Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2.1.3. Epidemiologi
Demam berdarah telah menjadi salah satu penyakit penyebaran
tercepat dengan setengah dari populasi dunia berada dalam risiko dan
jutaan infeksi dan mengambil ribuan nyawa setiap tahun. Demam
berdarah menjadi endemik pada sepuluh dari sebelas negara di WHO
Wilayah Asia Tenggara, dengan pengecualian Republik Demokratik
Korea. Pada tahun 2015, total 428 287 kasus dengue dilaporkan dari
7
WHO Wilayah Asia Tenggara. Jumlah ini meningkat lebih dari 50%
dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat kematian kasus turun dari
0,47 menjadi 0,36 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang
mencerminkan upaya berkelanjutan dari negara-negara untuk
memperkuat kapasitas untuk mengelola kasus klinis demam
berdarah.12,13
Data profil kesehatan Indonesia tahun 2017 telah menunjukkan
jumlah penduduk Indonesia sebanyak 261.890.872 jiwa. Dari jumlah
tersebut tercatat sebanyak 59.047 jiwa mengalami kasus demam
berdarah pada tahun 2017, dan dari jumlah kasus demam berdarah
tersebut tercatat 444 jiwa meninggal dunia.13
Penyakit akibat infeksi virus dengue tersebar di seluruh wilayah
Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Karibia. Indonesia merupakan
wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Tabel
2.1 menunjukkan jumlah kasus dan angka kematian di Indonesia dari
tahun 2008 sampai 2012.
Tabel 2.1. Jumlah Kasus dan Angka Kematian DBD di Indonesia Tahun 2008-
201215
Tahun Jumlah Kasus Angka Kematian (%)
2008 137.469 0.86
2009 154.855 0.89
2010 156.086 0.87
2011 65.725 0.80
2012 90.245 0.88
3. Host (Pejamu)
Dengue virus telah berkembang dari nyamuk, beradaptasi ke
primata kemudian ke manusia dalam proses evolusi. Viremia
pada manusia mencapai titer tertinggi pada hari kedua sebelum
onset demam dan berlangsung selama 5-7 hari setelah onset
demam. Hanya diantara kedua periode ini vektor dapat
menyebabkan infeksi. Penyebaran melalui perpindahan dari
host (manusia) dikarenakan perpindahan vektor yang terbatas.
Kerentanan manusia terhadap infeksi virus dengue tergantung
pada status imun dan predisposisi genetik.16
4. Musim dan Intensitas Transmisi Virus Dengue
Transmisi virus dengue biasanya terjadi pada musim hujan
ketika temperatur dan kelembaban memadai untuk populasi
vektor berkembang biak di habitat sekunder dan juga
16
B. Pemeriksaan Radiologi
Kelainan yang bisa didapatkan dalam pemeriksaan radiologi yaitu
dilatasi pembuluh darah paru, efusi pleura, kardiomegali atau efusi
perikardi, hepatomegaly, cairan dalam rongga peritoneum dan
penebalan dinding vesika felea.23
2.1.8 Penatalaksanaan23
B. Grup B
Yang termasuk Grup B meliputi pasien dengan warning signs dan
pasien dengan kondisi penyerta khusus (co-existing conditions).
Pasien dengan kondisi penyerta khusus seperti kehamilan, bayi,
usia tua, diabetes mellitus, gagal ginjal atau dengan indikasi sosial
seperti tempat tinggal yang jauh dari RS atau tinggal sendiri harus
dirawat di rumah sakit. Jika pasien tidak mampu mentoleransi
asupan cairan secara oral dalam jumlah yang cukup, terapi cairan
intravena dapat dimulai dengan memberikan larutan NaCl 0,9%
atau Ringer’s Lactate dengan kecepatan tetes maintenance.
Monitoring meliputi pola suhu, balans cairan (cairan masuk dan
cairan keluar), produksi urine, dan warning signs.
Tatalaksana pasien infeksi dengue dengan warning signs adalah
sebagai berikut:
Mulai dengan pemberian larutan isotonic (NS atau RL) 5-7
ml/kg/jam selama 1-2 jam, kemudian kurangi kecepatan tetes
menjadi 3-5 ml/kg/jam selama 2-4 jam, dan kemudian kurangi
lagi menjadi 2-3 ml/kg/jam sesuai respons klinis.
Nilai kembali status klinis dan evaluasi nilai hematokrit. Jika
hematokrit stabil atau hanya meningkat sedikit, lanjutkan
terapi cairan dengan kecepatan 2-3 ml/kg/jam selama 2-4 jam.
Jika terjadi perburukan tanda vital dan peningkatan cepat nilai
HCT, tingkatkan kecepatan tetes menjdai 5-10 ml/kg/jam
selama 1-2 jam
21
C. Grup C
Yang termasuk Grup C adalah pasien dengan kebocoran plasma
(plasma leakage) berat yang menimbulkan syok dan/atau
akumulasi cairan abnormal dengan distres nafas, perdarahan
berat, atau gangguan fungsi organ berat. Terapi terbagi menjadi
terapi syok terkompensasi (compensated shock) dan terapi syok
hipotensif (hypotensive shock).23
Terapi cairan pada pasien dengan syok terkompensasi meliputi:
2.1.9. Pencegahan
Demam berdarah dapat dicegah dengan memberantas jentik-
jentik nyamuk Demam Berdarah (Aedes aegypti) dengan cara
melakukan PSN (Pembersihan Sarang Nyamuk) Upaya ini
merupakan cara yang terbaik, ampuh, murah, mudah dan dapat
dilakukan oleh masyarakat, dengan cara sebagai berikut:23
1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti : bak mandi /
WC, drum, dan lain-lain) sekurang-kurangnya seminggu sekali.
Gantilah air di vas kembang, tempat minum burung, perangkap
semut dan lain-lain sekurang-kurangnya seminggu sekali.
2. Tutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti tampayan,
drum, dan lain-lain agar nyamuk tidak dapat masuk dan
berkembang biak.
3. Kubur atau buanglah pada tempatnya barang-barang bekas,
seperti kaleng bekas, ban bekas, botol-botol pecah, dan lain-lain
yang dapat menampung air hujan, agar tidak menjadi tempat
berkembang biak nyamuk. Potongan bamboo, tempurung kelapa,
dan lain-lain agar dibakar bersama sampah lainnya.
23
2.2. Sikap24
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat, tetapi hanya
dapat ditafsirkan. Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam
diri individu untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu
objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut. Sikap
merupakan kecenderungan merespons (secara positif atau negatif) orang,
situasi atau objek tertentu. Sikap mengandung suatu penilaian emosional
atau afektif (senang, benci, dan sedih), kognitif (pengetahuan tentang suatu
objek), dan konatif (kecenderungan bertindak).
Sikap tidak dapat dilihat, tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup. Sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, yang menjadi predisposisi tindakan suatu perilaku, bukan
24
2.3 Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan
pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan dan hubungan
dengan lingkungan dan alam sekitarnya.25 Pengetahuan ini meliputi emosi,
tradisi, keterampilan , informasi, akidah dan pikiran-pikiran.26 Pengetahuan
merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku
seseorang. Pengetahuan juga sangat berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan seseorang.27 pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang akan diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita
ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan. Hasil dari pengukuran
pengetahuan dapat digunakan dalam sebuah penelitian terkait dengan
kejadian sebuah penyakit.25,28
25
yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya
akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak
aspek positif yang diketahui, akan menumbuhkan sikap positif terhadap
objek tersebut. Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang untuk menerima informasi yang lebih baik.29
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang setiap hari dalam
menjalankan kehidupannya. Seseorang bekerja diluar rumah cenderung
memiliki akses yang baik terhadap informasi dibandingkan sehari-hari
berada di rumah.29
4. Informasi
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi,
maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas.29
5. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut.29
6. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulangi kembali
pengetahuan yang diperoleh memecahkan masalah yang dihadapi di masa
lalu.29
1. Pertanyaan subjektif
Pertanyaan essay disebut pertanyaan subjektif karena penilaian untuk
pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari penilaian, sehingga cara
menilainya akan berbeda-beda.
2. Pertanyaan objektif
Pertanyaan pilihan ganda, menjodohkan, benar atau salah disebut
pertanyaan objektif karena pertanyaan ini dapat dinilai secara pasti oleh
penilainya tanpa melibatkan faktor subjektifitas.
Pengukuran tingkat pengetahuan terdiri dari:29
1. Baik, jika 76-100% pertanyaan dapat dijawab dengan benar.
2. Cukup, jika 56-75% pertanyaan dapat dijawab dengan benar.
3. Kurang, jika <56% pertanyaan dapat dijawab dengan benar.
Pengetahuan
Kejadian DBD
Sikap
Keterangan:
= Variabel Bebas
= Variabel Terikat
Kader Kesehatan
Peran kader
terhadap Kegiatan PSN oleh
pengetahuan dan kader
sikap masyakat
Kejadian DBD
2.7.Hipotesis
Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap kader kesehatan dengan
angka kejadian DBD di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota.