknya sendiri dengan
menggunakan telapak tangannya sendiri.

Tayammum

Menurut bahasa adalah menyengaja atau bermaksud. Sedangkan dalam segi istilah adalah meratakan
debu ke wajah dan kedua tangan dengan syarat-syarat tertentu.

Syarat-syarat Tayammum

a. Adanya udzur (hal-hal yang memperbolehkan seseorang melakukan sesuatu yang dilarang),
seperti dalam perjalanan atau sedang sakit. Firman Allah:
b. Menggunakan debu yang suci
c. Waktu shalat tiba dan dia belum menemukan air untuk berwudlu
d. Menggunakan dua debu yang berbeda, pertama untuk wajah dan kedua untuk tangan hingga
siku. Hal ini sesuai dengan sabda nabi:
Rukum tayammum

a. Niat untuk melaksanakan tayammum. Niat tayammum yaitu


b. Mengusapkan debu hingga rata ke seluruh wajah
c. Mengusapkan debu dengan rata kedua tangan hingga ke dua siku
d. Tertib

Sunah tayammum

a. Membaca basmalah
b. Mendahulukan anggota kanan dengan mengakhirkan anggota kiri
c. Dilakukan dengan berurutan (tidak diselingi apapun).

Hal-hal yang membatalkan tayammum

a. Semua yang membatalkan wudlu berarti membatalkan tayammum


b. Melihat air sebelum melaksanakan shalat
c. Murtad

Penggunaan tayamum

Tayammum hanya bisa untuk shalat wajib sekali, sedangkan untuk shalat sunah boleh beberapa kali .
pendapat tersebut berdasarkan pada kata-kata Ibnu Abbas, ia berkata:

MANDI

Yang dinamakan mandi adalah mengalirkan air ke seluruh badan untuk menghilangakan hadats besar.

Terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Mandi wajib(mandi besar)


b. Mandi sunnah

Sebab orang diwajibkan mandi besar

a. Melakukan persetubuhan
b. Mengalami mimpi basah atau mengeluarkan sperma
c. Selesai menstruasi
d. Nifas
e. Mati

Rukun madi wajib

a. Niat
b. Mengalirkan air keseluruh tubuh hingga meresap ke dalam kulit.
c. Menghilangkan najis yang melekat ke tubuhnya.

Sunah mandi wajib

a. Membaca basmalah terlebih dahulu


b. Melaksanakan wudlu terlebih dahulu
c. Membasuh kedua tangan sebelum memasukkanya ke dalam bejana
d. Menggosok seluruh tubuh dengan tangan dan sabun
e. Dilakukan dengan tertib
f. Mendahulukan sebelah kanan dan diakhiri sebelah kiri

Catatan apabila mandi bersama dengan yang lain (banyak) tidak boleh membuka auratnya (tanpa
pakai penutup aurat)

Mandi sunah

Seseorang disunahkan mandi pada waktu akan melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

a. Akan melaksanakan shalat jum’at


b. Akan melaksanakan shalat hari raya
c. Akan melaksanakan shalat Istisqa (minta hujan)
d. Akan melaksanakan shalat gerhana matahari dan bulan
e. Setelah memandikan mayit
f. Orang yang akan masuk islam
g. Setelah sembuh dari gila dan ayan
h. Ketikan akan melaksanakan ihram
i. Ketika akan memasuki kota Mekkah
j. Ketika akan melaksanakan wuquf di Arafah
k. Ketika akan melempar jumrah (bagi jamaah haji dan umroh)
l. Akan melaksanakan thawaf di Ka’bah

Hukum dan Jenis darah yang keluar dari rahim wanita


a. Darah haid(menstruasi)
b. Darah nifas(darah yang keluar setelah melahirkan)
c. Darah istihadloh(darah penyakit)

Darah Haid
Haid dalam segi bahasa berarti mengalir, sedangkan haid dalam segi istilah yaitu darah
yang keluar dari pintu rahim seorang wanita dengan cara yang sehat.
Haid merupakan proses kejadian alamiah yang pasti akan dialami oleh seorang wanita
yang sehat. Hal ini dikarenakan haid merupakan sebuah pertanda awal bagi wanita yang
akan menginjak kearah dewasa.
Bilangan haid yang paling sedikit adalah sehari semalam (24 jam) berarti wanita yang
mengeluarkan darah yang kurang dari 24 jam belum bisa dinamakan darah haid dan dia
wajib melakukan perbuatan yang dilakukan oleh wanita yang dalam keadaan suci.
Sedangkan kebiasaanya adalah enam atau tujuh hari. Demikian menurut pendapat Imam
Syafi’i yang mengadakan penelitian di Mekkah dan Mesir. Dan bagi kebanyakan wanita
Indonesia, kebiasaan haidnya adalah 9 atau 11 hari.
Bilangan haid yang paling banyak adalah 15 hari, dan bagi wanita yang mengeluarkan
cairan darah yang lebih dari 15 hari itu, maka dihitung dari hari ke-16 hingga selesai
dinamakan darah istihadloh.

Warna darah haid


a. Hitam, kebanyakan adalah darah yang pertama kali keluar
b. Merah
c. Abu-abu, merah kekuning- kuningan
d. Kuning tua
e. Kuning muda, merupakan darah yang terakhir keluar

Sifat-sifat darah

a. Kental dan berbau amis


b. Cair dan berbau amis
c. Kental dan tidak berbau amis
d. Cair dan tidak berbau amis
e. Berbentuk gumpalan gumpalan

Darah nifas

Merupakan darah yang keluar dari rahim seorang wanita setelah melahirkan. Disamping
itu darah nifas dihukumi sama seperti haid dalam keharamanya dalam melaksanakan
sesuatu. Hal ini dikarenakan nifas merupakan kumpulan dari haid yang terpendam selama
dia mengandung bayinya.

Darah nifas yang paling sedikit keluarnya adalah satu tetes darah, sedangkan
kebiasaanya adalah 40 hari. Adapun darah nifas yang paling banyak adalah 60 hari. Dari hal
ini dapat diketahui bahwa orang yang mengeluarkan darah yang melebihi 60 hari maka
kelebihan itu dihitung sebagai darah istihadloh.
Darah Istihadloh

Merupakan darah yang keluar di luar kebiasaan, yaitu tidak pada masa haid dan bukan pula
karena melahirkan , dan umumnya darah ini keluar ketika sakit, sehingga sering disebut
darah penyakit. Darah istihadloh seorang wanita itu ibarat penyakit beser bagi seorang laki-
laki.

Wanita yang mengalami istihadhah ini dihukumi sama seperti wanita suci, sehingga ia tetap
harus shalat, puasa, dan diperbolehkan berhubungan inti

Keharaman bagi wanita yang mengalami haid dan nifas

Seseorang yang sedang mengalami haid atau nifas diharamkan untuk melakukan hal dan
perbuatan sebagai berikut:

a. Melaksanakan shalat
b. Melaksanakan thowaf di ka’bah
c. Menyentuh, membawa, dan membaca al-qur’an yang tidak mempunyai terjemahan
d. Melaksanakan I’tikaf di masjid
e. Bersetubuh

Najis
Najis menurut bahasa yaitu semua yang kotor. Najis menurut istilah yaitu semua yang
haram untuk dimakan secara mutlak, atau mungkin tidak karena haramnya atau kotornya
atau mudaratnya pada badan atau akal
Beberapa yang termasuk najis
a. Semua yang keluar dari kubul dan dubur seperti air kencing , feses, darah.
b. Muntah- muntah
c. Babi, anjing
d. Bangkai
e. Khamr
Jenis najis dibedakan menjadi

Najis ringan (Mukhafaffah), yaitu naijs yang cara mensucikannya cukup memercikan air kepada
tempat atau benda yang di kenainya. Contoh najis ini adalah kencing bayi laki-laki yang belum
makan makanan, kecuali asi.
Najis sedang (Mutawassithah), yaitu najis yang cara mensucikannya dengan membersihkan najis itu
terlebih dahulu, kemudian mengalirkan air kepada tempat yang dikenainya.
Najis berat (Mughaaladzah), yaitu najis yang harus dibersihkan dengan air sebanyak 7 kali, salah
satunya dicampur dengan tanah. Contoh najis ini adalah terkena air liur anjing atau jilatan anjing.
Najis yang dimaafkan (Ma’fu), yaitu najis yang dimaafkan karena sulit untuk mengenalinya. Contoh
najis ini adalah terkena percikan najis dijalanan.
c.Cara menghilangkan najis
-Dibersihkan hingga hilang bau, rasa, dan warnanya. Bila telah diupayakan tetapi masih ada sedikit,
tidaklah mengapa.

-Untuk liur anjing, dibasuh 7 kali dan salah satunya dengan menggunakan tanah.

-Istinja’
Artinya membersihkan kubul dan dubur sesudah buang air besar atau kecil. Nabi bersabda

Istinja’ (membersihkan kubbul-dubur sesudah buang air ) yang lebih baik dengan batu kemudian
diteruskan dengan air. Apabila keluar kotoran dari salah satu dua jalan, wajib istinja’ dengan air atau
dengan tiga buah batu, yang lebih baik mula-mula dengan batu atau sebagainya kemudian diikuti
dengan air. (Sulaiman Rasjid, 1981:37)

Pelaksanaannya:

1.Dilakukan dengan tangan kiri.

2.Tidak dengan menghadap kiblat.

3.Menggunakan air.

4.Boleh dan mencukupi dengan menggunakan 3 buah batu atau sesuatu yang lain. Pengertian 3
buah batu adalah tiga usapan, ini sudah mencukupi tidak menggunakan tiga batu, sebab maksud
istinja’ ini adalah membersihkan kotoran atau najis

Adab buang air

Adab buang air:


1. Sunnah mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke dalam kamar mandi, mendahulukan kaki kanan
ketika keluar dari kamar mandi.
2. Tidak berbicara selama ada di dalam kamar mandi.
3. Memakai alas kaki.
4. Hendaklah jauh dari orang sehingga bau kotoran tidak sampai kepadanya.
5. Tidak buang air di air yang tenang.
6. Tidak buang air di lubang lubang tanah.
7. Tidak buang air di tempat perhentian.
Hadas

Keadaan diri pada seorang muslim yang menyebabkan ia tidak suci, dan tidak sah untuk mengerjakan
shalat.

a.Macam-macam hadas kecil diantaranya:


-Mengeluarkan sesuatu dari qubul atau dubur, meskipun kentut.
-Tidur nyenyak, dengan miring ataupun telentang (hilang akal)
-Menyentuh kemaluan
Cara bersuci dari hadas kecil seperti diatas dengan cara berwudhu atau tayamum

b.Macam-macam hadas besar diantaranya:


-Bersetubuh
-Keluar mani
-Haid/Nifas
Cara bersuci dari hadas besar seperti diatas dengan cara mandi besar.

You might also like