You are on page 1of 7

PANITIA PELAKSANA

PELATIHAN KADER DASAR XXIX


PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT BRAWIJAYA
Kantor : Jl. Gajayana Gg. V No. 606 Kota Malang, Telp. 085730877138
Website : http://pmiiub.org Email : pmiikomisariatbrawijaya@gmail.com

Term Of Reference (TOR)


PELATIHAN KADER DASAR XXIX
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT BRAWIJAYA MALANG
“Rethinking Ideology and Paradigm of PMII”

A. LATAR BELAKANG
Kebangkitan nasional merupakan tonggak pertama pergerakan rakyat yang
mengantar ke depan pintu gerbang kemerdekaan. Kohesi sosial yang semula berdasarkan
unsur-unsur primordial (suku, bahasa, tradisi, agama) menjadi perasaan senasib sebagai
bangsa terjajah. Rakyat Hindia Belanda memimpikan sebuah masa depan bersama untuk
mengatur diri sendiri sebagai warga merdeka. Seabad kemudian dibutuhkan nasionalisme
yang sama kuatnya ketika melawan pemerintah kolonial. Dulu Hindia Belanda, dengan
kekayaan alam, menjadi potensi ekonomi dunia yang memasok sumber bahan mentah, tetapi
tanpa kepemimpinan dalam perdagangan internasional. Untuk saat ini, dapat dikatakan
situasinya tak jauh berbeda. Indonesia tetap menarik karena kekayaan alamnya, tetapi posisi
tawarnya di pasar global masih terbilang lemah. Semestinya globalisasi dimaknai
kepentingan kita sebagai bangsa. Semua itu karena nasionalisme baru dipahami sebatas
semangat kebangsaan dan geopolitik. Kita belum menjadikan nasionalisme sebagai prinsip
politik praktis sesuai dengan realitas bangsa dalam kemajemukannya dan kini dalam
keterpurukannya. Sebagai bangsa, kita belum termotivasi membangun negeri dan merebut
peluang ekonomi di era globalisasi.
Involusi nasionalisme
Seperti ada yang salah dengan perjalanan nasionalisme kita. Rasa senasib seperti semasa
pergerakan dan kemerdekaan, dewasa ini dirasa kian menipis. Persatuan nasional yang
dibangun dengan susah payah dalam perkembangannya menunjukkan tanda-tanda
kemunduran. Jika hal ini tidak mendapat sentuhan revitalisasi nasionalisme, maka akan sulit
diprediksikan seperti apa masa depan Indonesia. Ibarat tubuh tanpa roh. Gramatika berbangsa
kita bukan bagaimana menjadi “bangsa besar”, tetapi memelihara kultur feodal “orang
besar”. Sesekali kita boleh bernostalgia dengan romantisme kejayaan bangsa semasa
Sriwijaya dan Majapahit. Namun, realitas 70 tahun merdeka kita lebih dipermainkan
kapitalisme global ketimbang menjadi salah satu pemain.
Terpuruk lama, Indonesia dalam bayang-bayang negara gagal. Di tengah proses involusi
itu muncul nasionalisme dadakan yang janggal (freak nationalism), yang justru menggerogoti
kesatuan bangsa. Seperti nasionalisme kedaerahan, nasionalisme kesukuan, nasionalisasi
dan/atau nasionalisme religius. Warisan nasionalisme para pendiri republik tiba-tiba menjadi
asing di negeri sendiri. Parahnya lagi, para elite politik menikmati keterkotakkan rakyat demi
melanggengkan administrasi pemerintahan yang korup.

Dzikir, Fikir, Amal Sholeh


PANITIA PELAKSANA
PELATIHAN KADER DASAR XXIX
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT BRAWIJAYA
Kantor : Jl. Gajayana Gg. V No. 606 Kota Malang, Telp. 085730877138
Website : http://pmiiub.org Email : pmiikomisariatbrawijaya@gmail.com

Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi yang disusun Transparency International, Indonesia


ada dalam kelompok 10 negara terkorup di dunia. Kita tidak dikenal sebagai bangsa porno,
namun ada 25 peraturan daerah dan kebijakan lain di tingkat lokal serta tujuh rancangan
perda terkait kesusilaan. Elite politik dan birokrasi memiliki kepentingan membiarkan friksi
sosial untuk mengalihkan sorotan masyarakat terhadap buruknya kinerja mereka.
Politik Kebudayaan
Budi Oetomo terbentuk karena kesadaran akan warisan kebudayaan dan
dorongan modernisasi. Para pemimpin pergerakan percaya—hanya dengan penyebarluasan
pendidikan—rakyat akan tercerahkan dan terbebaskan dari keterbelakangan. Pemerintah
kolonial diminta mendirikan sekolah dengan sistem beasiswa bagi pemuda pribumi berbakat.
Kebangkitan kita sebagai bangsa bukan lewat politik bambu runcing, kekuatan massa, atau
agama, tetapi lewat politik kebudayaan. Persis di situ kita gagal. Pendidikan bangsa
diabaikan. Rakyat tetap lemah dan tak terdidik.
Elite politik setengah hati mencerdaskan rakyat. Ironi di republik merdeka, pemuda
miskin tak mampu meneruskan pendidikan tinggi karena swastanisasi universitas negeri.
Ukuran kebangkitan nasional di era globalisasi adalah menjadi bangsa modern. Sewindu
reformasi wajah demokrasi kita liar di luar koridor negara hukum. Kekuatan-kekuatan massa
mengorganisasi diri dan main hakim sendiri. Namun, sebagai bangsa, kita tetap lemah, belum
mampu berdiri di atas kaki sendiri dan menentukan nasib sendiri, tidak bebas menentukan
kebijakan politik yang strategis. Ketergantungan ekonomi pada negara-negara maju amat
besar.
Syarat menjadi bangsa modern adalah kebangkitan iptek. Untuk itu, politik kebudayaan
harus jelas agar kita tetap bisa agresif dalam merebut dan menguasai teknologi modern.
Aneka kecenderungan primordial harus menyesuaikan diri dengan tuntutan modern.
Nasionalisme kita harus melahirkan anak bangsa yang pandai dan mampu mengelola potensi
alam, kekayaan, dan sumber daya manusia, untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kini
kemajuan bangsa ditentukan oleh kemampuan dan kepintaran menjalin kerja sama dengan
negara maju. Ramah terhadap investasi asing tidak berarti menggadaikan kekayaan dan
kedaulatan negeri.
Politik pembangunan
Kita harus mengejar ketertinggalan dalam menghasilkan produk-produk bernilai tambah
dan berdaya saing global. Nasionalisme harus mengawal dinamika sosial dan pembangunan
sistem sosial. Problem serius kita adalah kemiskinan sumber daya manusia (SDM) secara
kualitas maupun kuantitas. Manusia Indonesia yang cerdas tidak kurang, tetapi banyak dari
mereka bekerja di dan untuk negara lain. Pemerintah Indonesia amat rendah menghargai kerja
peneliti. Gaji anggota parlemen puluhan kali lipat gaji peneliti di LIPI. Prioritas
pengembangan teknologi padat karya amat mendesak untuk menyerap kelebihan tenaga kerja
dan meredam ledakan pengangguran. Jangan ada mimpi Indonesia tinggal landas dengan
rakyat miskin sebagai landasannya. Ketika pembangunan manusia dikorbankan, kekayaan
negeri hanya dinikmati segelintir orang. Sebagian besar rakyat tetap miskin. Alih- alih

Dzikir, Fikir, Amal Sholeh


PANITIA PELAKSANA
PELATIHAN KADER DASAR XXIX
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT BRAWIJAYA
Kantor : Jl. Gajayana Gg. V No. 606 Kota Malang, Telp. 085730877138
Website : http://pmiiub.org Email : pmiikomisariatbrawijaya@gmail.com

keadilan sosial, tercipta kesenjangan sosial. Pembangunan harus bertumpu pada penghargaan
atas manusia dan kemanusiaan karena negara memang harus menghormati, melindungi, dan
memenuhi hak-hak dasar manusia.
Atas dasar hal di atas inilah, dibutuhkan suatu perubahan yang mendasar dalam
menentukan karakter kepemimpinan kearah kehidupan bangsa yang bermartabat dan
berdaulat dengan perebutan kepemimpinan etika dan moral agar berbagai stigma buruk yang
selama ini mencederai kalangan kelompok pemuda kembal imemperoleh kepercayaannya
oleh masyarakat seperti di sandang pada awal kejayaan gerakan moral kelompok intelektual
muda pada era awal pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui kegiatan
Pelatihan Kader Dasar (PKD XXIX) di harapkan mampu memproduksi kader yang berakter.
Membentuk kader dengan kepemimpinan moral yang tinggi, yang memiliki kemampuan
mengarahkan roda kehidupan bangsa sesuai dengan Visi dan tujuan PMII, yaitu “komitmen
memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia” (AD/ ART Pasal 4).

B. LANDASAN KEGIATAN
1. Al Qur’an dan Al Hadits
2. Pancasiladan UUD 1945
3. Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII
4. AD/ART PMII
5. Hasil-Hasil Program Kerja PK. PMII BRAWIJAYA 2016/2017

C. NAMA DAN TEMA KEGIATAN


Nama kegiatan ini adalah Pelatihan Kader Dasar (PKD XXIX) dengan bertemakan,
“Rethinking Ideology and Paradigm of PMII”

D. TUJUAN KEGIATAN
Secara umum, PKD bertujuan membentuk dan mempersiapkan kader sebagai calon
pemimpin bangsa. Adapun karakter yang ingin dibentuk adalah karakter kepemimpinan
moral bangsa, yakni kader dengan karakter pelopor, pembaharu, dan creator yang mampu
memberikan kontribusi terhadap kepemimpinan moral bangsa. Singkatnya, seperti berikut.
1. Mampu mengembangkan kualitas kepemimpinan pergerakan
2. Mampu merancang strategi gerakan jangka pendek dan jangka panjang bagi misi PMII
3. Memiliki kematangan dalam pengetahuan, sikap, dan prilaku organisasi
4. Mampu mengidentifikasi ruang gerak dirinya saat ini dan masa yang akan datang
5. Berkembang sebagai subyek yang percaya pada kapasitas individuallitasnya sekaligus
terikat pada pertaruhan kolektif

Dzikir, Fikir, Amal Sholeh


PANITIA PELAKSANA
PELATIHAN KADER DASAR XXIX
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT BRAWIJAYA
Kantor : Jl. Gajayana Gg. V No. 606 Kota Malang, Telp. 085730877138
Website : http://pmiiub.org Email : pmiikomisariatbrawijaya@gmail.com

E. WAKTU DAN TEMPAT


Konsep yang dirancang dalam PKD kali lebih mengutamakan kepada ketuntasan materi.
Selanjutnya, upaya tersebut dimanifestasikan melalui rangkaian PKD 1 dan PKD 2. Di dalam
PKD 1, berisi lima materi yang dilakukan secara terpisah. Adapun PKD 2 dikemas dalam
bentuk karantina. Terkait waktu dan tempat pelaksanaan, lebih jelasnya sebagai berikut.

PKD 1
HARI/TANGGAL PUKUL MATERI TEMPAT
Jumat, 19.30-21.00 WIB Stadium General Bimbel Ilhami
24 Februari 2017 Jl. Sriwijaya No….
Malang
Rabu, 19.30-21.00 WIB Analisis Wacana Hall Bintang Sembilan
01 Maret 2017 PMII Cabang Kota Malang
Jumat, 19.30-21.00 WIB Antropologi dan Hall Bintang Sembilan
03 Maret 2017 Pengorganisasian PMII Cabang Kota Malang
Kampus
Sabtu, 19.30-21.00 WIB Pengelolaan Opini Hall Bintang Sembilan
04 Maret 2017 dan Gerakan Massa PMII Cabang Kota Malang
Selasa, 19.30-21.00 WIB Studi Advokasi dan Hall Bintang Sembilan
07 Maret 2017 Pendampingan PMII Cabang Kota Malang
Masyarakat
Rabu, 15.30-17.00 WIB Aswaja sebagai PP. Syabilur Rosyad,
08 Maret 2017 Manhaj Al-Fikr Gasek, Malang

PKD 2
Hari : Jum’at—Minggu
Tanggal : 10—12 Maret 2017
Tempat : Villa Kereta Api, Batu, Jawa Timur

F. METODE PELATIHAN
Metode pelatihan yang digunakan PKD XXIX ini antara lain sebagai berikut.
1. Metode Ceramah
Metode ini merupakan metode pembelajaran atau metode pelatihan yang dilakukan
dengan cara penyampaian materi atau informasi secara langsung dari pemateri kepada
peserta, bersifat satu arah.
2. Metode Brainstorming,
Metode brainstorming adalah metode curah pendapat. Artinya pemateri
menyampaikan persoalan kemudian peserta dipancing memberikan umpan balik
dengan menyampaikan ide-ide berupa tanggapan atau penilaian yang berhubungan
dengan pokok bahasan atau permasalahan.

Dzikir, Fikir, Amal Sholeh


PANITIA PELAKSANA
PELATIHAN KADER DASAR XXIX
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT BRAWIJAYA
Kantor : Jl. Gajayana Gg. V No. 606 Kota Malang, Telp. 085730877138
Website : http://pmiiub.org Email : pmiikomisariatbrawijaya@gmail.com

3. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan bentuk integrasi dari dua metode sebelumnya. Metode
diskusi adalah metode yang menuntut peserta untuk berpikir dan memecahkan
persoalan secara kolektif. Dalam hal ini, stimulus tetap dilakukan oleh pemateri
sebagai pemantik.
4. Role Playing Sistem
Metode yang terakhir ini sengaja disusun untuk menindaklanjuti pemahaman yang
sebelumnya telah didapatkan peserta. Metode ini dilakukan dengan cara peserta
mendemonstrasikan pokok bahasan ke dalam praktik-praktik simulasi. Namun,
metode ini tetap sebagai sistem kombinasi materi dengan bentuk game maupun
praktek aplikatif berbasis mainan, dengan harapan akan mempermudah pemahaman
para peserta.

G. MATERI PELATIHAN
1. STADIUM GENERAL
Pokok bahasan
a. Mereview materi-materi Mapaba
b. Mengupas dasar dan tujuan PKD
c. Gambaran umum materi-materi PKD

2. ASWAJA SEBAGAI MANHAJ AL-FIKR


Pokok Bahasan
a. Kontekstualisasi Aswaja sebagai Manhaj Al Fikr
b. Pengaruh sosio-historis-kultural bangsa arab dan bangsa-bangsa lain terhadap
perkembangan pemikiran Islam
c. Latar belakang ekonomi-sosial-politik pemerintahan Islam zaman awal terhadap
proses pelembagaan madzab dalam Islam

3. STRATEGI PENGEMBANGAN PMII


Pokok bahasan
a. Pemahaman lingkungan organisasi PMII (Internal dan eksternal PMII)
b. Strategi Pengembangan PMII

4. ANTROPOLOGI DAN PENGORGANISASIAN KAMPUS


Pokok Bahasan
a. Pengertian antropologi dan pengorganisasian kampus
b. Memahami antropologi, tipologi, dan organisasi kampus
c. Memahami karakteristik dan kultur kampus
d. Menjadikan pengetahuan antropologi sebagai alat pengorganisasian kampus guna
menjalankan misi organisasi

5. PENGELOLAAN OPINI DAN GERAKAN MASA


Pokok bahasan

Dzikir, Fikir, Amal Sholeh


PANITIA PELAKSANA
PELATIHAN KADER DASAR XXIX
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT BRAWIJAYA
Kantor : Jl. Gajayana Gg. V No. 606 Kota Malang, Telp. 085730877138
Website : http://pmiiub.org Email : pmiikomisariatbrawijaya@gmail.com

a. Pola hubungan antara opini serta isu


dengan sikap dan prilaku massa
b. Menempatkan misi dan target pergerakan
di dalam opini dan mobilisasi massa
c. Strategi dan teknik mengelola opini dan
penyebarannya ke massa
d. Strategi dan teknik menggalang massa
dan menggerakkkannya untuk sebuah misi pergerakan.

6. PARADIGMA PMII
Pokok bahasan
a. Pengertian paradigma dan pilihan paradigmatik PMII
b. Kenyataan (Realitas) masyarakat sebagai basis paradigma
c. Paradigma sebagai salah satu landasan strategi dan taktik
gerakan
d. Paradigma PMII sebagai dasar idelogi politik, strategi, dan
taktik gerakan kampus dan masyarakat

7. ANALISIS SOSIAL
Pokok bahasan
a. Realitas masyarakat
b. Prinsip dan model analisa sosial
c. Fungsi analisis sosial untuk menentukan posisi dan strategi gerakan.
d. Perangkat-perangkat analisa sosial
e. Pengertian rekayasa sosial dan perubahan sosial
f. Pengalaman rekayasa sosial di Indonesia
g. Prinsip-prinsip teoritik rekayasa sosial

8. ANALISIS WACANA
Pokok bahasan
a. Pengertian teoritik dan konseptual wacana
b. Prinsip dan metode analisis wacana
c. Menganalisis kepentingan di balik wacana
d. Wacana sebagai alat mencapai misi pergerakan

9. STUDI ADVOKASI DAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT


Pokok bahasan
a. Pengertian advokasi dan pendampingan masyarakat
b. Proses serta mekanisme penyusunan advokasi dan tata cara
melakukan pendampingan masyarakat
c. Studi advokasi dan pendampingan masyarakat sebagai salah satu
bentuk strategi gerakan

10. Peta Gerakan islam di Indonesia

Dzikir, Fikir, Amal Sholeh


PANITIA PELAKSANA
PELATIHAN KADER DASAR XXIX
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT BRAWIJAYA
Kantor : Jl. Gajayana Gg. V No. 606 Kota Malang, Telp. 085730877138
Website : http://pmiiub.org Email : pmiikomisariatbrawijaya@gmail.com

a. Memahami peta pergerakan Islam di Indonesia


b. Memahami gerakan Islam lokal dan Islam Transnasional
c. Memahami organisasi-organisasi Islam yang bergerak di Indonesia
d. Mengetahui visi gerakan organisasi Islam di Indonesia
e. Menjadikan pengetahuan peta gerakan Islam di Indonesia sebagai salah satu
instrumen dalam merumuskan gerakan organisasi PMII ke depan

11. Teknik Lobi dan Membangun Jaringan


Pokok Bahasan
12. Nahdlatun Nisa’
13. General Review/RTL

H. NARA SUMBER
1. Suluh Wahyu Pambudi (Owner Bimbel Ilhami Plus)
2. Mas Riyan*
3. Mas Hesti*
4. Pak Nur Wahid (Pimred Harian Jawa Pos Surabaya)
5. KH. Marzuki Musta’mar (Pengasuh PP. Syabilur Rosyad, Gasek, Malang)
6. Yogi Farobi, S.Sos (Dosen FISIP UB)
7. Kurniawan Muhammad (Direktur Jawa Pos Radar Malang)
8. Mas Tirmidzi*
9. Romo Agus Sunyoto (Penulis Buku ‘Atlas Walisongo’/Ketua PP Lesbumi NU)
10. Nur Aini *
11. Riyan (Peneliti di Avemedia)
12. Fauzan Alfas*

* belum konfirmasi

Dzikir, Fikir, Amal Sholeh

You might also like