Sistem imun adalah sistem pertahanan tubuh yang terdiri dari struktur dan proses untuk melindungi tubuh dari penyakit dengan cara membedakan antara bahan asing dan jaringan tubuh sendiri. Sistem imun terdiri dari pertahanan nonspesifik dan spesifik, di mana pertahanan nonspesifik meliputi kulit, sel darah putih, dan respon peradangan sebagai benteng pertama, sedangkan pertahanan spesifik melibatkan peran limfosit dan antibodi apabila pertahan
Sistem imun adalah sistem pertahanan tubuh yang terdiri dari struktur dan proses untuk melindungi tubuh dari penyakit dengan cara membedakan antara bahan asing dan jaringan tubuh sendiri. Sistem imun terdiri dari pertahanan nonspesifik dan spesifik, di mana pertahanan nonspesifik meliputi kulit, sel darah putih, dan respon peradangan sebagai benteng pertama, sedangkan pertahanan spesifik melibatkan peran limfosit dan antibodi apabila pertahan
Sistem imun adalah sistem pertahanan tubuh yang terdiri dari struktur dan proses untuk melindungi tubuh dari penyakit dengan cara membedakan antara bahan asing dan jaringan tubuh sendiri. Sistem imun terdiri dari pertahanan nonspesifik dan spesifik, di mana pertahanan nonspesifik meliputi kulit, sel darah putih, dan respon peradangan sebagai benteng pertama, sedangkan pertahanan spesifik melibatkan peran limfosit dan antibodi apabila pertahan
Sistem imun adalah sebuah sistem yang terdiri dari banyak struktur dan proses biologis dalam organisme yang bertugas melindungi tubuh terhadap penyakit. (kirnantoro, 2012) Sistem imun bekerja untuk melindungi tubuh dari infeksi oleh mikroorganisme, membantu proses penyembuhan dalam tubuh, dan membuang atau memperbaiki sel yang rusak apabila terjadi infeksi cedera. Perubahan pada respons imun dapat menyebabkan timbulnya serangan terhadap sel-sel tubuh sendiri, perkembangan kanker, atau ketidakmampuan berespons dan menyembuhkan tubuh dari infeksi. (Elizabeth J. Corwin, 2010) Tubuh mempertahankan diri dari serangan virus, bakteri, dan parasit lain dengan dua mekanisme yang berbeda tetapi saling berhubungan, yaitu (1) kekebalan bawaan dan (2) kekebalan adaptif. Kedua sistem imun ini harus ada dan mampu berjalan secara baik untuk mencegah berkemkembangnya agen infeksius dalam tubuh, mampu meminimalisasi dampak pertumbuhan agen infeksius dan untuk mengisolisasi serta menghancurkan agen infeksius yang mencoba masuk dalam jaringan yang lebih dalam lagi. (Joyce M. Black, 2014) A. Organ Imun 1. Nodus Limfa Nodus limfa merupakan organ terkecil yang tersebar diseluruh tubuh dan saling berhubungan melalui pembuluh limfa. Struktur nodus limfa relatif kompleks dan berperan pada sistem imun dan RES. Nodus limfa menerima cairan, partikel, dan zat terlarut dari organ yang letaknya jauh memalui kapiler. Nodus limfa banyak ditemukan pad adaerah toraks dan abdomen. Nodus limfa yang berada dekat dengan peemukaan tubuh disebut dengan nodus superfisial. Nodus servikal berada disepanjang leher, nodus aksilaris berada diketiak, dan nodus inguinal berada dilipatan paha. 2. Nodus Limfatikus Nodus limfatikus terdapat pada mukosa epitel pelapis saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan saluran perkemihan 3. Limpa Limpa erupakan organ terbesar dalam tubuh. Fungsi pertahanan yang dilakukan limpa adalah melalui pembersihan darah yang difasilitasi mukrofag yang terdapat pada sinusoid. Selain itu limpa juga merupakan tempat utama terjadinya respons imun humoral terhadap pathogen yang menular melalui darah. Fungsi limpa membantu dalam mendaur ulang zat besi dengan cara menangkap hemoglobin yang dilepaskan pada proses penghancuran sel darah merah dan melakukan pitting (yaitu proses menghilangkan partikel asing dari sel darah merah tanpa menghancurkan sel darah merah). 4. Timus Timus terletak di mediastinum dan mencapai puncak perkembangannya pada saat anak-anak. Setelah pubertas timus mulai mengalami atrofi, tetapi organ sisa masih tetap ada hingga tua. Timus merupakan organ endokrin yang menyekresikan horon yang berkontribusi pada pemeliharaan dan fungsi populasi sel T perifer. (Joyce M. Black, 2014) 5. Sumsum Tulang Sumsum tulang dibagi menjadi merah dan kuning. Sumsum merah merupakan organ yang berisi sel-sel penyokong yang melingkui agrerasi sel hematopoesis dan bersebelahan dengan kapiler sinusoid. Sumsum kuning berisi lebih sedikit sel hematopoesis dengan warna jernih yang berasal dari sel lemak. Fungsi sumsum tulang : a. Pemeliharaan sel induk pluripoten yang nantinya akan menjadi sel darah b. Tempat untuk diferensisasi dan maturasi sel darah. c. Tempat penyimpanan neutrofil dan eritrosit d. Transformasi limfosit yang belum terdiferensisasi menjadi sel B matur e. Tempat produksi antibodi pada respon imun sekunder terhadap antigen bergantung pada timus yang masuk melalui intravena (Kirnantoro, 2012)
B. Pertahanan Non Spesifik
Kulit dan membran mukosa merupakan garis pertahanan nonspesifik pertama melawan masuknya benda asing melalui kulit atau luka terbuka.mekanisme aris pertahanan pertama tersebut : 1. Kulit Menjadi penghalang dan rintangan fisik yang ditutupi oleh minyak dan derajat keasaman yang disekresi dari kelenjar sebaceous dan kelenjar keringat. 2. Potein antimikroba Terkandung dalam air liur, air mata, dan sekresi lain yang ditemukan pada membran mukosa. 3. Cairan lambung Yang mengandung asam klorida atau enzim dapat membunuh sebagian besar mikroba 4. Silia Yang melapisi tabung pernapasan dan berfungsi membersihkan benda- benda asing dari paru-paru 5. Bakteri simbiotik Yang ditemukan pada saluran pencernaan dan vagina menyingkirkan bermacam-macam organisme asing yang dapat menyebabkan kerusakan 6. Sel darah putih Merupakan sistem pertahanan kedua. Apabila benda asing mampu menembus rintangan fisik, maka sel darah putih akan menghancurkan benda tersebut melalui proses fagositosis. Terdapat lima jenis sel darah putih yang tersapat disumsum tulang yaitu: a. Neutrofil Memiliki fungsi fagositosis yaitu menelan mikroorganisme dan sisa- sisa sel mati b. Eosinofil Memiliki peranan dalam reaksi alergi c. Basofil Dapat melepas senyawa kimia seperti histamin yang menyebabkan reaksi inflamasi d. Monosit Akan berkembang menjadi mukrofag yang juga berfungsi fagositosis e. Limfosit Berperan sebagai atibodi 7. Respon peradangan (inflamasi) Inflamasi merupakan respons tubuh terhadap kerusakan jaringan, proses ini dipengaruhi oleh histamine dan prostaglandin. Histamine sangat berguna sebagai pertahanan tubuh, sebab reaksi tersebut mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain dan mempercepat proses penyembuhan. 8. Fagositosis Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel fagosit, dengan jalan mencerna (memakan) mikroorganisme/partikel asing yang masuk ke tubuh 9. Protein antimikroba Adalah jenis protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh nonspesifik yaitu protein komplemen dan interferon. Protein komplemen membunuh bakteri penginfeksi dengan cara membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri tersebut. Interferon akan membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus, sehingga serangan virus dapat dicegah. C. Pertahanan Spesifik
Sistem perahanan spesifik bekerja apabila sistem pertahanan tubuh non
spesifik gagal menahan masuknya pathogen. Sistem pertahanan spesifik melibatkan peranan limfosit dan antibodi. Selain itu sistem ini melibatkan sel dalam menyerang organisme asing. (Kirnantoro, 2012)