You are on page 1of 13

ISSN 1693-6418

EDUKASI
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN

EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 1 2014-07-21 1:00:05 PM


MODEL KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT
AL-ANWAR DAN FIRDAUS MOJOKERTO JAWA TIMUR
Lilam Kadarin Nuriyanto
Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang
Jl. Suropati Kav. 70 Bambankerep Ngaliyan Semarang | Email: lilam_ltbg@yahoo.com

Abstract
This research is conducted in SDIT Al Anwar and SDIT Firdaus Mojokerto, East Java. This research is to
identify the model of the Islamic education curriculum, to indicate the religious educational implementation,
to identify and understand the current difficulties, and finding the ideal model for the religious educational
curriculum and its implementation in forming the students’ character. The currently operating model of the
curriculum is concerned with the National education curriculum’s development which is adapted to each
condition of the schools. This also involves local content and self-individual development from the students. The
development from the institution is referred to the Quran, Al-Islam, the history of Islam, and Arabic language.
The everyday routine of reading prayers, the Quran, brief religious lectures, memorizing the brief verses (the
30th), etc is also introduced. The implementation adapts from two learning thematic models; the lower class, and
integrated with the upper class. The school applies a full day learning method. The strongest distinction possessed
by the two local curriculum and self-individual development SDIT is located by their ability in cooperating each
other in order to create a leadership figure such as the prophet Muhammad saw; trustworthy, fatonah, and
tablig. On the other hand, the unfinished and incomplete process of property construction has become a main
problem. The ideal curriculum model which has been implemented becomes energy between cultures both in
schools and environments.
Keyword: Curriculum, religious education, and Students’ character

Abstrak
Penelitian ini dilakukan di SDIT Al Anwar dan Firdaus Mojokerto. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui model kurikulum pendidikan agama, mengetahui pelaksanaan pendidikan agama, mengetahui
kekuatan dan juga kendala yang dihadapi, dan menemukan model yang ideal dari kurikulum pendidikan
agama dan implementasinya dalam membentuk karakter siswa. Model kurikulum yang digunakan mengacu
pada perkembangan kurikulum Pendidikan Nasional yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah.
Pengembangan konten lokal dan pengembangan diri peserta didik. Pengembangan Yayasan dalam bentuk Al
Qur’an, Al-Islam, Sejarah Islam dan Arab. Juga ada proses pembiasaan pada siswa bahwa doa, membaca Al-
Qur’an, doa, Kultum, surat-surat pendek menghafal (Juz 30) dan lain-lain. Pelaksanaan mengadopsi dua model
pembelajaran tematik, yaitu untuk kelas bawah, dan terintegrasi untuk kelas atas. Proses pembelajaran sehari
penuh sistem sekolah. Salah satu kekuatan yang dimiliki oleh kedua SDIT kurikulum lokal dan pengembangan
pribadi dapat bekerja sama dengan tujuan pendidikan setiap SDIT yang telah memimpin dalam karakter sidiq
nabi, dapat dipercaya, fatonah, dan tabligh. Sementara itu, salah satu kendala yang dihadapi oleh sarana dan
prasarana sekolah yang belum menjadi lagi.Model kurikulum yang ideal dipasang yang merupakan sinergi
antara budaya dan budaya sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Kata Kunci: Kurikulum, Pendidikan Agama, dan Karakter Siswa

Naskah diterima 27 Maret 2013. Revisi pertama, 2 April 2014. Revisi kedua, 10 April 2014 dan revisi terakhir 15 April
2014.

EDUKASI Volume 12, Nomor 1, Januari-April 2014 15

EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 15 2014-07-21 1:00:09 PM


Lilam Kadarin Nuriyanto

PENDAHULUAN dalam pembentukan karakter peserta didik


Sekolah Dasar Islam Terpadu?
Ditengah semangat membangun ke­
hidupan bangsa melalui dunia pendidikan
sebagian kalangan masih melihat lembaga Kerangka Konsep
pendidikan saat ini dinilai belum mampu
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan Kurikulum dan Pengembangannya
berkarakter religius. Fenomena-fenomena itu Istilah “Kurikulum” memiliki arti yang
dimungkinkan karena praktik pembelajaran sama dengan “rencana penbelajaran”,
di sekolah sudah mengalami pergeseran, yaitu karena pada hakikatnya kurikulum sama
banyaknya aktivitas yang lebih menekankan artinya dengan rencana pelajaran. Jika
pada aspek-aspek yang bersifat latihan diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan
mengasah otak bukan pada integrasi dimensi- Islam, maka kurikulum berfungsi sebagai
dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik pedoman yang digunakan oleh pendidik
yang secara fungsional memberikan manfaat untuk membimbing peserta didiknya ke
bagi kehidupannya. arah tujuan tertinggi pendidikan Islam,
Sekolah-sekolah dengan label Islam ter­ melalui akumulasi sejumlah pengetahuan,
padu telah mengubah citra pendidikan Islam keterampilan dan sikap.
yang semula diorientasikan hanya untuk Kurikukulum pendidikan Islam memiliki
kepentingan ukhrowi saja atau hanya seputar ciri-ciri khusus, yang kesemuanya bermuara
pengetahuan ilmu-ilmu keislaman, sekarang pada ‘akhlak mulia’. Secara lebih rinci ciri
mulai menyentuh aspek duniawi dan mulai kurikulum pendidikan yang berlandaskan
mereposisikan bidang sains dan teknologi pada Islam adalah sebagai berikut:
tataran yang strategis. a. Menonjolkan tujuan agama dan akhlaqul
Berdasarkan paparan tersebut penelitian karimah, baik dalam tujuan pengajaran,
ini mencoba memotret kurikulum dan imple­ materi dan gerak pelaksanaannya.
mentasi pendidikan agama Islam pada sekolah
b. Kandungan materi pendidikan mencakup
Islam terpadu dengan sasaran penelitian aspek jasmaniah, intelektual, psikologi,
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) di provinsi dan spiritual.
Jawa Timur. Implementasi kurikulum yang
dipotret adalah kurikulum yang mengarahkan c. Adanya keseimbangan antara ilmu syariah
peserta didik agar memiliki karakter ke­ dengan ilmu-ilmu aqliyah.
agamaan. d. Tidak mengesampingkan bakat dan
Studi ini difokuskan tentang bagaimana: apresiasi seni, tetapi juga tidak meng­
1) model kurikulum pendidikan agama yang halangi perkembangan ahlak tidak
dilaksanakan pada Sekolah Dasar Islam e. Adanya pertimbangan terhadap kondisi
Terpadu?, 2) implementasi pendidikan psikologis peserta didik.1
agama di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al
Anwar dan Sekolah Dasar Islam Terpadu
Sejalan dengan konsep Sekolah Dasar
dalam membentuk karakter peserta didik? 3)
Islam Terpadu, maka kajian akademik kuri­
kekuatan dan sekaligus kendala-kendala apa
kulum berpedoman pada berbagai sumber, di
saja yang dihadapi Sekolah Dasar Islam Terpadu
antaranya sesuai Permen No. 22/2006 tentang
dalam menyusun dan mengembangkan
Standar Isi Pendidikan yang diarahkan untuk
kurikulum pendidikan agama Islam dan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia
implementasinya?, 4) model ideal kurikulum
pendidikan agama Islam dan implementasinya 1
Chatib Thaha. 1996. Kapita Selekta Pendidikan,
Jakarta: Pustaka Pelajar. h.9

16 EDUKASI Volume 12, Nomor 1, Januari-April 2014

EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 16 2014-07-21 1:00:09 PM


MODEL KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM di SDIT al-Anwar dan Firdaus Mojokerto Jawa Timur


seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, Kata “Pendidikan Agama” terdiri dari
olah rasa, dan olah raga agar memiliki daya dua kata berbeda, yaitu “pendidikan” dan
saing dalam menghadapi tantangan global, “agama”. Pendidikan berasal dari kata “didik”
maka penyusunan Rencana Pelaksanaan yang diberi awalan “pe” dan akhiran “an”
Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan yang berarti proses pengubahan sikap dan tata
prinsip keterpaduan dengan istilah Tematik. laku seseorang atau kelompok orang dalam
Hal itu khusus dilaksanakan pada kelas awal usaha mendewasakan manusia melalui upaya
SD (kelas 1, 2, dan 3) yang didasarkan pada pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, dan
landasan teori yang mengatakan bahwa anak cara mendidik. Pendidikan agama merupakan
usia SD kelas awal memiliki pola berpikir usaha berupa bimbingan dan asuhan
Holistic, Eksploratif, Operasional Konkrit, dan terhadap anak didik supaya kelak setelah
Kontekstual. selesai pendidikannya dapat memahami dan
Terdapat tiga kemungkinan variasi mengamalkan ajaran-ajaran agama serta
pembelajaran terpadu yang berkenaan menjadikannya sebagai way of life.2
dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam Sasaran pendidikan agama pada anak-anak
suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum adalah kepribadiannya. Pendidikan agama
terpadu (integrated curriculum), hari terpadu berusaha mengarahkan kepada pembentukan
(integrated day), dan pembelajaran terpadu kepribadian anak-anak sesuai dengan ajaran
(integrated learning). Kurikulum terpadu agama. Pendidikan agama dilakukan dengan
adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai usaha-usaha sistematis dan pragmatis dalam
materi mata pelajaran melalui suatu tema membantu anak-anak agar hidup sesuai
lintas bidang membentuk suatu keseluruhan dengan ajaran agama.3 Oleh karena itu,
yang bermakna sehingga batas antara berbagai pendidikan agama berkisar pada dua dimensi
bidang studi tidaklah ketat atau boleh kehidupan manusia, yaitu penanaman rasa
dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa taqwa kepada Allah dan pengembangan rasa
perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas kemanusiaan kepada sesama. Rasa taqwa
pada hari tertentu untuk mempelajari atau kepada Allah SWT dimulai dengan pelaksanaan
mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan kewajiban-kewajiban formal agama. Jiwa
minat mereka. Sementara itu, pembelajaran taqwa akan berkembang dengan menghayati
terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang keagungan dan kebesaran Tuhan melalui rasa
terorganisasikan secara lebih terstruktur perhatian kepada alam semesta beserta segala
yang bertolak pada tema-tema tertentu atau isinya, dan lingkungan sekitarnya. Disamping
pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya itu pendidikan agama bagi anak-anak dilihat
(center core / center of interest). Pembelajaran dari dimensi kemanusiaan ialah seberapa
terpadu merupakan pendekatan belajar jauh tertanam nilai-nilai keagamaan dalam
mengajar yang melibatkan beberapa bidang jiwa anak, serta seberapa jauh nilai-nilai itu
studi. Pendekatan belajar mengajar seperti berwujud nyata dalam tingkah laku dan budi
ini diharapkan akan dapat memberikan pekerti.4
pengalaman yang bermakna kepada anak didik
kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam
pembelajaran terpadu diharapkan anak akan 2
Abdul Rahman, Saleh. 2000. Pendidikan Agama
memperoleh pemahaman terhadap konsep- dan Keagamaan, Visi, Misi, dan Aksi Jakarta, Gemawindu
Pancaperkasa. h.19
konsep yang mereka pelajari dengan melalui 3
Mahfudh, Shalahudin. 1987. Metodologi Pendidikan
pengalaman langsung dan menghubungkannya Agama, Bina Ilmu, Surabaya. h.8-9
dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. 4
Nurcholish, Madjid. 2000, Masyarakat Religius
Membumikan Nilai-Nilai Islam dalam Kehidupan Masyarakat.
Paramadina: Jakarta. h.96

EDUKASI Volume 12, Nomor 1, Januari-April 2014 17

EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 17 2014-07-21 1:00:09 PM


Lilam Kadarin Nuriyanto

Terkait performa dan kepribadian Lussy dalam penelitiannya yang berjudul


peserta didik sebagai sosok yang dinamik, “Pengembangan Pembelajaran Pendidikan
maka secara totalitas karakternya merupakan Agama Islam Melalui Metode Pendidikan
hasil keterpaduan empat bagian yaitu olah Terbuka di SDIT Bina Anak Sholeh II
hati berkenaan dengan perasaan sikap dan Yogyakarta, menghasilkan bahwa konsep
keyakinan/ keimanan; olah pikir berkenaan pendidikan Islam terpadu merupakan salah
dengan proses nalar guna mencari dan satu solusi yang ditawarkan dalam rangka
menggunakan pengetahuan secara kritis, menjawab persoalan pendidikan bangsa,
kreatif dan inovatif; olah raga berkenaan dimana pendidikan dipahami sebagai upaya
dengan proses persepsi , persiapan peniruan pengoptimalan potensi (fitrah) peserta
manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru didik secara menyeluruh baik IQ, EQ, SQ dan
disertai sportivitas; olah rasa dan karsa kecerdasan bertahan hidup. Kesimpulan
berkenaan dengan kemauan dan kreativitas lainnya adalah proses pembiasaan nilai-nilai
yang tercermin dalam kepedulian, pencitraan positif yang dilakukan secara kontinyu dan
dan penciptaan. Pendidikan karakter benar menjadikan peserta didik sebagai subjek
hakikatnya bersumber dari Agama, Pancasila, pendidikan mampu menanamkan nilai hidup
budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yang dan mengembangkan dirinya tanpa paksaan
meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, dan tekanan.5
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, Model kurikulum terpadu dimana bidang
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta studi rumpun agama Islam yang terdiri dari
tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ Aqidah Akhlak, Fiqh, Quran Hadis, Sejarah
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, Kebudayaan Islam serta penciptaan suasana
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung lingkungan yang relegius harus menjadi
jawab. komitmen bagi setiap warga sekolah dalam
Pendidikan karakter di atas merupakan rangka mewujudkan untuk membina karakter
pendidikan karakter yang dikemas dalam dan praktek Keislaman. Bidang studi umum
bingkai pendidikan nasional. Jika dikaitkan PKN, IPS, IPA, matematika, seni budaya,
dengan karakter nabi maka skema pendidikan penjaskes, muatan lokal, keterampilan dan
di SDIT dapat dilihat pendidikan karakter bahasa harus dijiwai oleh pendidikan agama
dapat dilihat pada pembagian sebagaimana di Islam. Bidang studi rumpun agama Islam
bawah ini. juga menjadi motivator dan dinamisator bagi
pengembangan kualitas IQ (intelegent Quotient),
Tabel 1: EQ (Emotional Quotient), AQ (Adversity Quotient)
Skema Pendidikan SD IT dan SQ (Spritual Quotient).

­ LOGIKA RASA

Olah Pikir OLAH HATI


FATHONAH SIDDIQ
IQ
INTRA SQ
(Bervisi, cerdas, Kreatif,
PERSONAL (Jujur, Ikhlas, Adil)
Terbuka)

OLAH RAGA OLAH RASA/KARSA


AMANAH TABLIGH
AQ EQ
INTER (Gigih, kerja keras, (Peduli, demokratis,
PERSONAL disiplin, Bersih, gotongroyong, suka 5
Lussy (2004), Pengembangan Pembelajaran
tangghungjawab) membantu) Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Pendidikan
terbuka di SDIT Bina Anak Sholeh II Yogyakarta, Tarbiyah
IAIN Sunan Kalijaga. h.

18 EDUKASI Volume 12, Nomor 1, Januari-April 2014

EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 18 2014-07-21 1:00:09 PM


MODEL KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM di SDIT al-Anwar dan Firdaus Mojokerto Jawa Timur


Tabel 2: HASIL DAN PEMBAHASAN


Kerangka Berfikir
Model Kurikulum Pendidikan Agama pada
SDIT Al Anwar dan SDIT Firdaus Kabupaten
Mojokerto
Penelitian ini mengambil sampel pada
dua buah subyek penelitian di Kecamatan
Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa
Timur. Subyek penelitian tersebut adalah SDIT
Al Anwar dan SDIT Firdaus. Kedua sekolah
memiliki persamaan dan perbedeaan yang
menjadi ciri khas masing-masing sekolah.
Ciri khas yang sama antara lain kedua sekolah
tersebut merupakan sekolah yang berada
disebuah yayasan yang dikelola oleh keluarga.
Karena merupakan sekolah yang secara penuh
berasal di bawah yayasan keluarga, maka
sebagian besar bahkan hampir seratus persen
sumber pendanaan berasal dari keluarga
pemilik yayasan. Kedua sekolah tersebut tidak
masuk dalam organisasi Jaringan Sekolah Islam
Metode Penelitian Terpadu (JSIT). Kesamaan yang lainnya adalah
Penelitian ini merupakan penelitian pelaksanaan kurikulumnya menggunakan
kualitatif, dimana penulis menjadi bagian dari muatan dari Dinas Pendidikan dan muatan
key instrument. Dengan pendekatan ini peneliti lokal, yaitu 2 jam pelajaran khusus PAI dan
mencoba memperoleh gambaran yang jelas pengembangan muatan lokal berupa Akidah
tentang karakteristik kurikulum pendidikan Akhlak, Qur’an Hadist, dan Shiroh seperti
agama Islam di Sekolah dasar Islam terpadu kurikulum Madrasah. Selain itu ada juga
dan implementasinya kepada peserta didik pengembangan diri, yang bersifat terstruktur
dalam rangka pembentukan karakter peserta maupun program pilihan. Rutin terstruktur
didik. misalnya upacara bendera, sholat berjamaah
luhur, do’a bersama, dan lain sebagainya.
Subyek penelitian ini adalah pendidikan
Pprogram pilihan ada yang bersifat keagamaan
agama Islam pada SDIT Al Anwar dan SDIT
maupun bersifat umum., seperti seni membaca
Firdaus kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa
Al Qur’an, pildacil, seni kaligrafi, pramuka,
Timur. Responden dalam penelitian ini adalah
musik, matematika, dan lain sebagainya.
kepala sekolah, guru PAI, pengelola sekolah/
Kesamaan yang lainnya juga terdapat pada
lembaga dan pengawas.
sistem jam pembelajaran yang menggunakan
Tehnik pengumpulan data menggunakan sistem full day school.
instrumen yang fungsinya untuk menggali data
Secara umum pada kurikulum faktual
dalam penelitian ini dengan menggunakan
pada subyek penelitian yang diteliti telah
teknik observasi (pengamatan) yang difokuskan
melakukan integrasi nilai-nilai keislaman
pada sekolah, interview, dan dokumentasi
dan penanaman karakter nabi di setiap mata
pelajaran yang diajarkan, dalam tataran ideal
maupun praktiknya. Penyusunan perangkat
pembelajaran yang mengitegrasikan nilai nilai
keislaman dan karakter nabi tersebut sejalan

EDUKASI Volume 12, Nomor 1, Januari-April 2014 19

EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 19 2014-07-21 1:00:10 PM


Lilam Kadarin Nuriyanto

dengan visi dan misi yang diemban oleh masing mampu meningkatkan kualitas intelektual
masing sekolah. Misalnya dalam Rencana dalam kehidupan yang dinamis.
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelajaran IPA Penyusunan visi dan misi sekolah dengan
yang bersifat tematik untuk kelas satu, dalam melibatkan tim yang terdiri dari yayasan,
tema “rumahku” berkaitan dengan pelajaran kepala sekolah dan komite sekolah. Dalam
IPS (dengan Standar Kompetensi mengenal hubungannya penanaman karakter nabi
lingkungan rumah), pelajaran PKn (dengan seperti siddiq, amanah, fathonah, dan tabligh
Standar Kompetensi menerapakan kewajiban yang dimasukan dalam visi dan misi di kedua
anak dalam lingkungan rumah), pelajaran sekolah secara tersirat saja tetapi tidak
Bahasa Indonesia (dengan Standar Kompetensi disebutkan dalam visi dan misinya. Tetapi
secara implisit keempat karater nabi tersebut
menulis kalimat sederhana), dan pelajaran
ada dalam tujuan pendidikan sekolah.
IPA (dengan Standar Kompetensi mengenal
berbagai bentuk energi dan manfaatnya dalam Tujuan SDIT Al Anwar sebagai berikut:
Siswa memiliki aqidah Islamiyah secara
kehidupan sehari-hari). Dimana karakter yang
mantap, menjalankan sholat dengan tertib,
diharapkan adalah disiplin, tekun, tanggung
gemar membaca Al Quran, berdo’a dan tawadlu
jawab, ketelitian, kerja sama, toleransi, percaya terhadap orang tua, menyanyangi yang muda,
diri, dan keberanian. Juga dalam Rencana hormat kepada yang tua, mencintai kebersihan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelajaran IPA dan menyanyangi lingkungan; Lulusan Al-
kelas V dalam pembahasan mengenal fungsi Anwar dapat menghafal Al Quran Juz 30 secara
organ pada tubuh manusia, dengan Standar tartil; Berprestasi dalam bidang olah raga
Kompetensi mengidentifikasi organ tubuh seni dan budaya pada tingkat kecamatan dan
manusia dan hewan, mengandung pendidikan kabupaten dan Propinsi bidang akademik,
karakter pada siswa untuk menyebutkan terutama mata pelajaran UNAS; Berprestasi
sesuatu dengan benar, dengan teliti, dengan dalam lomba mata pelajaran tingkat kecamatan;
logis, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan Dapat mengoperasikan program paint dan
menumbuhkan gaya hidup sehat. Microsoft Word; Hafal terjemah surat-surat
pendek dan do’a sehari-hari dalam Bahasa
Terkait dengan visi dan misi yang diemban Indonesia, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris;
oleh kedua sekolah terkandung bahwa Mampu menggunakan Bahasa Inggris dalam
pendidikan karakter keagamaan menjadi percakapan sehari-hari secara lancer; Mampu
prioritas dalam pengembangan pembelajaran menggunakan Bahasa Arab dalam percakapan
di sekolah. Visi SDIT Al Anwar adalah sebagai sehari-hari; Mampu mempraktekkan cara-
berikut mendidik generasi muda memi1iki cara dasar bertemak itik/ayam; Mampu
kepribadian muslim yang paripurna unggul mempraktekkan dasar-dasar berkebun dan
dalam iman taqwa dan ilmu pengetahuan bertani; Mampu mempraktekkan tata boga dan
teknologi. Sedangkan misi SDIT Al Anwar adalah tata busana; Membimbing, melatih, memiliki
menumbuh suburkan fitrah iman yang bersih, jiwa interpreuner; Menjadikan Lembaga
Pendidikan Islam dan Sosial Al Anwar sebagai
menanamkan ikhlas beribadah dan beramal
sekolah teladan yang dicintai masyarakat;
sholeh, dan mengembangkan daya pikir, dzikir
Memiliki komitmen yang tinggi untuk belajar
dan skill secara optimal. Sedangkan visi SDIT sepanjang hayat, membela agama, nusa dan
Firdaus adalah: membentuk generasi penerus bangsa.
yang berintelektual, berakhlakul karimah
Tujuan SDIT Firdaus sebagai berikut:
dan menumbuhkan kesadaran melaksanakan Men­ jadikan siswa yang memiliki akhlak
ajaran syariat Islam sesuai dengan Al Qur’an mulia; Membentuk siswa yang berprestasi
dan Hadist. Sedangkan misi SDIT Firdaus di bidang akademik, seni dan kreasi; Mampu
adalah membimbing siswa dalam syariat ajaran menyelesaikan masalah dengan demokratis
Islam sesuai dengan Al Qur’an dan Hadist serta dan tanggung jawab.

20 EDUKASI Volume 12, Nomor 1, Januari-April 2014

EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 20 2014-07-21 1:00:10 PM


MODEL KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM di SDIT al-Anwar dan Firdaus Mojokerto Jawa Timur


Realita hasil penelitian pada dua buah Implementasi Pendidikan Agama di SDIT Al
subyek penelitian menunjukan bahwa SDIT- Anwar dan SDIT Firdaus dalam Membentuk
SDIT menyusun pendidikan karakter tersendiri Karakter Peserta Didik
dalam sistem pendidikan di sekolahnya. akan
tetapi jika dilihat dari sifatnya, pendidikan Kegiatan supervisi pendidikan sangat
karakter pada SDIT dapat dikelompokan diperlukan oleh guru, karena guru merupakan
menjadi 4 sebagaimana karakter nabi. Adapun salah satu penentu keberhasilan dalam
untuk masing masing skema pendidikan pendidikan di sekolah. Dan yang mengetahui
karakter di masing-masing SDIT dapat dilihat segala sesuatu dengan guru di sebuah sekolah
sebagaimana berikut. tentunya pihak pimpinan sekolah atau kepala
sekolah. Kepala Sekolah dalam melaksanakan
Tabel 3: tugas dan tanggung jawabnya sebagai
Skema Pendidikan Karakter pada SDIT Al Anwar
supervisor secara efektif, maka Kepala Sekolah
memiliki kompetensi yaitu kemanusiaan,
­ LOGIKA RASA manajerial, dan teknis. Menurut Suharsimi
(Olah Pikir/Fathonah/ (Olah Hati/ Siddiq/ Arikunto supervisi dibagi menjadi 3 yaitu
IQ) SQ)
supervisi akademik, supervisi administrasi,
(Berprestasi dalam
mata pelajaran, dapat
(Aqidah Islamiyah
yang mantap,
dan supervisi lembaga. Jika supervisi akademik
menguasai program menghafal juz 30 dan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
komputer, mampu terjemahan, hafal
INTRA berbahsa Inggris, do’a sehari-hari)
pembelajaran maka supervisi lembaga
PERSONAL Arab, mampu praktek dimaksudkan untuk meningkatkan nama
ternak itik, berkebun,
dan tata boga) baik sekolah atau kinerja sekolah secara
keseluruhan.
(Olah Raga/Amanah/ (Olah Rasa/Karsa/
AQ) Tabligh/EQ) Supervisi di SDIT Al Anwar dilaksanakan
(Berprestasi dalam (memeliliki jiwa
secara formal maupun tidak formal.
bidang olah raga, interpreuner, Bersifat harian yang tidak formal biasanya
seni, dan budaya) menjadikan lembaga
INTER pendidikan Al Anwar berkomunikasi secara langsung misalnya
PERSONAL dicintai masyarakat, menegur guru atau pihak administrasi
komitmen yang
tinggi untuk belajar sekolah yang sekiranya tidak sesuai dengan
sepanjang hayat, yang seharusnya. Supervisi formal dilakukan
membela agama,
nusa, dan bangsa) dengan mengadakan kunjungan ke kelas
ketika guru sedang melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, dengan waktu yang tidak
Tabel 4:
direncanakan terlebih dahulu. Supervisi
Skema Pendidikan Karakter pada SDIT Firdaus
juga dilakukan oleh ketua yayasan, yang
dilaksanakan setiap hari sabtu, dimana ketua
LOGIKA RASA
yayasan, kepala sekolah dan guru-guru, serta
(Olah Pikir/ (Olah Hati/ Siddiq/ staf administrasi berkumpul bersama untuk
INTRA Fathonah/IQ) SQ)
PERSONAL membahas segala permasalahan serta mencari
(berprestasi di (memiliki akhlak jalan keluarnya. Pihak yayasan juga melakukan
bidang akademik ) mulia)
supervisi secara mental kepada seluruh warga
(Olah Raga/Amanah/ (Olah Rasa/Karsa/ sekolah lewat pengajian rutin setiap bulan dua
AQ) Tabligh/EQ)
INTER kali.
PERSONAL (berprestasi di (menyelesaikan
bidang seni dan masalah dengan
SDIT Firdaus juga menggunakan sistem
kreasi) demokratis dan supervisi dengan meggunakan sistem
tanggung jawab)
pengawasan secara terus menerus, baik itu
supervisi kelas maupun supervisi klinis. Ada

EDUKASI Volume 12, Nomor 1, Januari-April 2014 21

EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 21 2014-07-21 1:00:10 PM


Lilam Kadarin Nuriyanto

supervisi mingguan yang dilaksanakan setiap ini dikelompokan antara kelas bawah (1, 2, dan
hari senin sehabis upacara bendera. Dalam 3) dan kelas atas (4, 5, dan 6), ini dimaksudkan
supervisi ini guru-guru berdoa bersama yang kelas bawah masih memerlukan bimbingan
dipimpin oleh kepala sekolah, dan dilanjutkan sholat baik dalam hal bacaan maupun
dengan ceramah yang berupa motivasi- gerakannya. Setelah itu pembiasaan Al Qur’an
motivasi terhadap guru. Dalam acara ini juga yang isinya membenahi bacaannya. Untuk
untuk mengevaluasi hasil kerja selama minggu mengetahui perkembangan siswa per individu
kemarin sehingga kalau ada permasalahan ada buku catatan tentang perkembangan
akan cepat teratasinya. Dalam supervisi pembacaan Al Qur’an. Pembiasaan selanjutnya
tersebut, juga dibarengi dengan pembinaan adalah sholat ashar berjamaah yang dilakukan
secara mental, dimana kalau ada guru yang khusus oleh kelas atas. Kegiatan ini dilanjutkan
mempunyai masalah, termasuk permasalahan dengan kultum yang dilakukan oleh siswa dan
keluarga maka akan dibantu berupa konseling, juga bersifat dialogis.
karena kepala sekolah mempunyai latar Kegiatan rutin di SDIT Firdaus yaitu tiap
belakang pendidikan psikologi. hari senin diadakan do’a bersama dihalaman
Dalam dunia pendidikan menggunakan sekolah antara lain Surah Ar Rahmaan, Al
metode pembiasaan terbukti ampuh dalam Waaqiah, dan Asmaul Husna. Ada program
membentuk kepribadian anak. Misalnya, leadership untuk siswa seperti ceramah,
jika anak dibiasakan untuk makan dengan puisi, pada intinya memberikan kesempatan
tangan kanan, berdoa sebelum makan, tidak anak untuk tampil didepan. Setelah selesai
melakukan kecurangan dalam melakukann acara diadakan cerdas cermat secara singkat
ujian disekolah, gotong royong serta saling dan sistem perkelas, apabila ada yang bisa
menghargai dimasyarakat, semua ini akan menjawab pertanyaan dari kepala sekolah
mengkristal dalam dirinya dan manjadi kata maka kelas tersebut boleh terlebih dahulu
hati (conscience) untuk selamanya. Metode masuk ke dalam kelas yang sebelumnya
praktek dalam pendidikan sangat baik untuk berjabat tangan dengan semua guru. Kelas
dilakukan, karena siswa tidak akan lagi yang tidak bisa menjawab mempunyai tugas
berandai-andai dalam proses belajarnya. untuk melipat dan merapikan alas duduk yang
Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja untuk berdo’a bersama. Dihari biasa, diadakan
dilakukan berulang-ulang agar sesuatu itu program unggulan yang isi programnya adalah
dapat menjadi kebiasaan hal ini mempunyai baca tulis Al Qur’an, dan hafalan surat surat
inti dari pengalaman, yang dibiasakan dan pendek. Dalam sholat dhuha, siswa diberikan
terus diamalkan. Pembiasaan ini sangat baik bimbingan sholat yang benar antara gerakan
sekali bila diterapkan dalam pendidikan maupun bacaannya, terutama untuk kelas
usia dini. Seperti perintah Rasulullah SAW bawah. Waktu sholat luhur berjamaah, siswa
memerintahkan kepada orang tuanya agar benar-benar sudah melaksanakan sholatnya
ketika anaknya berusia tujuh tahun untuk dengan benar. Siswa yang dianggap masih
melaksanakan sholat lima waktu. kurang benar dalam melaksanakan solat
Kegiatan rutin yang dilakukan di SDIT maka akan memberikan contoh bagaimana
Al Anwar yaitu berdo’a bersama sebelum sholat yang benar, evaluasi atas kekurangan-
memulai pelajaran dan membaca hafalan surat- kekurangannya pada saat sholat dhuha. Setelah
surat pendek, dan membaca Al Qur’an yang itu dilanjutkan dengan acara makan siang yang
dipimpin oleh guru, sholat luhur berjamaah diawali dengan doa bersama. Untuk menjaga
yang dilanjutkan dengan kultum dari pihak performance diri siswa diadakan pemeriksaan
guru dengan sistem dialogis dua arah berupa kerapian terhadap pakaian siswa dan bagian
tanya jawab dari guru ke siswa. Dalam sholat anggota tubuh yang lain seperti kuku.

22 EDUKASI Volume 12, Nomor 1, Januari-April 2014

EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 22 2014-07-21 1:00:10 PM


MODEL KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM di SDIT al-Anwar dan Firdaus Mojokerto Jawa Timur


Untuk melatih kejujuran siswa, kedua Al Anwar dengan program Pondok Malam selama
sekolah mengadakan program kantin sebulan, sedangkan di SDIT Firdaus dengan
kejujuran dan menyediakan tempat atau kotak program Mabit Malam, dimana siswa menginap
bagi siswa yang menemukan sesuatu yang disekolah. Pada program tersebut siswa
bukan merupakan hak miliknya. Untuk kantin diberikan tambahan pelajaran dan pembinaan
kejujuran di SDIT Al Anwar siswa dibebaskan mental keagamaan, agar siap menghadapi
untuk berbelanja dengan sistem self service, UN baik secara materi maupun mental. Yang
tetapi sekolah tetap menyediakan pengelola terpenting agar siswa dalam melaksanakan
kantin, tetapi fungsinya hanya mengawasi UN dengan sikap jujur dan percaya dengan
siswa yang sedang melakukan transaksi saja. kemampuan diri sendiri.
Siswa setelah mengambil barang kemudian Contoh empat karakter nabi yang
membayar sendiri dan mengambil kembalian terbentuk dari pendidikan karakter antara
sendiri pula. Hanya saja yang menjadi halangan lain sidiq, mencontohkan ke siswa untuk tidak
adalah siswa kelas rendah, terutama kelas mencontek, tetapi lebih percaya dan bangga
satu, yang masih harus dibantu oleh pengelola dengan hasil pekerjaannya sendiri; amanah,
kantin ketika akan mengambil pengembalian kalau ada surat ke orang tua siswa tentang
uang pembayaran. Di SDIT Firdaus, misalnya kendala siswa (misal pelanggaran peraturan
dalam suatu hari anak anak diwajibkan sekolah) pasti akan disampaikan ke orang
membawa uang maksimal dua ribu rupiah, dan tuanya; tabligh, dikembangkan dalam bimbingan
mereka diwajibkan jajan di kantin maksimal terhadap temannya, dimana siswa yang lebih
sebesar uang tersebut. Dimana kantin ke­ tahu diharapkan mau membantu dengan senang
jujuran tersebut menyediakan jajanan yang hati kepada yang lainnya (penularan ilmu);
nilainya ada yang pas dua ribu rupiah, ada fathonah, dengan adanya program berkebun
yang kurang dan juga ada yang lebih dari dua (ada program berkebun green house) para siswa
ribu rupiah. Dari situ kalau ada siswa yang diajarkan cara bekerja keras, dan kreatif.
jajan dengan mengambil makanan yang lebih
Selain diatas ada beberapa contoh dari
dari dua ribu rupiah, maka nilai kejujurannya
keberhasilan pendidikan karakter di kedua
jadi belum mengena pada siswa tersebut. Ada
sekolah antara lain ada kepedulian sosial yang
juga nilai karakter lain yang terkandung di
muncul dari siswa yang protes kepada pihak
dalam penyelenggaraan kantin kejujuran,
sekolah tentang para penjemput orang tua yang
misalnya belajar mencintai lingkungan. Misal­
tidak memakai jilbab, sehingga pihak sekolah
nya menyuruh siswa juga dengan nilai mak­
akan mengeluarkan aturan bahwa sekolah
simal nilai tertentu, tetapi setelah itu ada tun­
merupakan “kawasan berbusana muslim”;
tutan agar membuang bungkusnya di tempat
tingkat kelulusan siswa yang mencapai 100%
sampah.
dalam Ujian Nasional; para alumni mampu
Di kedua SDIT telah ada program hidden memperoleh sekolah lanjutan yang cukup
kurikulum, di mana para guru dituntut menjadi favorit; adanya keseimbangan antara budaya
contoh bagi siswa baik dalam tindakan maupun sekolah dengan budaya di rumah dimana ada
tutur katanya. Hal ini sudah dimulai dari siswa dalam menjalankan ibadah harian seperti
proses perekrutan tenaga pengajar. Program sholat lima waktu sudah tidak perlu disuruh-
hidden kurikulum lainnya adalah bentuk suruh lagi; kemampuan membaca Al Qur’an
tulisan-tulisan yang terpampang di lingkungan yang sudah lancar; hafalan surat-surat pendek;
sekolah. benar dan betul dalam melaksanakan sholat
Untuk menghadapi Ujian Nasional, seko­ lima waktu; terciptanya karakter siswa yang
lah mengadakan sistem tambahan pela­jaran sebenarnya, dimana bukan karakter sekolah
dengan program menginap di sekolah. Di SDIT yang dipaksakan untuk muncul, misalnya

EDUKASI Volume 12, Nomor 1, Januari-April 2014 23

EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 23 2014-07-21 1:00:11 PM


Lilam Kadarin Nuriyanto

karakter jujur dalam berjual beli di kantin tetap bernuansa keagamaan. Selain itu juga
kejujuran; keberanian siswa untuk tampil mencakup pendidikan agama itu sendiri
didepan pada kultum sholat ashar dan kegiatan yang merupakan khusus muatan dari Diknas,
pentas tiap hari senin; berprestasi dalam dan pengembangan dari pihak yayasan yang
beberapa ajang perlombaan, sehingga sekolah berupa Al Qur’an, Al Islam, Sejarah Islam, dan
mengeluarkan penghargaan kepada siswa yang Bahasa Arab. Juga ada proses pembiasaan pada
berprestasi. diri siswa yaitu sholat dhuha, zuhur, dan ashar
berjamaah, membaca Al Qur’an, doa bersama,
Kekuatan dan Kendala-Kendala kultum, makan siang bersama, program pondok
Implementasi Pendidikan Agama yang malam dan mabit malam, hafalan surat-surat
Dihadapi SDIT Al Anwar dan SDIT Firdaus pendek (juz 30), asmaul husna, kepemimpinan,
dan kantin kejujuran.
Kekuatan yang ada pada kedua sekolah
Semuanya tersebut merupakan usaha
adalah adanya kurikulum yang sudah
dalam rangka mencapai tujuan sekolah
mendukung dalam pembentukan karakter
yang bisa dipetakan menjadi empat kuadran
siswa, juga adanya dukungan dari komite
karakter nabi yaitu olah pikir (fathonah),
dan pengembangan kurikulum, serta orang
olah hati (siddiq), olah raga (amanah), dan
tua siswa. Sumber daya manusia guru yang
olah rasa/karsa (tabligh). Yang mana akan
sudah berpendidikan sarjana dan mempunyai
membentuk siswa yang berkarakter. Semuanya
pengetahuan keagamaan, solidaritas diantara
ini berlangsung ketika siswa berada di sekolah,
guru yang bisa membentuk team work sekolah
maka penulis menyebutnya sebagai “budaya
yang kuat, adanya hidden kurikulum, dan
sekolah”.
mempunyai lahan dan gedung sendiri serta
sarana dan prasarana lainnya yang relatif Setelah selesai mengikuti pelajaran di
komplit. sekolah siswa akan pulang kembali ke rumah
masing-masing. Ketika di rumah itu siswa
Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi
menghabiskan waktu lebih lama dari pada ketika
adalah belum mendapatkan bantuan dari
berada di sekolah. Ketika berada dirumah siswa
pihak pemerintah berupa guru PNS khususnya
berinteraksi dengan lingkungan rumah yang
guru pendidikan agama, dan sarana prasarana
terdiri dari orang tua, saudara kandung dan
yang masih harus ditingkatkan secara terus-
anggota keluarga yang lainnya. Selain itu juga
menerus.
berinteraksi dengan lingkungann luar rumah
yang terdekat, misalnya teman sepermainan,
Model Pendidikan Agama Islam Dalam tetangga rumah terdekat, acara televisi dan
Membentuk Karakter Siswa media lainnya. Dan yang terjauh adalah
Dari visi misi sekolah membentuk sebuah berinteraksi dengan lingkungan luar baik
kurikulum berkarakter yang mengandung itu secara langsung maupun tidak langsung,
muatan dari dinas, lokal dan pengembangan seperti budaya masyarakat setempat/lokal,
diri. Dalam menyusun kurikulum berkarakter lingkungan terorganisasi baik yang bersifat
ini melalui sebuah workshop yang diikuti dari keagamaan dan umum misal TPQ, pondok
unsur kepala sekolah, guru, yayasan, komite pesantren, dan organisasi kepemudaan, yang
dan tim pengembang. Kemudian kurikulum peneliti sebut dengan istilah “budaya rumah”..
berkarakter ini diimplementasikan melalui Ini semua peneliti menyebutnya dengan istilah
sebuah proses belajar mengajar dibawah “Budaya Rumah”.
komando kepala sekolah. Proses belajar Antara budaya sekolah dan budaya rumah
mengajar ini mencakup mata pelajaran harus saling bersinergi, seperti yang terdapat
yang salah satunya bersifat umum tapi dalam model bagan berikut ini.

24 EDUKASI Volume 12, Nomor 1, Januari-April 2014

EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 24 2014-07-21 1:00:11 PM


MODEL KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM di SDIT al-Anwar dan Firdaus Mojokerto Jawa Timur


Tabel 5:
Model Sinergi Budaya Sekolah Dan Rumah

EDUKASI Volume 12, Nomor 1, Januari-April 2014 25

EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 25 2014-07-21 1:00:11 PM


Lilam Kadarin Nuriyanto

PENUTUP membentuk siswa yang berkarakter baik.


Disekolah sudah menjadi baik tetapi setelah
Kesimpulan pulang dari sekolah siswa bisa mendapatkan
Pelaksanaan kurikulum di SDIT Al Anwar pengaruh yang tidak baik dari lingkungan luar
dan SDIT Firdaus menggunakan muatan dari sekolahnya.
Dinas Pendidikan Nasional dan muatan lokal,
yaitu 2 jam pelajaran khusus Pendidikan Agama
SUMBER BACAAN
Islam dan pengembangan muatan lokal berupa
Akidah Akhlak, Qur’an Hadist, dan Shiroh. Chatib, Thaha, H.M, (1996): Kapita Selekta
Dalam muatan lokal tersebut ada pula program Pendidikan, Jakarta: Pustaka Pelajar, 1996
untuk pengembangan diri peserta didik yang Saleh, Abdul Rahman, (2000): Pendidikan
terdiri dari terstruktur dan program pilihan, Agama dan Keagamaan, Visi, Misi, dan
serta pembiasaan moral. Dalam pembentukan Aksi Jakarta, Gemawindu Pancaperkasa
empat karakter nabi amanah, fathonah, sidiq, Shalahudin, Mahfudh, (1987): Metodologi
dan tabligh belum masuk dalam kurikulum Pendidikan Agama, Bina Ilmu, Surabaya.
secara tertulis tetapi sudah terimplementasi
Madjid, Nurcholish, (2000): Masyarakat
dalam kegiatan harian di sekolah.
Religius Membumikan Nilai-Nilai Islam
Untuk membentuk karakter peserta didik dalam Kehidupan Masyarakat, Jakarta:
yang baik, sebagaimana telah dilakukan di Paramadina, Jakarta.
sekolah dengan menggunakan budaya sekolah,
Lussy, (2004): Pengembangan Pembelajaran
tentunya harus bersinergi dengan budaya
Pendidikan Agama Islam Melalui Metode
rumah. Maksudnya budaya rumah harus
Pendidikan terbuka di SDIT Bina Anak
menyeimbangkan dengan budaya sekolah
Sholeh II Yogyakarta, Tarbiyah IAIN
dalam membentuk siswa yang berkarakter.
Sunan Kalijaga.
Disinilah kendala yang akan dihadapi dalam

26 EDUKASI Volume 12, Nomor 1, Januari-April 2014

EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 26 2014-07-21 1:00:11 PM

You might also like