You are on page 1of 4

2.

Anatomi Sistem Imun


Sistem imun adalah sebuah sistem yang terdiri dari banyak struktur dan
proses biologis dalam organisme yang bertugas melindungi tubuh terhadap
penyakit. (kirnantoro, 2012)
Sistem imun bekerja untuk melindungi tubuh dari infeksi oleh
mikroorganisme, membantu proses penyembuhan dalam tubuh, dan
membuang atau memperbaiki sel yang rusak apabila terjadi infeksi cedera.
Perubahan pada respons imun dapat menyebabkan timbulnya serangan
terhadap sel-sel tubuh sendiri, perkembangan kanker, atau ketidakmampuan
berespons dan menyembuhkan tubuh dari infeksi. (Elizabeth J. Corwin, 2010)
Tubuh mempertahankan diri dari serangan virus, bakteri, dan parasit lain
dengan dua mekanisme yang berbeda tetapi saling berhubungan, yaitu (1)
kekebalan bawaan dan (2) kekebalan adaptif. Kedua sistem imun ini harus ada
dan mampu berjalan secara baik untuk mencegah berkemkembangnya agen
infeksius dalam tubuh, mampu meminimalisasi dampak pertumbuhan agen
infeksius dan untuk mengisolisasi serta menghancurkan agen infeksius yang
mencoba masuk dalam jaringan yang lebih dalam lagi. (Joyce M. Black, 2014)
A. Organ Imun
1. Nodus Limfa
Nodus limfa merupakan organ terkecil yang tersebar diseluruh tubuh
dan saling berhubungan melalui pembuluh limfa. Struktur nodus limfa
relatif kompleks dan berperan pada sistem imun dan RES. Nodus limfa
menerima cairan, partikel, dan zat terlarut dari organ yang letaknya jauh
memalui kapiler. Nodus limfa banyak ditemukan pad adaerah toraks dan
abdomen. Nodus limfa yang berada dekat dengan peemukaan tubuh
disebut dengan nodus superfisial. Nodus servikal berada disepanjang
leher, nodus aksilaris berada diketiak, dan nodus inguinal berada dilipatan
paha.
2. Nodus Limfatikus
Nodus limfatikus terdapat pada mukosa epitel pelapis saluran
pernapasan, saluran pencernaan, dan saluran perkemihan
3. Limpa
Limpa erupakan organ terbesar dalam tubuh. Fungsi pertahanan yang
dilakukan limpa adalah melalui pembersihan darah yang difasilitasi
mukrofag yang terdapat pada sinusoid. Selain itu limpa juga merupakan
tempat utama terjadinya respons imun humoral terhadap pathogen yang
menular melalui darah. Fungsi limpa membantu dalam mendaur ulang zat
besi dengan cara menangkap hemoglobin yang dilepaskan pada proses
penghancuran sel darah merah dan melakukan pitting (yaitu proses
menghilangkan partikel asing dari sel darah merah tanpa menghancurkan
sel darah merah).
4. Timus
Timus terletak di mediastinum dan mencapai puncak
perkembangannya pada saat anak-anak. Setelah pubertas timus mulai
mengalami atrofi, tetapi organ sisa masih tetap ada hingga tua. Timus
merupakan organ endokrin yang menyekresikan horon yang berkontribusi
pada pemeliharaan dan fungsi populasi sel T perifer. (Joyce M. Black,
2014)
5. Sumsum Tulang
Sumsum tulang dibagi menjadi merah dan kuning. Sumsum merah
merupakan organ yang berisi sel-sel penyokong yang melingkui agrerasi
sel hematopoesis dan bersebelahan dengan kapiler sinusoid. Sumsum
kuning berisi lebih sedikit sel hematopoesis dengan warna jernih yang
berasal dari sel lemak. Fungsi sumsum tulang :
a. Pemeliharaan sel induk pluripoten yang nantinya akan menjadi sel
darah
b. Tempat untuk diferensisasi dan maturasi sel darah.
c. Tempat penyimpanan neutrofil dan eritrosit
d. Transformasi limfosit yang belum terdiferensisasi menjadi sel B matur
e. Tempat produksi antibodi pada respon imun sekunder terhadap antigen
bergantung pada timus yang masuk melalui intravena (Kirnantoro,
2012)

B. Pertahanan Non Spesifik


Kulit dan membran mukosa merupakan garis pertahanan nonspesifik
pertama melawan masuknya benda asing melalui kulit atau luka
terbuka.mekanisme aris pertahanan pertama tersebut :
1. Kulit
Menjadi penghalang dan rintangan fisik yang ditutupi oleh minyak dan
derajat keasaman yang disekresi dari kelenjar sebaceous dan kelenjar
keringat.
2. Potein antimikroba
Terkandung dalam air liur, air mata, dan sekresi lain yang ditemukan pada
membran mukosa.
3. Cairan lambung
Yang mengandung asam klorida atau enzim dapat membunuh sebagian
besar mikroba
4. Silia
Yang melapisi tabung pernapasan dan berfungsi membersihkan benda-
benda asing dari paru-paru
5. Bakteri simbiotik
Yang ditemukan pada saluran pencernaan dan vagina menyingkirkan
bermacam-macam organisme asing yang dapat menyebabkan kerusakan
6. Sel darah putih
Merupakan sistem pertahanan kedua. Apabila benda asing mampu
menembus rintangan fisik, maka sel darah putih akan menghancurkan
benda tersebut melalui proses fagositosis. Terdapat lima jenis sel darah
putih yang tersapat disumsum tulang yaitu:
a. Neutrofil
Memiliki fungsi fagositosis yaitu menelan mikroorganisme dan sisa-
sisa sel mati
b. Eosinofil
Memiliki peranan dalam reaksi alergi
c. Basofil
Dapat melepas senyawa kimia seperti histamin yang menyebabkan
reaksi inflamasi
d. Monosit
Akan berkembang menjadi mukrofag yang juga berfungsi fagositosis
e. Limfosit
Berperan sebagai atibodi
7. Respon peradangan (inflamasi)
Inflamasi merupakan respons tubuh terhadap kerusakan jaringan, proses ini
dipengaruhi oleh histamine dan prostaglandin. Histamine sangat berguna
sebagai pertahanan tubuh, sebab reaksi tersebut mencegah penyebaran
infeksi ke jaringan lain dan mempercepat proses penyembuhan.
8. Fagositosis
Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel
fagosit, dengan jalan mencerna (memakan) mikroorganisme/partikel asing
yang masuk ke tubuh
9. Protein antimikroba
Adalah jenis protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh
nonspesifik yaitu protein komplemen dan interferon. Protein komplemen
membunuh bakteri penginfeksi dengan cara membentuk lubang pada
dinding sel dan membran plasma bakteri tersebut. Interferon akan
membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus, sehingga serangan
virus dapat dicegah.
C. Pertahanan Spesifik

Sistem perahanan spesifik bekerja apabila sistem pertahanan tubuh non


spesifik gagal menahan masuknya pathogen. Sistem pertahanan spesifik
melibatkan peranan limfosit dan antibodi. Selain itu sistem ini melibatkan sel
dalam menyerang organisme asing. (Kirnantoro, 2012)

You might also like