You are on page 1of 8

GAMBARAN KEJADIAN KEGAGALAN ANESTESI SPINAL PADA PASIEN SEKSIO

SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU


PERIODE MEI- JUNI 2014

Wiwi Hardiyani
Dino Irawan
Dina Fauzia
wiwi_hardi@yahoo.com

ABSTRACT
Sectio Cesarea is a birth giving of fetus through transabdomen insition in uterus or fetus
excretion through the wall of abdomen insition (laparatomy) and the wall of uteus
(hysterectomy). In birth giving of this sectiocesarea, the technic that is generally used is the
general and regional anaesthesia, but mostly used is the regional one, especially for spinal
anaesthesia. The spinal anaesthesia technic has a risk of failure that is known as failed spinal
anaesthesia. The type of this research is the descriptive one with cross sectional approach, to see
the description of a failed spinal anaesthesia incident to medical patient of section cesarean in
General Hospital Arifin Achmad Riau Province on May-June 2014. The result of this research
shows that the number of failed spinal anaesthesia incident to medical patient of section
cesarean in General Hospital Arifin Achmad Riau Province is 3,4% for 3 cases. The most cause
distribution are obtained by a-not-really-good medicine quality for 2 cases (66,67%), followed
by unappropriate chemicals for the medicine for 1 case (33,33%). The implementation of pasca
failed spinal anaesthesia in every case of this failure is the repetation of spinal anaesthesia
procedure.

Key words : Spinal anaesthesia, Failed Spinal Anaesthesia, Sectio Cesarea

PENDAHULUAN Teknik anestesi secara garis besar


Seksio sesarea adalah kelahiran janin dibagi menjadi dua macam, yaitu anestesi
melalui insisi transabdomen pada uterus atau umum dan anestesi regional. Anestesi umum
pengeluaran janin melalui insisi dinding adalah keadaan tidak sadar tanpa nyeri yang
abdomen (laparotomi) dan dinding uterus reversibel akibat pemberian obat-obatan,
(histerektomi).1-3 Seksio sesarea dilakukan serta menghilangkan rasa sakit seluruh
apabila persalinan normal sudah tidak dapat tubuh secara sentral, bekerja untuk menekan
dilakukan.1 Pada persalinan seksio sesarea aksis hipotalamus pituitari adrenal. Anestesi
ini, umumnya menggunakan teknik anestesi regional adalah anestesi pada sebagian
umum maupun regional. tubuh, keadaan bebas nyeri tanpa kehilangan

JOM FK VOLUME I NO. 2 OKTOBER 2014 Page 1


kesadaran, berfungsi untuk menekan menemukan adanya data penelitian
transmisi impuls nyeri dan menekan saraf mengenai gambaran kejadian kegagalan
otonom eferen ke adrenal.4 Teknik anestesi anestesi spinal pada pasien seksio sesarea di
yang digunakan dalam seksio sesarea adalah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
anestesi umum maupun regional, namun
sebagian besar menggunakan teknik anestesi TUJUAN PENELITIAN
regional yaitu anestesi spinal maupun Tujuan umum penelitian ini adalah untuk
epidural.5 mengetahui gambaran kejadian kegagalan
Selain memiliki beberapa kelebihan, anestesi spinal pada pasien seksio sesarea di
teknik anestesi spinal juga memiliki Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
beberapa kelemahan diantaranya komplikasi Provinsi Riau
maupun risiko kegagalan yang sering
dikenal sebagai kegagalan anestesi spinal.6 METODE PENELITIAN
Tingkat kegagalan yang dipublikasikan Penelitian ini merupakan penelitian
untuk anestesi spinal adalah kurang dari deskriptif retrospektif untuk melihat
3%.7 Berbagai faktor telah terlibat dalam gambaran kejadian kegagalan anestesi spinal
kegagalan blok spinal, termasuk pergerakan pada pasien seksio sesarea di RSUD Arifin
jarum selama injeksi, volume intratekal yang Achmad Provinsi Riau.
besar, kesalahan teknis, kesalahan Penelitian ini telah dilakukan di OK IBS dan
perhitungan dosis, distribusi yang kurang OK IGD RSUD Arifin Achmad Provinsi
memadai dari anestesi lokal, adanya kista Riau, pada Mei sampai Juni 2014, dengan
ekstradural, dan lainnya.8,9Dokter yang menggunakan teknik pengambilan sampel
paling berpengalaman dapat mengalami total sampling sebanyak 88 kasus. Variabel
<1% kejadian kegagalan anestesi spinal. pada penelitian ini adalah anestesi spinal,
Namun, angka kegagalan setinggi 17% kegagalan anestesi spinal, jenis kegagalan
pernah ditemukan di rumah sakit pendidikan anestesi spinal, penyebab kegagalan anestesi
di Amerika Serikat.10 Dalam studi lain spinal, tatalaksana kegagalan anestesi spinal
disebutkan bahwa tingkat kompetensi dalam Alat yang digunakan pada penelitian ini
mengelola anestesi spinal dicapai relatif adalah lembar observasi penelitian. Data
cepat, dengan tingkat keberhasilan >90% diolah secara manual dan disajikan dalam
setelah 40-70% tindakan dengan bentuk tabel distribusi frekuensi.
pengawasan.11 Survei di institusi lain
mencatat angka kegagalan 4%.12 Dan setiap HASIL PENELITIAN
hari dalam praktek, ditemukan kegagalan
1%.13 Dalam studi lainnya ditemukan Jumlah kasus kegagalan anestesi spinal pada
insiden kegagalan anestesi spinal sebesar 3- pasien seksio sesarea di RSUD Arifin
14%.14-,16 Studi lainnya menemukan insiden Achmad Provinsi Riau yang didapatkan
0,72%-16% dan 3,1%-4,1%.17-20 adalah sebanyak 3 kasus yang diambil dari
Dalam lingkungan pelatihan, bulan Mei-Juni
kejadian kegagalan anestesi spinal dapat 2. Jumlah keseluruhan seksio sesarea yang
mencapai 25%.21 Berdasarkan literatur, menggunakan anestesi spinal pada bulan
insiden kegagalan anestesi sebesar 5%. Mei-Juni 2014 berjumlah 88 kasus.
Teknik gabungan anestesi spinal dan Sehingga, prevalensi kegagalan anestesi
epidural tampaknya berkaitan dengan spinal yang didapatkan di RSUD Arifin
insiden kegagalan anestesi spinal yang lebih Achmad Provinsi Riau sebesar 3,4%.
tinggi.22 Sejauh ini, peneliti belum Distribusi frekuensi kegagalan anestesi

JOM FK VOLUME I NO. 2 OKTOBER 2014 Page 2


spinal pada pasien seksio sesarea berdasarkan penyebab kegagalan anestesi
berdasarkan indikasi tindakan seksio sesarea spinal dapat dilihat pada Tabel 4.2.2 berikut:
dapat dilihat pada Penyebab Frekuensi Persentase
Tabel 4.2.1 berikut: kegagalan (%)
Indikasi Frekuensi Persentase anestesi spinal
tindakan seksio kegagalan (%) Kegagalan 0 0%
sesarea anestesi pungsi lumbal
spinal Kesalahan 0 0%
Disproporsi 1 33,33% injeksi larutan
cephalopelvic Kesalahan 0 0%
Malposisi dan 2 66,67% insersi jarum
malpresentasi Penggunaan obat 0 0%
Disfungsi uterus 0 0% tambahan
Persalinan yang 0 0% Keberhasilan 0 0%
tidak dapat semu pungsi
maju lumbal
Pembedahan 0 0% Pemilihan dosis 0 0%
sebelumnya yang kurang
pada uterus tepat
Perdarahan 0 0% Kelainan 0 0%
Preeclampsia 0 0% anatomi pasien
dan eklampsia Hilangnya 0 0%
Gawat janin 0 0% larutan injeksi
Prolapsus 0 0% Injeksi salah 0 0%
funiculus tempat
umbicalis Kualitas obat 2 66,67%
Forceps yang 0 0% kurang baik
gagal Ketidakcocokan 1 33,33%
Primigravida 0 0% kimiawi obat
usia lanjut Total 3 100
Total 3 100
Tabel 4.2.2 Distribusi frekuensi
Tabel 4.2.1 Distribusi frekuensi kegagalan anestesi spinal pada pasien
kegagalan anestesi spinal pada pasien seksio sesarea berdasarkan penyebab
seksio sesarea berdasarkan indikasi kegagalan anestesi spinal
tindakan seksio sesarea Berdasarkan tabel 4.2.2 didapatkan hasil
Berdasarkan Gambar 4.2.1 dapat dilihat bahwa frekuensi kegagalan anestesi spinal
bahwa distribusi frekuensi kegagalan terbanyak terdapat pada pasien seksio
anestesi spinal terbanyak terdapat pada sesarea dengan penyebab kualitas obat yang
pasien seksio sesarea dengan indikasi kurang baik yaitu sebanyak 2 kasus
tindakan malposisi dan malpresentasi yaitu (66,67%) diikuti ketidakcocokan kimiawi
sebanyak 2 orang (66,67%) diikuti obat sebanyak 1 kasus (33,33%).
disproporsi cephalopelvic sebanyak 1 orang Distribusi frekuensi tatalaksana pasca
(33,33%). kegagalan anestesi spinal pada pasien seksio
Distribusi frekuensi kegagalan anestesi sesarea dapat dilihat pada Tabel 4.2.3
spinal pada pasien seksio sesarea berikut:

JOM FK VOLUME I NO. 2 OKTOBER 2014 Page 3


Tatalaksana Frekuensi Persentase tingkat keberhasilan >90% setelah 40-70%
kegagalan (%) tindakan dengan pengawasan.11 Survei di
anestesi spinal institusi lain mencatat angka kegagalan
Pengulangan 3 100% 4%.12 Dan setiap hari dalam praktek,
prosedur ditemukan kegagalan 1%.13 Dalam studi
anestesi spinal lainnya ditemukan insiden kegagalan
Konversi ke 0 0% anestesi spinal sebesar 3-14%.14-,16 Studi
anestesi umum lainnya menemukan insiden 0,72%-16%
Total 3 100 dan 3,1%-4,1%.17-20
Dalam lingkungan pelatihan,
Tabel 4.2.3 Distribusi frekuensi kejadian kegagalan anestesi spinal dapat
tatalaksana pasca kegagalan anestesi mencapai 25%.21 Berdasarkan literatur,
spinal pada pasien seksio sesarea insiden kegagalan anestesi sebesar 5%.
Berdasarkan tabel 4.2.3 didapatkan hasil Teknik gabungan anestesi spinal dan
bahwa semua tatalaksana kegagalan anestesi epidural tampaknya berkaitan dengan
spinal pasca kegagalan anestesi spinal pada insiden kegagalan anestesi spinal yang lebih
pasien seksio sesarea adalah pengulangan tinggi.22
prosedur anestesi spinal yaitu sebanyak 3 Dari data hasil penelitian juga didapatkan
kasus (100%) hasil bahwa frekuensi kegagalan anestesi
PEMBAHASAN spinal terbanyak terdapat pada pasien seksio
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sesarea dengan indikasi tindakan malposisi
jumlah kasus kegagalan anestesi spinal pada dan malpresentasi yaitu sebanyak 2 orang
pasien seksio sesarea di RSUD Arifin (66,67%). Ada 2 macam indikasi seksio
Achmad Provinsi Riau adalah sebanyak 3 sesarea :
kasus yang diambil dari bulan Mei-Juni a. Indikasi untuk ibu
2014. Jumlah keseluruhan pasien seksio Plasenta previa, distosia serviks,
sesarea yang menggunakan anestesi spinal ruptur uteri mengancam, disproporsi
pada bulan Mei-Juni berjumlah 88 kasus. cepalo pelviks, preeclampsia dan
Sehingga, prevalensi kegagalan anestesi eklampsia, tumor, partus lama.
spinal pada pasien seksio sesarea stroke b.Indikasi untuk janin
berulang yang didapatkan di RSUD Arifin 1. Malpresentasi janin
Achmad Provinsi Riau sebesar 3,4%. Hal ini a. Letak lintang
menunjukkan bahwa angka prevalensi Bila ada kesempitan panggul,
kegagalan anestesi spinal pada pasien seksio seksio sesarea adalah cara
sesarea di RSUD Arifin Achmad Provinsi terbaik dalam segala letak
Riau lebih tinggi dibandingkan penelitian lintang dengan janin hidup.
Manchikanti yang mendapatkan angka rata- Semua primigravida dengan
rata 1%.13 Penelitian Fettes pada tahun 2009 letak lintang harus ditolong
mendapatkan hasil yaitu angka kegagalan dengan seksio sesarea.
anestesi spinal yang dialami dokter Multipara letak lintang dapat
berpengalaman adalah <1%. Namun, angka lebih dulu dengan cara yang
kegagalan setinggi 17% pernah ditemukan lain.
di rumah sakit pendidikan di Amerika b. Letak bokong
Serikat. 10 Dalam studi lain disebutkan Dianjurkan seksio sesarea
bahwa tingkat kompetensi dalam mengelola bila ada panggul sempit,
anestesi spinal dicapai relatif cepat, dengan primigravida, janin besar,

JOM FK VOLUME I NO. 2 OKTOBER 2014 Page 4


presentasi dahi dan muka bila Reaksi kimia mungkin menyebabkan
reposisi dan cara lain tidak endapan, tetapi kemungkinan lainnya adalah
berhasil. Presentasi rangkap, Ph anestetik lokal menjadi lebih rendah
bila reposisi tidak berhasil, sehingga mengurangi konsentrasi fraksi
atau Gemelli tidak terionisasi yang berdifusi ke dalam
2. Gawat janin jaringan saraf, yang dapat mengurangi
Segera lakukan operasi agar tidak efeknya.
terjadi keracunan atau kematian Dari data penelitian didapatkan hasil
janin, sesuai dengan indikasi bahwa semua tatalaksana kegagalan anestesi
seksio sesarea. spinal pasca kegagalan anestesi spinal pada
Dari berbagai literatur yang ada, pasien seksio sesarea adalah pengulangan
didapatkan bahwa kegagalan anestesi spinal prosedur anestesi spinal yaitu sebanyak 3
tidak berhubungan dengan indikasi seksio kasus (100%).
sesarea. Pada prosedur anestesi spinal, jika
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada efek setelah injeksi, prosedur dapat
frekuensi kegagalan anestesi spinal diulang; beberapa masalah harus
terbanyak terdapat pada pasien seksio dipertimbangkan :
sesarea dengan penyebab kualitas obat yang
kurang baik yaitu sebanyak 2 kasus 1. Blok yang terbatas karena faktor
(66,67%). Ada beberapa penyebab anatomi, hambatan penyebaran fisik
kegagalan anestesi spinal di antaranya larutan, mungkin berdampak sama
kegagalan pungsi lumbal, kesalahan injeksi pada injeksi kedua sehingga
larutan, kesalahan insersi jarum, penggunaan menyebabkan konsentrasi tinggi
obat tambahan, keberhasilan semu pungsi anestetik lokal pada atau dekat lokasi
lumbal, pemilihan dosis yang kurang tepat, injeksi
kelainan anatomi pasien, hilangnya larutan 2. Injeksi berulang, khususnya
injeksi, injeksi salah tempat, kualitas obat dalam keadaan respon buruk, dapat
kurang baik, ketidakcocokan kimiawi obat. menyebabkan penyebaran
Pada kasus kegagalan anestesi spinal berlebihan, sehingga sebaiknya
dikarenakan kualitas obat yang kurang baik, digunakan dosis lebih rendah.
larutan yang diinjeksikan sebenarnya 3. Kualitas blok baik tetapi
mencapai saraf sasaran, tetapi tidak aktif unilateral, dapat diatasi dengan
atau tidak efektif, dengan berbagai injeksi kedua sisi teka yang lain,
kemungkinan penyebab. Hal ini dapat juga tetapi dengan risiko penempatan
disebabkan oleh obat anestesi yang telah dosis kedua di sisi yang sama.
melewati masa kadaluarsa. Sedangkan pada 4. Barier dalam ruang subaraknoid
penyebab berupa ketidakcocokan kimiawi dapat juga mempengaruhi
obat, pencampuran 2 sediaan farmaseutikal penyebaran epidural (dan
yang berbeda juga mungkin menyebabkan sebaliknya), sehingga blok epidural
ketidakefektivitas akibat interaksi antara tidak akan berhasil baik.
anestetik lokal dan adjuvan. Anestetik lokal 5. Blok yang menyebabkan
tampaknya cocok dengan kebanyakan penyebaran sefalad tidak adekuat
opioid, tetapi hanya sedikit studi formal mungkin teratasi dengan
yang meneliti efek pencampuran kedua obat pengulangan injeksi pada level yang
tersebut atau dengan adjuvant lain seperti lebih tinggi, tetapi hanya dilakukan
klonidin, midazolam, atau bahan lainnya. jika teknik memungkinkan.

JOM FK VOLUME I NO. 2 OKTOBER 2014 Page 5


6. Perhatian akhir, khususnya pada SARAN
poin ke-5 di atas, tetapi relevan Diharapkan kepada peneliti lain
untuk hampir semua pertimbangan dapat melanjutkan penelitian tentang
blok ulangan, bahwa jaringan telah gambaran kejadian kegagalan anestesi spinal
dipengaruhi oleh kerja anestetik RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
lokal sehingga risiko trauma jarum mencakup semua pasien bedah. Misalnya
meningkat. gambaran kejadian kegagalan anestesi spinal
Terdapat banyak cara mengatasi pada pasien bedah urologi dan gambaran
blok yang tidak adekuat; jika satu kejadian kegagalan anestesi spinal pada
atau dua tindakan sederhana belum pasien bedah ortopedi. Peneliti juga
mengatasi, anestesi umum harus menyarankan agar petugas kesehatan RSUD
dipertimbangkan dengan Arifin Achmad Provinsi Riau untuk lebih
memperhatikan ketidaknyamanan jeli memperhatikan perlengkapan berupa
pasien. Pertimbangan praktis dan alat dan obat khususnya yang digunakan
pengalaman klinis biasanya dalam prosedur anestesi spinal agar dapat
merupakan indikator terbaik, namun mengurangi angka kejadian kegagalan
jauh lebih baik untuk segera anestesi spinal di kemudian hari.
membuat keputusan. Jika anestesi UCAPAN TERIMA KASIH
umum diinduksi untuk Penulis mengucapkan terima kasih kepada
mensuplementasi anestesi spinal dr. Dino Irawan, Sp. An, MM dan dr. Dina
yang efektif sebagian, hipotensi lebih Fauzia, Sp. FK selaku pembimbing I dan II
mungkin terjadi akibat blok saraf yang telah meluangkan waktu, pikiran,
simpatetik. nasehat serta motivasi kepada penulis demi
kesempurnaan penelitian ini. Penulis juga
SIMPULAN mengucapkan terima
Simpulan yang diperoleh dari kasih kepada semua pihak yang telah
penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah membantu dan telah mendoakan suksesnya
pasien seksio sesarea yang menggunakan penelitian ini.
anestesi spinal di RSUD Arifin Achmad DAFTAR PUSTAKA
Provinsi Riau pada bulan Mei - Juni 2014
1. Bobak, M., Lowdermilk.,& Jensen.
adalah sebanyak 88 kasus. Angka kejadian
Maternity nursing. Maria & Peter,
kegagalan anestesi spinal yang didapatkan di
Penerjemah). 2004. Jakarta : EGC.
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau sebesar
(Sumber asli diterbitkan 1995).
3 kasus (3,4%). Penyebab dari kegagalan
anestesi spinal ada beberapa hal yaitu 2. Cunningham FG., Gant NF., Leveno
kualitas obat yang kurang baik sebanyak 2 KJ.,GilstrapLC.,John CH., Wenstrom
kasus (66,67%) dan ketidakcocokan kimiawi KD. Obstetric Operatif, In: Williams
obat sebanyak 1 kasus (33,33%). Angka Gynecology. 2006. United States:
pengulangan prosedur anestesi spinal pasca McGrawHill: Chapter 7 section 23
kegagalan anestesi spinal didapatan page 591.
sebanyak 3 kasus dari keseluruhan 3 kasus 3. Leveno. Williams manual of
(100%). Angka peralihan anestesi spinal obstetrics. (Brahm, Penerjemah). 2009.
menjadi anestesi umum akibat kegagalan Jakarta : EGC. (Sumber asli
anestesi spinal pada pasien seksio sesarea diterbitkan 2003).
adalah 0 kasus (0%).
4. Morgan E, Maged SM, Michael JM.
Spinal epidural and caudal block. In:

JOM FK VOLUME I NO. 2 OKTOBER 2014 Page 6


Morgan’s. Clinical anesthesia.4th ed. hospital.AnesthAnalg 1987; 66 : 363-
2006. USA: McGraw-Hill Companies 6
5. Prawirohardjo, Sarwono. 14. Munhall RJ, Sukhani R, Winnie AP.
IlmuKebidanan. Edisi 4.PT Incidence and etiology of failed spinal
BinaPustakaSarwonoPrawirohardjo. anesthetics in a university hospital.
2010 AnesthAnalg 1988; 67 : 843-8
6. Morgan GE, Mikhail MS. Clinical 15. Shrestha AB, Shresha CK, et al.
Anesthesiology 2nded Appleton & Failure of subarachnoid block in
Lange Stamford; 1996. Cesarean section. Nepal Med Coll J.
2009 Mar;11(1):50–1.
7. Juhani TP, Hannele H. Complications 16. Harrisson DA. Spinal anaesthesia for
during spinal anesthesia for cesarean urological surgery.A survey of failure
delivery: a clinical report of one year’s rate, post dural puncture headache
experience. RegAnesth. and patient
1993;18(2):128–131. [PubMed] satisfaction.Anaesthesia1992;47(10):9
02–3
8. Spiegel JE, Hess P. Large intrathecal
17. Guinard JP, et al. A prospective
volume: a case of true failed spinal
evaluation of the failure rate of spinal
anesthesia. J
anesthesia for transurethral prostatic
Anesthesia.2007;21(3):399–402.
resection.Eur J Anaesthesiol1992
[PubMed]
January;9(11):7–13
9. Hoppe J, Popham P. Complete failure 18. Tarkkila PJ. Incidence and causes of
of spinal anaesthesia in obstetrics. Int J failed spinal anesthetics in a university
Obstet Anesth. 2007;16(3):250–255. hospital: a prospective study. Regional
[PubMed] Anesthesia 1991,16:48-51
19. Spencer S. Liu, Susan B. McDonald:
Current Issues in Spinal Anesthesia:
ASA 2001
10. Fettes PDW, Jansson JR, Wildsmith 20. Latief, SA.,Suryadi, KA., Dachlan, R.
JAW. Failed spinal anaesthesia: PetunjukPraktisAnestesiologi.
mechanisms, management, and EdisiKedua.
prevention. J Anaesth 2009; 102: 739– BagianAnestesiologidanTerapiIntensi
48. f.2002. Jakarta : FKUI.
11. Konrad C. Schupfer G. Wietlisbach M. 21. Maipolai, L. Failed Spinal
Gerber H: Learning manual skills in Anesthesia. South African Journal of
anaesthesiology. A&A 1998; 86:635-9 Regional Anaesthesia. 2009. 102 : 10-
12. Levy JH, Islas JA, Ghia JN, Turnbull 20.
C. A retrospective study of the 22. Pramono, Ardi, Sp. An, dr. Study
incidence and causes of failed spinal Guide AnestesiologidanReanimasi.
anesthetics in a university 2008. Yogyakarta : FK UMY.
hospital.AnesthAnalg 1985; 64 : 705- 23. Mathieu S, Shewry E, Dalgleish DJ.
10 Complications of Regional
13. Manchikanti L, Hadley C, Markwell Anesthesia in Obstetrics.Royal
SJ, Colliver JA. A retrospective Bournemouth and Christ Church
analysis of failed spinal anesthetic Hospital Trust, UK. 2005.
attempts in a community

JOM FK VOLUME I NO. 2 OKTOBER 2014 Page 7


24. Chris Ankcorndan William F 32. Achadiat, M.
Casey.Spinal Anaesthesia-a practical Dinamikaetikadanhukumdalamtantang
guide. Available from anzaman. 2007. Jakarta : EGC.
:http://www.nda.ox.ac.uk
25. Dardjat M.T, dr. Anestesiologi. 33. LukitoHusodo.
Aksara Medina. Jakarta :Salemba. Pembedahandenganlaparotomi. Di
1986 dalam :Wiknjosastro H, editor. Ilmu
26. Kaufmann, E. Vaginal birth after kebidanan, edisiketiga. Jakarta
cesarean. (Annisa, Penerjemah). :YayasanBinaPustakaSarwonoPrawiro
2006. USA :Hounter House. hardjo; 2002 .
(Sumberasliditerbitkan 1996). 863 – 875.
34. Owen P. Caesarean section.
27. Gibbons, L., Belizan, J.M., Lauer Didapatdari : URL, :
J.A., Betran A.P., Merialdi M., Althabe, F. http://www.netdoctor.co.uk. 2005.
2010.
The Global Numbers and Costs of 35. Rodgers A, Walker N, Schug.
Additionally Need and Unnecessary Reduction of post operative pain.2000;
Caesarean Sections Performed, 321:1-12
Overuse as a Barrier to Universal 36. Drasner K, Rigler ML. Repeat
Coverage. injection after a “failed spinal”: at
http://www.who.int/healthsystems/top times, a potentially unsafe practice.
ics/financing/healthreport/30C- Anesthesiology.1991; 75 : 713-4.
sectionco 37. Vincent J Collins: Principles of
sts.pdf. 4 Oktober 2012. Anesthesiology; 3rd Edition 1993
38. WF Casey: Spinal Anaesthesia-
28. Bagus, I. Practical Guide 2000
Kapitaselektapenatalaksanaanrutin 39. Hirabayashi Y, Shimizu R, Saitoh K,
obstetric danginekologidan KB. 2001. Fukuda H, Furuse M. Anatomical
Jakarta : EGC. configuration of the spinal column in
the supine position. I. A study using
29. Kitzinger, S. The politics of magnetic resonance imaging. Br J
birth.2005. London : Elsevier. Anaesth 1995; 75 : 3-5.
40. Abouleish E. How to proceed
30. Rasjidi, I., Sagung, S. (2009). Manual
following a “failed spinal” (Letter).
SeksioSesarea&LaparotomiKelainan
Anesthesiology 1992; 76-476.
AdneksaBerdasarkan Evidence Based.
41. Greene NM. Distribution of local
http://www.perpustakaan.depkes.go.id/
anesthetic solutions within the
cgi-bin/koha/opac-
subarachnoid space.AnesthAnalg
ISBDdetail.pl?biblionu mber=2487. 5
1985; 64: 715-30
Oktober 2012.
31. Sinsin, I. 42. Aunun Rofiq, Doso Sutiyono.
Masakehamilandanpersalinan. 2008. Perbandingan Antara Anestesi
Jakarta :Elex Media Komputindo. Regional dan Umum pada Operasi
Caesar Jurnal Anestesiologi
Indonesia.2009 : 1 (3)

JOM FK VOLUME I NO. 2 OKTOBER 2014 Page 8

You might also like