You are on page 1of 19

Tri Sulistyani, Andika Dwi K, dan Cairin A: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Asset Perusahaan…..

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK DAN ASSET PERUSAHAAN


TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN
PERDAGANGAN BESAR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2012-2015
Tri Sulistyani1, Andika Dw i Kurniaw an 2 , dan Cairin Aulia 3
1
rogram Studi Manajemen Perpajakan, 2 Program St udi Akuntansi , 3Program Studi
Manajemen Perpajakan
Fakultas Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of tax planning and corporate
assets simultaneously and partially on earnings management in large trading
companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2012-2015. The population in this
study are all companies that are members of large trading companies listed on the
Stock Exchange in 2012-2015 with 32 companies. By using a purposive sampling
technique obtained 21 companies that meet the criteria as a sample. The data collection
method used in this study is documentation. While the data analysis used is testing
classical assumptions, multiple linear regression analysis, simultaneous significance
test (F statistical test), significant test of individual parameters (statistical test t) and
coefficient of determination. Based on the results of the study, the first hypothesis is
acceptable, it is proven from the results of testing the significant test simultaneous
parameters (F statistical test) obtained probability of a sig value of 0.0012 which is
smaller than the value of α which is equal to 0.05. Based on the results of the study, the
second hypothesis is acceptable, it is evidenced from the results of testing the significant
test of individual parameters (statistical test t) tax planning on earnings management
obtained probability of sig value of 0.003 which is smaller than α value of 0.05. Based
on the results of the study, the third hypothesis is unacceptable, it is proven from the
results of testing the significant individual parameters (statistical test t) company assets
to earnings management obtained probability of sig value of, 608 which is greater than
α value of 0.05.
Keywords: Tax Planning, Company Assets, Profit Management.

A. PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan kan laba perusahaan yang mengarah


salah satu alat penting sebagai bahan pada proses memaksimalkan
pertimbangan pengambilan keputusan kepentingannya atas biaya pemilik
dalam ekonomi perusahaan. Laporan perusahaan. Hal ini mungkin terjadi
keuangan memuat segala informasi yang karena pengelola mempunyai informasi
dibutuhkan oleh para penggunanya, yaitu yang tidak dimiliki oleh pemilik
stakeholders. Manajer yang bertugas perusahaan (Santana dan Wirakusuma,
mengelola perusahaan seringkali 2016:1556).
memiliki kepentingan yang berbeda Informasi yang terkandung dalam
dengan investor. Manajer sebagai laba (earnings) memiliki peran penting
pengelola perusahaan akan memaksimal- dalam menilai kinerja perusahaan. Laba

1
PERMANA – Vol. VIII No. 1 Agustus 2016

yang berkualitas adalah laba yang dapat orang yang membuat laporan keuangan
mencerminkan kelanjutan laba tersebut (Prasetya, 2016).
(sustainable earnings) di masa depan, Pihak-pihak yang bertentangan
yang ditentukan oleh komponen akrual dengan dilakukannnya manajemen laba
dan kas dan dapat mencerminkan kinerja mengungkapkan bahwa manajemen laba
keuangan perusahaan yang sesungguh- merupakan tindakan yang kontroversial
nya (Wiryandari, 2015:2). Semakin di dalam dunia akuntansi dan bisnis.
berkualitas laba perusahaan, maka Permasalahan dimulai ketika manajemen
investor semakin tertarik untuk menjadi laba membawa pengaruh negatif dan
salah satu pemilik saham perusahaan cenderung menyesatkan bagi pengguna
tersebut (Sumomba, 2012:103). informasi dalam pelaporan keuangannya.
Jumlah laba perusahaan merupa- Schipper (1989) menyatakan bahwa
kan informasi terpenting yang terdapat manajemen laba merupakan campur
dalam laporan keruangan. Laba merupa- tangan atau intervensi yang dilakukan
kan gambaran kegiatan atau usaha dalam manajer di dalam penyusunan laporan
memajukan perusahaan. Laba sering keuangan yang bertujuan untuk
menjadi target rekayasa yang dilakukan memaksimumkan keuntungan pribadi
pihak manajemen untuk meminimalkan manajer tersebut. Sedangkan menurut
atau memaksimalkan laba, dengan kata Mulford dan Comiskey (2010),
lain manajemen melakukan praktek manajemen laba adalah manipulasi
manajemen laba (earning management). akuntansi yang bertujuan untuk
Earning management dapat terjadi membuat perusahaan terlihat lebih baik
karena adanya kebebasan pemilhan kinerjanya daripada yang sebenarnya
metode dan estimasi akuntansi yang (Prasetya, 2016).
diaplikasikan dalam laporan keuangan Konsep mengenai manajemen laba
(Bartov, 1993 dalam Santana dan dapat dijelaskan dengan menggunakan
Wirakusuma, 2016:1556). Manajemen pendekatan teori keagenan (agency
laba merupakan upaya yang dilakukan theory). Agency theory memiliki asumsi
pihak manajemen untuk melakukan bahwa masing-masing individu semata-
intervensi dalam penyusunan laporan mata termotivasi oleh kesejahteraan dan
keuangan dengan tujuan untuk meng- kepentingan dirinya sendiri. Aditama
untungkan dirinya sendiri, yaitu pihak dan Purwaningsih (2013:1) meng-
perusahaan yang terkait (Murniati, ungkapkan bahwa konsep mengenai
2015). manajemen laba dapat dijelaskan dengan
Manajemen laba merupakan menggunakan pendekatan teori keagenan
sebuah fenomena yang sampai saat ini (agency theory). Teori tersebut
masih diperdebatkan mengenai menyatakan bahwa praktik manajemen
pemahaman etis dan tanggung jawab laba dipengaruhi oleh konflik kepenting-
sosialnya. Manajemen laba berada di an antara pihak yang berkepentingan
grey area antara sebuah kecurangan dan (principal) dengan manajemen sebagai
merupakan aktivitas yang diijinkan oleh pihak yang menjalankan kepentingan
prinsip akuntansi. Hal ini dikarenakan (agent). Konflik ini muncul pada saat
terdapat perbedaan pendapat mengenai setiap pihak berusaha untuk mencapai
tanggung jawab sosial dan pemahaman tingkat kemakmuran yang diinginkan-
etis diantara setiap orang. Berdasarkan nya.
hal tersebut, laporan keuangan dapat Eisenhardt menyatakan bahwa
disebut sebagai tanggung jawab sosial teori agensi menggunakan tiga asumsi
pribadi dan cerminan perilaku etis dari sifat manusia yaitu: (1) manusia pada

2
Tri Sulistyani, Andika Dwi K, dan Cairin A: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Asset Perusahaan…..

umumya mementingkan diri sendiri (self ke perusahaan yang tidak prospektif.


interest), (2) manusia memiliki daya Bagi calon kreditur, terjadi kesalahan
pikir terbatas mengenai persepsi masa dalam mengambil keputusan dimana
mendatang (bounded rationality) dan (3) mereka seharusnya tidak memberikan
manusia selalu menghindari resiko (risk kredit kepada perusahaan tersebut yang
averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar pada akhirnya dapat menimbulkan kredit
manusia tersebut manajer sebagai macet (Santana dan Wirakusuma, 2016).
manusia akan bertindak opportunistic, Terdapat dua kepentingan yang
yaitu mengutamakan kepentingan berbeda didalam perusahaan dimana
pribadinya. Manajer sebagai pengelola masing-masing pihak berusaha untuk
perusahaan lebih banyak mengetahui mencapai atau mempertahankan tingkat
informasi internal dan prospek kemakmuran yang dikehendaki. Dua
perusahaan di masa yang akan datang kepentingan tersebut terjadi karena pihak
dibandingkan pemilik (pemegang manajemen berusaha untuk meningkat-
saham). Manajer berkewajiban memberi- kan kesejahteraan, sedangkan pemegang
kan sinyal mengenai kondisi perusahaan saham berkeinginan untuk meningkatkan
kepada pemilik. Sinyal yang diberikan kekayaannya. Selain itu pihak
dapat dilakukan melalui pengungkapan manajemen berkeinginan memperoleh
informasi akuntansi seperti laporan kredit sebesar mungkin dengan bunga
keuangan. Laporan keuangan tersebut yang rendah, sedangkan kreditor hanya
penting bagi para pengguna eksternal ingin memberikan kredit sesuai dengan
terutama sekali karena kelompok ini kemampuan perusahaan, serta pihak
berada dalam kondisi yang paling besar manajemen berkeinginan membayar
ketidakpastiannya (Trisnawati, 2012). pajak sekecil mungkin, sedangkan
Apabila suatu kondisi dimana pemerintah ingin memungut pajak
pihak manajemen ternyata tidak berhasil sebesar-besarnya (Aditama dan
mencapai target laba yang ditentukan, Purwaningsih 2013).
maka manajemen akan memanfaatkan Pihak manajemen menginginkan
fleksibilitas yang diperbolehkan oleh untuk menekan dan membuat beban
standar akuntansi dalam menyusun pajak sekecil mungkin, maka pihak
laporan keuangan untuk memodifikasi manajemen cenderung untuk
laba yang dilaporkan. Manajemen ter- meminimalkan pembayaran pajak.
motivasi untuk memperlihatkan kinerja Upaya untuk meminimalkan beban pajak
yang baik dalam menghasilkan nilai atau ini sering disebut dengan perencanaan
keuntungan maksimal bagi perusahaan pajak (tax planning) atau tax sheltering
sehingga manajemen cenderung memilih (Suandy, 2016:1). Perencanan pajak (tax
dan menerapkan metoda akuntansi yang planning) juga merupakan proses
dapat memberikan informasi laba lebih mengorganisasi usaha wajib pajak yang
baik (Muliati, 2011). tujuan akhir proses perencanaan pajak
Dampak diterapkannya manajemen ini menyebabkan utang pajak, baik PPh
laba, calon investor dan kreditur merasa maupun pajak-pajak lainnya berada
dirugikan. Para investor mengalami dalam posisi seminimal mungkin,
kegagalan dalam menentukan nilai sepanjang hal ini masih berada di dalam
perusahaan dengan tepat (saat dilakukan- bingkai peraturan perpajakan yang
nya penawaran saham perdana/IPO) berlaku. Oleh karena itu, perencanan
sehingga konsekuensinya terjadi pajak (tax planning) merupakan tindakan
kesalahan alokasi dana terhadap yang legal karena diperbolehkan oleh
perusahaan yang betul-betul prospektif pemerintah selama dalam koridor

3
PERMANA – Vol. VIII No. 1 Agustus 2016

undang-undang perpajakan yang berlaku bisnis dapat meminimalkan pajaknya,


di Indonesia. baik melalui cara yang sesuai dengan
Menurut Soemitro (1995), pajak undang-undang (lawful), maupun dengan
merupakan iuran rakyat kepada kas cara yang bertentangan dengan undang-
negara berdasarkan undang–undang undang (unlawful). Cara-cara yang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak sesuai dengan undang-undang dapat
mendapatkan timbal (kontraprestasi), dilakukan dengan menerapkan prinsip
yang langsung dapat ditunjukkan dan pengelolaan pajak (Manajemen Pajak)
yang digunakan untuk membayar secara tepat dan layak. Tujuan dari
pengeluaran umum (Mardiasmo, manajemen pajak dibagi menjadi dua,
2013:1). Menurut Suandy (2016:1) dari yaitu : menerapkan peraturan-peraturan
segi ekonomi, pajak merupakan perpajakan secara benar dan usaha
pemindahan sumber daya dari sektor efisiensi untuk mencapai laba dan
privat (perusahaan) ke sektor publik. likuiditas yang seharusnya. Manajemen
Pemindahan sumber daya tersebut akan pajak sendiri terdiri dari fungsi
mempengaruhi daya beli atau perencanaan, pelaksanaan, dan
kemampuan belanja dari sektor privat. pengendalian. Fungsi perencanaan pajak
Agar tidak terjadi gangguan yang serius (tax planning) sendiri merupakan kunci
terhadap kelangsungan usaha, maka penting dalam merencanakan strategi
sudah seharusnya pajak dikelola dengan efisiensi biaya pada aspek pada
baik. Bagi negara, pajak adalah salah perusahaan (Suandy, 2016:6)
satu sumber penerimaan penting yang Mulai tahun pajak 2009, tarif PPh
akan digunakan untuk membiayai Badan menganut sistem tarif tunggal
pengeluaran negara, baik pengeluaran atau single tax yaitu 28% dan menjadi
rutin maupun pengeluaran pem- 25% pada tahun 2010. Jadi berapapun
bangunan. Sebaliknya, bagi perusahaan penghasilan kena pajaknya, tarif yang
pajak merupakan beban yang akan dikenakan adalah satu yaitu 28% atau
mengurangi laba bersih (Suandy, 25%. Selain itu, bagi perusahaan yang
2016:1). masuk bursa (go public) diberikan
Ketentuan perpajakan terus meng- penurunan tarif sebesar 5% dari tarif
ikuti perubahan dan perkembangan normal dengan syarat lainnya. Dengan
perekonomian negara, masyarakat dan begitu, pada tahun pajak 2009 tarif
juga mengikuti perkembangan perekono- perusahaan yang masuk bursa (go
mian dunia, sehingga diperlukan public) sebesar 23% dan pada tahun
kebijakan-kebijakan pemerintah, pajak 2010 sebesar 20% (Wijaya dan
terutama yang berkaitan dengan Martani, 2011). Berubahnya tarif PPh
kebijakan fiskal, agar pemerintah dapat Badan dapat mempengaruhi perilaku
melaksanakan tugasnya menyejahtera- perusahaan dalam mengelola keuangan-
kan masyarakat lewat kebijakan fiskal nya. Perubahan tarif PPh Badan ini dapat
pada semua lapisan masyarakat maupun memberikan peluang kepada perusahaan
semua bentuk kegiatan usaha (Muljono, untuk melakukan manajemen laba
2014:1). dengan memperkecil laba kena pajak
Dalam praktik bisnis, umumnya (taxable income), sehingga beban pajak
perusahaan mengidentikkan pembayaran perusahaan tersebut akan semakin kecil
pajak sebagai beban sehingga akan (Wijaya dan Martani, 2011).
berusaha untuk meminimalkan beban Diberlakukannya UU No. 36 Tahun
tersebut guna mengoptimalkan laba. 2008, diharapkan memberi keringanan
Beragam cara dilakukan agar pelaku beban pajak bagi perusahaan, tetapi

4
Tri Sulistyani, Andika Dwi K, dan Cairin A: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Asset Perusahaan…..

perusahaan tetap menganggap pajak Salah satu upaya yang dilakukan


menjadi sebuah beban (Santana dan manajemen untuk memperoleh laba dari
Wirakusuma, 2016). adanya perubahan tarif pajak badan ini
Pemerintah dalam tindakannya adalah dengan mengalokasikan laba
mengurangi praktek manajemen laba tahun sebelum perubahan tarif pajak
yang dilakukan perusahaan terkait badan ke tahun sesudah perubahan tarif
pemungutan pajak, pemerintah pajak, dengan kata lain memindahkan
mengeluarkan Aturan Pelaksanaan penghasilan bersih ke periode pajak yang
Ketentuan Pasal 4 Peraturan Pemerintah tarifnya lebih rendah. Jika perusahaan
Nomor 18 Tahun 2007 dan di pertegas memandang peristiwa penurunan tarif
dengan peraturan Menteri Keuangan pajak sebagai kesempatan untuk
PMK-238/PMK.03/2008 pemerintah meminimalkan pajak, maka perusahaan
telah merevisi beberapa undang-undang akan menunda pengakuan laba atau
perpajakan. Salah satunya adalah mempercepat pengakuan biaya pada
merevisi undang-undang pajak peng- tahun 2009 sehingga laba pada tahun
hasilan. Alasan pemerintah merevisi 2009 menjadi lebih rendah. Melalui cara
undang-undang perpajakan adalah untuk ini perusahaan akan mendapatkan
mengurangi praktek manajemen laba keuntungan sebesar penurunan tarif
yang dilakukan oleh perusahaan. UU pajak kali besarnya laba yang ditunda.
PPh No. 36 Tahun 2008 telah terjadi Secara akuntansi hal ini dapat diterima
perubahan tarif pajak badan yang semula karena menganut prinsip akrual basis
menganut sistem tarif pajak berlapis (Santana dan Wirakusuma, 2016).
(10%, 15%, dan 30%) menjadi tarif Manajer memiliki berbagai alasan
tunggal yaitu sebesar 28% yang mulai untuk melaporkan laba yang lebih
berlaku efektif pada 1 Januari 2009 dan rendah. Salah satu diantaranya adalah
tarif 25% yang mulai berlaku efektif mengurangi political cost. Ukuran
pada 1 Januari 2010 (Santana dan perusahaan (firm size) digunakan sebagai
Wirakusuma, 2016). proksi dari political cost. Dalam
Dalam melakukan perhitungan dan penelitian ini, ukuran perusahaan dilihat
pembayaran pajak, perusahaan biasanya dari jumlah total aktiva perusahaan
melakukan upaya-upaya agar beban tersebut. Semakin besar ukuran
yang ditimbulkan dari pajak dapat perusahaan tentu memiliki total aktiva
ditekan sekecil mungkin untuk mem- yang relatif besar, sehingga dapat
peroleh peningkatan laba bersih setelah beroperasi dengan tingkat efisiensi yang
pajak yang akan berdampak pada nilai lebih tinggi serta semakin besar peluang
perusahaan (firm value). Salah satu cara perusahaan untuk memperoleh laba dari
yang dilakukan oleh manajemen untuk operasinya (Dewi dan Ulupui,
mengurangi jumlah pajak yang dibayar- 2014:252).
kan oleh perusahaan dengan melakukan Ukuran perusahaan adalah tingkat
perencanaan pajak atau tax planning. identifikasi kecil atau besarnya
Tax planning merupakan tindakan perusahaan. Menurut Prasetya (2016)
penstrukturan yang terkait dengan ukuran perusahaan dapat ditentukan
konsekuensi potensi pajak, yang berdasarkan jumlah tenaga kerja,
penekanannya pada pengendalian setiap kapitalisasi pasar, total penjualan, total
transaksi yang ada konsekuensi pajak nilai aktiva, dan sebagainya. Semakin
dengan tujuan mengefisienkan jumlah besar kapitalisasi pasar menandakan
pajak yang akan di transfer ke semakin perusahaan diketahui oleh
pemerintah (Lestari, 2014). masyarakat, semakin besar penjualan

5
PERMANA – Vol. VIII No. 1 Agustus 2016

menandakan perputaran uang semakin Fenomena yang terkait dengan


banyak, dan semakin besar aktiva manajemen laba yang lain terjadi pada
menandakan modal yang ditanam PT. Waskita Karya, Tbk. Perusahaan ini
semakin banyak. berencana akan membangun jalan tol
Perusahaan yang berukuran besar atas laut di Kalimantan. Kasus ini terjadi
memiliki basis pemegang kepentingan pada penghujung 2009, PT. Waskita
yang lebih luas, sehingga berbagai Karya, Tbk menjadi sorotan karena
kebijakan perusahaan besar akan kasus manipulasi laporan keuangan.
berdampak lebih besar terhadap perusahaan mengalami defisit akibat
kepentingan publik dibandingkan dengan kelebihan pencatatan laporan keuangan,
perusahaan kecil. Bagi investor, PT. Waskita Karya seharusnya mencatat
kebijakan perusahaan akan berimplikasi rugi namun dalam laporannya malah
terhadap prospek cash flow dimasa yang terlihat untung. Oknum direksi waskita
akan datang. Bagi regulator (pemerintah) karya yang diketahui memalsukan
akan berdampak terhadap besarnya pajak laporan keuangan perseroan, sudah di
yang akan diterima, serta efektifitas non-aktifkan oleh kementrian BUMN,
peran pemberian perlindungan terhadap sebagai pemilik saham. Rekayasa
masyarakat secara umum (Muliati, laporan keuangan BUMN bidang jasa
2011). Moses (1997) menyatakan konstruksi ini hanya bersifat
perusahaan beraset besar akan memiliki administratif oknum direksi yang
dorongan yang lebih besar untuk terlibat, diakui sofyan sebagai mentri
melakukan praktek manajemen laba BUMN tidak secara sengaja memalsu-
dibandingkan dengan perusahaan kecil, kan laporan keuangan demi kepentingan
karena memiliki biaya politik lebih diri sendiri. kondisi perusahaan yang
besar, selain itu perusahaan besar sulit menyebabkan mereka mencari jalan
memiliki aktivitas operasional yang dengan memalsukan laporan keuangan.
lebih kompleks dibandingkan perusaha- Pemalsuan keuangan perusahaan ini
an kecil, sehingga dapat memungkinkan terdeteksi sejak Agustus 2009 dan
untuk melakukan praktek manajemen menyebabkan Waskita mengalami defisit
laba (Santana dan Wirakusuma, 2016). modal sebesar Rp 457 miliar. Setelah
Fenomena adanya praktik kejadian itu pemerintah memutuskan
manajemen laba pernah terjadi di pasar Waskita untuk direstrukturisasi dengan
modal Indonesia, khususnya pada emiten dikucurkannya suntikan dana oleh PT.
manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Perusahaan Pengelola Asset (PPA)
Contoh kasus terjadi pada PT Kimia sebesar Rp 400 miliar (Hernawati,
Farma Tbk. Berdasarkan hasil 2016).
pemeriksaan Bapepam (Badan Pengawas Dikutip dari www.detikfinance.
Pasar Modal, 2004), diperoleh bukti com bahwa PT Bakrie & Brothers Tbk
bahwa terdapat kesalahan penyajian (BNBR) mengakui terjadi kesalahan
dalam laporan keuangan PT Kimia dalam pencatatan laporan keuangan
Farma Tbk., berupa kesalahan dalam tahunan 2010. Kesalahan tersebut terjadi
penilaian persediaan barang jadi dan karena perseroan tidak merinci transaksi
kesalahan pencatatan penjualan, dimana yang dilakukan PT Petromine, salah satu
dampak kesalahan tersebut mengakibat- anak usaha dari anak perusahaan Bakrie
kan overstated laba pada laba bersih & Brothers, dengan PT AKR Corporindo
untuk tahun yang berakhir 31 Desember Tbk (AKRA) senilai Rp 1,37 triliun.
2001 sebesar Rp 32,7 miliar (Ruliana, Ketidaksingkronan pencatatan ini terjadi
2016). setelah ditemukan dalam laporan

6
Tri Sulistyani, Andika Dwi K, dan Cairin A: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Asset Perusahaan…..

keuangan tahunan 2010 AKR B. PERUMUSAN MASALAH


Corporindo yang menyebutkan transaksi
pembelian bahan bakar senilai Rp 1,37 Berdasarkan latar belakang yang
triliun dari Petromine ini tercatat sebagai telah diuraikan, maka rumusan masalah
pendapatan dalam neraca AKR dalam penelitian ini adalah:
Corporindo. Sementara, dalam laporan 1. Apakah terdapat pengaruh
keuangan tahunan Bakrie & Brothers perencanaan pajak dan asset
hanya tercatat beban lain-lain yang perusahaan secara bersama-sama
nilainya mencapai Rp 8,6 triliun. terhadap manajemen laba pada
Berdasarkan peraturan Bapepam-LK, perusahaan perdagangan besar yang
transaksi yang nilai lebih dari atau sama terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dengan 10% pendapatan maka dalam Tahun 2012-2015?
neraca keuangan harus ditampilkan. 2. Apakah terdapat pengaruh
Bakrie & Brothers tercatat sudah perencanaan pajak terhadap
melakukan pencatatan laporan keuangan manajemen laba pada perusahaan
sebanyak dua kali pada kuartal I tahun perdagangan besar yang terdaftar di
2010. Masalah ini memperburuk citra Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
Bakrie & Brothers yang pada 2010 2015?
tercatat mengalami kerugian Rp 7 triliun. 3. Apakah terdapat pengaruh asset
Dalam kasus diatas mengindikasikan perusahaan terhadap manajemen laba
laporan keuangan (financial reporting) pada perusahaan perdagangan besar
yang disajikan tidak mencerminkan yang terdaftar di Bursa Efek
keadaan yang sebenarnya. Indonesia Tahun 2012-2015?
Beberapa penelitian terdahulu
yang membahas mengenai pengaruh C. TUJUAN PENELITIAN
perencanaan pajak terhadap manajemen
laba antara lain Sumomba (2012), Sesuai dengan latar belakang dan
Wijaya dan Martani (2011) serta rumusan masalah, maka tujuan
Aditama dan Purwaningsih (2013) penelitian ini adalah:
menjelaskan adanya hasil yang tidak 1. Untuk mengetahui pengaruh
konsisten. Peneliti tertarik untuk meneliti perencanaan pajak dan asset
kembali pada unit yang berbeda yaitu perusahaan secara bersama-sama
perusahaan Perdagangan Besar Yang terhadap manajemen laba pada
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka perusahaan perdagangan besar yang
peneliti melakukan penelitian dengan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
judul “Pengaruh Perencanaan Pajak dan Tahun 2012-2015.
Asset Perusahaan Terhadap manajemen 2. Untuk mengetahui pengaruh
Laba Pada Perusahaan Perdagangan perencanaan pajak terhadap
Besar Yang Terdaftar di Bursa Efek manajemen laba pada perusahaan
Indonesia Tahun 2012-2015”. perdagangan besar yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
2015.
3. Untuk mengetahui pengaruh asset
perusahaan terhadap manajemen laba
pada perusahaan perdagangan besar
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2015.

7
PERMANA – Vol. VIII No. 1 Agustus 2016

D. KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan pajak
(X1) H2

Manajemen Laba
(Y)
H3
Asset Perusahaan
(X2)

H1
Gambar 1
Kerangka Berpikir Penelitian

E. ANALISIS DATA rumus tax retention rate (tingkat


retensi pajak), yang menganalisis
Penelitian ini mengambil sampel suatu ukuran dari efektivitas
perusahaan yang tergabung dalam manajemen pajak pada laporan
perusahaan perdagangan besar yang keuangan perusahaan tahun berjalan.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Ukuran efektifitas manajemen pajak
2012-2015. Perusahaan yang menjadi yang dimaksud dalam penelitian ini
sampel dalam penelitian ini adalah adalah ukuran efektifitas
sebanyak 21 yang mempunyai data yang perencanaan pajak. Berikut ini adalah
lengkap yang diperlukan dalam data mengenai perencanaan pajak
penelitian ini. Data sampel dan tabulasi perusahaan perdagangan besar yang
data yang digunakan dalam penelitian ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia
beserta deskripsi dari masing-masing Tahun 2012-2015.
variabel akan disajikan berikut ini:
1. Perencanaan Pajak Tabel 4.3 Data Perencanaan Pajak
Perencanaan pajak tindakan Perusahaan Perdagangan Besar Yang
penstrukturan yang terkait dengan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
konsekuensi potensi pajaknya, yang Tahun 2012-2015
tekanannya kepada pengendalian
setiap transaksi yang ada Descriptive Statistics
konsekuensi pajaknya (Suandy, N Minimum Maximum Mean
2011:18). Pada umumnya, Pajak_X1 84 ,04 7,87 ,9018
perencanaan pajak merujuk kepada Valid N
84
(listwise)
proses merekayasa usaha transaksi
wajib pajak agar utang pajak berada Sumber: Data sekunder diolah, 2017
dalam jumlah yang minimal, tetapi
masih dalam bingkai peraturan Dari tabel di atas dapat
perpajakan Variabel perencanaan diketahui perencanaan pajak yang
pajak diukur dengan menggunakan diukur dengan tax retention rate
(tingkat retensi pajak) pada

8
Tri Sulistyani, Andika Dwi K, dan Cairin A: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Asset Perusahaan…..

perusahaan perdagangan besar Tabel 4.4 Data Aset Perusahaan


yang terdaftar di BEI untuk Perdagangan Besar Yang Terdaftar Di
periode 2012- 2015. Tax retention Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015
rate (tingkat retensi pajak)
tertinggi pada perusahaan Descriptive Statistics
perdagangan besar yang terdaftar N Minimum Maximum Mean
di BEI untuk periode 2012- 2015 Aset_X2 84 4,321 7,790 6,150
adalah sebesar 7,87 yaitu PT. Valid N
84
(listwise)
Enseval Megatrading. Sedangkan
tax retention rate (tingkat retensi Sumber: Data sekunder diolah, 2017
pajak) terendah adalah PT.
Evergreen Invesco sebesar 0,04 Dari tabel di atas dapat
dan rata-rata tax retention rate diketahui aset perusahaan yang
(tingkat retensi pajak) perusahaan diukur dengan total asset pada
perdagangan besar yang terdaftar perusahaan perdagangan besar
di BEI untuk periode 2012- 2015 yang terdaftar di BEI untuk
sebesar 0,9018. Tax retention rate periode 2012- 2015. Total asset
(tingkat retensi pajak) yang tinggi tertinggi dari perusahaan per-
dapat diartikan bahwa perusahaan dagangan besar yang terdaftar di
lebih efektif dalam melakukan BEI untuk periode 2012- 2015
manajemen pajak pada laporan adalah sebesar 61.715.399,00
keuangan perusahaan tahun ber- yaitu total aset dari PT.United
jalan. Sedangkan Tax retention Tractors Tbk. Sedangkan total
rate (tingkat retensi pajak) yang asset terendah dari perusahaan
trendah dapat diartikan bahwa perdagangan besar yang terdaftar
perusahaan kurang efektif dalam di BEI untuk periode 2012- 2015
melakukan manajemen pajak sebesar 20.937 yaitu total aset
pada laporan keuangan perusaha- dari PT. Akbar Indo Makmur
an tahun berjalan. Stimec dan rata-rata total asset
perusahaan perdagangan besar
2. Aset Perusahaan yang terdaftar di BEI untuk
Asset perusahaan pada periode 2012-2015 sebesar
dasarnya adalah semua hak yang 5.845.820,9286. Perusahaan yang
dapat digunakan dalam operasi memiliki aset tinggi dapat diarti-
perusahaan (Dewi dan Ulupui, kan bahwa perusahaan mem-
2014:254). Dalam penelitian ini punyai total aktiva yang besar,
skala perusahaan merupakan yang dapat dijadikan modal kerja
ukuran yang dipakai untuk men- untuk memperoleh laba.
cerminkan besar kecilnya Perusahaan yang memiliki aset
perusahaan yang didasarkan rendah dapat diartikan bahwa
kepada total aset perusahaan. perusahaan mempunyai total
Berikut ini adalah data mengenai aktiva yang terbatas, sehingga
aset perusahaan yang tergabung modal kerja untuk memperoleh
dalam perusahaan perdagangan laba juga terbatas.
besar yang terdaftar di BEI untuk
periode 2012- 2015.

9
PERMANA – Vol. VIII No. 1 Agustus 2016

3. Manajemen Laba Tabel 4.5


Manajemen laba adalah Data Manajemen Laba Perusahaan
suatu tindakan yang terjadi ketika Perdagangan Besar Yang Terdaftar Di
manajer menggunakan kebijakan Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015
dalam pelaporan keuangan dan
dalam menyusun transaksi untuk Descriptive Statistics
mengubah laporan keuangan dan N Minimum Maximum Mean
menyesatkan stakeholders Manajemen
84 -131,84 95,71 -1,3002
mengenai kinerja ekonomi Laba_Y
Valid N
perusahaan, atau untuk mem- (listwise)
84
pengaruhi contractual outcomes Sumber: Data sekunder diolah, 2017
yang tergantung pada angka
akuntansi yang dilaporkan Dari tabel di atas dapat
(Sulistyanto, 2009: 13). Dari diketahui data indeks manajemen
kacamata etika, dapat dianalisis laba pada perusahaan per-
sebab-sebab manajer melakukan dagangan besar yang terdaftar di
manajemen laba, sementara itu BEI untuk periode 2012- 2015.
dari kacamata teori akuntansi Indeks manajemen laba tertinggi
positif dapat dianalisis dan dari perusahaan perdagangan
diidentifikasikan sebagai bentuk besar yang terdaftar di BEI untuk
praktek manajemen laba yang periode 2012- 2015 sebesar 95,71
dilakukan oleh manajer perusaha- yaitu indeks manajemen laba PT.
an. Esensi dari pendekatan moral Wicaksana Overseas. Sedangkan
atau etika adalah pencapai indeks manajemen laba terendah
keseimbangan antara kepenting- dari perusahaan perdagangan
an individu (manajer) dengan besar yang terdaftar di BEI untuk
kewajiban terhadap pihak-pihak
periode 2012-2015 adalah sebesar
yang terkait dengan perusahaan -131,84 yaitu indeks manajemen
kepentingan principaldan akhir- laba PT. Wicaksana Overseas
nya menjadi insentif bagi perusahaan. Rata-rata indeks
manajer untuk melakukan manajemen laba dari perusahaan
manajemen laba. Manajemen perdagangan besar yang terdaftar
laba diukur dari distribusi laba, di BEI untuk periode 2012- 2015
dimana bila nilai distribusi laba adalah -1,3002. Perusahaan yang
(ΔE) adalah nol atau positif, memiliki indeks manajemen laba
maka perusahaan menghindari tinggi (nilai indeks manajemen
penurunan laba dan melakukan laba positif dan lebih dari 1)
manajemen laba. Bila nilai dapat diartikan bahwa perusahaan
distribusi laba (ΔE) adalah tidak melakukan manajemen laba
negatif, maka perusahaan meng- namun jika manajemen laba
hindari pelaporan kerugian. rendah (nilai indeks manajemen
Berikut ini adalah data laba negatif dan kurang dari 1)
mengenai manajemen laba dari dapat diartikan bahwa perusahaan
perusahaan yang tergabung cenderung melakukan manajemen
dalam sub sektor perdagangan laba dengan menghindari cara
besar yang terdaftar di BEI untuk penurunan laba.
periode 2012- 2015.

10
Tri Sulistyani, Andika Dwi K, dan Cairin A: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Asset Perusahaan…..

4. Pengujian Asumsi Klasik Tabel 4.6


Tujuan pengujian asumsi Hasil Uji Normalitas
klasik ini adalah untuk mem-
berikan kepastian bahwa per- One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
samaan regresi yang didapatkan Unstandard
memiliki ketepatan dalam ized
estimasi, tidak bias dan konsisten. Residual
Suatu model regresi yang baik N 30
adalah model regresi yang Normal Parametersa,,b Mean .0000000
memenuhi asumsi klasik yaitu, Std. Deviation .77715710
asumsi normalitas, multikolinieri- Most Extreme Absolute .143
tas, autokorelasi dan hetero- Differences Positive .083
kedastisitas.
Negative -.143
a. Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Z .781
Uji normalitas bertujuan
Asymp. Sig. (2-tailed) .575
untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel terikat a. Test distribution is Normal.
dan variabel bebas keduanya b. Calculated from data.
memiliki distribusi normal Berdasarkan hasil perhi-
atau tidak. Model regresi yang tungan diperoleh nilai signifi-
baik adalah memiliki distri- kansi kolmogorov smirnov
busi data normal atau men- dengan unstandardized
dekati normal. Dalam residual diperoleh nilai
penelitian ini uji normalitas sebesar 0,575. Perbandingan
dilakukan dengan uji statistik, antara probability dengan
yaitu dengan analisis uji standar signifikansi yang
statistik non parametrik one sudah ditentukan diketahui
sample kolmogorov smirnov. bahwa nilai probability lebih
Ketentuan pengambilan besar dari 0,05. Sehingga
keputusan pada uji one sample menunjukkan bahwa distribusi
kolmogorov smirnov adalah data dalam penelitian ini
bahwa jika probabilitas normal.
signifikansi di bawah 0,05
berarti data yang akan diuji b. Multikolinieritas
mempunyai perbedaan yang Uji Multikolinearitas
signifikan dengan data normal bertujuan untuk menguji
baku, berarti data tersebut apakah pada model regresi
tidak normal. Sebaliknya jika ditemukan adanya korelasi
signifikansi di atas 0,05 antar variabel independen.
berarti data yang akan diuji Model regresi yang baik
mempunyai perbedaan yang seharusnya tidak terjadi
signifikan dengan data normal korelasi di antara variabel
baku, berarti data tersebut bebas. Jika variabel bebas
normal (Ghozali, 2011:140). saling berkorelasi, maka
variabel–variabel ini tidak
ortogonol. Variabel ortogonal
adalah variabel bebas yang
nilai korelasi antar sesama

11
PERMANA – Vol. VIII No. 1 Agustus 2016

variabel bebas sama dengan masalah ini seringkali ditemu-


nol (Ghozali, 2011). kan apabila kita menggunakan
Variabel yang menye- data runtut waktu. Untuk
babkan multikolinearitas mendeteksi ada tidaknya
dapat dilihat dari nilai autokorelasi digunakan uji
tolerance maupun VIF Durbin Watson (DW Test).
(Variance Inflation Factor).
Model regresi yang bebas Tabel 4.8. Hasil Uji Autokorelasi
multikolinerietas mempunyai
nilai VIF < 10 dan Model Summaryb
mempunyai angka tolerance > Model Durbin-Watson
0,1 atau mendekati 1 1 1,897a
(Ghozali, 2011:140). a. Predictors: (Constant),
Aset_X2, Pajak_NML
Tabel 4.7 b. Dependent Variable: Manaj.
Hasil Uji Multikolinieritas Laba NML
Coefficientsa
Collinearity
Uji autokorelasi meng-
Statistics gunakan pengujian Durbin-
Model Tolerance VIF Watson. Berdasarkan hasil
Pajak_NML 1,000 1,000 perhitungan dengan bantuan
Aset_X2 1,000 1,000 program SPSS 17.0 for
a. Dependent Variable: ManajLabaNML windows, menunjukan hasil
sebesar 1,897 dengan jumlah
Dari hasil perhitungan variabel bebas sebanyak 2 dan
uji asumnsi klasik pada bagian tingkat signifikansi 0,05 atau
collinearity statistic terlihat α = 5 %. Kriteria tidak adanya
untuk kedua variabel inde- autokorelasi adalah jika du <
penden, angka VIF yaitu d < 4 – du. Dengan 2 variabel
masing-masing sebesar 1,000 bebas, dan n = 84 diketahui du
yang lebih kecil dari 10 = 1,6942, sedangkan 4 – du
sehingga tidak melebihi batas (4 – 1,6942) = 2,2418.
nilai VIF yang diperkenankan Sehingga hasil perhitungan uji
yaitu maksimal sebesar 10. durbin watson terletak pada
Dengan demikian dapat 1,6942 < 1,897 < 2,2418
disimpulkan bahwa model yang berarti model regresi
regresi tersebut tidak terdapat tidak ada masalah auto-
masalah multikolinearitas. korelasi.

c. Autokorelasi d. Heteroskedastisitas
Autokorelasi muncul karena Uji heteroskedastisitas
observasi yang berurutan digunakan untuk menguji
sepanjang waktu berkaitan apakah dalam model regresi
satu dengan yang lain. terjadi ketidaksamaan
Masalah ini timbul karena variance dan residual satu
residual tidak bebas dari satu pengamatan ke pengamatan
observasi ke observasi yang lain. Model regresi yang
lainnya. Dengan kata lain baik adalah yang tidak terjadi

12
Tri Sulistyani, Andika Dwi K, dan Cairin A: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Asset Perusahaan…..

heteroskedastisitas. Ada atau Tabel 4.9


tidaknya problem heteros- Hasil Analisis Regresi
kedastisitas pada model Berganda
regresi dapat dideteksi dengan
melihat ada atau tidaknya pola Coefficientsa
Unstandardized Standardized
tertentu yang teratur pada Coefficients Coefficients
grafik scatterplot serta titik- Std.
Model B Error Beta t Sig.
titik menyebar di atas dan di
1 (Constant) 1,191 19,117 ,062 ,950
bawah angka 0 pada sumbu Y Pajak_X1 9,596 3,127 ,325 3,068 ,003
(Ghozali, 2011). Aset_X2 -1,593 3,098 -,055 -,514 ,608
a. Dependent Variable: ManajLaba_Y

Berdasarkan hasil
perhitungan, estimasi model
regresi linier berganda antara
perencanaanan pajak dan ukuran
perusahaan terhadap manajemen
laba diperoleh persamaan sebagai
berikut:
Gambar 4.1 Ŷ = 1,191 + 9,596 X 1 –
Hasil Uji Heteroskedastisitas 1,593 X 2 + e
Dari model regresi dapat
Dari gambar di atas diartikan bahwa :
diketahui bahwa tidak ada a. Nilai a (konstanta) sebesar
pola tertentu yang teratur pada 1,191 dapat diartikan bahwa
grafik scatterplot serta titik- jika tidak ada perencanaanan
titik menyebar di atas dan di pajak dan aset perusahaan
bawah angka 0 pada sumbu Y. maka indeks manajemen laba
Dengan demikian dapat akan bernilai sebesar 1,191%.
dikatakan bahwa data dalam b. Koefisien regresi untuk
penelitian ini tidak terjadi perencanaanan pajak sebesar
heteroskedastisitas. 9,596 dan bertanda positif,
menyatakan bahwa setiap
5. Analisis Regresi Linier
peningkatan 1 satuan peren-
Berganda
Analisis regresi berganda canaanan pajak maka akan
digunakan untuk menguji meningkatkan manajemen
pengaruh antara variabel bebas laba sebesar 9,596%.
terhadap variabel terikat. c. Koefisien regresi untuk aset
perusahaan sebesar 1,593 dan
bertanda negatif, menyatakan
bahwa setiap peningkatan 1
juta ukuran perusahaan maka
akan menurunkan manajemen
laba sebesar 1,593%.

13
PERMANA – Vol. VIII No. 1 Agustus 2016

6. Uji Signifikansi Simultan (Uji Dari hasil perhitungan di


Statistik F ) atas diketahui nilai signifikansi
Uji statistik F pada dasar- simultan sebesar 0,012 < 0,05,
nya menunjukkan apakah semua artinya terdapat pengaruh yang
variabel independen atau variabel signifikan perencanaanan pajak
bebas yang dimasukkan ke dalam dan aset perusahaan secara
model mempunyai pengaruh simultan terhadap manajemen
secara bersama-sama terhadap laba pada perusahaan
variabel dependen/terikat. perdagangan besar yang terdaftar
Tingkat signifikasi atau di Bursa Efek Indonesia tahun
probabilitasnya adalah sebesar 2012-2015.
5% atau 0,05. Dasar penerimaan
atau penolakan hipotesis adalah 7. Uji Signifikan Parameter
jika nilai signifikan < 0,05 Individual (Uji Statistik t)
maka hipotesis diterima yang Uji statistik t pada dasarnya
artinya terdapat pengaruh yang menunjukkan seberapa jauh
signifikan antara variabel pengaruh satu variabel penjelas/
independen secara bersama-sama independen secara individual
terhadap variabel dependen. dalam menerangkan variasi
Namun jika nilai signifikan > variabel dependen. Tingkat
0,05 maka hipotesis ditolak yang signifikasi atau probabilitasnya
artinya tidak artinya terdapat adalah sebesar 5% atau 0,05.
pengaruh yang signifikan antara Dasar penerimaan atau penolakan
variabel independen secara hipotesis dilakukan adalah jika
bersama-sama terhadap variabel nilai signifikan < 0,05 maka
dependen. hipotesis diterima yang artinya
Tabel 4.10 terdapat pengaruh yang signifikan
Hasil Uji Signifikan Simultan antara satu variabel indpenden
(Uji Statistik F) terhadap variabel dependen.

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 4994,263 2 2497,132 4,716 ,012b
Residual
42887,891 81 529,480

Total 47882,154 83
a. Dependent Variable: ManajLaba_Y
b. Predictors: (Constant), Aset_X2, Pajak_X1

14
Tri Sulistyani, Andika Dwi K, dan Cairin A: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Asset Perusahaan…..

Tabel 4.11
Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,191 19,117 ,062 ,950
Pajak_X1 9,596 3,127 ,325 3,068 ,003
Aset_X2 -1,593 3,098 -,055 -,514 ,608
a. Dependent Variable: ManajLaba_Y
mengukur ketepatan yang paling
a. Dari hasil perhitungan uji baik dari analisis regresi ber-
signifikan parameter indivi- ganda. Jika r2 mendekati 1 (satu)
dual (uji statistik t) maka dikatakan semakin kuat
perencanaan pajak terhadap model tersebut dalam menerang-
manajemen laba didapat kan variasi variable bebas
probabilitas nilai sig sebesar terhadap variabel terikat. Sebalik-
0,003 maka dapat diartikan nya jika r2 mendekati 0 (nol)
bahwa terdapat pengaruh yang maka semakin lemah variabel
signifikan perencanaanan bebas menerangkan variabel
pajak secara parsial terhadap terikat.
manajemen laba pada Tabel 4.12
perusahaan perdagangan besar Hasil Uji Koefisien Determinasi
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2012-2015. Model Summary
b. Dari hasil perhitungan uji R Adjusted Std. Error of
signifikan parameter indivi- Model R Square R Square the Estimate
a
dual (uji statistik t) ukuran 1 ,323 ,104 ,082 23,01044
perusahaan terhadap a. Predictors: (Constant), Aset_X2,
manajemen laba didapat Pajak_X1
probabilitas nilai sig sebesar
0,603 maka dapat diartikan Berdasarkan hasil per-
bahwa tidak terdapat hitungan menggunakan program
pengaruh yang signifikan aset SPSS dapat diketahui nilai
perusahaan secara parsial koefisien determinasi sebesar
terhadap manajemen laba 0,082. Nilai koefisien determinasi
pada perusahaan perdagangan sebesar 0,082 tersebut mengan-
besar yang terdaftar di Bursa dung arti bahwa perencanaanan
Efek Indonesia tahun 2012- pajak dan aset perusahaan secara
2015. simultan memberikan pengaruh
atau kontribusi kepada
8. Koefisien Determinasi manajemen laba sebesar 8,2%
Dalam uji regresi linier dan sisanya 91,8% dipengaruhi
berganda dianalisis pula besarnya oleh faktor lain yang tidak dapat
koefisien determinasi (r2) dijelaskan, misalnya variabel
2
keseluruhan. r digunakan untuk good corporate governance dan
variabel struktur modal.

15
PERMANA – Vol. VIII No. 1 Agustus 2016

F. KESIMPULAN G. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang Berdasarkan kesimpulan dari


telah dilakukan maka dapat diambil penelitian ini, maka dapat diberikan
beberapa kesimpulan sebagai berikut: beberapa saran sehubungan dengan
1. Terdapat pengaruh yang signifikan penelitian ini, yaitu:
perencanaanan pajak dan ukuran 1. Pemerintah atau fiskus sebaiknya
perusahaan secara simultan terhadap melakukan atau membuat peraturan
praktik manajemen laba. Hal tersebut yang ketat dari segi peraturan
dapat dibuktikan dari hasil pengujian perpajakan, mengingat pajak merupa-
uji signifikan parameter simultan (uji kan pendapatan negara terbesar.
statistik F) didapat probabilitas nilai Tentunya tujuan pembuatan
sig sebesar 0,0012 yang lebih kecil peraturan yang ketat untuk
dari nilai α yaitu sebesar 0,05. mempersempit gerak perusahaan
2. Terdapat pengaruh yang signifikan dalam melakukan manajemen laba
perencanaanan pajak secara parsial dengan menurunkan jumlah laba
terhadap praktik manajemen laba. perusahaan untuk menekan jumlah
Hal tersebut dapat dibuktikan dari pajak yang dibayarkan.
hasil pengujian uji signifikan 2. Bagi perusahaan emiten baik
parameter individual (uji statistik t) perusahaan dengan ukuran yang
perencanaan pajak terhadap besar atau kecil sebaiknya tidak
manajemen laba didapat probabilitas melakukan manajemen laba, karena
nilai sig sebesar 0,003 yang lebih investor dan pemerintah memerlukan
kecil dari nilai α yaitu sebesar 0,05. informasi yang sebenarnya dan tidak
3. Tidak terdapat pengaruh yang menyesatkan dalam mengambil
signifikan ukuran perusahaan secara kebijakan atau keputusan.
parsial terhadap praktik manajemen 3. Penelitian ini membuktikan bahwa
laba. Hal tersebut dapat dibuktikan perencanaanan pajak dan ukuran
dari hasil pengujian uji signifikan perusahaan secara simultan memberi-
parameter individual (uji statistik kan pengaruh atau kontribusi kepada
t)perencanaan pajak terhadap manajemen laba sebesar 8,2%.
manajemen laba didapat probabilitas Sehingga penelitian selanjutnya
nilai sig sebesar 0,608 yang lebih diharapkan memasukkan atau
besar dari nilai α yaitu sebesar 0,05. menambah variabel lain yang dapat
4. Berdasarkan hasil perhitungan meng- mempengaruhi manajemen laba,
gunakan program SPSS dapat ataupun memasukan variabel
diketahui nilai koefisien determinasi intervening sehingga dapat
sebesar 0,082. Nilai koefisien mengetahui faktor apa yang dapat
determinasi sebesar 0,082 tersebut memperkuat atau memperlemah
mengandung arti bahwa perencanaan manajemen laba misalnya variabel
pajak dan ukuran perusahaan secara good corporate governance dan
simultan memberikan pengaruh atau variabel struktur modal. Penelitian
kontribusi kepada manajemen laba selanjutnya juga sebaiknya
sebesar 8,2% dan sisanya 91,8% menambah periode penelitian dan
dipengaruhi oleh faktor lain yang menambah jumlah sampel.
tidak dapat dijelaskan.

16
Tri Sulistyani, Andika Dwi K, dan Cairin A: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Asset Perusahaan…..

H. DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Ferry dan Anna Purwaningsih. 2013. Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan NonManufaktur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Online. www.e-journal.uajy.ac.id.

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi).


Jakarta: Rineka Cipta.

Belkaoui, Ahmed Riahi. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: BP. UNDIP

Dewi, Lindira Sukma dan I Gusti Ketut Agung Ulupui . 2014. Pengaruh
Pajak Penghasilan dan A sset Perusahaan terhadap Earning
Management pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI Tahun
2010-2012. Online. www.download.portalgaruda.org/article

Djarwanto PS, dan Subagyo, Pangestu. 2005. Statistik Induktif. Edisi Kelima.
Yogyakarta: BPFE.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Harahap, Sofyan S yafri. 2012. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.


Jakarta: Rajawali Press .

Hidayati, Siti Munfiah dan Zulaika. 2003. “Analisis Perilaku Earning Management:
Motivasi Minimalisasi Income Tax”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Hal 526-
537

Husnan, Suad dan Eny Pudjiastuti. 2013. Dasar-Dasar Manajemen


Keuangan. Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN .

Juniarti dan Carolina. 2005. “Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap


Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public”.
Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 7 No. 2. Nopember. hal: 148- 162.

Jogiyanto, 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.

Lestari, Nanik. 2014. Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Nilai Perusahaan


Dengan Moderasi Corporate Governance. Online. www.multi-
paradigmalecture.ub.ac.id.

Mardiasmo. 2013. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.

17
PERMANA – Vol. VIII No. 1 Agustus 2016

Muliati, Ketut. 2011. Pengaruh Asimetri dan Ukuran Perusahaan Pada


Praktek Manajemen Laba di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar
di BEI. Tesis. Universitas Udayana.

Muljono. Djoko. 2014. Tax Planning Menyiasati Pajak Dengan Bijak.


Yogyakarta: Andi.

Munawir, Slamet. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:


Liberty.

Nasution, Marihot dan Setiawan, 2007. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap


Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia”. Simposium Nasional
Akuntansi Volume 10 Juli:26-28.

Nasution, S. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Santana, Dewa Ketut Wira dan Made Gede Wirakusuma. 2016. Pengaruh
Perencanaan Pajak, Kepemilikan Manajerial Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Praktek Manajemen Laba . Online.
www.download. portalgaruda.org/article.php .

Sartono, Agus. 2013. Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE

Sawir, Agnes. 2013. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan


Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Suandy, Erly. 2016. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sulistyanto, Sri. 2009. Manajemen Laba. Jakarta: Gramedia.

Sumomba, Christina Ranty. 2012. Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan Perencanaan
Pajak terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Online. www.e-journal.uajy.ac.id (23
Pebruari 2015).

Trisnawati, Rina. 2012. Pengukuran Manajemen Laba: Pendekatan


Terintegrasi (Studi komparasi perusahaan manufaktur yang
tergabung pada indeks JII dan LQ 45 Bursa Efek Indonesia periode
2004-2010). Online. www.asp.trunojoyo.ac.id/wp -content/uploads
/2014/03/039 -AKPM.

18
Tri Sulistyani, Andika Dwi K, dan Cairin A: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Asset Perusahaan…..

Wijaya, Maxson dan Dwi Martani. 2011. Praktik Manajemen Laba Perusahaan Dalam
Menanggapi Penurunan tarif Pajak Sesuai UU NO. 36 Tahun 2008. Online.
www.mfile.narotama.ac.id

Wiryandari Santi Aryn dan Yulianti. 2015. Hubungan Perbedaan Laba Akuntansi dan
laba Pajak Dengan perilaku Manajemen Laba dan Persistensi Laba. Online.
www.pdeb.fe.ui.ac.id

Zain, Mohammad. 2008. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

19

You might also like