You are on page 1of 13

Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud Arterisklerosis ?


2. Etiologi arterisklerosis
3. Patofisiologi Arterisklerosis
4. Manifestasi klinik Arterisklerosis
5. Komplikasi Aterisklerosis
6. Penatalaksanaan aterisklerosis
7. Asuhan Keperawatan aterisklerosis

Tujuan

1. Menjelaskan Aterisklerosis
2. Menjelaskan etiologi aterisklerosis
3. Menjelaskan Patofisiologi aterisklerosis
4. Menjelaskan Manifestasi aterisklerosis
5. Menjelaskan komplikasi aterisklerosis
6. Menjelaskan penatalaksanaan aterisklerosis
7. Menjelaskan Asuhan keperawatan aterisklerosis

Pembahasan

A. Aterisklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu kondisi dimana terjadi penyempitan pada
pembuluh darah yang di akibatkan oleh timbunan lemak yang terakumulasi di
dalam dinding pembuluh darah sehingga dapat menghambat aliran darah.

Aterosklerosis dapat terjadi pada pembuluh darah arteri di dalam tubuh


dimana saja, termasuk di otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya. Jika
aterosklerosis terjadi pada pembuluh darah arteri yang ada di dalam otak dan
menuju ke otak maka dapat mengakibatkan stroke. Sedangkan, jika terjadi pada
pembuluh darah arteri yang ada di jantung maka akan terjadi penyakit jantung
coroner.

Pembuluh darah yang paling sering terjadi aterosklerosis biasanya adalah


pembuluh darah arteri coroner jantung, aorta, dan arteri-arteri serbrum yang ada
di dalam otak.
B. Etiologi

Aterosklerosis terjadi ketika sel darah putih yang disebut dengan monosit yang
semula berada di dalam aliran darah menempel di dalam dinding pembuluh darah
arteri dan menjadi kumpulan sel-sel yang dapat mengumpulkan lemak yang ada di
dalam aliran darah.

Selanjutnya, sel monosit yang bercampur dengan lemak ini akan terkumpul, dan
berakumulasi sehingga menyebabkan kumpulan dan dapat menghambat aliran
darah di dalam dinding arteri.

Area penyumbatan pembuluh darah atau yang biasa disebut plak aterosklerotik
atau atheroma kemudian terisi dengan sejumlah zat seperti lemak, kolesterol, sel-sel
otot polos dan sel-sel jaringan ikat yang ada di aliran darah.

Ateroma bisa bisa terjadi di dalam arteri baik yang ukurannya sedang hingga
arteri besar. Akan tetapi, ateroma biasa terbentuk di daerah-daerah percabangan,
mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri,
sehingga di daerah ini lebih mudah terbentuk atheroma atau plak-plak.

Arteri yang terjadi aterosklerosis kemudian akan kehilangan elastisitasnya


karena ateroma terus bertambah, sehingga arteri dapat mengalami penyempitan.
Jika atheroma terjadi dalam waktu lama, endapan kalsium juga akan tertahan di plak
tersebut, sehingga ateroma menjadi rapuh dan dapat rupture atau pecah.

Ateroma yang mengalami rupture bisa menghasilkan kandungan lemak dan


dapat memicu pembentukan bekuan darah atau thrombus dan selanjutnya bekuan
ini dapat mempersempit bahkan menyumbat arteri, dan bekuan darah tersebut akan
terlepas dan mengalir bersama aliran darah sehingga menyebabkan sumbatan di
tempat lain.

Selain factor penyebab diatas, ada juga beberapa factor risiko yang dapat
meningkatkan terjadinya aterosklerosis yaitu:

 penyakit darah tinggi atau hipertensi


 Kolesterol tinggi
 Riwayat perokok
 Penyakit diabetes mellitus atau kencing manis
 Obesitas atau kegemukan
 Kurang atau tidak olah raga
 Lanjut usia

C. Patofisiologi

Akibat langsung aterosklerosis pada arteri meliputi penyempitan (stenosis) lumen, obstruksi
oleh trombosis, aneurisma (dilatasi abnormal pernbuluh darah), ulkus dan ruptur. Akibat tidak
langsungnya adalah malnutrisi dan fibrosis organ yang disuplai oleh arteri yang sklerotik
tersebut. Semua sel yang berfungsi aktif memerlukan suplai darah yang kaya akan nutrisi dan
oksigen dan peka terhadap setiap penurunan suplai nutrisi tersebut. Bila penurunan tersebut
berat dan permanen, sel-sel tersebut akan mengalami nekrosis (kematian sel akibat kekurangan
aliran darah) dan diganti oleh jaringan fibrosa yang tidak memerlukan banyak nutrisi.
Aterosklerosis terutama mengenai arteri utama sepanjang. percabangan arteri dalam berbagai
derajat keparahannya, biasanya berbentuk bercak-bercak. Cabang arteri biasanya hanya terkena
pada bagian bifurcation.
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Timbunan ini,
dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrien oleh sel-sel endotel yang
menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena
timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan
mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan
aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung
terjadi pembentukan bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi
intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupa¬kan komplikasi tersering
aterosklerosis.
Berbagai teori mengenai bagaimana lesi aterosklerosis terjadi telah diajukan, tetapi tidak
satupun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang mungkin, adalah pembentukan
trombus pada permukaan plak; konsolidasi trombus akibat efek fibrin; perdarahan ke dalam
plak; dan penimbunan lipid terus menerus. Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka debris
lipid akan terhanyut dalam
aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler di sebelah distal plak yang pecah.
Struktur anatomi arteri koroner membuatnya rentan terhadap mekanisme aterosklerosis. Arteri
tersebut berpilin dan berkelok-kelok saat memasuki jantung, menimbulkan kondisi yang rentan
untuk terbentuknya ateroma.
D. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala klinis yang dapat kita lihat dari penyakit aterosklerosis
kompleks ini adalah penyakit jantung coroner dan juga stroke. Sebelum
terjadinya penyempitan atau penyumbatan aliran darah secara mendadak,
aterosklerosis tidak menimbulkan gejala.

Gejala yang dapat di timbulkan tergantung dari lokasi terbentuknya ateroma,


sehinnga gejala yang muncul dapat berupa gejala penyakit jantung, otak, tungkai
atau tempat lainnya.

Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri sebagian besar atau


keseluruhan lumen arteri, bagian tubuh yang diperdarahi arteri tersebut tidak
akan mendapatkan darah dalam jumlah yang cukup, maka bagian tubuh tersebut
tidak akan mendapatkan asupan nutrisi serta oksigen yang memadai.
Gejala awal yang dapat timbul dari aterosklerosis bisa berupa nyeri atau kram
yang terjadi pada bagian tubub tertentu seperti tungkai saat aliran darah tidak
dapat mencukupi kebutuhan oksigen bagian tubuh tersebut. Akan tetapi jika
penyumbatan arteri terjadi secara tiba-tiba oleh sebuah bekuan yang menyumbat
arteri, maka gejalanya akan timbul secara mendadak dan tiba-tiba seperti stroke
dan juga angina.

E. Komplikasi

Komplikasi yang dapat di akibatkan oleh aterosklerosis antara lain adalah:

 Penyakit jantung koroner atau tersumbatnya pembuluh jantung


 Kerusakan organ seperti ginjal, otak, hati dan usus
 Angina atau serangan jantung
 Stroke
 Terlalu sedikit aliran darah di tungkai
 Serangan iskemik sesaat seperti transient ischemic attack dan TIA

F. Pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya


aterosklerosis dapat dilakukan dengan cara:

 ABI (ankle-brachial index) yaitu dilakukan pengukuran tekanan darah di


pergelangan kaki dan pergelangan lengan.
 Pemeriksaan doppler di daerah yang terkena aterosklerosis
 skrening ultrasonik duplex
 CT scan di daerah yang terkena aterosklerosis
 Arteriografi resonansi magnetic dan arteriografi di daerah yang terkena
aterosklerosis
 IVUS (intravascular ultrasound).

G. Penatalaksanaan
Pada tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya dengan membentuk
pembuluh darah baru di daerah yang terkena. Bisa diberikan obat-obatan untuk
menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah seperti kolestiramin,
kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, dan lovastatin.

Untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah, dapat diberikan obat-


obatan seperti aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan.
Sementara angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan
aliran darah yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu
pembedahan untuk mengangkat endapan.

Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri


atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna
menghindari arteri yang tersumbat.

H. Asuhan Keperawatan

Untuk selanjutnya langsung saja saya paparkan bagaimana konsep Asuhan


Keperawatan Aterosklerosis Menggunakan Aplikasi Nanda NIC NOC yang saya
dapat dari literature-literatur.

Identitas Klien

Silahkan masukkan identitas klien mulai dari nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan,
tempat tiinggal, dan lain-lain. Identitas klien disini dapat menjadi penunjang informasi
dalam memberikan asuhan keperawatan.

Keluhan Utama

Keluhan utama yang dapat muncul pada pasien aterosklerosis tergantung dimana
lokasi aterosklerosis terjadi. jika terjadi pada arteri jantung maka akan menimbulkan
nyeri dada. Jika terjadi pada pembuluh darah otak akan menyebabkan kepala pusing
hingga stroke. Dan jika terjadi pada pembuluh darah tugkai akan muncul kram atau
kesemutan pada tungkai tersebut.

Riwayat penyakit masa lalu

Riwayat penyakit masa lalu seperti hipertensi, DM, Hiperkolesterol, dan lain-lain.

DATA FOKUS PENGKAJIAN ASKEP ATEROSKLEROSIS MENGGUNAKAN 13


DOMAIN NANDA
PROMOSI KESEHATAN
Data Subjektif:
Pengetahuan tentang penyakit biasanya kurang

DO:
TTV : TD tinggi jika ada riwayat hipertensi
KU biasanya tampak sakit sedang hingga berat

NUTRISI
DS:
Anoreksia, mual, muntah

DO:
Tampak tidak nafsu makan

AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

Tidur dan istirahat


DS:
Susah tidur karena nyeri dada atau pusing

DO:
Tampak susah tidur

Aktivitas
DS:
Kelelahan dan kelemahan dalam aktivitas

DO:
Penampilan umum selama beraktivitas tampak lemah
Postur dan gaya berjalan tampak sempoyongan

Kardiovaskular
DS:
Riwayat penyakit jantung atau pembuluh darah
DO:
TD dapat naik atau normal, takikardi

KENYAMANAN
DS:
Nyeri dada, kepala dan tungkai
Rasa tidak nyaman pada tungkai dan bagian tubuh lain

DO:
Tampak nyeri dada, gelisah dan lain-lain

DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN


ATEROSKLEROSIS

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi


2. Kelelahan berhubungan kondisi penyakit
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN ATEROSKLEROSIS

Diagniosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi

Tujuan & kriteria hasil NOC

Setelah diberikan perawatan pasien akan:


Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
Indicator 1 2 3 4 5
Mengenali awitan nyeri
Menggunakan tindakan
pencegahan
Melaporkan nyeri dapat
dikendaikan

Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:


1 sangat berat
2 berat
3 sedang
4 ringan
5 tidak ada
Indicator 1 2 3 4 5
Ekspresi nyeri pada wajah
Gelisah atau ketegangan
otot
Durasi episode nyeri
Merintih dan menangis
gelisah

 memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai


kenyamanan
 mempertahankan nyeri pada ….atau kurang (dengan skala 0-10)
 melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
 mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi
factor tersebut
 melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan
 melaporkan pola tidur yang baik

Intervensi Keperawatan NIC

Pengkajian

 Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk


mengumpulkan informasi pengkajian
 Minta pasien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10.
 Gunakan bagan alir nyeri untuk mementau peredaan nyeri oleh analgesic dan
kemungkinan efek sampingnya
 Kaji dampak agama, budaya dan kepercayaan, dan lingkungan terhadap nyeri
dan respon pasien
 Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat
perkembangan pasien
Manajemen nyeri:

 lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik,


awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan factor
presipitasinya
 Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang
tidak mampu berkomunikasi efektif

Penyuluhan untuk pasien/keluarga

 Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum,
frekuensi, frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan
interaksi obat, kewaspadaan khusus saat mengkonsumsi obat tersebut dan
nama orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri membandel.
 Instruksikan pasien untuk menginformasikan pada perawat jika peredaan nyeri
tidak dapat dicapai
 Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri
dan tawarkan strategi koping yang ditawarkan
 Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesic narkotik atau oploid (resiko
ketergantungan atau overdosis)

Manajemen nyeri:

 Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan
berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur
 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (relaksasi, distraksi, terapi)

Aktivitas kolaboratif

 Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (missal,
setiap 4 jam selama 36 jam) atau PCA

Manajemen nyeri:

 Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat


 Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini
merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu

Perawatan dirumah

 Intervensi di atas dapat disesuaikan untuk perawatan dirumah


 Ajarkan klien dan keluarga untuk memanfaatkan teknologi yang diperlukan
dalam pemberian obat

Diagnosa 2 : Kelelahan berhubungan kondisi penyakit

Tujuan dan kriteria hasil NOC

Setelah dilakukan perawatan pasien akan:

 Beradaptasi dengan keletihan yang dibuktikan oleh toleransi aktivitas,


ketahanan, dan status nutrisi (energy dan energy psikomotor)
 Menunjukkan penghematan energy yang dibuktikan dengan indicator sebagai
berikut:

Indikator 1 2 3 4 5
Mempertahankan nutrisi
Keseimbangan antara aktivitas dan
istirahat
Menggunakan teknik penghematan
energy
Mengadaptasi gaya hidup dengan
tingkat energy
Melaporkan ketahanan yang
adekuat untuk aktivitas

Intervensi Keperawatan NIC

Pengkajian

 Kaji dampak keletihan pada kualitas hidup

Manajemen energy (NIC):

 Pantau bukti adanya keletihan fisik dan emosi yang berlebihan pada pasien
 Pantau respon kardiorespirasi terhadap aktivitas missal takikardi, disritmia,
dyspnea pucat dan sesak napas)
 Pantau dan catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya
 Pantau lokasi dan sifat ketidaknyamanannya atau nyeri selama bergerak dan
beraktivitas
 Tentukan persepsi pasien pada orang terdekat pasien tentang penyebab
keletihan
 Pantau asupan nutrisi untuk menjamin keadekuatan sumber energy
 Pantau pemberian dan efek stimulant dan depresan

Penyuluhan untuk pasien dan keluarga

 Jelaskan hubungan antara keletihan dan proses penyakit

Manajemen energy:

 Ajarkan pasien dan orang terdekatnya untuk mengenali tanda dan gejala
keletihan yang memerlukan pengurangan aktivitas
 Ajarkan pengaturan aktivitas dan teknik manajemen waktu untuk mencegah
keletihan

Aktivitas kolabiratif

 Ingatkan praktisi lain untuk menyadari dampak keletihan


 Lakukan perujukan ke terapi keluarga jika keletihan telah mengganggu fungsi
keluarga
 Lakukan perujukan ke perawatan psikiatrik jika keletihan sangat mengganggu
hubungan klien
 Manajemen energy (NIC): konsultasikan dengan ahli gizi tentang cara untuk
emningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi

Aktivitas lain

 Dukung pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan sehubungan


dengan perubahan hidup yang disebabkan oleh keletihan
 Bantu pasien dalam mengidentifikasi tindakan yang dapat meningkatkan
konsentrasi
 Dukung pembatasan iteraksi social pada saat interaksi tinggi
 Dukung pasien untuk melaporkan aktivitas serta awitan nyeri yang meningkatkan
dan menimbulkan keletihan
 Rencanakan aktivitas yang mengurangi keletihan yang meliputi:
 Bantu aktivitas ADLs sesuai dengan kebutuhan
 Kurangi aktivitas yang prioritasnya rendah
Manajemen energi:

 Kurangi ketidaknyamanan fisik yang dapat mengganggu fungsi kognitif dan


pemantauan atau pengaturan aktivitas diri
 Bantu pasien dan orang terdekatnya untuk membuat tujuan kegiatan yang
realistis
 Berikan aktivitas hiburan yang menenangkan
 Tingkatkan tirah baring dan pembatasan aktivitas
 Cegah aktivitas perawatan selama periode istirahat terjadwal
 Batasi stimulus lingkungan
 Batasi jumlah pengunjung jika perlu

Perawatan dirumah

 Diskusikan bersama pasien dan keluarga tentang cara memodifiksi lingkungan


rumah untuk mempertahankan aktifitas dan meminimalkan keletihan
 Kaji lingkungan rumah untuk adanya factor yang dapat meningkatkan keletihan
 Jika nyeri kronik merupakan etiologi keletihan rujuk ke program manajemen nyeri
di komunitas
 Bekerja sama dengan klien dan keliarga untuk emnetukan prioritas aktivitas
berdasarkan harapan realitas kemampuan klien
 Dorong keluarga untuk mempertahankan klien terlibat didalam rutinitas keluarga
seoptimal mungkin
 Bantu klien menjadi asertif dalam menetapkan batasan pada tuntutan orang lain
 Rujuk pada layanan bantuan rumah tangga dan layanan bantuan kesehatan
keluarga

Itulah Askep Aterosklerosis Aplikasi Nanda NIC NOC yang dapat saya sampaikan,
mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi anda.

Sumber:
Sumber: Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Alih
Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.
Doenges, EM, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
https://banyumasperawat.wordpress.com/2009/07/22/form-pengkajian-13-domain-
nanda/ di edit oleh admin portalperawat.com

You might also like