You are on page 1of 7

PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENINGKATAN KEMAMPUAN

BERSAING PRODUK UMKM DALAM MEMASUKI


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

Kartawan1
Lucky Radi R2
Dian Kurniawan3
1,2,3
Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Abstrak

Penelitian ini bertujuanuntukmendeskripsikan secara empiris pemahaman para pengusaha


akan persaingan usaha di era Masyarakat ekonomi Asean (MEA), pentingnya pengendalian
kualitas dan pengemasan, mengetahui pengaruh pengendalian kualitas dan pengemasan
produk terhadap kemampuan bersaing. serta memperoleh solusi untuk meningkatkan
kemampuan bersaing produk UMKM di era MEA. Penelitian ini menggunakan metode survei
dengan teknik pengumpulan data melaluiwawancarara dengan para pimpinan perusahaan
dan pimpinan Inopak Institute serta pihak-pihak terkait, penyebaran kuesioner dan
melakukan observasi langsung ke objek penelitian. Populasi penelitian adalah para
pengusaha UMKM mitra kerja Inopak Institute, dengan sampel pengusaha UMKM yang
berdomisili di Priangan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian UMKM belum
memahami bagaimana persaingan di era MEA, para UMKM telah menyadari pentingnya
pengendalian kualuitas dan pengemasan produk, sehingga mereka telah menjalankannya
walaupun belum optimal.Pengendalian kualitas dan pengemasan berpengaruh terhadap
kemampuan bersaing.

Kata kunci: Kemampuan Bersaing, Pengendalian Kualitas, Pengemasan

BUSINESS DEVELOPMENT THROUGH THE INCREASING OF


UMKM PRODUCT COMPETITIVE ABILITY IN FACING ASEAN
ECONOMIC COMMUNITY

Abstract

This study aims is to describe the understanding of business competition empirically to the
entrepreneurs concerning the ASEAN Economic Community (MEA), the importance of quality
control and packaging, knowing the influence of quality control and product packaging to the
ability to compete. as well as obtain solutions to improve the competitiveness of UMKM
products in the era of MEA. The study used survey method with datacollecting technique
through interview with corporate leaders and leaders of Inopak Institute and related parties,
distributing questionnaires and doing direct observation to the research object. The
population of the research is the entrepreneurs of UMKM partners of Inopak Institute, with a
sample of UMKM entrepreneurs who are domicile in East Priangan. The results show that
some MSMEs do not understand how the competition in the era of MEA, UMKM
entrepreneurs have realized the importance of controlling the quantity and packaging of
products, so they have run it although not yet optimal. Quality control and packaging affect
the ability to compete.

Keywords: Competitive Ability, Quality Control, Packaging

104 Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 21 No.2, Agustus 2016


PENDAHULUAN ruh masyarakat Indonesia (Kartawan,
2016).
Dalam perekonomian domestik pe- Saat ini UMKM dalam kegiatannya
ran UMKM semakin meningkat terutama menghasilkan beragam produk yang
setelah krisis tahun 1997. Berdasarkan Sesungguhnya memiliki potensi dan
data kementerian UMKM, pada tahun kemampuan yang tidak kalah dengan
2008 jumlah UMKM sebanyak UMKM asing. Ada dua hal utama yang
51.409.612 unit dan pada tahun 2009 menyebabkan UMKM kita kalah bersaing
menjadi 52.764.603 yang menyerap dengan produk impor, yakni : kemasan
tenaga kerja sebanyak 94.024.278 orang, produk dan pengendalian kualitas.
dan memberikan kontribusi terhadap Banyak produk yang dihasilkan negara
produk domestik bruto sebesar tetangga sama dengan yang kita hasilkan,
2.613.226,1 milyar rupiah meningkat tapi produk mereka dikemas dengan
menjadi 2.993.151,7 milyar rupiah tahun baikdan kualitas tidak konsisten.
2009 (Kementerian KUKM, 2011). Saat ini MEA telah diberlakukan
Peran UMKM sebenarnya sangat tanpa seremonial, seolah-olah ekonomi
besar bagi perekonomian Indonesia, teru- berjalan biasa-biasa saja. Pemberlakuan
tama dalam penyerapan tenaga kerja dan MEA ini membuka peluang bagi usaha-
sebagai katup penyelamat dalam proses usaha lokal untuk memperluas pasarnya
pemulihan ekonomi Nasional (Buwana, ke pasar luar negeri khususnya di 9
2010). Dua peran itu merupakan salah negara tetangga, yakni Singapore, Malay-
satu titik tolak bagi upaya pemerintah sia, Philipina, Thailand, Miyanmar, Kam-
menggerakan sektor produksi, sehingga boja, Brunei Darrusalam, dan Vietnam,
tidak mengherankan jika saat krisis 1997, apabila mereka siap. Akan tetapi,jikatidak
sektor UMKM telah menjadi fondasi siap maka produk UMKM Indonesia
dasar penyelamat ekonomi, ketika sektor yang akan tergulung oleh produk-produk
padat modal justru berguguran negara tetangga.
(Kemenkominfo, 2009). Menurut Keegan (2001), keung-
Dengan memperhatikan hal-hal gulan bersaing ada kalau terdapat kesera-
yang terjadi maka pengembangan sian antara kompetensi yang membeda-
UMKM akan dapat mengurangi kemis- kan dari sebuah perusahaan dan faktor-
kinan, memeratakan pendapatan melalui faktor kritis untuk meraih sukses dalam
penyerapan tenaga kerja, menghilangkan industri yang menyebabkan perusahaan
ketidak adilan dalam menikmati hasil tadi mempunyai prestasi yang jauh lebih
pembangunan ekonomi. Pengembangan baik dari pada pesaingnya.Keunggulan
UMKM yang mampu memperluas basis bersaing didapat ketika perusahaan memi-
ekonomi ke daerah dan dapat mem- liki orientasi pada pelanggan selain
berikan kontribusi yang signifikan dalam internal perusahaan dan pesaing. Elemen-
mempercepat perubahan struktural, yaitu elemen keunggulan bersaing menurut
dengan meningkatnya ketahanan pere- Day dan Wensley, seperti yang dikutip
konomian. Pengembangan UMKM meru- oleh Guiltinan dan Paul (2000). Menurut
pakan prioritas dan menjadi sangat vital Porter (2006) keunggulan bersaing mem-
(Kartawan, 2011). Oleh karena itu, punyai indikator-indikator yaitu cost
pemberdayaan UMKM di tanah air perlu leadership, differensiasi, fokus.
terus dioptimalkan agar tumbuh dan Dilihat dari sudut manajemen ope-
berkembang menjadi usaha yang maju, rasional, kualitas produk merupakan ke-
mandiri, berdaya saing dan menjadi tu- sesuaian antara produk yang dihasilkan
lang punggung perekonomian bangsa, dengan standar yang ditentukan. Sedang-
sehingga mampu mensejahterakan selu- kan dilihat dari manajemen pemasaran,

Kartawan, dkk, Pengembangan Usaha ... 105


kualitas produk merupakan kesesuaian Motwani, quality is another name for
dengan kebutuhan dan keinginan kon- customer satisfaction. Produk yang
sumen, sehingga tingginya kualitas dapat berkualitas merupakan salah satu jaminan
diukur dengan derajat kepusan konsumen dalam bersaing. Tentunya proses pencip-
yang menggunakannya . taan produk berkualitas harus berada
Tujuan utama pengendalian kualitas dalam system pengendalian kualitas yang
adalah untuk mendapatkan jaminan baik. Pengendalian kualitas diperlukan
bahwa kualiatas produk yang dihasilkan agar tercapai kontinuitas dan kestabilan
sesuai dengan standar kualitas yang telah dalam proses produksi. Sacara statistic,
ditetapkan dengan mengeluarkan biaya semakin kecil variasi yang terjadi maka
yang ekonomis atau serendah mungkin. semakin baik kualitas produk yang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pe- dihasilkan.
ngendalian kualitas adalahkemampuan Selain kualitas, desain produk juga
proses, spesifikasi yang berlaku, tingkat menentukan bagaimana produk akan di-
ketidaksesuaian yang dapat diterima, dan kemas. Kemasan produk pada saat ini
biaya kualitas. Biaya-biaya kualitas yang tidak hanya berfungsi untuk melindungi
terjadi diantaranya biaya pencegahan produk saja tetapi juga berperan dalam
(prevention cost), biaya deteksi atau memasarkan produk tesebut. Bo Rundh,
penilaian, biaya kegagalan internal, biaya (2009) mengemukakan bahwa packa-
kegagalan eksternal (Montgomery, 2001). ging is a vital instrument in modern
Kemasan merupakan kegiatan yang marketing activities for consumer goods.
berorientasi pada produk dan diadakan Berdasarkan uraian di atas, maka
khusus untuk memperoleh perlindungan pada penelitian ini dilakukan kajian yang
dan kemudahan. Peranan kemasan dalam mendalam mengenai pengendalian kuali-
pemasaran semakin meningkat dan mulai tas dan pengemasan produk UMKM
diakui sebagai suatu kekuatan utama sehingga mampu bersaing di era MEA
dalam persaingan pasar. Perkembangan sehingga tidak tergusur oleh produk-
baru dalam kemasan terjadi dengan cepat produk UMKM negara tetangga dan
sekali dan tiada henti-hentinya memaksa memberikan kontribusi terhadap pereko-
pihak manajemen untuk terus memper- nomian naional.Dalam persaingan ysng
hatikan pembaharuan dalam mendesain semakin mengglobal, hanya perusahaan
kemasan mereka. yang memiliki keunggulan bersaing yang
Berkowittz, et al. dalam Fandi kuat yang akan mampu bertahan dan
Tjiptono (1998) menyebutkan bahwa berkembang.
kemasan pada suatu produk dapat
memberikan tiga manfaat utama yaitu METODE PENELITIAN
manfaat komunikasi sebagai pengung-
kapan informasi produk kepada konsu- Penelitian ini dilakukan dengan
men, manfaat fungsional, kemasan sering menggunakan metode survey dengan
kali memastikan peranan fungsional yang mengkombinasikan pendekatan kualitatif
penting seperti memberikan kemudahan, dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan
perlindungan dan penyimpanan, dan kualitatif digunakan untuk menggam-
manfaat perseptual, kemasan juga ber- barkan sejauhmana pemahaman pengusa-
manfaat dalam menanamkan persepsi ha terhadap kondisi persaingan di Era
tertentu dalam benak konsumen. MEA dan pentingnya pengendalian kua-
Sudah merupakan keharusan bagi litas dan pengemasan produk dalam
perusahaan dalam melakukan desain menjalankan usaha untuk memenangkan
produk tidak melupakan faktor kualitas persaingan, Pendekatan kuantitatif digu-
.Sesuai dengan pendapat Jaideep G. nakan untuk menggambarkan seberapa

106 Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 21 No.2, Agustus 2016


besar pengaruh dari pengendalian kualitas Pengujian model untuk mengetahui
dan kemasan produk, terhadap kemam- ada tidaknya pengaruh Xi secara
puan bersaing perusahaan. bersama-sama terhadap Y digunakan uji
Pengumpulan data dilakukan F, sedangkan untuk melihat pengaruh
dengan menggunakan kuesioner, wawan- secara parsial digunakan uji t. Untuk
cara dan juga observasi. Kuesioner beru- mempermudah perhitungan dalam pene-
pa daftar pertanyaan yang sudah disiap- litian ini digunakan program SPSS 20.0
kan untuk diisi responden. Wawancara dan Microsoft Office Excel 2013.
merupakan tanya jawab langsung peneliti
dengan para pengusaha UMKM dan HASIL DAN PEMBAHASAN
pimpinan Inopak Institute. Wawancara
yang digunakan adalah wawancara ter- Berdasarkan hasil wawancara de-
struktur, dengan dominasi pewawancara. ngan para pengusaha diketahui sebagian
Disamping itu juga untuk melengkapi dari pengusaha belum memahami bagai-
informasi yang diperlukan dilakukan mana persaingan usaha di era MEA,
observasi, yaitu dengan melakukan penin- bahkan masih banyak yang belum
jauan langsung terhadap objek penelitian memahami apa itu MEA. Hal ini sejalan
Populasi dalam penelitian ini adalah dengan Survey Litbang Kompas di 10
para pelaku usaha mikro kecil menengah, kotabesartahun 2014, hanya 42,5% mas-
mitra kerja Inopak Institute yang berlo- yarakatygpernahmendengar MEA. Hal ini
kasi di wilayah Priangan Timur. Meng- sangat berbahaya, karena jika setelah
ingat ukuran populasi dalam penelitian ini MEA diberlakukan akan tetapi para
tidak terlalu besar, maka digunakan sam- pengusaha UMKM Indonesia belum
pel jenuh, yaitu dengan melakukan memahami hakekat dari MEA, suatu saat
investigasi terhadap seluruh anggota mereka mati secara perlahan-lahan. Jika
populasi yakni sebanyak37 pengusaha belum memahami maka dipastikan tidak
Untuk mengetahui pengaruh dari akan mempersiapkan mempersiapkan diri
kemasan dan pengendalian produk terha- untuk menjadi pemenang dalam pasar
dap daya saing perusahaan digunakan bebas itu. Jika belum memahami akan
analisis jalur. (path analysis). Analisis tetap merasa nyaman dan anteng-anteng
jalur digunakan untuk menentukan saja berjalan sebagaimana biasanya,
besarnya pengaruh suatu variabel ataupun karena tidak tahu ada bahaya yang
beberapa variabel terhadap variabel menghadang di depan.
lainnya baik pengaruh langsung maupun
tidak langsung seperti pada Tabel 1.

.
Tabel 1. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung X1, X2 Terhadap Y
No Nama Variabel Formula
1 PengendalianKualitas
a. PengaruhLangsung X1Tehadap Y (yx1)(yx1)
b. Pengaruh Tidak Langsung X1 Melalui X2 (yx1)( rx1x2)(yx2)
Pengaruh X1 Total Terhadap Y a+b……(1)
2 KemasanProduk
d. PengaruhLangsung X2Tehadap Y (yx2)(yx2)
e. Pengaruh Tidak Langsung X2 Melalui X1 (yx2)( rx1x2)(yx1)
Pengaruh X2 Total Terhadap Y d+e……..(2)
3 Total Pengaruh X1, X2terhadap Y (1)+(2)=kd
4 Pengaruh lain yang tidakditeliti 1-kd=knd

Kartawan, dkk, Pengembangan Usaha ... 107


Kondisi tersebut dapat dianalogkan betapa pentingnya kualitas bagi para
dengan seekor katak yang sedang tiduran konsumen produk yang mereka hasilkan.
diatas sebuah panci air. Kemudian panci Walaupun mereka memahami betul
air itu dipanaskan perlahan-lahan sampai pentingnya kualitas bagi para konsumen,
panas sekali, sehingga si katak tidak akan tetapi ada sebagian diantara mereka
antisipasi panasnya air di panci, dia yang sengaja tidak menghasilkan produk
tenang-tenag saja di situ dan akan berak- dengan kualitas terbaik yang bisa mereka
hir dengan kematian (Kartawan, 2015). buat, dengan pertimbangan bahwa dengan
Pengusaha tidak tahu akan datangnya menghasilkan produk yang kualitasnya
produk asing dengan bebas, maka pengu- rendah itu justru akan memperoleh keun-
saha UMKM tidakmengantisipasi keha- tungan terbesar. Dengan kondisi ada
diran produk asing tersebut, tahu-tahu kesadaran mengenai pentingnya kualitas
produk UMKM tidak mampu lagi ber- dan adanya keinginan untuk menjual
saing dan konsumen meninggalkannya, produk dengan kualitas tertentu, maka
maka akhirnya matilah UMKM. upaya memelihara kualitas mereka laku-
Kemampuan bersaing merupakan kan baik untuk menjaga agar tetap berada
urat nadi bagi perusahaan, sebagai mana pada kualitas tertentu maupun dalam
urat nadi manusia begitu vitalnya bagi upaya meningkatkan kualitas.
kehidupan manusia yang bersangkutan. Pemahaman para pengusaha akan
Jika urat nadi seseorang putus, maka pentingnya kemasan relatif baik sehingga
orang itu akan segera meninggal. Begitu mereka senantiasa berusaha memberikan
juga ketika suatu uasaha sudah tidak tampilan yang baik melalui perbaikan
memiliki lagi daya saing, maka usaha itu kemasan. Walaupun demikian tidak se-
akan terhenti alias bangkrut. mua pengusaha memperbaiki kemasan itu
Kualitas merupakan faktor yang tujuan utamanya untuk kegiatan pema-
sangat penting dari suatu produk, sehing- saran. Khususnya untuk pengusaha ma-
ga dikatakan barang yang berkualitas itu kanan, memandang kemasan sangat
dapat menjual dirinya sendiri (good berguna untuk melindungi produk dan
product sell itself). Demi mendapat untuk meningkatkan daya tahan produk
barang yang berkualitas orang rela mem- supaya tidak cepat basi.
berikan pengorbanan yang lebih besar Sebagian pengusaha sudah sangat
dibanding untuk mendapat produk yang menyadari pentingnya pengemasan yang
biasa-biasa saja atau produk yang kurang bukan hanya untuk melindungi produk,
berkualitas. akan tetapi kemasan dapat membantu
Pada dasarnya para pengusaha program pemasaran produknya. Mereka
memahami pentingnya kualitas produk menyadari bahwa dengan kemasan yang
yang mereka hasilkan, karena mereka baik akan dapat meningkatkan daya tarik
juga sesungguhnya selain sebagai produk sehingga bisa memenangkan per-
produsen mereka juga sekaligus sebagai saingan dengan produk lain. Mereka juga
konsumen dari produk yang dihasilkan menyadari bahwa kualitas produknya
orang lain. Ketika mereka berada paada tidak jelek-jelek amat, tapi tidak dikemas
posisi sebagai konsumen, saat akan dengan baik sebagaimana yang mereka
memutuskan membeli produk yang di- lihat produk produk makanan di warung
konsumsinya mereka senantiasa memper- warung dan super market.
hatikan kualitas sebagai pertimbangan Hasil pengolahan data dengan
utamanya. Begitu juga saat mereka seba- menggunakan software SPPS 19.0 dapat
gai produsen mereka sangat menyadari dilihat pada Tabel 2.

108 Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 21 No.2, Agustus 2016


Tabel.2. Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y
No Nama Variabel Besarnya Pengaruh
1 Pengendalian Kualitas
a. PengaruhLangsung X1Tehadap Y 0,0858
b. Pengaruh Tidak Langsung X1 Melalui X2 0,0853
Pengaruh X1 Total Terhadap Y 0,1711
2 KemasanProduk
d. PengaruhLangsung X2Tehadap Y 0,2894
e. Pengaruh Tidak Langsung X2 Melalui X1 0,0853
Pengaruh X2 Total Terhadap Y 0,3747
3 Total Pengaruh X1, X2terhadap Y 0,5458
4 Pengaruh lain yang tidakditeliti 0,4541

Berdasarkan Tabel 2, besarnya pe- saingan usaha di era Masyarakat Eko-


ngaruh pengendalian kualitas terhadap nomi ASEAN, yang dampak langsungnya
daya saing pada produk UMKM secara belum mereka rasakan. Pada dasarnya
langsung sebesar 8,58 persen dan penga- para pegusaha menyadari pentingnya
ruhnya melalui variabel pengemasan kualitas produk yang dihasilkannya,
produk sebesar 8,53 persen. Jadi, total sehingga mereka telah melakukan pe-
pengaruh dari pengendalian produk terha- ngendalian kualitas, dengan cara penga-
dap daya saing sebesar sebesar 17,11%. wasan proses produksinya, melakukan
Besarnya pengaruh pengemasan produk sortir terhadap produk yang dihasilkan,
secara langsung terhadap daya saing pada dan memperbaiki produk rusak atau
produk UMKM sebesar 28,94 persen cacat. Begitu juga perhatian dan
sedangkan pengaruh melalui variabel kesadaran terhadap pentingnya kemasan,
pengendalian kualitas adalah sebesar 8,53 mereka menyadari bahwa kemasan bisa
persen. Dengan demikian pengaruh total membuat produk menjadi lebih awet dan
dari pengemasan terhadap daya saing lebih menarik. Pengendalian kualitas
sebesar37,47 persen. yang dilakukan pengusaha walaupun
Dengan memperhatikan pengaruh belum optimal dan kegiatan pengemasan
dari masing masing variabel bebas ter- produk baik secara sendiri-sendiri mau-
hadap variabel terikatnya, maka besar- pun secara bersama-samaber pengaruh
nya pengaruh pengendalian kualitas dan positif terhadap daya saing perusahaan.
pengemasan terhadap daya saing pada Sosialisasi diperlukan tentang di-
produk UMKM secara bersama sama berlakukannnya Mayarakat Ekonomi
adalah sebesar 54,6%.. Hasil pengujian ASEAN kepada para pengusaha dan
juga menunjukkan bahwa pengaruh dari penjelasan mengenai bagaimana pengaru-
variabel-variabel yang tidak dianalisis nya terhadap kegiatan usaha mereka baik
masih cukup besar, yakni sebesar sebagai peluang dan terutama sebagai
45,41%. Oleh karena itu sebaiknya dila- ancaman yang bisa mematikan kalau
kukan penelitian lanjutan dengan menam- tidak mampu menghadapinya. Para pe-
bah variabel lain yang dapat menjelaskan ngusaha sebaiknya sebaiknya meningkat-
daya saing dari produk UMKM tersebut. kan kegiatan pengendalian kualitas sejak
bahan baku, proses produksi, maupun
SIMPULAN DAN SARAN terhadap produk akhir dengan membuat
prosedur operasi standar, dan mendorong
Sebagian pengusaha belum mem- para pekerja meningkatkan ketelitian
persiapkan diri atau bahkan masih banyak dalam melaksanakan kegiatan produksi.
yang belum memahami bagaimana per-

Kartawan, dkk, Pengembangan Usaha ... 109


Dalam mengembangkan kemasan, and dynamics. Management Decision,
sebaiknya juga mengembangkan mind set 37(4), 348 – 356.
dari para pengusaha bahwa mereka harus Kartawan.(2011). Kewirausahaan untuk
mempersiapkan mental mereka untuk para calon entrepreneur. Bandung:
naik kelas, bahwa pasar yang dituju Guardaya Intimartha.
menjadi lebih luas misalnya yang tadinya Kartawan.(2015).Strategi Pemerintah
hanya menjual produknya di warung Daerah dan Pelaku Usaha dalam
sekarang harus sudah berpikir menjual di Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi
super market, atau bahkan melakukan ASEAN, disampaikan pada Sosialisasi
ekspor. Kepada lembaga pembina sebaik- Penanaman ModalTasikmalaya.
nya memberikan pelatihan untuk mening- Kartawan.(2016). Pemberdayaan Usaha
katkan keterampilan para pengusaha Mikro Kecil Menengah untuk
dalam melakukan pengendalian kualitas. kesejateraan masyarakat.Tasikmalaya:
LPPM Unsil Tasikmalaya
DAFTAR PUSTAKA Kemenkominfo.(2009). Menghadapi
Krisis Keuangan Global, Jakarta.
Brigham, E. F dan Houston.(2006). Kementerian KUKM.(2011). Laporan
Dasar-dasar Manajemen Keuangan Menteri KUKM, disampaikan Pada
(Edisi Sepuluh). Jakarta: Salemba Acara Rapat Kerja Pemantapan
Empat. Rencana Implementasi Percepatan
Buwana, D. S.(2010). Menyoal Pemberdayaan Koperasi dan UMKM,
Pemerintah atas UKM. Media Jakarta.
Indonesia. Kotler, P.,dan Amstrong, G.(2012),
Rundh, B.. (2009). Packaging design: Principle of Marketing(Twelfth
creating competitive advantage with Edition). London: Pearson Prentice
product packaging. British Food Hall.
Journal, 111(9), 988 – 1002. Singarimbun, M. dan Effendi, S.(1995).
Nancarrow, C., Wright, L. T., and Brace, Metode Penelitian Survey. Jakarta:
I. (1998). Gaining competitive Penerbit LP3ES.
advantage from packaging and Porter, M. 2006. Redefining Healt Care:
labelling in marketing Creating Value-Based Competition On
communications. British Food Result. Harvad Business School Press.
Journal, 100 (2), 110 – 118. Render, B. andHeizer, J. (2006).
Day, G.S., and Wensley, R. (2000). Manajemen Operasi. Jakarta:
Assessing Advantage: A Framework Salemba Empat.
For Diagnoting Competitive Sekaran, U.(2006). Metodologi Penelitian
Superiority. Journal Of Marketing, 52, untuk Bisnis (Edisi 4, Jilid 1 dan 2)
1 – 20. Alih Bahasa Kwan Men Yon.Jakarta:
Sugiama, G.(2008). Metode Riset Bisnis Salemba Empat.
dan Manajemen. Bandung: Guardaya Suliyanto. (2005). Analisis Data dalam
Intimarta. Aplikasi Pemasaran. Bogor:Ghalia
Hanafi, M. M. (2010). Manajemen Indonesia.
Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Susilo, Y. S.(2010). Buletin Ekonomi
BPFE. Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Ma, H. (1999).Constellation of 8(2).
competitive advantage: components

110 Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 21 No.2, Agustus 2016

You might also like